STRATEGI KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR DESA TEGALARUM
KECAMATAN BENDO KABUPATEN MAGETAN
Disusun Oleh : WAHYU FITRI NURCAHYONO
NPM. 0341010125 Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada Tanggal 24 Pebruari 2011 Menyetujui,
Pembimbing Utama : DRS. Pudjo Adi, M.Si
195105101973031001 Tim Penguji :
1. DRS. Pudjo Adi, M.Si
195105101973031001
2. Dr. Lukman Arif, M.Si
1964110211994031001
3. Drs. Sri Wibawani, M.Si
196704061994032001
Mengetahui D E K A N
Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si 195507181983022001
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
JUDUL PENELITIAN : STRATEGI KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN
KINERJA DI KANTOR DESA TEGALARUM KECAMATAN BENDO KABUPATEN MAGETAN
NAMA MAHASISWA : WAHYU FITRI NURCAHYONO
N.P.M. : 0341010125
JURUSAN : ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS : ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Telah direvisi dan disahkan pada tanggal Maret 2011
TIM PENGUJI :
PENGUJI I
DRS. Pudjo Adi, M.Si 195105101973031001
PENGUJI II
Dr. Lukman Arif, M.Si 1964110211994031001
PENGUJI III
Drs. Sri Wibawani, M.Si 196704061994032001
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dalam
bentuk skripsi dengan judul “Strategi Kepala Desa Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Kantor Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan ”.
Penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Drs. Pudjo Adi, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu dan tenaga dalam memberikan bimbingan dan saran-saran demi kesempurnaan laporan penelitian ini. Bersama ini pula penulis juga sampaikan
terima kasih kepada : 1.
Dra. Ec. Hj. Suparwati, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Dr. Lukman Arif, M.Si selaku Ketua Progdi Administrasi Publik yang telah
membimbing dan memberikan ilmu dan pengetahuan serta dukungan kepada penulis selama menempuh pendidikan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3.
Dra. Diana Hertati, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur. 4.
Bapak dan Ibu Dosen FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan bekal ilmu kepada penulis selama menempuh perkuliahan di
Jurusan Administrasi Negara.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
ii
5. Kepala Desa Tegalarum, Bapak Adi Sucipto yang telah memberikan ijin dan
bantuan serta atas kerjasamanya selama penulis melakukan penelitian. 6.
Sekretaris Desa atau Carik Desa Tegalarum beserta seluruh staf yang bersedia membantu dan memberikan kerjasama selama penulis melakukan penelitian.
7. Bapak dan Ibu orang tua ku tercinta yang telah memberikan segalanya
sehingga ananda berhasil menyelesaikan perkuliahan di UPN “Veteran” Jawa Timur.
8. Tri Wahyuni calon Istri Dunia Akhirat yang telah banyak menemaniku dalam
penyelesaian skripsi ini. Thanks. Semangat Menjalani Hidup. Penulis menyadari sebagai manusia ada ketidaksempurnaan termasuk
dalam mengerjakan laporan penelitian ini untuk itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dan menyempurnakan.
Surabaya, Pebruari 2011
Penulis
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………….. i
Daftar Isi ……………………………………………………………………. iii
Daftar Tabel ………………………………………………………………… vii Daftar Gambar ……………………………………………………………... viii
Daftar Lampiran …………………………………………………………… ix ABSTRAKSI ……………………………………………………………….. x
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….. 1
1.1. Latar Belakang Masalah………..……………………………. 1
1.2. Perumusan Masalah ………………………………………… 6
1.3. Tujuan Penelitian …………………………………………… 7
1.4. Manfaat Penelitian ………………………………………….. 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………. 8
2.1. Penelitian Terdahulu ………………………………………… 8 2.2. Landasan Teori ………………………………………………. 10
2.2.1. Kepemimpinan ……………………………………….. 10 2.2.1.1. Pengertian Kepemimpinan ………………….. 10
2.2.1.2. Syarat-Syarat Kepemimpinan ………………. 11 2.2.2. Pengertian Pemimpin …………………………………. 12
2.2.3. Pengertian Strategi ……………………………………. 13
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
iv 2.2.4. Motivasi ………………………………………………. 14
2.2.4.1. Pengertian Motivasi …………………………. 14 2.2.4.2. Asas-Asas, Alat-Alat, Jenis-Jenis Motivasi … 16
2.2.4.3. Metode, Model, dan Proses Motivasi ………. 17 2.2.4.4. Aspek dan Pola Motivasi …………………… 19
2.2.4.5. Kendala dan Faktor Pendukung Motivasi ….. 20 2.2.5. Kinerja ……………………………………………….. 21
2.2.5.1. Pengertian Kinerja …………………………. 21 2.2.5.2. Menentukan Tingkat Kinerja ………………. 22
2.2.5.3. Unsur-Unsur Yang Dinilai Dalam Kinerja …. 23 2.2.5.4. Penilaian Kinerja …………………………… 25
2.2.6. Pengertian Pembinaan ……………………………….. 27 2.2.7. Pengertian Pelatihan …………………………………. 28
2.3. Kerangka Berpikir ………………………………………………. 32
BAB III METODE PENELITIAN …….………………………………..... 33
3.1. Jenis Penelitian ……………………………………………….. 33 3.2. Fokus Penelitian ……………………………………………… 35
3.3. Lokasi Penelitian ……………………………………………... 37 3.4. Sumber Data Dan Jenis Data …………………………………. 37
3.5. Teknik Pengumpulan Data …………………………………… 38 3.6. Analisis Data …………………………………………………. 41
3.7. Keabsahan Data ………………………………………………. 43
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………….. 46 4.1. Gambaran Umum Desa Tegalarum Kecamatan Bendo
Kabupaten Magetan ………………………………………….. 46 4.1.1. Kondisi Geografis ………………..……………………. 46
4.1.2. Kondisi Demografi Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan ………………. 47
4.1.3. Sarana dan Prasarana Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan …………………………… 49
4.1.4. Tujuan …………………………………………………. 50 4.1.5. Visi dan Misi Pemerintahan Desa Tegalarum
Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan ………………. 50 4.1.6. Struktur Organisasi …………………………………… 52
4.1.7. Tugas dan Fungsi Pokok ……………………………… 54 4.1.8. Komposisi Pegawai ..…………………………………. 59
4.1.7.1. Berdasarkan Jenis Kelamin ………………….. 60 4.1.7.2. BerdasarkanTingkat Pendidikan …………….. 60
4.1.7.3. Berdasarkan Pangkat Golongan ……………. 61 4.2. Hasil Penelitian ……………………………………………... 62
4.2.1. Penilaian Kerja …...…………………………………... 62 4.2.2. Peningkatan Kualitas Pegawai …….………………….. 72
4.3. Pembahasan …………………………………………………. 81 4.3.1. Penilaian Kerja ……………...………………………... 81
4.3.2. Peningkatan Kualitas Pegawai ……………………….. 86
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
vi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………….. 92
5.1. Kesimpulan ………………………………………………… 92 5.2. Saran ……………………………………………………….. 93
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………. 94 LAMPIRAN
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
ABSTRAKSI WAHYU FITRI NURCAHYONO. STRATEGI KEPALA DESA DALAM
MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR DESA TEGALARUM KECAMATAN BENDO KABUPATEN MAGETAN. 2010
Pada umumnya pegawai ditingkat desa tidak dilakukan penilaian kerja secara rutin karena tidak diperlukan peningkatan jenjang karir seperti yang terjadi
pada pegawai negeri sipil. Sedangkan di Kantor Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan sejak Adi Sucipto menjabat menjadi Kepala Desa
telah melakukan penilaian kerja kepada seluruh pegawai Kantor Desa Tegalarum yang dilakukan pertama kalinya pada bulan Desember 2009.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, menganalisa Strategi Kepala Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan dalam
meningkatkan kinerja pegawai.Situs penelitian ini adalah Kepala Desa Tegalarum. Peneliti memfokuskan pada penilaian kinerja, dan pembinan serta pelatihan
pegawai Kantor Desa Tegalarum. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan yaitu
metode penelitian kualitatif. Teknik analisa yang digunakan adalah model analisa data model interaktif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Sumber data terdiri dari kata-kata dan tindakan, sumber tertulis dan foto.
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan : 1.
Penilaian kerja melalui Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3 berhasil menjadi salah satu strategi dalam upaya meningkatkan kinerja pegawai Kantor
Desa yang diperkuat oleh kebutuhan pegawai dalam rangka proses kenaikan pangkat nilai DP3 harus meningkat otomatis dengan sendirinya pegawai akan
meningkatkan kinerja.
2. Penilaian kinerja melalui penggunaan form penilaian kerja mampu
meningkatkan kinerja pegawai. Proses pelaksanaanya dilakukan bersama sama dengan pelaksanaan DP3 yang membedakan adalah unsur yang dinilai dan
parameter penilaian.
3. Peningkatan kualitas pegawai melalui mengikutsertakan dalam seminar,
penataran, dan pelatihan berhasil meningkatkan kinerja pegawai.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Suatu organisasi didirikan karena mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dalam mencapai tujuannya setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku
dan sikap orang-orang yang terdapat dalam organisasi tersebut termasuk organisasi pemerintah, swasta maupun organisasi masyarakat. Oleh karena itu
keberhasilan untuk mencapai tujuan tersebut tergantung kepada keandalan dan kemampuan anggota organisasi dalam mengoperasikan unit-unit kerja yang
terdapat di organisasi tersebut, karena tujuan organisasi dapat tercapai bila kerjasama para anggota organisasi bersinergi untuk bersama-sama mencapai
tujuan bersama atau tujuan organisasi. Manusia adalah sumber daya utama mempunyai peranan besar dalam
suatu organisasi, terutama untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam kegiatan organisasi atau instansi membutuhkan peran serta manusia yang menjadi
anggota instansi tersebut untuk mengelolah sumber daya yang lain. Kegiatan instansi tidak akan berjalan tanpa adanya keterlibatan unsur manusia yang
ada di dalamnya. Sejalan dengan pentingnya sumber daya manusia dalam organisasi, bahwa manusia merupakan unsur yang paling penting
menentukan keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya dan dalam rangka pencapaian tujuan
dan sasaran instansi atau organisasi Siagian, 1995: 25.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pemimpin disini yang notabeni kepala desa dalam kepemimpinannya perlu menggunakan strategi. Menurut Henry 1997 : 38 Strategi adalah
kerangka acuan yang terintegrasi dan komprehensif yang mengarahkan pilihan- pilihan yang menentukan bentuk dan arah aktivitas-aktivitas organisasi menuju
pencapaian tujuan-tujuannya. Strategi inilah yang digunakan pemimpin dalam melaksanakan proses kepemimpinannya di instansi guna meningkatkan kinerja
pegawai. Menurut Thoha 2001: 5 arti kepemimpinan adalah suatu aktifitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka mau diarahkan
untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan pemimpin menurut Hessel 2005 : 7 adalah orang yang memiliki satu atau bebarapa predisposisi bakat yang dibawa
sejak lahir dan merupakan kebutuhan dari suatu situasi atau jaman, sehingga orang itu mempunyai kekuatan dan kewibawaan untuk mengarahkan dan
membimbing bawahan. Seiring dengan bergulirnya waktu yang menuntut banyak perubahan,
banyak instansi saat ini merasa perlu untuk mengubah pola kerja untuk memperoleh manfaat yang lebih kompetitif. Hal ini sering didorong oleh
kenyataan bahwa kebiasaan kerja yang telah ada kadang tidak lagi mampu memperbaiki keadaan d i masa yang datang seperti yang dibutuhkan organisasi.
