Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses belajar dan mengajar yang mampu membentuk diri seseorang menjadi pribadi yang utuh. Dalam proses tersebut banyak sekali tantangan dan hal-hal yang perlu diubah sehingga mengarah pada pembelajaran yang dapat menghasilkan manusia yang berkarakter, bermental, dan bermoral. Namun nyatanya pendidikan saat ini berbeda jauh dari tujuan pendidikan yang diharapkan. Masih banyak guru yang cenderung lebih menekankan aspek kognitif, sementara itu aspek afektif dan psikomotorik kurang diperhatikan. Dalam pembelajaran tidak cukup jika hanya mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswanya, namun perlu juga memberikan proses dan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi masa depan siswa. Pengalaman belajar yang dimaksud bukan hanya cara bagaimana siswa dapat menjawab soal-soal, melainkan bagaimana siswa dapat mengembangkan pribadi yang berkarakter dan bermoral. Tidak mudah untuk mengembangkan seseorang menjadi pribadi yang berkarakter dalam waktu singkat, diperlukan waktu dan proses yang lama. Namun proses tersebut dapat dilakukan sejak dini, misalnya dimulai dari menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam pembelajaran di kelas. Cara tersebut dapat dilakukan melalui model pembelajaran yang menarik dan bervariasi. Berbagai model dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, salah satu cara yang digunakan guru dalam menanamkan nilai kemanusiaan adalah model pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR. Menurut Tim Kanisius 2010:39, Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan pola pikir dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan. Pola pikir tersebut dilakukan melalui suatu dinamika yang terdiri dari 5 tahap yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Dalam kegiatan konteks, guru memperhatikan siswa baik secara akademis, psikis, maupun fisik. Selanjutnya guru mengajak siswa masuk ke dalam pengalaman belajar, kemudian mengajak siswa untuk berefleksi menemukan nilai dan manfaat dari pengalaman belajar. Setelah berefleksi, guru mengajak siswa untuk melakukan aksi agar siswa dapat merumuskan niat atau tindakan positif yang akan dilakukan siswa berdasarkan hasil refleksi tersebut. Pada tahap akhir yaitu melaksanakan evaluasi tes untuk mengukur atau melihat keberhasilan akademis maupun non akademis siswa dalam belajar. Pembelajaran berbasis PPR mengarahkan siswa untuk meningkatkan aspek competence, conscience, dan compassion. Menurut Subagya 2010, competence merupakan kemampuan akademik yang memadukan unsur-unsur pengetahuan dan ketrampilan. Aspek ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa dalam proses pembelajaran. Conscience adalah kemampuan memahami makna atau nilai hidup melalui pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh siswa, misalnya nilai kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, keadilan dan sebagainya. Sedangkan compassion merupakan kemauan untuk berbela rasa atau peduli pada sesama, misalnya melalui kegiatan kelompok yang dapat menumbuhkembangkan nilai kerja sama. Pada dasarnya aspek conscience dan compassion tidak mudah diukur, karena aspek-aspek tersebut berhubungan dengan karakter dan sikap yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Namun demikian bukan menjadi hambatan bagi guru dalam mengembangkan aspek- aspek tersebut dalam diri siswa. Aspek competence, conscience, dan compassion dapat dikembangkan melalui sebuah proses pembelajaran. Melalui proses ini diharapkan siswa dapat berinteraksi aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu. Pengalaman siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut selanjutnya dituangkan dalam sebuah refleksi. Dari refleksi inilah guru dapat mengetahui apakah siswa dapat menemukan nilai kemanusiaan dan manfaatnya selama pembelajaran. Pembelajaran berpola PPR belum banyak diterapkan pada sekolah- sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas SMA. Metode yang digunakan dalam sekolah tersebut masih terlihat kurang menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga siswa cenderung hanya memperoleh ilmu yang diajarkan oleh guru. Kondisi tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas X, ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut: beberapa siswa masih mendapatkan nilai ekonomi di bawah KKM, hal ini berkaitan dengan aspek competence. Selain itu dalam mengerjakan soal ujian ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri akan jawabannya sehingga menanyakan cara atau jawaban ke teman lain, hal ini berkaitan dengan aspek conscience. Masalah yang lain adalah kurang mampunya siswa menjalin kerja sama yang baik dalam diskusi kelompok, hal tersebut berkaitan dengan aspek compassion. Berdasarkan masalah di atas, peneliti berkeyakinan bahwa pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan aspek competence, conscience, dan compassion. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dalam Pembelajaran Materi Pendapatan Nasional untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.”

B. Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

3 26 221

Analisis implementasi model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berdasarkan unsur competence-conscience-compassion siswa.

0 0 14

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu.

0 1 196

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 223

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu

0 4 194

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 1 254

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 221

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran materi indeks harga dan inflasi untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu - USD Repository

0 0 204

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 17 271

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis Ix Sedayu - USD Repository

0 0 222