Pengertian Pembinaan Pengertian Pelatihan

pegawai sehingga tidak ada arsip, data atau informasi yang hilang, baik yang sifatnya menguntungkan maupun merugikan pegawai. e. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu turut dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang dambil mengenai mutasi pegawai, baik dalam arti promosi, alih tugas, alih wilayah, demosi maupun dalam pemberhentian tidak atas permintaan sendiri. Penilaian kinerja menurut Mondy dan Noe 1993 : 394 merupakan suatu sistem formal yang secara berkala digunakan untuk mengevaluasi kinerja individu dalam menjalankan tugas- tugasnya. Sedangkan Mejia 2004 : 222-223 mengungkapkan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran, dan manajemen yang berpengaruh terhadap kemajuan organisasi. Berdasarkan beberapa pendapat ahli mengenai pengertian penilaian kinerja dapat disimpulan bahwa penilaian kinerja merupakan suatu sistem penilaian secara berkala terhadap kinerja pegawai yang mendukung kesuksesan organisasi atau yang terkait dengan pelaksanaan tugasnya.

2.2.6. Pengertian Pembinaan

Menurut Nawawi 1996 : 47 pembinaan dilakukan dengan memberi kesempatan untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan atau Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber kecakapan, keahlian, kesejahteraan, pembinaan disiplin dan lain-lain. Misalnya memberi kesempatan mengikuti kursus-kursus, penataran, diklat, memberikan penghargaan dan pujian. Menurut Pamudji 1990 : 7 pembinaan adalah suatu yang mengarah atau memberikan bimbingan khususnya pada pegawai dalam bentuk latihan latihan, pendidikan-pendidikan, ceramah-ceramah, seminar, bimbingan dan pengawasan langsung. Menurut Thoha 1997 : 7 pembinaan adalah suatu tindakan, proses hasil atau peryataan menjadi lebih baik. Dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan pertumbuhan evolusi atas berbagai kemungkinan berkembang atau peningkatan sesuatu. Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh manusia secara sadar, terencan, teratur dan terarah dengan tindakan-tindakan untuk meningkatkan sikap dan perilaku.