Sedangkan dari instansi pun perlu adanya kesiapan dalam proses kerja yang nantinya mampu merespon pencapaian tujuan yang optimal. Sebagai contoh jika
seorang pemimpin menerapkan strategi-strategi baru agar tercipta kinerja yang baik.
Pada umumnya pegawai ditingkat desa tidak dilakukan penilaian kerja secara rutin karena tidak diperlukan peningkatan jenjang karir seperti yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
terjadi pada pegawai negeri sipil. Sedangkan di Kantor Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan sejak Adi Sucipto menjabat menjadi
Kepala Desa telah melakukan penilaian kerja kepada seluruh pegawai Kantor Desa Tegalarum yang dilakukan pertama kalinya pada bulan Desember 2009.
Ketika Bapak Adi Sucipto harus melakukan penilaian dan pengisian Daftar Penilaian Pekerjaan Pegawai DP3 untuk Bapak Suwardi Selaku Sekretaris
Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil. Tidak hanya melalukan proses penilaian tetapi kegiatan penilaian disampaikan secara terbuka kepada seluruh
pegawai pada saat awal pengisian identitas pegawai dalam Daftar Penilaian tersebut kepala desa meminta seluruh pegawainya untuk mengisi identitas saja.
Seperti tampak dalam gambar 1.1 pada saat Kepala Desa menyerahkan form
pada bulan Desember 2009. Gambar 1.1
Pengisian Identitas Dalam Penilaian Kerja
Sedangkan umumnya dalam proses kepemimpinan Kepala Desa kurang memperhatikan kemampuan kerja pegawainya. Tetapi di Kantor Desa
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan sejak Adi Sucipto menjabat kemampun kerja pegawai mulai diperhatikan. Menurut Joko 2005 : 85 terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja suatu lembaga organisasi atau sekelompok manusia dalam menjalankan tugas, wewenang, dan tanggung
jawabnya. Salah satu faktor tersebut yaitu individu pelaku. Di Kantor Desa Tegalarum kepala desa sering mengirimkan serta mengikutsertakan pegawainya
dalam seminar, penataran, dan pelatihan seperti tampak dalam gambar 1.2.
Gambar 1.2 Seminar di Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan
Strategi inilah yang digunakan pemimpin guna meningkatkan kinerja pegawai. Menurut pendapat Sentono 1999 : 5 kinerja suatu instansi tidak
dapat berhasil atau tidak dapat tercapai dengan baik, hal ini disebabkan karena setiap karyawan atau para pelaku dalam suatu organisasi atau instansi
belum meyumbangkan tanaga dan kemampuannya sesuai dengan kebutuhan instansi dan pimpinan belum mengetahui bagaimana cara
mengukur tingkat sumbangan tenaga kerja dalam bentuk kinerja karyawan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
serta belum mengetahui kapan kinerja karyawan harus dinilai sehingga karyawan tidak bekerja secara optimum. Menurut Hasibuan 2001 : 34
pengertian kinerja prestasi kerja merupakan suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan pada kurun waktu tertentu.
Untuk meningkatkan kinerja para pegawai, kepala desa perlu mengadakan strategi motivasi pegawai karena itu juga merupakan suatu cara efektif untuk
menghadapi beberapa permasalahan yang dihadapi instansi. Dari penjelasan di atas dapat dilihat bahwa dengan adanya PERDA Nomor 5 tahun 2006 yang
mengatur tentang pedoman susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa perlu adanya penataan, motivasi, dan peningkatan kinerja perangkat desa agar
kinerjanya dapat ditingkatkan. Menurut Samsudin 2006 : 159 upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kinerja dengan penilaian kerja. Menurut Joko
Widodo 2006 : 86 strategi yang dilakukan adalah dengan peningkatan kulitas aparatur pemerintah daerah yaitu dengan mengikut sertakan dalam seminar,
penataran, dan pelatihan. 1.
Penilaian Kerja Penilaian kinerja memiliki tujuan guna menentukan kesuksesan atau
kegagalan. Penilaian kinerja tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan organisasi yang telah dicapai. Dapat membantu menjelaskan apa
saja kesalahan yang telah terjadi dalam organiasi tentang proses kinerja pegawai. Serta mengevaluasi segala bentuk kebutuhan dan kelengkapan
pegawai agar kinerja mereka lebih optimal.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Peningkatan Kualitas Pegawai
Pada tahap ini merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pengelolaan kemampuan kerja terutama untuk
pengembangan intelektual dan kepribadian manusia degan cara seminar, penataran, dan pelatihan.
Dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan juga sumber daya manusia yang dapat memahami dan menjalankan perintah yang
diberikan oleh atasan maka juga dibutuhkan suatu kinerja yang sungguh-sungguh dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.
Dari uraian diatas dapat dinyatakan bahwa Kepala Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan berusaha memberikan motivasi kerja
sehingga perangkat desa atau pegawai yang kurang memberikan pengabdian terhadap tugas-tugas dan tanggung jawab yang diembannya sehingga pencapaian
tujuan pemerintahan desa kurang optimal dengan strategi baru.
1.2. Perumusan Masalah
Berangkat dari fenomena dalam uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah penelitian maka dapat dirumuskan apa yang ingin dicapai oleh
penulis dalam mengkaji kepemimpinan Kepala Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan, dimana pemimpin dalam kedudukan sebagai panutan
menggunakan strategi-strategi yang dapat meningkatkan kinerja para pegawainya.
Perumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Strategi Kepala Desa Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kantor Desa Tegalarum
Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan?”
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1.3. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
“Untuk mengetahui Strategi Kepala Desa Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kantor Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten
Magetan” 1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Untuk mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai bagaimana Peranan Kepala Desa Dalam Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kantor
Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. 2. Bagi Kantor Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.
Sebagai bahan masukan yang berarti dan sumbangsih saran bagi instansi yang berkaitan dengan Upaya Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kantor Desa
Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. 3.
Bagi Universitas Sebagai referensi yang dapat dimanfaatkan oleh peneliti lainnya yang ingin
mengembangkan pokok kajian serupa di masa mendatang dan memperluas wawasan dalam dunia empirik tentang partisipasi masyarakat dalam
pengembangan masyarakat dan kajian tentang implementasi kebijakan publik dan sebagai penelitian awal didalam program peningkatan kinerja pegawai
untuk menjadi wacana bagi penelitian selanjutnya, serta untuk memberikan tambahan literatur perpustakaan Kampus maupun perpustakaan Fakultas.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Terdahulu
Kajian empirik maupun teoritik peningkatan kinerja telah banyak dilakukan. Dari beberapa hasil penelitian telah dilakukan pihak lain dapat
dipakai sebagai bahan pengkajian yang berkaitan dengan strategi peningkatan kinerja terhadap motivasi kerja pegawai, antara lain yaitu :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Lukman Herlambang 2008 dari Jurusan Administrasi Negara FISIP Universitas Merdeka Madiun, penelitian yang
berjudul “Strategi Kepala Instalasi Rawat Inap Dalam Menunjang Motivasi Kerja Pegawai di Rumah Sakit Dr. Soedono Madiun”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi pemimpin yang diterapkan di Rumah Sakit Dr. Soedono Madiun dalam
menunjang motivasi kerja pegawai. Penelitian ini dilakukan merupakan penelitian deskriptif kualitatif,
yang menjadi fokus penelitian adalah upaya pimpinan untuk meningkatkan kinerja pegawainya serta kesediaan pimpinan untuk berkomunikasi secara
timbal balik dengan bawahan atau pegawainya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi dan interview atau
wawancara. Hasil penelitian ini adalah strategi Kepala Instalasi Rawat Inap
yang diterapkan di Rumah Sakit Dr. Soedono Madiun dirasakan telah mampu memotivasi kerja pegawainya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Upaya pimpinan dalam hal ini cenderung memberikan koordinasi pengendalian terhadap pelaksanaan tugas rumah sakit yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam hal kedisiplinan upaya yang dilakukan pimpinan dengan menetapkan jam kerja
yang berlaku, penilaian kerja, dan pemberian umpan balik berupa reward. Upaya-upaya ini dilakukan guna menciptakan kondisi kerja yang stabil
terarah dan benar sesuai dengan aturan yang berlaku. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Suyanto 2003 dari Jurusan
Administrasi Negara FISIP Universitas Merdeka Madiun, yang melakukan
penelitian tentang “Gaya Kepemimpinan Dalam Memotivasi Kerja Pegawai di Kantor Kecamatan Parang Kabupaten Magetan”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang gaya kepemimpinan dalam memotivasi kerja pegawai di Kantor
Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Yang
menjadi fokus penelitian adalah : 1.Wewenang dalam kepemimpinan, 2. Pengendalian dalam kepemimpinan, 3. Proses pembuatan keputusan,
sedangkan metode pengumpulan datanya adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kepemimpinan Camat menumbuhkan semangat kerja atau dapat memotivasi kerja pegawainya,
dengan didukung bukti-bukti oleh keadaan dimana, pegawai kantor Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan tertib, disiplin, datang tepat
waktu, absensi yang bagus dan pelaksanaan tugas yang tersusun rapi. Gaya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
kepemimpinan Camat bersifat demokratis karena dalam kepemimpinannya, pimpinan memberikan wewenang kepada bawahan
agar bawahan merasa diberikan kesempatan untuk mengembangkan dirinya dengan jalan mengajak bersama bawahan dalam menentukan
kebijakan-kebijakan. Pimpinan juga selalu mengikutsertakan bawahan dalam pembuatan kebijakan dan pemberian tugas kepada bawahan yang
bersifat instruktif dengan jalan bawahan diberikan pengarahan yang baik tentang tugas dan tanggung jawab dengan peraturan yang ada.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian oleh Herlambang 2008 adalah sama-sama meneliti tentang strategi kinerja pegawai dan
menggunakan analisis kualitatif. Sedangkan perbedaannya adalah terletak pada obyek penelitian yang berbeda. Kemudian dari uraian tersebut hasil
yang ingin dicapai adalah meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Desa Tegalarum Magetan.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Kepemimpinan
2.2.1.1. Pengertian Kepemimpinan
Thoha 2001: 5 memberi arti kepemimpinan sebagai suatu aktifitas untuk mempengaruhi perilaku orang lain agar supaya mereka
mau diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Permadi 1994 : 8 kepemimpinan dirumuskan sebagai suatu
kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain, atau seni mempengaruhi manusia baik perorangan maupun kelompok.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Menurut “Nawawi” dalam bukunya yang berjudul “Kepemimpinan yang Efektif” 1993 : 9, kepemimpinan diartikan
sebagai kemampuan untuk mendorong sejumlah orang dua orang atau lebih agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
terarah pada tujuan bersama. Menurut
“Thoha” dalam bukunya yang berjudul “Kepemimpinan dalam Manajemen” 2001 : 9, bahwa kepemimpinan
adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku orang lain atau seni bagaimana mempengaruhi perilaku manusia atau kelompok.
Menurut “Winardi” dalam bukunya yang berjudul “Kepemimpinan yang Manajemen” 1990 : 47, kepemimpinan adalah
terjemahan dari kata “leadership”. Kepemimpinan berbeda dengan pemimpin. Pemimpin adalah seorang yang tugasnya memimpin, sehingga
pemimpin dapat juga disebut manajer, sedangkan kepemimpinan adalah bakat atau sifat yang seharusnya dimiliki oleh setiap pemimpin atau
manajer. Tugas pokok seorang pemimpin atau manajer harus mampu memimpin. Memimpin di sini berarti harus mampu mempengaruhi,
mengarahkan dan menggerakkan bawahannya agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai.
