Asas-asas, Alat-alat, Jenis-jenis Motivasi Metode, Model, dan Proses

2.2.4.2. Asas-asas, Alat-alat, Jenis-jenis Motivasi

Menurut Hasibuan 2003 : 98, asas-asas dalam motivasi meliputi hal berikut ini : 1. Asas mengikutsertakan, artinya mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan pendapat. 2. Asas komunikasi, artinya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai. 3. Asas pengakuan, artinya memberikan penghargaan, pijian dan pengakuan yang tepat secara wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya. 4. Asas wewenang yang didelegasikan, artinya memberikan kewenangan dan kepercayaan diri kepada bawahan. 5. Asas adil dan layak, artinay bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, maka pimpinan harus bersedia memberikan alat dan jenis motivasi. 6. Asas perhatian timbal balik, artinya bawahan yang berhasil mencapai tujuan dengan baik, maka pimpinan harus memberikan reward berupa pengetahuan dan hal yang bersifat material. Menurut Hasibuan 2003 : 99, alat-alat motivasi berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut : 1. Materi intensif adalah alat motivasi yang diberikan berupa uang atau barang yang mempunyai nilai jual. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 2. Non materiil intensif adalah alat motivasi yang diberikan bukan berupa barang atau benda, tetapi lebih bersifat dorongan. 3. Kombinasi Materiil dan Non materiil intensif adalah alat motivasi yang diberikan berupa perpaduan antara keduanya. Menurut Yusuf 2000 : 55 dan menurut Heidjrachman 2002 : 206, jenis-jenis motivasi meliputi : 1. Motivasi positif intensif positif, pimpinan memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. 2. Motivasi negatif intensif Negative, manager memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang optimal.

2.2.4.3. Metode, Model, dan Proses

Menurut Hasibuan 2003 : 100 , metode motivasi yang digunakan untuk meningkatkan semangat kerja karyawan meliputui : 1. Metode motivasi langsung Direct Motivation adalah motivasi yang diberikan secara langsung kepada setiap individu pegawai. 2. Metode motivasi tidak langsung Indirect Motivation adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas –fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja. Menurut Hasibuan 2003 : 100 model-model motivasi sebagai berikut : 1. Model tradisional, maksudnya untuk memotivasi bawahan agar bergairah dalam bekerja dan terjadi penikatan dilakukan dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber sistem intensif yaitu memberikan materi kepada pegawai yang berprestasi baik. 2. Model hubungan manusia, maksudnya bahwa untuk memotivasi bawahan supaya bergairah dalam bekerja dan terjadi peningkatan kinerja, dilakukan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna serta bermanfaat bagi instansi atau organisasi. 3. Model sumber daya manusia, adalah keryawan atau pegawai dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya materiil atau barang akan kepuasan saja tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan berhasilnya suatu kinerja yang berarti. Sejalan dengan yang dinyatakan oleh Hasibuan tentang model motivasi menurut Winardi dalam Hasibuan 2003 : 245 model motivasi merupakan sebuah kerangka kerja untuk memahami sifat dinamik dari proses motivasi seperti kebutuhan, keinginan, perilaku, tujuan-tujuan dan umpan balik. Model –model motivasi perlu diketahui oleh pimpinan organisasi karena ada bermacam-macam model motivasi. Heidjrachman dalam Hasibuan 2003 : 246 model motivasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Model Motivasi Positif Faktor pertama dalam proses motivasi adalah motive wujud untuk bertindak yang berupa sebab keinginan ataupun kebutuhan yang belum terpenuhi. tanpa motive wujud tidak akan ada proses motivasi. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber 2. Model Motivasi Negatif Model motivasi negatif pada hakikatnya menggunakan unsur ancaman untuk memaksa seseorang melakukan sesuatu. Menurut hasibuan 2003 : 101 dalam mendesain dan membangun motivasi kerja pegawai maka diperlukan adanya proses motivasi yang diantaranya meliputi : a. Tujuan dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu. b. Mengetahui kepentingan, maksudnya dalam proses motivasi penting mengetahui kebutuhan atau keinginan pegawai yang tidak hanya melihatnya dari sudut kepentingan pimpinan dan instansi saja. c. Komunikasi efektif, adalah dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dan efektif dengan bawahan. d. Integrasi tujuan, maksudnya dalam proses motivasi perlu menyatukan tujuan instansi dan kepentingan pegawai. e. Fasilitas, maksudnya pimpinan dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada instansi dan pegawai yang akan mendukung kelancaran pelaksanaan pekerjaan. f. Team work, maksudnya pimpinan harus menciptakan team work kerjasama yeng terkoordinasi dengan baik agar bisa mencapai tujuan organisasi.

2.2.4.4. Aspek dan Pola Motivasi

Dokumen yang terkait

Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Namu Ukur Utara Daerah Irigasi Namu Sira-Sira Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

3 76 102

Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

4 83 107

Keragaman Alga Merah (Rhodophyta) Di Pantai Gamo Desa Sisarahili Gamo Kota Gunung Sitoli Nias

2 74 66

Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Mewujudkan Good Governance"(Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal)

27 139 108

Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Durian Lingga Daerah Irigasi Namu Sira Sira Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat

1 75 85

Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam meningkatkan Pendapataan Asli Daerah Kabupaten Karo ( Studi kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

51 271 153

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Peningkatan Pertisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan (Studi Pada Desa Galang Suka Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang)

18 209 128

KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

0 0 114

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN LANSIA (Studi Deskriptif Tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas Bendo, Desa Tegalarum, Kabupaten Magetan) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 20

STRATEGI KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR DESA TEGALARUM KECAMATAN BENDO KABUPATEN MAGETAN

0 1 18