disebabkan antara lain adanya kosentrasi yang penuh agar dapat memainkan musiknya sebaik-baiknya Sumaryo, 1978 :89.
Band musik populer, disingkat band musik pop, bentuknya berganti-ganti terus menurut jamannya, apabila dalam tahun 1930-an yang dinamakan band
populer ini berbentuk jazz band atau orkes hawaian, pada waktu sekarang band yang paling populer sebagian besar alat-alatnya dari gitar elektris, lengkap dengan
pengeras suaranya. Sumaryo, 1978:90.
2.1.4 Lirik Lagu
Perkembangan lirik lagu di Indonesia sudah mulai muncul sejak setelah merebut kemerdekaan. Pada paruhan pertama dasawarsa 1950-an. Pada waktu itu
masih dilakukan yang dinamakan ”musikalisasi syair” yaitu menggarap komposisi-komposisi lagu terhadap puisi-puisi yang telah terlebih dahulu
diciptakan oleh penyair terpandang Rahmawati, 2002:42. Musikalisasi syair yang dilakukan oleh para komponis lagu tahun 1950-an
itu salah satunya disebabkan oleh keadaan niaga musik yang tidak bisa menunggu lama. Pada saat itu para komponis diharapkan mampu menciptakan sebuah lagu
yang diibaratkan seperti kue, dapat dibeli dengan harga murah dan dapat dinikmati selagi hangat, ini membuat kerja para pemusik pun terpaksa tergesa-
gesa sehingga menyebabkan pula keterbatasan para pencipta lagu untuk mempersembahkan sebuah karya yang murni dan melodis.
Sebuah lagu tidak bisa direduksi sebatas kata-kata di halaman kertas. Sebagaimana Griel Marcus uraikan, ’kata-kata adalah bunyi yang bisa kita
rasakan lebih dahulu sebelum menjadi pernyataan-pernyataan untuk dipahami’ Frith 1983:14 dalam Storey 2007:134. Lirik lagu ditulis untuk dimainkan dan
hanya akan benar-benar hidup dalam penampilan seorang penyanyi.
”Dalam lagu, kata-kata merupakan tanda dari suara. Sebuah lagu selalu merupakan performa, dan kata-kata dalam lagu senantiasa diucapkan
─sarana bagi suara....struktur bunyi yang merupakan tanda langsung dari emosi serta ciri
dari karakter....lagu-lagu pop tidak merayakan sesuatu yang diartikulasikan melainkan sesuatu yang tidak terartikulasikan, dan penilaian terhadap penyanyi
pop tidak tergantung pada kata-kata melainkan pada bunyi ─pada bunyi yang
timbul di sekitar kata-kata.” Frith 1983:35 dalam Storey 2007:135.
Lirik lagu Indonesia pada perkembangannya mulai meninggalkan kebiasaan mengadaptasi lirik lagu luar negeri, walaupun tidak benar-benar
meninggalkannya. Para lirikus Indonesia sudah mulai menciptakan lirik-lirik lagu populer berdasarkan fenomena sosial yang sedang terjadi disekitarnya, walaupun
sebagian besar masih bertemakan cinta dengan segala suka dukanya. Lirik lagu dalam musik pop tidak dimaksudkan sebagai sajak dan
berupaya mengklaimnya sebagai demikian adalah salah adanya. Musik pop meminjam bahasa sehari-hari
─klise, kata-kata yang basi, kejadian sehari- hari
─dan mementaskannya dalam sebuah permainan suara dan performa yang efektif. Lirik lagu dalam musik pop adalah membuat kata-kata sederhana menjadi
enak didengar membuat bahasa yang biasa menjadi hidup dan bertenaga; kata- kata selanjutnya beresonansi
─kata-kata itu membawa sentuhan fantasi ke dalam penggunaan biasa kita atas kata-kata itu Frith 1983:37 dalam Storey 2007:137.
Salah satu lirik lagu yang sedang populer adalah lagu “Selir Hati” yang dipopulerkan oleh grup band TRIAD dalam album TRIAD menceritakan tentang
seorang laki-laki yang mencintai seorang perempuan. Dan secara sadar laki-laki tersebut mau menerima posisinya untuk menjadi selir hati atau kekasih kedua
walaupun dia tahu bahwa perempuan tersebut tidak akan pernah menjadi miliknya.
2.1.5 Penggambaran