2.2.1.2. Syarat-syarat Kepemimpinan
Berbagai syarat seorang pemimpin agar mampu dan berhasil dalam mempengaruhi kelompok, anggota bawahan dan anak buah maka
bekal yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah harus memiliki syarat-syarat kepemimpinan. Menurut “Masduqi” dalam bukunya yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
berjudul “Leadership” 1991: 13 syarat-syarat seorang pemimpin antara lain :
a. Kekuasaan Kekuasaan, otoritas dan legalitas yang memberikan wewenang kepada
pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan untuk berbuat sesuatu.
b. Kewibawaan Kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang mampu untuk
mengatur orang lain dan yang diatur patuh dan taat kepada pemimpin serta bersedia melakukan perbuatan-perbuatan yang diinstruksikan
pemimpin. c. Kemampuan
Segala daya, kesanggupan, kekuatan, kecakapan, teknik maupun sosial, yang dianggap melebihi kemampuan anggota biasa.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang pemimpin dituntut untuk mengembangkan kegiatannya dalam hal
mempengaruhi bawahan. Oleh karena itu pemimpin harus memiliki keseluruhan syarat-syarat kepemimpinan demi tercapainya tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
2.2.1.3. Pengertian Pemimpin
Menurut Thoha 1983 : 255 pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan untuk
mempengaruhi orang lain atau sekelompok orang tanpa mengindahkan bentuk alasannya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Menurut Kartono 1994 : 33 pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan
kelebihan disatu bidang, sehingga dia mampu mempengaruhi orang- orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu,
demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Henry dalam Kartono 1994 : 33 mengemukakan pemimpin
adalah seseorang yang dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol
usahaupaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan dan posisi. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pemimpin adalah seseorang atau subyek yang mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi individu atau sekelompok orang lain untuk
bekerjasama dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2.2.2. Pengertian Strategi Dalam manjemen strategi yang baru Mitzberg dalam Suryana
2001 : 129-130 mengemukakan strategi yaitu perencanaan plan, pola patern, posisi position, perspektif perspectif, dan permainan atau
taktik play. Sedangkan menurut Gerry dan Scholes 2007 : 34 mendefinisikan
strategi sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui konfigurasi sumber daya alam dan
lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi harapan pihak yang berkepentingan stakeholder.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dari berbagai pengertian dan definisi mengenai strategi, secara umum dapat didefinisikan bahwa strategi itu adalah rencana tentang
serangkaian langkah-langkah yang mencakup seluruh elemen yang mendukung dalam suatu organisasi untuk menjamin keberhasilan
mencapai tujuan.
2.2.4. Motivasi 2.2.4.1. Pengertian Motivasi
Menurut Hasibuan 2003 : 92, motivasi berasal dari kata lain movere
yang berarti dorongan atau daya penggerak. Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia, khususnya kepada bawahan, agar mereka mau
bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan organisasi.
Menurut Nimron 1999 : 46, motivasi dapat didefinisikan sebagai keadaan dimana usaha dan kemauan keras seseorang diarahkan kepada
pencapaian hasil tertentu. Hasil –hasil yang dimaksud bias berupa produktifitas, kehadiran, atau perilaku kerja kreatifnya.
Menurut Zainun 2004 : 42, konsepsi motivasi mempunyai peranan bagi seorang penanggung jawab dalam satu-satuan organisasi
untuk menggerakkan, mengerahkan, dana mengarahkan segala daya dan potensi tenaga kerja yang ada kearah pemanfaatan yang paling optimal
sesuai dengan batas-batas kemampuan manusia dan bantuan sarana prasarana serta fasilitas lainnya.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah keadaan yang mendorong seseorang yang dalam hal ini pegawai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
untuk motivasi dapat dipandang sebagai bagian integral dari administrasi dan kepegawaian dalam rangka proses pembinaan, pengembangan dan
pengarahan tenaga kerja dalam organisasi. Karena manusia unsur terpenting paling utam dan paling menentukan bagi kelancaran jalannya
administrasi dan manajemen maka soal-soal yang berhubungan dengan konsepsi motivasi patut mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari
setiap orangyang berkepentingan dengan keberhasilan organisasi dalam mewujudkan usaha kerjasama manusia.
Jelas bahwa peranan dan kedudukan sentral manusia yang merupakan pusat bagi terselenggaranya segala usaha dan kegiatan
kerjasama manusia mencapai tujuan kerjasamanya yang keseluruhannya dinamakan administrasi. Dalam suatu sistem organisasi dan manjemen
bidang tertentu, manusia berusaha mencapai tujuan bersama mereka dengan melakukan kegiatan operasi dengan menggunakan sarana baik
berupa alat-alat, uang, dan material. Motivasi itu tampak dalam dua segi yang berbeda. Apabila dilihat
dari seginya yang aktif dinamis, motivasi sebagai usaha positif dalam menggerakkan dan mengarahkan daya potensi tenaga kerja agar secara
produktif berhasil mencapai dan mewujudkan yang telah ditentukan sebelumnya, sebaliknya kalau seginya pasti atau statis, maka motivasi
akan tamapk sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat menggerakkan, mengarahkan, dan mengarahkan potensi serta
mengarahkan daya kerja manusia tersebut kearah yang diinginkan oleh organisasi maupun pimpinan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2.2.4.2. Asas-asas, Alat-alat, Jenis-jenis Motivasi
Menurut Hasibuan 2003 : 98, asas-asas dalam motivasi meliputi hal berikut ini :
1. Asas mengikutsertakan, artinya mengajak bawahan untuk ikut
berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan pendapat.
2. Asas komunikasi, artinya menginformasikan secara jelas tentang
tujuan yang ingin dicapai. 3.
Asas pengakuan, artinya memberikan penghargaan, pijian dan pengakuan yang tepat secara wajar kepada bawahan atas prestasi kerja
yang dicapainya. 4.
Asas wewenang yang didelegasikan, artinya memberikan kewenangan dan kepercayaan diri kepada bawahan.
5. Asas adil dan layak, artinay bawahan yang berhasil mencapai tujuan
dengan baik, maka pimpinan harus bersedia memberikan alat dan jenis motivasi.
6. Asas perhatian timbal balik, artinya bawahan yang berhasil mencapai
tujuan dengan baik, maka pimpinan harus memberikan reward berupa pengetahuan dan hal yang bersifat material.
Menurut Hasibuan 2003 : 99, alat-alat motivasi berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut :
1. Materi intensif adalah alat motivasi yang diberikan berupa uang atau
barang yang mempunyai nilai jual.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Non materiil intensif adalah alat motivasi yang diberikan bukan
berupa barang atau benda, tetapi lebih bersifat dorongan. 3.
Kombinasi Materiil dan Non materiil intensif adalah alat motivasi yang diberikan berupa perpaduan antara keduanya.
Menurut Yusuf 2000 : 55 dan menurut Heidjrachman 2002 : 206, jenis-jenis motivasi meliputi :
1. Motivasi positif intensif positif, pimpinan memotivasi bawahan
dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi baik. 2.
Motivasi negatif intensif Negative, manager memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman kepada mereka yang pekerjaannya
kurang optimal.
2.2.4.3. Metode, Model, dan Proses
Menurut Hasibuan 2003 : 100 , metode motivasi yang digunakan untuk meningkatkan semangat kerja karyawan meliputui :
1. Metode motivasi langsung Direct Motivation adalah motivasi yang
diberikan secara langsung kepada setiap individu pegawai. 2.
Metode motivasi tidak langsung Indirect Motivation adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas –fasilitas yang mendukung
serta menunjang gairah kerja. Menurut Hasibuan 2003 : 100 model-model motivasi sebagai
berikut : 1.
Model tradisional, maksudnya untuk memotivasi bawahan agar bergairah dalam bekerja dan terjadi penikatan dilakukan dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
sistem intensif yaitu memberikan materi kepada pegawai yang berprestasi baik.
2. Model hubungan manusia, maksudnya bahwa untuk memotivasi
bawahan supaya bergairah dalam bekerja dan terjadi peningkatan kinerja, dilakukan dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan
membuat mereka merasa berguna serta bermanfaat bagi instansi atau organisasi.
3. Model sumber daya manusia, adalah keryawan atau pegawai
dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya materiil atau barang akan kepuasan saja tetapi juga kebutuhan akan pencapaian dan berhasilnya
suatu kinerja yang berarti. Sejalan dengan yang dinyatakan oleh Hasibuan tentang model
motivasi menurut Winardi dalam Hasibuan 2003 : 245 model motivasi merupakan sebuah kerangka kerja untuk memahami sifat dinamik dari
proses motivasi seperti kebutuhan, keinginan, perilaku, tujuan-tujuan dan umpan balik. Model –model motivasi perlu diketahui oleh pimpinan
organisasi karena ada bermacam-macam model motivasi. Heidjrachman dalam Hasibuan 2003 : 246 model motivasi dapat
dibedakan menjadi 2 yaitu : 1.
Model Motivasi Positif Faktor pertama dalam proses motivasi adalah motive wujud untuk
bertindak yang berupa sebab keinginan ataupun kebutuhan yang belum terpenuhi. tanpa motive wujud tidak akan ada proses
motivasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Model Motivasi Negatif
Model motivasi negatif pada hakikatnya menggunakan unsur ancaman untuk memaksa seseorang melakukan sesuatu.
Menurut hasibuan 2003 : 101 dalam mendesain dan membangun motivasi kerja pegawai maka diperlukan adanya proses motivasi yang
diantaranya meliputi : a.
Tujuan dalam proses memotivasi perlu ditetapkan terlebih dahulu. b.
Mengetahui kepentingan, maksudnya dalam proses motivasi penting mengetahui kebutuhan atau keinginan pegawai yang tidak hanya
melihatnya dari sudut kepentingan pimpinan dan instansi saja. c.
Komunikasi efektif, adalah dalam proses motivasi harus dilakukan komunikasi yang baik dan efektif dengan bawahan.
d. Integrasi tujuan, maksudnya dalam proses motivasi perlu menyatukan
tujuan instansi dan kepentingan pegawai. e.
Fasilitas, maksudnya pimpinan dalam memotivasi harus memberikan fasilitas kepada instansi dan pegawai yang akan mendukung
kelancaran pelaksanaan pekerjaan. f.
Team work, maksudnya pimpinan harus menciptakan team work kerjasama yeng terkoordinasi dengan baik agar bisa mencapai tujuan
organisasi.
2.2.4.4. Aspek dan Pola Motivasi
Menurut Hasibuan 2003 : 97 aspek motivasi dibagimenjadi aspek aktif dan aspek statis. Aspek aktif dinamis yaitu motivasi tampak
sebagai suatu usaha positif dalam menggerakkan dan mengarahkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
sumber daya manusia agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang diinginkan. Sedangkan aspek pasif statis yaitu motivasi akan
tampak sebagai kebutuhan dan juga sekaligus sebagai perangsang untuk dapat mengarahkan dan menggerakkan potensi sumber daya manusia ke
arah tujuan yang diinginkan. Menurut Clelland dalam Hasibuan 2003 : 98 mengemukakan
bentuk pola yang menunjukkan motivasi kerja sebagai berikut : 1.
Achievement motivation adalah keinginan untuk mengatasi atau mengalahkan suatu tantangan untuk kemajuan dan pertumbuhan.