2.2.7. Pengertian Pelatihan

Menurut Nawawi 2005 : 208 pelatihan adalah proses melengkapi para pekerja dengan keterampilan khusus atau kegiatan membantu para pekerja dalam memperbaiki pelaksanaan pekerjaan yang tidak efisien. Menurut Notoatmodjo 2003 : 28 pelatihan adalah merupakan upaya untuk mengembangkan sumber daya manusia, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia Pengertian lain tentang pelatihan menurut Nawawi 2005 : 209 pelatihan adalah program - program untuk memperbaiki kemampuan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber melaksanakan pekerjaan secara indivudal, kelompok dalam organisasi atau perusahaan. Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pelatihan adalah proses melengkapi para pekerja dengan keterampilan khusus dalam rangka untuk mengembangkan kemampuan yang dimliki dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Menurut Nawawi 2005 : 217 pada dasarnya sebuah pelatihan prospeknya sangat luas, meskipun secara definitif dapat dibedakan sebagai berikut : a. Pelatihan Tingkat Mikro Pelatihan ini diselenggarakan oleh dan untuk lingkungan organisasi perusahaan sendiri, sesuai kebutuhannya dalam meningkatkan kemampuan para pekerja dalam melaksanakan seluruh beban volume kerja agar dapat mewujudkan eksistensinya secara maksimal. b. Pelatihan Tingkat Makro Pelatihan ini diselenggarakan bersama oleh dua atau lebih organisasi perusahaan, yang memiliki kebutuhan yang sama dalam usaha meningkatkan kemampuan kerja para pekerja masing-masing. Setelah memutuskan kebutuhan pelatihan dakam rangka mewujudkan eksistensi yang kompetitif, agar efektif untuk mewujudkan perbaikan dan peningkatan pengetahuan, ketrampilan keahlian dan sikap pekerja, harus dipilih model pelatihan yang akan dilaksanakan. Untuk itu perlu ditempuh langkah-langkah atau fase-fase pelatihan yang dijabarkan oleh Nawawi 2005 : 228, yaitu : Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber a. Fase Perencanaan Fase ini dimulai dengan menetapkan tujuan pelatihan, yang sangat penting artinya dalam menyusun kurikulumnya, yang berisi tentang “apa yang perlu dipelajari oleh para pekerja,” yang tidak boleh dilepaskan kaitannya dengan perilaku dalam melaksanakan pekerjaan, yang dituntut sesuai hasil analisis pekerjaan jabatan. Oleh karena itu apabila fase ini tidak dikerjakan secara cermat, maka keseluruhan kegiatan pelatihan sulit untuk mencapai hasil yang diharapkan. b. Fase Mendesain Pelatihan Oleh karena proses belajar merupakan interaksi antara manusia dengan lingkungan, maka pada langkah fase kedua ini diperlukankegiatan mendesain lingkungan pelatihan. Di antaranya harus dipilih metode dan teknik pelatihan secara cermat, menyusun materi pelatihan secara sistematik, melakukan intervensi sumber-sumber lingkungan yang dapat dimanfaatkan dan lain-lain yang seluruhnya harus mengacu pada tujuan pelatihan. Oleh karena itu pelatihan pada dasarnya merupakan proses belajar, yang hanya akan berhasil apabila pesertanya aktif dalam belajar. c. Fase Evaluasi Kegiatan Pelatihan Fase evaluasi dimaksudkan adalah kegiatan menilai kegiatan pelatihan yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan selama dan sesudah pelatihan dilaksanakan. Diantaranya adalah evaluasi terhadap kemampuan mentransfer, yang berkenaan dengan ketepatan metode yang dipergunakan , kemampuan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber fasilitator instruktur atau para pelatih menggunakan metode dan sarana pelatihan. Sedang evaluasi lainnya berupa evaluasi jalannya pelatihan, yang dihubungkan dengan hasil dari pelatihan melalui tes awal digunakan untuk mengetahui kemampuan pekerja sebelum pelatihan. Tes akhir digunakan untuk mengetahui kemampuan pekerja setelah pelatihan. Dengan demikian berarti hasil dari pelatihan sebagai proses belajar adalah perubahan tingkah laku, dari tidak tahu sesuatu menjadi tahu sesuatu, dari tidak mengerti sesuatu menjadi mengerti sesuatu, dari tidak mampu melaksanakan ketrampilan tertentu menjadi mampu melaksanakannnya. Perubahan tersebut akan dapat dilihat dalam kegiatan bekerja setelah mengikuti pelatihan. Dengan perubahan berdasarkan proses yang disengaja melalui pelatihan diharapkan terjadi perubahan pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian yang akan menghasilkan proses kinerja dengan kualitas kerja yang meningkat sehingga dapat diukur perubahan kinerja pegawai karena adanya proses peningkatan kualitas pegawai melalui seminar, penataran, dan pelatihan.

2.3. Kerangka Berpikir

Kerangka berfikir merupakan penjelasan spesifik mengenai alur piker teoritik terhadap pemecahan masalah yang diteliti, penjelasan tentang teori dasar yang digunakan untuk menggambarkan alur teori atau jalinan teori yang mengarah pada pemecahan masalah. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber

Dokumen yang terkait

Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Namu Ukur Utara Daerah Irigasi Namu Sira-Sira Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

3 76 102

Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

4 83 107

Keragaman Alga Merah (Rhodophyta) Di Pantai Gamo Desa Sisarahili Gamo Kota Gunung Sitoli Nias

2 74 66

Peran Kepemimpinan Kepala Desa Dalam Mewujudkan Good Governance"(Suatu Penelitian Deskriptif Kualitatif di Desa Sigalapang Julu Kecamatan Panyabungan Kabupaten Mandailing Natal)

27 139 108

Kajian Saluran Irigasi Tersier di Desa Durian Lingga Daerah Irigasi Namu Sira Sira Kecamatan Sei Bingai Kabupaten Langkat

1 75 85

Strategi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam meningkatkan Pendapataan Asli Daerah Kabupaten Karo ( Studi kasus pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Karo)

51 271 153

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Terhadap Peningkatan Pertisipasi Masyarakat Dalam Perencanaan Pembangunan (Studi Pada Desa Galang Suka Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang)

18 209 128

KEWENANGAN KEPALA DESA DALAM PENGELOLAAN USAHA DESA DI DESA MORO KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

0 0 114

KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN LANSIA (Studi Deskriptif Tentang Kualitas Pelayanan Kesehatan Lansia di Puskesmas Bendo, Desa Tegalarum, Kabupaten Magetan) Repository - UNAIR REPOSITORY

0 0 20

STRATEGI KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI DI KANTOR DESA TEGALARUM KECAMATAN BENDO KABUPATEN MAGETAN

0 1 18