2. Affiliation motivation adalah dorongan untuk bekerjasama dengan
orang lain. 3.
Competence motivation adalah dorongan untuk berprestasi baik dengan melakukan pekerjaan yang bermutu tinggi.
4. Power motivation adalah dorongan untuk dapat mengendalikan suatu
keadan dan adanya kecenderungan mengambil resiko dalam menghancurkan hambatan-hambatan yang terjadi.
2.2.4.5. Kendala dan Faktor Pendukung Motivasi
Menurut Hasibuan 2003 : 102 kendala-kendala dalam memberikan motivasi pada pegawai adalah :
1. Untuk menentukan motivasi yang paling tepat sulit, karena keinginan
setiap individu pegawai tidak sama. 2.
Kemampuan instansi terbatas dalam menyediakan fasilitas dan intensif.
3. Pimpinan sulit mengetahui motivasi kerja setiap bawahan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4. Pimpinan sulit memberikan insentif yang adil dan layak.
Menurut Hasibuan 2003 : 102 factor pendukung pemberian motivasi adalah kesamaan dalam kebutuhan needs nya, yaitu setiap
manusia ingin hidup dan untuk hidup perlu makan dan manusia normal mempunyai harga diri. Jadi setiap manusia pegawai mengharapkan
kompensasi dari prestasi yang diberikannya serta memperoleh pujian dan perlakuan yang baik dari atasannya.
2.2.5. Kinerja 2.2.5.1. Pengertian Kinerja
Menurut Hasibuan 2001 : 34 mengemukakan kinerja prestasi kerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam
melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu.
Sedangkan menurut Armstrong dan Baron 1998 : 15 Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari
pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan hasil pekerjaan
yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.
Menurut pendapat cash dan fisher dalam Thoyib 2005 : 69 kinerja yang disebut result yang berarti apa yang telah dihasilkan oleh individu
karyawan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Menurut pendapat Robbins dalam Thoyib 2005 : 69, kinerja istilah lainnya adalah human output yang dapat diukur dari productivity,
turnover, citizenship dan satisfaction. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
adalah suatu kegiatan dalam merumuskan tujuan dengan terdapatnya kerja sama antar pihak satu dengan yang lainnya yang bersifat
berkelanjut atau terus menerus sehingga terjadi komunikasi dua arah dan terdapat umpan balik dalam sutu lingkup organisasi atau instansi.
2.2.5.2 Menentukan Tingkat Kinerja
Dalam menentukan kinerja, atasanlah yang menentukan tingkat kinerja pegawai secara keseluruhan. Menurut Dharma 2003:370
menetapkan tingkat kinerja sebagai berikut : Tingkat 1 : Kinerja tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam
pelaksanaan suatu tugas. Kinerja karyawan pada tingkat ini jelas tidak memuaskan. Jika tidak ada peningkatan
yang cukup berarti, karyawan dengan tingkat kinerja ini perlu diberi tugas lain yang lebih cocok atau
diberhentikan. Tingkat 2 : Kinerja tidak memenuhi semua syarat pokok yang
ditetapkan untuk melaksanakan suatu tugas, karyawan dengan tingkat kinerja ini tidak dapat memenuhi kriteria
tugas dalam satu atau lebih bidang pokok. Namun kinerjanya sedang meningkat dan diperkirakan dapat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
mencapai tingkat yang benar-benar memuaskan dalam waktu dekat.
Tingkat 3 : Kinerja benar-benar memenuhi semua syarat pokok yang ditetapkan untuk pelaksanaan suatu tugas. Karyawan
dengan tingkat kinerja ini dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Tingkat 4 : kinerja benar-benar memenuhi syarat dan adakalanya melampaui syarat yang diperlukan. Kinerja karyawan pada
tingkat ini jelas memuaskan dan kontribusinya bagi unit kerja.
Tingkat 5 : Kinerja karyawan selalu melampaui syarat pelaksanaan tugas yang diperlukan. Karyawan dengan kinerja pada
tingkat ini secara konsisten mencapai tingkat tinggi dalam pelaksanaan tugas.
2.2.5.3. Unsur-Unsur yang Dinilai Dalam Kinerja
Menurut Sastrohadiwiryo 2003 : 235 didalam suatu kinerja pegawai perlu adanya penilaian yang dilakukan oleh pemimpin
organisasi. Untuk itu unsur-unsur yang perlu diketahui dalam proses penilaian kinerja pegawai oleh pemimpin diantaranya :
1. Kesetiaan Kesetiaan yang dimaksudkan adalah tekad dan kesanggupan
menaati, melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab, tekad dan kesanggupan tersebut
harus dibuktikan dengan sikap dan perilaku tenaga kerja yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
bersangkutan. Dalam kegiatan sehari-hari serta dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. Kesetiaan tenaga kerja
terhadap organisasi berhubungan dengan pengabdiannya. Pengabdian yang dimaksud adalah sumbangan pikiran dan tenaga yang ikhlas
dengan mengutamakan kepentingan publik diatas kepentingan pribadi. 2. Prestasi Kerja
Yang dimaksud dengan prestasi kerja adalah kinerja yang dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan
pekerjaan yang diberikan kepadanya. Pada umumnya kerja seorang tenaga kerja dipengaruhi kecakapan, keterampilan, pengalaman,
kesungguhan tenaga kerja yang bersangkutan. 3. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesanggupan tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diserahkan kepadanya dengan
sebaik-baiknya dan tepat waktu serta berani memikul resiko atas keputusan yang telah diambilnya atau tindakan yang telah
dilakukannya. 4. Ketaatan
Yang dimaksud ketaatan adalah kesanggupan seseorang tenaga kerja untuk mentaati segala ketetapan, peraturan perundang-undangan
dan peraturan kedinasan yang berlaku, keputusan organisasi dan mentaati perintah kedinasan yang diberikan oleh atasan yang
berwenang serta kesanggupan untuk tidak melanggar larangan yang telah ditetapkan perusahaan atau pemerintah, baik secara tertulis
maupun tidak tertulis.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
5. Kejujuran Yang dimaksud kejujuran adalah ketulusan hati seseorang
tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalahgunakan wewenang yang telah
diberikan kepadanya. 6. Kerjasama
Kerjasama adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk bekerja bersama-sama dengan orang lain dalam menyelesaikan suatu
tugas atau pekerjaan yang telah ditetapkan, sehingga mencapai daya guna dan hasil guna yang sebesar-besarnya.
7. Prakarsa Prakarsa adalah kemampuan seorang tenaga kerja untuk
mengambil keputusan, langkah-langkah atau melaksanakan suatu tindakan yang diperlukan dalam melaksanakan tugas tanpa menunggu
perintah dan bimbingan. 8. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang tenaga kerja untuk meyakinkan orang lain tenaga kerja lain sehingga
dapat dikerahkan secara maksimal untuk melaksanakan tugas.
2.2.5.4. Penilaian Kerja
Menurut Siagian 1995 : 225–226 menyatakan bahwa penilaian kerja adalah suatu pendekatan dalam melakukan penilaian prestasi
kerja para pegawai yang di dalamnya terdapat berbagai faktor antara lain :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1. Penilaian dilakukan pada manusia sehingga disamping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan
kekurangan. 2. Penilaian yang dilakukan dengan menggunakan serangkaian tolak
ukur tertentu yang realistik, berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang ditetapkan dan diterapkan secara
obyektif. 3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada pegawai yang dinilai dengan
lima maksud: a. Apabila penilaian tersebut bernilai positif maka penilaian tersebut
menjadi dorongan kuat bagi pegawai yang bersangkutan untuk lebih berprestasi lagi pada saat bekerja mapupun pada masa
yang akan datang sehingga kesempatan meniti karier lebih terbuka baginya.
b. Apabila penilaian tersebut bersifat negatif maka pegawai yang bersangkutan mengetahui kelemahannya dan dengan
sedemikian rupa mengambil berbagai langkah yang diperlukan untuk mengatasi kelemahan tersebut.
c. Jika seseorang merasa mendapat penilaian yang tidak obyektif, kepadanya diberikan kesempatan untuk mengajukan keberatan
sehingga pada akhirnya ia dapat memahami dan menerima hasil penilaian yang diperolehnya.
d. Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu terdokumentasikan secara rapi dalam arsip kepegawaian setiap
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pegawai sehingga tidak ada arsip, data atau informasi yang hilang, baik yang sifatnya menguntungkan maupun merugikan
pegawai. e. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan
yang selalu turut dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang dambil mengenai mutasi pegawai, baik dalam arti promosi, alih
tugas, alih wilayah, demosi maupun dalam pemberhentian tidak atas permintaan sendiri.
Penilaian kinerja menurut Mondy dan Noe 1993 : 394 merupakan suatu sistem formal yang secara berkala digunakan
untuk mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan tugas- tugasnya.
Sedangkan Mejia 2004 : 222-223 mengungkapkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses yang terdiri dari identifikasi,
pengukuran, dan manajemen yang berpengaruh terhadap kemajuan organisasi.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian penilaian kinerja dapat disimpulan bahwa penilaian kinerja merupakan
suatu sistem penilaian secara berkala terhadap kinerja pegawai yang mendukung kesuksesan organisasi atau yang terkait dengan
pelaksanaan tugasnya.
2.2.6. Pengertian Pembinaan
Menurut Nawawi 1996 : 47 pembinaan dilakukan dengan memberi kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan atau
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
kecakapan, keahlian, kesejahteraan, pembinaan disiplin dan lain-lain. Misalnya memberi kesempatan mengikuti kursus-kursus, penataran, diklat,
memberikan penghargaan dan pujian. Menurut Pamudji 1990 : 7 pembinaan adalah suatu yang mengarah
atau memberikan bimbingan khususnya pada pegawai dalam bentuk latihan latihan, pendidikan-pendidikan, ceramah-ceramah, seminar, bimbingan dan
pengawasan langsung. Menurut Thoha 1997 : 7 pembinaan adalah suatu tindakan, proses
hasil atau peryataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan pertumbuhan evolusi atas berbagai kemungkinan
berkembang atau peningkatan sesuatu. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pembinaan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia secara sadar, terencan, teratur dan terarah dengan tindakan-tindakan untuk
meningkatkan sikap dan perilaku.
2.2.7. Pengertian Pelatihan
Menurut Nawawi 2005 : 208 pelatihan adalah proses melengkapi para pekerja dengan keterampilan khusus atau kegiatan membantu para
pekerja dalam memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien. Menurut Notoatmodjo 2003 : 28 pelatihan adalah merupakan upaya
untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia
Pengertian lain tentang pelatihan menurut Nawawi 2005 : 209 pelatihan adalah program - program untuk memperbaiki kemampuan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
melaksanakan pekerjaan secara indivudal, kelompok dalam organisasi atau perusahaan.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pelatihan adalah proses melengkapi para pekerja dengan
keterampilan khusus dalam rangka untuk mengembangkan kemampuan yang dimliki dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Menurut Nawawi 2005 : 217 pada dasarnya sebuah pelatihan prospeknya sangat luas, meskipun secara definitif dapat dibedakan sebagai
berikut : a.
Pelatihan Tingkat Mikro Pelatihan ini diselenggarakan oleh dan untuk lingkungan organisasi
perusahaan sendiri, sesuai kebutuhannya dalam meningkatkan kemampuan para pekerja dalam melaksanakan seluruh beban volume
kerja agar dapat mewujudkan eksistensinya secara maksimal. b.
Pelatihan Tingkat Makro Pelatihan ini diselenggarakan bersama oleh dua atau lebih organisasi
perusahaan, yang memiliki kebutuhan yang sama dalam usaha meningkatkan kemampuan kerja para pekerja masing-masing.
Setelah memutuskan kebutuhan pelatihan dakam rangka mewujudkan eksistensi yang kompetitif, agar efektif untuk mewujudkan
perbaikan dan peningkatan pengetahuan, ketrampilan keahlian dan sikap pekerja, harus dipilih model pelatihan yang akan dilaksanakan. Untuk itu
perlu ditempuh langkah-langkah atau fase-fase pelatihan yang dijabarkan oleh Nawawi 2005 : 228, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
a. Fase Perencanaan
Fase ini dimulai dengan menetapkan tujuan pelatihan, yang sangat penting artinya dalam menyusun kurikulumnya, yang berisi tentang
“apa yang perlu dipelajari oleh para pekerja,” yang tidak boleh dilepaskan kaitannya dengan perilaku dalam melaksanakan pekerjaan,
yang dituntut sesuai hasil analisis pekerjaan jabatan. Oleh karena itu apabila fase ini tidak dikerjakan secara cermat, maka keseluruhan
kegiatan pelatihan sulit untuk mencapai hasil yang diharapkan. b.
Fase Mendesain Pelatihan Oleh karena proses belajar merupakan interaksi antara manusia dengan
lingkungan, maka pada langkah fase kedua ini diperlukankegiatan mendesain lingkungan pelatihan. Di antaranya harus dipilih metode dan
teknik pelatihan secara cermat, menyusun materi pelatihan secara sistematik, melakukan intervensi sumber-sumber lingkungan yang dapat
dimanfaatkan dan lain-lain yang seluruhnya harus mengacu pada tujuan pelatihan. Oleh karena itu pelatihan pada dasarnya merupakan proses
belajar, yang hanya akan berhasil apabila pesertanya aktif dalam belajar.
c. Fase Evaluasi Kegiatan Pelatihan
Fase evaluasi dimaksudkan adalah kegiatan menilai kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu dapat dilakukan dalam
berbagai kegiatan selama dan sesudah pelatihan dilaksanakan. Diantaranya adalah evaluasi terhadap kemampuan mentransfer, yang
berkenaan dengan ketepatan metode yang dipergunakan , kemampuan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
fasilitator instruktur atau para pelatih menggunakan metode dan sarana pelatihan. Sedang evaluasi lainnya berupa evaluasi jalannya
pelatihan, yang dihubungkan dengan hasil dari pelatihan melalui tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan pekerja sebelum
pelatihan. Tes akhir digunakan untuk mengetahui kemampuan pekerja setelah pelatihan.
Dengan demikian berarti hasil dari pelatihan sebagai proses belajar adalah perubahan tingkah laku, dari tidak tahu sesuatu menjadi tahu sesuatu,
dari tidak mengerti sesuatu menjadi mengerti sesuatu, dari tidak mampu melaksanakan ketrampilan tertentu menjadi mampu melaksanakannnya.
Perubahan tersebut akan dapat dilihat dalam kegiatan bekerja setelah mengikuti pelatihan.
Dengan perubahan berdasarkan proses yang disengaja melalui pelatihan diharapkan terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan, dan
keahlian yang akan menghasilkan proses kinerja dengan kualitas kerja yang meningkat sehingga dapat diukur perubahan kinerja pegawai karena adanya
proses peningkatan kualitas pegawai melalui seminar, penataran, dan pelatihan.
2.3. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan penjelasan spesifik mengenai alur piker teoritik terhadap pemecahan masalah yang diteliti, penjelasan tentang
teori dasar yang digunakan untuk menggambarkan alur teori atau jalinan teori yang mengarah pada pemecahan masalah.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Sesuai latar belakang, perumusan masalah dan landasan teori, maka dapat dibuat kerangka berpikir penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 2.3 : Kerangka Berpikir Penelitian
Sumber : Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 5 Tahun 2006 Peraturan Daerah Kabupaten Magetan
Nomor 5 Tahun 2006 Pasal 5
Kepala Desa Sebagai Pemimpin Pemerintahan Desa
Strategi Kepala Desa Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai
Penilaian Kerja
Peningkatan Kualitas Pegawai : 1.
Seminar 2.
Penataran 3.
Pelatihan
Kinerja Pegawai Meningkat
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
33
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif, yang mencoba menggambarkan secara mendalam suatu obyek
penelitian berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya. Hal ini selaras dengan pendapat Nawawi 2005 : 63 yang mengartikan
penelitian deskriptif sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek
penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan maksud ingin memperoleh gambaran yang komprehensif dan mendalam tentang
strategi kepala desa dalam meningkatkan kinerja pegawai di kantor desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Secara teoritis menurut
Kirk dan Miller dalam Moleong 2002 : 3 mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara
fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya.
Bogdan dan Taylor dalam Moleong 2002 : 3 menyebutkan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Menurut Williamas dalam Moleong 2007 : 5 menulis bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah,
dengan menggunakan metode alamiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.
Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln dalam Moleong 2007 : 5 menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar ilmiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Dari kajian tentang definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, pelaksanaan dan lain-lain secara
holistic dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah. Ciri penelitian deskriptif adalah sebagai berikut :
1. Penelitian deskriptif diupayakan untuk menggambarkan fenomena
tertentu secara terperinci. 2.
Hasil akhir dari penelitian adalah suatu kesimpulan yang tidak berlaku umum tetapi hanya berlaku pada lokasi penelitian saja.
3. Menggambarkan suatu subyek atau obyek penelitian berdasarkan fakta
sebagaimana adanya. Dalam penelitian deskriptif hanya menitikberatkan pada
pengembangan konsep dan penghimpunan data tetapi tidak melakukan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pengujian hipotesa. Adakalanya penelitian ini menggunakan hipotesa, tetapi tidak untuk diuji secara statistik Singarimbun, 1989 : 4-5.
3.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian kulitatif berkaitan erat dengan rumusan masalah dan maslah penelitian yang dijadikan acuan dalam menentukan focus penelitian.
Dalam hal ini fokus penelitian dapat berkembang atau berubah sesuai dengan perkembangan masalah penelitian di lapangan.
Dalam penelitian deskriptif kualitatif digunakan variabel mandiri tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang
lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabelnya adalah strategi kepala desa dalam meningkatkan kinerja pegawai di kantor desa Tegalarum
Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan. Fokus dalam penelitian ini adalah strategi dari seorang pemimpin
yaitu kepala desa dalam meningkatkan kinerja pegawai yang secara operasionalnya dapat diartikan sebagai upaya kepala desa guna memberikan
motivasi kerja kepada pegawai guna pencapaian kinerja yang baik dan optimal. Sesuai dengan PERDA Nomor 5 Tahun 2006 tentang pedoman
susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa, kewajiban dan tugas dari perangkat desa hendaknya dilakukan sesuai dengan tugas dan fungsi
pokok bidangnya masing-masing. Namun disisi lain pegawai atau perangkat desa juga membutuhkan kemahiran dan pemahaman kerja dari pemimpin
agar pencapaian tujuan dan pelayanan terhadap masyarakat dapat berjalan dengan terarah dan benar. Menurut Samsudin 2006 : 159 upaya yang
dilakukan untuk mengembangkan kinerja dengan penilaian kerja. Menurut
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Joko Widodo 2006 : 86 strategi yang dilakukan adalah dengan peningkatan kulitas aparatur pemerintah daerah yaitu dengan seminar,
penataran, dan pelatihan. Adapun fokus penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana
strategi pemimpin dalam penelitian tentang kepala desa Tegalarum dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Desa Tegalarum Kecamatan
Bendo Kabupaten Magetan yang telah diterapkan dalam proses kepemimpinannya, yaitu :
1. Penilaian Kinerja.
Penilaian kinerja memiliki tujuan guna menentukan kesuksesan atau kegagalan. Penilaian kinerja tersebut digunakan untuk mengetahui sejauh
mana tujuan organisasi yang telah dicapai. Dapat membantu menjelaskan apa saja kesalahan yang telah terjadi dalam organiasi maupun
penjelasan tentang proses kinerja pegawai. Serta mengevaluasi segala bentuk kebutuhan dan kelengkapan pegawai agar kinerja mereka lebih
optimal. Sasaran kajian pada tahap ini meliputi upaya kepala desa yaitu dengan
penilaian kerja, meliputi : a.
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3 untuk Sekretaris Desa. b.
Form Penilaian Kerja untuk Pegawai Kantor Desa selain Sekretaris Desa.
2. Peningkatan Kualitas Pegawai
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Pada tahap ini merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pengelolaan kemampuan kerja terutama untuk
pengembangan intelektual dan kepribadian manusia. Sasaran kajian dalam fokus ini adalah upaya kepemimpin Kepala Desa
melalui pengikutsertaan dan pengiriman beberapa pegawai untuk mengikuti program peningkatan kualitas pegawai. Kegiatan tersebut
meliputi : a.
Seminar b.
Penataran c.
Pelatihan Program peningkatan kualitas pegawai ini dilaksanakan dari Dinas
Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Kantor Desa.
3.3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan tempat yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti guna
memperoleh data yang akurat. Dalam hal ini penulis berusaha menangkap keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti pada Kantor Desa
Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan dengan alasan tempat tersebut memungkinkan untuk memperoleh data atau informasi yang ada
relevansinya dengan permasalahan yang akan diteliti.
3.4. Sumber Data Dan Jenis Data
Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong 2002 : 112 Sumber data umum penelitian kualitatif adalah kata-kata, dan tindakan selebihnya
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain, berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan tindakan,
sumber data tertulis dan foto, terdiri atas : a. Kata-kata dan tindakan
Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancara dalam penelitian adalah merupakan sumber data utama,
pegumpulan data dari sumber data melalui wawancara atau pengamatan berperan serta, merupakan hasil usaha gabungan di kegiatan melihat,
mendengar, dan bertanya maupun mencocokkan data ketika
mendapatkan data yang berbda.. b. Sumber tertulis
Dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber data
dari arsip, dokumen pribadi maupun resmi. c. Foto
Foto menghasilkan data deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segi-segi subyektif dan hasilnya sering
dianalisis secara induktif, ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan oleh peneliti
sendiri dan foto dari surat kabar ataupun media informasi lainnya.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian adalah merupakan bagian dalam penelitian karena pada hakekatnya dari peneliti adalah pencarian data yang
nantinya diinterpresentasikan dan dianalisis dalam penelitian kualitatif,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
pengumpulan data diperlukan untuk memudahkan dalam upaya-upaya mengumpulkan data di lapangan.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menurut Patton dalam Moleong 2002
: 135 adalah : 1. Interview wawancara
Adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interview yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interview yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara dilakukan
langsung terhadap Kepala .Bagian selaku subyek dalam penelitian ini, wawancara juga dilakukan kepada masyarakat.
Peneliti dalam hal ini menggunakan pendekatan dengan penggunaan petunjuk umum wawancara yaitu jenis wawancara ini
mengharuskan pewawancara membuat karangan garis besar pokok- pokok yang ditanyakan dalam proses wawancara.
2. Observasi Pengamatan Menurut Moleong 2002 : 126-127, Peneliti mengadakan data
dengan cara pengamatan langsung atau melihat dari dekat obyek penelitian, observasi dilakukan terhadap keseharian responden yaitu
Kepala Desa berkaitan dengan Strategi dalam meningkatkan kinerja pegawai yaitu dengan dorongan positif, disiplin positif dan bantuan
karyawan. Data observasi berupa deskripsi yang faktual, cermat, dan terinci mengenai keadaan lapangan, kegiatan manusia dan situasi sosial,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
serta konteks dimana kegiatan-kegiatan itu terjadi pengalaman yang terbagi atas :
a. Pengamatan terbuka Pengamatan secara terbuka oleh subyek, sedangkan sebaliknya para
subyek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengambil peristiwa yang terjadi, dan mereka menyadari
bahwa ada orang yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka. b. Pengamatan tertutup
Ialah pengamatnya beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh para subyeknya, biasanya dilakukan penelitian ditempat
hiburan, taman, bioskop, lapangan, dan tempat hiburan lainnya. 3. Catatan Lapangan
Adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan releksi terhadap data
dalam penelitian kualitatif Bogdan dan Biklen dalam Moeloeng, 2002 : 153. Catatan lapangan diperoleh pada saat dilakukannya pengamatan
dan tentang apa yang didengar dan dilihat yang berkaitan dengan tujuan penelitian, catatan lapangan dilakukan di Kantor Desa Tegalarum dan
sifatnya bisa sewaktu-waktu. 4. Dokumentasi
Digunakan untuk melengkapi data-data yang telah diperoleh melalui wawancara ataupun observasi, perlu juga digunakan sebagai
pendukung pencapaian tujuan penelitian, dan dokumen tersebut diperoleh di kantor Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Menurut Patton dalam Moeleong 2002 : 161-165 Dokumen disini adalah semua catatan atau rekaman yang sudah tersedia, dokumen dibagi
menjadi 2 yaitu dokumen pribadi dan dokumen resmi, dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan,
pengalaman, dan kepercayaannya, sedang dokumen resmi terbagi atas dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan suatu
lembaga, masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri, dan dokumen eksternal yaitu berisi bahan-bahan informasi yang
dihasilkan oleh suatu lembaga sosial, contoh majalah, buletin, pernyataan dan berita yang disiarkan kepada media massa.
3.6. Analisis Data
Mengingat penelitian ini mendeskripsikan mengenai strategi Kepala Desa dalam meningkatkan kinerja pegawai di kantor Desa Tegalarum
Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan maka digunakan analisis data yang bersifat deskriptif kualitatif. Tujuan kegiatan analisis dalam penelitian
adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan sehingga menjadi suatu data yang teratur serta tersusun dan lebih berarti. Dalam
menganalisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu hasil wawancara, pengamatan yang dilakukan,
catatan, maupun laporan dokumen. Dalam penelitian kualitatif, digunakan analisis data kualitatif, pada
penelitian ini digunakan analisis data yang telah dikembangkan oleh Miles dan Huberman 1992 : 18-20, dengan menggunakan Analisis Model
Interaktif melalui empat prosedur, yaitu :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan merupakan data yang berupa kata-kata. Data
tersebut dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. 2. Reduksi Data
Dimaksudkan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data “kasar” yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. 3. Penyajian Data
Dimaksudkan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Dengan melihat penyajian-penyajian kita dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Hal ini dilakukan untuk
memudahkan peneliti melihat gambar secara keseluruhan atau bagian- bagian tertentu dari data penelitian, sehingga dari data tersebut dapat
ditarik kesimpulan. 4. Verifikasimenarik kesimpulan
Merupakan suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Sedangkan verifikasi merupakan kegiatan pemikiran
kembali yang melintas dalam pemikiran penganalisis selama peneliti mencatat, atau suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan atau
peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan “kesempatan intersubyektif”, dengan kata lain makna
yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya validitasnya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Analisis data model interaktif dapat dilihat pada gambar berikut ini dalam gambar 3.6 sebagai berikut:
Gambar 3.6 Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif
Sumber : Miles dan Huberman 2007 : 20u
Berdasarkan hal tersebut, jelaslah bahwa data yang diperoleh di lapangan tidak dibuktikan dengan angka-angka tetapi berisikan uraian-
uraian sehingga menggambarkan hasil yang sesuai dengan data yang telah dianalisa kemudian diinterprestasikan. Masalah yang dihadapi
diuraikan dengan berpatokan pada teori-teori serta temuan yang diperoleh pada saat penelitian, kemudian dicarikan kesimpulan dan jalan
pemecahannya.
3.7. Keabsahan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu.
Menurut Moleong 2007 : 326 ada empat kriteria yang digunakan, yaitu : Pengumpulan Data
Reduksi Data Penyajian Data
Kesimpulan dan Verifikasi
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1. Derajat Kepercayaan credibility Agar hasil penelitian kualitatif memiliki derajat kepercayaan yang tinggi
sesuai dengan data obyektif di lapangan penelitian, perlu dilakukan upaya sebagai berikut :
a. Memperpanjang keikutsertaan penelitian dalam tahap pengumpulan data.
b. Melakukan observasi secara terus-menerus dan sungguh-sungguh. c. Melakukan triangulasi yaitu teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain. Dtriangulasi metode, triangulasi sumber, triangulasi penyidik terhadap data itu, baik triangulasi
metode, triangulasi sumber, dan triangulasi penyidik, dan triangulasi teori.
d. Melakukan kajian kasus negatif, yang dapat dimanfaatkan sebagai kasus pembanding atau bahkan sanggahan terhadap hasil temuam data
penelitian. 2. Keteralihan transferability
Hasil penelitian kualitatif memiliki transferability yang tinggi bilamana para pembaca laporan penelitian ini memperoleh gambaran dan
pemahaman yang jelas tentang knots dan fokus penelitian. 3. Kebergantungan dependability
Makin konsisten peneliti dalam keseluruhan proses penelitian maupun dalam kegiatan pengumpulan data, reduksi data maupun proses
interprestasi temuan maupun dalam melaporkan hasil penelitian, akan semakin memenuhi dependability.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4. Kepastian confirmatibility Lebih terfokus pada audit pemeriksaan kualitas dan kepastian hasil
penelitian, apa benar berasal dari pengumpulan data di lapangan, yang biasanya dilakukan bersama dengan audit dependability.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Desa Tegalarum
Sebagai situs penelitian maka gambaran umum desa Tegalarum perlu di deskripsikan secara rinci tentang hala-hal yang berkaitan dengan fokus dan
sasaran kajian penelitian guna mendapatkan gambaran secara lengkap tentang obyek penelitian ini. Berikut akan diuraikan tentang gambaran umum desa
Tegalarum, pemerintahan desa maupun kantor desa tegalarum sebagai berikut:
4.1.1. Kondisi Geografis
Letak dan Luas Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan Jawa Timur terletak di jalan Panglima Sudirman sebelah selatan
lapangan Udara Lanud Iswahyudi . Letak astronomi Desa Tegalarum terletak diantara 111,2
˚ - 111,5˚ LU dan 7,3˚ - 7,8˚ LS kemudian 111,.2˚ BT – 7,4
˚ LS. Kemudian batas wilayah pada Kantor Desa Tegalarum yaitu : 1. Sebelah Barat
: Desa Tanjung, Bulak Kecamatan Bendo 2. Sebelah Timur : Desa Bukur, Jiwan Madiun
3. Sebelah Selatan : Desa Gandong, Kerik Magetan 4. Sebelah Utara
: Desa Bulak, Meteseh Jiwan Madiun Luas wilayah Desa Tegalarum yaitu 205.125 Ha. Desa Tegalarum
terletak diwilayah paling timur Kabupaten Magetan tepatnya di perbatasan dengan Kabupaten Madiun, berada didataran rendah, terbuka dengan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
ketinggian wilayah ± 92 m diatas permukaan air laut dan dialiri oleh sungai Gandong yang berada ditepi selatan desa.
4.1.2. Kondisi Demografi
Pemerintahan desa adalah suatu badan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang mengatur urusan dan kepentingan masyarakat sesuai
adat-istiadat yang berlaku untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pemerintahan desa ini didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1950, diperbaharui dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 32
Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005. Jumlah penduduk Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten
Magetan berjumlah 975 Kepala Keluarga dengtan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Desa Tegalarum berdasarkan Jenis Kelamin
No Uraian
Jumlah orang
1. Pria 1.379
2. Wanita 1.545
Jumlah 2.924
Dari data di atas dapat disimpilkan jumlah penduduk mayoritas adalah wanita, sedangkan minoritas wanita dengan jumlah keseluruhan
Kepala Keluarga adalah 975 KK. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan agama di Desa Tegalarum
Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan yaitu :
Sumber : Profil Pemerintahan Desa Tegalarum, Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan Tahun 2009
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Tabel 4.2 Jumlah Penduduk Desa Tegalarum berdasarkan Agama
No. Uraian
Jumlah orang
1. Islam
2.850 2.
Kristen 43
3. Katolik
31 4.
Hindu -
5. Budha
- Jumlah
2.924
Dari pernyataan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan paling
banyak penganut agama islam. Adapun pembagian penduduk Desa Tegalarum berdasarkan
pekerjaan meliputi : Tabel 4.3
Jumlah Penduduk Desa Tegalarum berdasarkan Jenis Pekerjaan No.
Jenis Pekerjaan Jumlah orang
1. Pegawai Negeri Sipil PNS
312 2.
Pegawai Kelurahan 25
3. TNIPolri
154 4.
Guru 119
5. Dokter
9 6.
Bidan 13
7. Mantri KesehatanPerwat
14 8.
Pegawai Swasta 456
9. Pegawai BUMNBUMD
11 10.
Petani 567
11. Lain-lain
244 Jumlah
2.924
Sumber : Profil Pemerintahan Desa Tegalarum, Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan Tahun 2009
Sumber : Profil Pemerintahan Desa Tegalarum, Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan Tahun 2009
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan mayoritas penduduk Desa Tegalarum mempunyai mata pencaharian sebagai petani, hal ini
dikarenakan wialyah tersebut sebagian besar adalah lahan pertanian, dan urutan kedua adalah pegawai swasta . urutan ketiga adalah pegawai negeri
yang bekerja di wilayah kabupaten Magetan.
4.1.3. Sarana dan Prasarana Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan meliputi :
Tabel 4.4 Jumlah Sarana dan Prasarana Desa Tegalarum
No. Uraian
Jumlah
1. Balai Desa
1 Unit 2.
Kantor Desa 1 Unit
3. Kantor BPD
1 Unit 4.
Kantor PKK 1 Unit
5. Perpustakaan Anak-anak
2 Unit 6.
Perpustakaan Umum 1 Unit
7. Puskesmas
1 Unit 8.
Sekolah 6 Unit
Jumlah 14 Unit
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah sarana dan prasarana yang ada di Desa Tegalarum cukup memadai, hanya sebagian
perlu adanya penanganan karena kondisi fisik yang kurang menunjang atau rusak. Misalnya sekolahan, Kantor PKK dan perpustakaan.
Sumber : Profil Pemerintahan Desa Tegalarum, Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan Tahun 2009
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Struktur organisasi Kantor Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan ini terdiri dari 1 Kepala Desa, 1 Sekretaris Desa, dan 8
Perangkat Desa. Disamping itu juga dibantu dengan adanya BPD Badan Permusyawaratan Desa sebagai perwujudan demokrasi dalam
penyelengaraan pemerintahan desa.
4.1.4. Tujuan Desa Tegalarum
Tujuan mempunyai arti cukup penting sebagai dasar untuk melakukan aktifitas di Kantor Desa Tegalarum sebagai Lembaga
Pemerintahan Desa. Oleh Karena itu dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab harus didasari dengan tujuan yang jelas.
Arah tujuan pemerintahan desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan ini adalah terciptanya kemakmuran yang merata
diseluruh desa dengan melibatkan semua jenjang pemerintahan dan seluruh warga masyarakat Desa Tegalarum.
4.1.5. Visi dan Misi Desa Tegalarum
1. Visi Desa Tegalarum
Mewujudkan masyarakat yang makmur merupakan amanat UUD 1945, yang harus dipegang teguh, ditumbuh suburkan dan diupayakan
terwujud. Masyarakat makmur adalah masyarakat yang merasa aman, tentram, sejahtera, berkeadilan, bermartabat, bebas berpendapat, bebas
dari ketakutan dan belenggu diskriminasi, dengan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi, baik pisik, psikis maupun intelektualitasnya.
Mewujudkan masyarakat yang maju dan berakhlak juga merupakan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945. untuk mewujudkan masyarakat Tegalarum yang makmur perlu dibarengi peningkatan
kwalitas pemahaman agama dan kehidupan beragama. Menuju Tegalarum yang makmur dan berakhlak ini secaraa makro dilakukan
dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai penegasan komitmen terhadap konsep negara kebangsaan Indonesia yang telah
menjadi ketetapan bersama oleh seluruh rakyat Indonesia pada saat mendirikan NKRI. Tegalarum adalah bagian yang tak terpisahkan dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2.
Misi Desa Tegalarum 1. Mewujudkan peningkatan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai
dan budi pekerti serta meningkatkan dan mengukuhkan martabat desa melalui pembangunan karakter dan kepribadian serta kemandirian
sebagai desa yang berakhlak. 2. Menggalang sinergi dan sinkronisasi anggaran antar Dusun dengan
basis kerukunan warga dengan meningkatkan gotong royong sehingga beban yang ditanggung oleh pemerintah desa akan lebih ringan, jika
hal ini dipikul bersama dengan seluruh warga masyarakat untuk mencapai tujuan yang diharapkan kita bersama.
3. Pertumbuhan ekonomi tidak berorientasi pada indikator makro, akan tetapi berpijak pada penguatan ekonomi kerakyatan yang tercermin
dari berkembangnya sektor pertanian dan industri kecil. Kekuatan ekonomi rakyat harus didorong agar tumbuh mandiri.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4. Menjalin dan miningkatkan hubungan komunikasi kepada pemerintah diatasnya dalam rangka mengakses dari berbagai informasi program
untuk kepentingan desa. 5. Melakukan penguatan terhadap tata ruang desa, yang tidak saja
berorientasi pada pembangunan infrastruktur, tetapi lebih penting lagi mengembangkan spesialisasi ekonomi.
4.1.6. Struktur Organisasi
Struktur organisasi merupakan suatu pola perwujudan yang dapat menggambarkan hubungan antar komponen-komponen yang ada dalam
organisasi baik hubungan vertikal dari atasan ke bawahan maupun sebaliknya dari bawahan ke atasan, serta hubungan horisontal dari jabatan
yang satu dengan jabatan yang lain maupun bidang yang satu dengan bidang yang lain yang dapat menunjukkan posisi keberadaan dalam
eselonisasi jabatan organisasi. Hubungan komponen tersebut adalah hubungan timbal balik antara pegawai yang menjabat dalam jabatan tertentu
dengan jabatan yang lain. Dengan adanya struktur organisasi maka kegiatan kerja akan lebih
terarah dimana arah yang dimaksud adalah arah pertanggungjawaban maupun arah garis komando serta arah garis kordinasi dalam uraian satu
rangkaian struktur organisasi. Berikut ini adalah uraian gambar struktur organisasi Pemerintahan
Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan dengan pimpinan tertinggi adalah Kepala Desa yang tergambar dalam struktur organisasi
secara lengkap sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4.1.7. Tugas dan Fungsi Pokok
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Pokok Pemerintahan Desa Tegalarum sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 5
Tahun 2006 tentang pedoman susunan organisasi dan tata kerja pemerintahan desa, yaitu :
1. Kepala Desa
Pemerintahan desa dipimpin oleh seorang kepala desa sebagai penanggung jawab kinerja operasional dan struktural desa. Kepala Desa
mempunyai tugas, yaitu : a.
Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihra keutuhan Negara Kesatuan RI. b.
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat. c.
Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat. d.
Melaksanakan kehidupan demokrasi. e.
Melaksanakan prinsip tata pemerintahan desa yang bersih dan bebas dari kolusi, korupsi, dan nepotisme.
f. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh mitra kerja pemerintahan
desa. g.
Menaati dan menegakkan seluruh peraturan perundang-undangan. h.
Menyelenggarakan administrasi pemerintahan desa yang baik. i.
Melaksanakan dan mempertanggung jawabkan pengelolaan keuangan desa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
j. Melaksanakan urusan yang menjadi kewenangan desa.
k. Mendamaikan perselisihan masyarakat di desa.
l. Mengembangkan pendapatan masyarakat dan desa.
Dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, kepala desa mempunyai fungsi yaitu :
a. Pelaksana penyelenggaraan urusan urusan rumah tangganya sendiri
b. Penggerak parisipasi masyarakat desa
c. Pelaksana tugas dalam rangka pembinaan ketentraman dan ketertiban
masyarakat desa d.
Pelaksana tugas pemerintaha desa dan pemerintahan kabupaten e.
Pelaksana koordinasi jalannya pemerintahan, pembangunan, dan pembinaan masyarakat desa
f. Pelaksana urusan pemerintahan lainnya yang tidak termasuk dalam
tugas instansi dan tidak termasuk urusan rumah tangganya sendiri. 2.
Sekretaris Desa Sekretaris desa berkedudukan sebagai unsur pembantu kepala
desa dan memimpin sekertariat desa serta bertanggung jawab kepada kepala desa. Sekretaris desa mempunyai tugas, yaitu :
a. Melaksanakan koordinasi pelaksanaan administrasi pemerintahan,
pembangunan dan kemaasyarakatan di desa serta memberikan pelayanan administrasi.
b. Mengendalikan urusan surat menyurat, kearsipan dan laporan.
c. Mengendalikan administarasi pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
d. Mengendalikan tugas dan fungsi kepala desa apabila kepala desa
berhalangan. e.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala desa. 3.
Urusan Pemerintahan dan Umum Urusan pemerintahan dan umum mempunyai tugas, yaitu :
a. Melaksanakan tugas kegiatan di bidang administrasi kependudukan.
b. Melaksanakan tugas-tugas di bidang pemerintahan desa.
c. Membina kegiatan-kegiatan RT atau RW.
d. Menyelenggarakan penyusunan, pengetikan atau penggandaan surat.
e. Mengatur rumah tangga sekretariat desa, tamu-tamu, kebutuhan kantor,
menyimpan dan memeliharanya. f.
Menyimpan, memelihara dan mengamankan arsip, mengelola buku- buku inventaris, dokumen-dokumen, pengurus absensi dan administrasi
perangkat desa. g.
Melaksanakan inventarisasi kekayaan desa dan bondo desa mengenai status penggunaannya.
h. Melaksanakan pekerjaan lain yang diberikan oleh sekretaris desa.
4. Urusan Pembangunan dan Kemasyarakatan
Tugas urusan pembangunan dan kemasyarakatan, yaitu : a.
Melaksanakan tugas kegiatan di bidang pembangunan antara lain meliputi : menyiapkan, menyusun ruang data, menyusun data
pembangunan, menyiapkan masalah-masalah pembangunan desa. b.
Meneliti dan mengevaluasi dalm rangka koordinasi pembangunan desa serta membantu penyusunan program pembangunan desa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
c. Melaksanakan urusan-urusan administrasi kegiatan organisasi sosial
politik dan lembaga kemasyarakatan lainnya. d.
Memberi saran dan mempertimbangkan dalam menyusun kegiatan pembinaan generasi muda.
e. Memberi saran dan mempertimbangkan kepada Sekretaris Desa di
bidang pembangunan. f.
Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang kesejahteraan masyarakat.
g. Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan lain yang diberikan oleh Sekretaris
Desa. 5.
Urusan Keuangan Urusan keuangan mempunyai tugas, yaitu :
a. Mengelola administrasi keuangan desa.
b. Menyimpan data guna menyusun rancangan anggaran, perubahan dan
perhitungan APBDes. c.
Melaksanakan tata pembukuan secara teratur. d.
Melaksanakan pekerjaan-pekerjaan lain yang diberikan oleh Sekretaris Desa.
6. Kebayan
Pelaksana teknis lapangan merupakan unsur pelaksana tugas tertentu yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa. Tugas
kebayan, yaitu : a.
Menyampaikan informasi kepada masyarakat. b.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
7. Jogoboyo
Tugas seorang jogoboyo, yaitu ; a.
Melaksanakan kegiatan dan pembinaan di bidang ketentraman, ketertiban dan keamanan masyarakat desa.
b. Melaksanakan tuga-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.
8. Modin
Modin dalam kinerjanya sebagai pelaksana teknis lapangan disini bertugas a.
Melaksanakan kegiatan di bidang keagamaan dan sosial kemasyarakatan.
b. Membantu pelaksanaan kegiatan nikah, talak, cerai, rujuk dan kematian
di desa. c.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa. 9.
Sambong Tugas seorang Sambong dalam hal ini adalah :
a. Mengkoordinir kegiatan yang terkait dengan permasalahan irigasi,
pertanian dan lingkungan hidup. b.
Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa. 10.
Kamituwo Kamituwo berkedudukan sebagai pembantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas-tugas di bidang pemerintahan pembangunan dan kemasyarakatan di wilayah kerjanya dan bertanggung jawab kepada kepala
Desa. Kamituwo mempunyai tugas, yaitu : a.
Menjalankan sebagian kegiatan kepala desa dalam kepemimpinan di wilayah kerjanya.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
b. Membina dan mengkoordinator tugas-tugas pemerintahan, tugas-tugas
pembangunan dan tugas-tugas kemasyarakatan dalam lingkungan kerjanya.
c. Melaksanakan peraturan desa di wilayah kerjanya.
d. Melaksanakan kebijakan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Desa. 11.
Badan Permusyawaratan Desa BPD Badan Permusyawaratan Desa BPD adalah suatu lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Tugas Badan
Permusyawaratan Desa, yaitu : a.
Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa. b.
Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa.
c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepal desa.
d. Membentuk panitia pemilihan kepala dea.
e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan, dan menyalurkan
aspirasi masyarakat. f.
Menyusun tata tertib BPD.
4.1.8. Komposisi Pegawai Kantor Pemerintah Desa Tegalarum
Untuk memberikan gambaran tentang komposisi pegawai kantor pemerintah desa Tegalarum akan diuraikan berdasarkan beberapa
karakteristik pegawai yang berkaitan dengan obyek penelitian sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
No. Jenis Kelamin
Jumlah Pegawai Prosentase
1 Laki - Laki
11 91,67
2 Perempuan
1 8,33
Jumlah 12
100
4.1.8.1.Komposisi Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin
Berikut ini diuraikan komposisi pegawai kantor Pemerintahan Desa Tegalarum berdasarkan jenis kelamin sebagai berikut :
Tabel 4.5 Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan tabel jumlah pegawai dilihat dari jenis kelamin dapat disimpulkan bahwa jumlah pegawai di Kantor Desa Tegalarum jumlah
pegawai perempuan hanya satu orang.
4.1.8.2.Komposisi Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berikut ini dapat diuraiakan komposisi pegawai Kantor Desa Tegalarum berdasarkan tingkat pendidikan sebagai berikut :
Tabel 4.6 Jumlah Pegawai berdasarkan Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai
Prosentase
1. Strata 1
2 16,67
2. SLTA
7 58,33
3. SLTP
3 25,00
Total 12
100,00
Sumber : Database Pemerintahan Desa Tegalarum, Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan Tahun 2009
Sumber : Database Pemerintahan Desa Tegalarum, Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan Tahun 2009
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Dari tabel jumlah pegawai berdasarkan tingkat pendidikan formal tersebut dapat disimpulkan bahwa pada Kantor Desa Tegalarum
Kecamatan Bendo paling rendah dengan tingkat pendidikan adalah SLTP, sedangkan jumlah terbanyak adalah berpendidikan SLTA dan
paling tinggi berpendidikan S1.
4.1.8.3. Komposisi Pegawai berdasarkan Golongan Pangkat dan Status
Berikut ini dapat diuraiakan komposisi pegawai Kantor Desa Tegalarum berdasarkan golongan pangkat dan status kepegawaian sebagai
berikut :
Tabel 4.7 Jumlah Pegawai berdasarkan Golongan Pangkat dan Status
No. Golongan Pangkat
dan Status Jumlah Pegawai
Prosentase
1. Purnawirawan TNI AD
1 8,33
2. PNS III b
1 8,33
3. Pegawai Kantor Desa
10 83,33
Total 12
100,00
Berdasarkan tabel 4.7 tersebut di atas dapat diketahui bahwa di Kantor Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan terdapat
pegawai berstatus purnawirawan TNI Angkatan Darat yang terpilih menjadi Kepala Desa selain itu terdapat 1 orang pegawai berstatus
pegawai negeri sipil PNS yaitu Sekretaris Desa yang sebelumnya PNS Guru. Sedangkan yang lain sebanyak 10 orang berstatus pegawai Kantor
Desa.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
4.2. Hasil Penelitian
Setelah melakukan pengumpulan data dengan cara pengamatan, wawancara dengan key person maupun informan serta memperhatikan
dokumen-dokumen arsip dalam teknik pengumpulan data dokumentasi, maka dapat diuraikan hasil temuan penelitian dengan obyek penelitian strategi
peningkatan kinerja pegawai di Kantor Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan, yang terbagi menjadi dua fokus penelitian yaitu
1Penilain Kerja dan 2 Peningkatan Kualitas Pegawai. Berikut ini adalah penyajian data temuan tentang masing-masing
fokus sebagai berikut :
4.2.1. Penilaian Kerja
Fokus pertama dalam penelitian ini yaitu penilaian kerja adalah salah satu bentuk strategi dari Kepala Desa Tegalarum Kecamatan Bendo
Kabupaten Magetan sebagai upaya peningkatan kinerja pegawai proses untuk mengukur prestasi kerja pegawai. Proses penilaian dilakukan dengan
membandingkan kinerja pegawai terhadap standar yang telah ditetapkan atau memperbandingkan kinerja antar pegawai yang memiliki kesamaan
tugas. Kegiatan penilaian kerja yang dilakukan oleh Kepala Desa di Kantor Desa Tegalarum.
Sasaran kajian dari fokus pertama ini adalah : 1 Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3, dan 2 Form Penilaian Kerja Pegawai.
Berdasarkan temuan dilapangan selama penelitian dapat diuraikan tentang hasil temuan penelitian sasaran kajian yang pertama dari fokus pertama
sebagai berikut :
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
1. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3
Dalam melaksanakan tugas berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2006 pasal 5, Kepala Desa Tegalarum
melaksanakan Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil DP3 yaitu dalam melaksanakan ayat 4 poin i yaitu memberikan
rekomendasi penilaian DP3 kepada Sekretaris Desa. Pelaksanaan DP3 ini dilakukan oleh Kepala Desa sebagai pimpinan tertinggi kepada Sekretaris
Desa yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil di Kantor Desa Tegalarum tersebut. Selain melaksanakan Tupoksinya penilaian ini juga
dapat digunakan untuk mengetahui kinerja pegawai dalam melaksanakan tugas pada setiap periode satu tahun. Pelaksanaan DP3 ini dilakukan
setiap tahun oleh Kepala Desa. Data temuan peneliti sasaran kajian ini peneliti melakukan
wawancara kepada key person yaitu Bapak Adi Sucipto selaku Kepala Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan, dalam
pernyataannya mengatakan bahwa : “ Begini, Pelaksanaan DP3 ini saya lakukan dalam kurun waktu
satu tahun kepada sekretaris Desa karena berstatus sebagai pegawai negeri sipil di kantor Desa ini. Kalau waktunya biasanya
dilakukan antara bulan Januari sampai dengan bulan Desember. Sedangkan pada tahun ini nanti dilaksanakan pada bulan
Desember Tahun 2010, begitu mas. “ wawancara 5 November 2010
Pernyataan tersebut di atas didukung oleh key person yang lain yaitu Bapak Suwardi selaku Sekretaris Desa yang kinerjanya dinilai oleh
Kepala Desa, dalam pernyataannya mengatakan : “ Benar mas, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3 ini
diberikan kepada saya yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
di kantor Desa ini. Sehingga saya mengetahui kekurangan- kekurangan apa yang saya lakukan sebagai bahan pertimbangan
selama menjadi Sekretaris Desa ini.” wawancara 5 November 2010
Sebagai pendalaman dari sasaran kajian tentang penilaian DP3 peneliti mendapatkan informasi lebih dalam dari Bapak Adi Sucipto
selaku penilai DP3 Sekretaris Desa Tegalarum Kecamatan Bendo Magetan, perihal tentang pelaksanaan Daftar Penilaian Pelaksanaan
Pekerjaan DP3, beliau menjelaskan : “ Sedikit saya tambahkan mas, dalam pelaksanaan DP3 ini
penilaian yang dilakukan tentang kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama, dan lain –lainnya
itu. DP3 ini dalam satu tahun dilaksankan cuma 1 kali kecuali apabila nanti ada pegawai yang baru diangkat biasanya
dilaksanakan minimal 6 bulan sekali dalam satu tahun itu, begitu mas. ” wawancara 5 November 2010
Secara purposif sampling peneliti melakukan trianggulasi data kepada Bapak Suwardi terhadap pernyataan Bapak adi Sucipto Selaku
penilai DP3, dalam pernyataannya : “ Sebenarnya saya itu tahu mas isi dari DP3 itu, karena memang
setiap tahun saya dinilai dan dimintai tanda tangan. Jadi saya baca dulu isinya apa dan dari dulu mulai saya jadi PNS DP3 itu tidak
berubah, isinya ada delapan unsur yang dinilai.” wawancara 6 November 2010
Secara purposif pula peneliti melakukan trianggulasi data kepada Bapak Subari selaku informan dalam penelitian ini karena tugasnya
mengarsipkan DP3 Sekretaris Desa Tegalarum, dalam pernyataannya : “ Bener kok mas, kan sampeyan tahu kalau PNS dinilai dan
dimasukkan DP3, lha saya ini bukan PNS tapi tugasnya menyimpan DP3 Pak Carik. Juga yang lain tapi namanya bukan
DP3 untuk pegawai Kantor Desa namanya form penilaian kerja pegawai. Ya, termasuk saya ya dinilai juga tapi saya gak bisa
menambah nilai sendiri, bisanya cuman nyimpen. Ya begitu lah mas prosedurnya. “
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
Selain hasil wawancara dengan Bapak Adi Sucipto dan Bapak Suwardi selaku key person dalam fokus pertama penelitian ini peneliti
diberikan ijin untuk melakukan pengamatan dokumen dengan cara peneliti dipersilahkan melihat arsip dokumen Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil atas nama Bapak Suwardi selaku PNS Dinas Pendidikan Kapubaten Magetan pada Periode
penilaian Januari sampai Desember 2009. Teknik dokumentasi dalam pengumpulan data tersebut hanya berupa pengamatan tapi tidak diijinkan
mengkopi dokumen tersebut karena termasuk arsip rahasia negara. Berdasarkan kerangka berpikir yang telah ditetapkan dalam
penelitian ini peneliti mengumpulkan data tentang penilaian kerja sebagai strategi peningkatan kinerja pegawai. Berikut hasil wawancara dengan
Bapak Adi Sucipto selaku Kepala Desa Tegalarum yang menjadikan penilaian DP3 sebagai salah satu strategi peningkatan kinerja pegawai :
“ Kalau ditanya mengenai manfaat jelas banyak sekali mas, tetapi manfaat yang paling pokok adalah terjadi peningkatan
kinerja pegawai karena merasa kinerjanya diukur dan diberi nilai dalam lembar DP3 dan bila nilainya tidak naik maka saat
kenaikan pangkat akan terhambat. Jadi supaya angkanya naik kinerjanya harus naik. Lha kalau kinerjanya tidak naik saya
kan gak bisa menambah nilainya. “ wawancara 6 November 2010
Kemudian penulis memberikan pertanyaan kepada Suwardi
selaku Sekretaris Desa tentang Pelaksanaan penilaian Pekerjaan DP3 ini, beliau mengatakan :
“ Secara prosedural memang dalam DP3 setiap tahun harus terjadi perubahan nilai secara positif yaitu meningkat
maksudnya bertambah misalnya dari nilai 80 menjadi 81, apalagi bila DP3 itu dijadikan syarat kenaikan pangkat reguler
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
yang 4 tahunan khususnya pada kolom nilai dibandingkan dengan tahun sebelumnya apakah nilianya naik atau tetap, ya
bahkan jangan sampai turun. “ wawancara 6 November 2010
Dari hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa peningkatan pada penilaian Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan DP3 sangat
penting bagi pegawai negeri sipil khususnya disaat kenaikan pangkat reguler. Untuk mendapatkan peningkatan nilai tentu saja tidak secara
otomatis nilai bertambah tetapi didasarkan pada kinerja pegawai yang dinilai apakah layak untuk mendapatkan peningkatan nilai.
Pertimbangan bahwa kenaikan nilai DP3 dari tahun sebelumnya menjadi perhatian pada proses kenaikan pangkat
dimanfaatkan sebagai strategi penuingkatan kinerja pegawai oleh Kepala Desa Tegalarum. Temuan data hasil wawancara dengan
pegawai yang dinilai menyatakan : “ Karena saya itu PNS maka saya dituntut untuk menunjukkan
kinerja lebih baik dari pegawai kantor desa yang digaji oleh APBDes, tuntutan itu dari dua arah yaitu pemerintah sebagai
induk kepegawaian saya dan masyarakat yang merasa telah membayar pajak untuk mengaji saya. Apalagi saya ini
Sekretaris Desa yang mengkoordinir Kaur. Dan ukuran itu tampak jelas tertera dalam DP3 yang diarsip secara khusus
dalam file kepegawaian. Nah, kalau kinerja saya tidak meningkat maka Pak Kades tidak akan memberikan
peningkatan nilai dalam DP3 saya. Lha kalau pas kenaikan pangkat bisa-bisa kenaikan pangkat saya tertunda.” 7
November 2010
Beberapa temuan data tentang pemberian rekomendasi DP3 kepada Sekretaris Desa Tegalarum merupakan salah satu strategi
yang digunakan Kepala Desa Tegalarum dalam meningkatkan kinerja pegawai. Yang merupakan sasaran kajian fokus pertama
penelitian ini.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber
2. Form Penilaian Kerja Pegawai Selain Sekretaris Desa