kerja sama kelompok sehingga membuat siswa dapat belajar menghargai pendapat teman. Hambatan yang dijumpai pada
siklus I melalui pembelajaran PPR dapat diperbaiki pada siklus II ini. Terlihat kerja sama siswa dengan kelompok lebih baik
jika dibandingkan dengan siklus I. Hanya saja suasana kelas yang kurang kondusif masih terlihat di pembelajaran siklus II
ini. Namun secara keseluruhan aspek competence, conscience, dan compassion dapat tercapai dan
lebih meningkat
dibandingkan dengan siklus I.
B. Analisis Komparasi tentang
Competence, Conscience, dan Compassion 3C Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi
Reflektif PPR
1. Hasil Penelitian a. Aspek Competence
Berdasarkan data yang diperoleh mulai dari pra penelitian sampai akhir siklus II, pembelajaran dengan menggunakan PPR dapat
meningkatkan aspek competence, consceince, dan compassion. Perkembangan rata-rata nilai aspek competence mata pelajaran
ekonomi siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.15 Rata-Rata Skor Aspek
Competence Siklus
Rata-rata Skor Kenaikan
Persentase Kenaikan
Pre test Post test
I 27,94
34,41 6,47
23 II
37,59 58,12
20,53 54
Rata-rata 32,76
46,26 13,5
41 Dari tabel 5.15 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kelas
mengalami peningkatan. Pada awal siklus I, rata-rata nilai kelasnya 27,94 dan pada akhir siklus I meningkat menjadi 34,41. Demikian
juga pada siklus II, terjadi peningkatan rata-rata nilai pada awal siklus II sebesar 37,59 menjadi 58,12 di akhir siklus II. Hal ini membuktikan
bahwa pembelajaran ekonomi dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dapat meningkatkan aspek competence
sebesar 41 yaitu dari 32,76 pada awal siklus menjadi 46,26 di akhir siklus.
b. Aspek Conscience Dalam penelitian ini aspek conscience yang dikembangkan
adalah nilai kejujuran. Namun selain itu, aspek conscience didukung pula dengan pengukuran sikap dan minat siswa. Aspek conscience
diukur mnggunakan kuesioner yang diberikan pada pra penelitian dan akhir siklus. Kuesioner menggunakan pengukuran dengan skala lima.
1 Penilaian Moral Kejujuran Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Dalam penelitian ini, nilai moral yang
dikembangkan adalah nilai kejujuran. Nilai moral diukur menggunakan kuesioner dengan 10 pernyataan lampiran 30.
Berikut ini adalah hasil rata-rata skor siswa pada penilaian moral kejujuran:
Tabel 5.16 Rata-rata Skor Penilaian Moral Kejujuran
Saat Pengukuran Rata-
rata Skor
Rerata Skor Sebelum
dan sesudah
Awal Siklus I sebelum penerapan PPR 3,53
3,53 Akhir Siklus I sesudah penerapan PPR
3,62 3,63
Akhir Siklus II sesudah penerapan PPR 3,64
2 Penilaian Sikap Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk
mengetahui sikap siswa terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, guru, dan sebagainya. Dalam penelitian ini,
penilaian sikap siswa diukur menggunakan kuesioner dengan 15 pernyataan lampiran 28. Hasil rata-rata skor penilaian sikap siswa
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.17 Rata-rata Skor Penilaian Sikap
Saat Pengukuran Rata-
rata Skor
Rerata Skor Sebelum
dan sesudah
Awal Siklus I sebelum penerapan PPR 3,73
3,73 Akhir Siklus I sesudah penerapan PPR
3,76 3,77
Akhir Siklus II sesudah penerapan PPR 3,77
3 Penilaian Minat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat atau
keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Dalam penelitian ini,
pengukuran terhadap minat siswa dilakukan menggunakan kuesioner dengan 15 pernyataan lampiran 29. Data hasil rata-rata
skor penilaian minat siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 5.18 Rata-rata Skor Penilaian Minat
Saat Pengukuran Rata-
rata Skor
Rerata Skor Sebelum
dan Sesudah
Awal Siklus I sebelum penerapan PPR 3,36
3,36 Akhir Siklus I sesudah penerapan PPR
3,39 3,44
Akhir Siklus II sesudah penerapan PPR 3,49
Berdasarkan hasil pengukuran nilai moral kejujuran, sikap, dan minat yang diperoleh dari para siswa, maka ketiga hasil tersebut dapat
digabungkan menjadi hasil aspek conscience siswa yang dirata-rata menjadi skor antara sebelum dan sesudah penerapan PPR. Adapun
hasil akhir dari aspek conscience siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 5.19 Rata-Rata Skor Aspek
Conscience Saat Pengukuran
Rata- rata
Skor Rerata Skor
Sebelum dan Sesudah
Awal Siklus I sebelum penerapan PPR 3,54
3,54 Akhir Siklus I sesudah penerapan PPR
3,59 3,61
Akhir Siklus II sesudah penerapan PPR 3,63
Pada tabel 5.19 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran aspek conscience pada awal siklus sebesar 3,54, pada akhir siklus I
meningkat menjadi 3,59, kemudian meningkat lagi pada akhir siklus II menjadi 3,63. Dapat juga disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor
pada aspek conscience dari sebelum penerapan PPR sebesar 3,54 menjadi 3,61 sesudah penerapan PPR. Apabila hasil data tersebut
dikonversikan ke data kualitatif, maka skor antara sebelum dan sesudah diterapkan PPR akan termasuk dalam kriteria baik. Dengan
demikian dapat
disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan
menggunakan PPR dapat meningkatkan aspek conscience siswa, meskipun dalam jumlah angka yang kecil dan masih dalam kriteria
yang sama. Aspek conscience juga terlihat pada hasil refleksi dan aksi
siswa yang menunjukkan adanya kemampuan dalam menemukan nilai kejujuran. Berikut disajikan tabel hasil refleksi siswa:
Tabel 5.20 Hasil Refleksi Siswa pada Aspek
Conscience No Ya Tidak
Alasan Pentingnya Bersikap Jujur Siklus I
Siklus II
1
memberikan rasa puas
kalau kita jujur akan mendapatkan kepuasan
2
membuat hati kita tenang
kejujuran menumbuhkan rasa kasih
3
terbebas dari korupsi
jujur membuat hati tenang dan tidak berdosa
4
nyaman dalam beraktivitas
hari-hari kita akan terasa nyaman dan tenang
5
mendapatkan imbalan
karena jujur itu baik
No Ya Tidak Alasan Pentingnya Bersikap Jujur
Siklus I Siklus II
6
hati merasa damai tapi zaman sekarang kejujuraan adalah hancur
7
akan merasa tenang
dengan jujur kita akan merasa aman tidak
merasa takut
8
masuk surga kejujuran salah satu kunci
untuk masuk surga 9
dengan jujur kita
akan selalu tenang kejujuran dibutuhkan
dimana saja 10
tidak ada beban
dan pikiran jika jujur tidak dihantui rasa
bohong 11
jujur akan
membawa hikmah jujur itu benar dan tidak
akan menambah dosa 12
akan tercipta
saling mengasihi orang akan belajar untuk
saling mengasihi 13
nama baik tidak
tercoreng kalau kita jujur, hidup kita
akan aman, damai 14
akan disukai
orang lain kejujuran dapat diterapkan
dalam hidup sehari-hari 15
rasanya lega
kejujuran dalah kunci dari keberhasilan
16
hidup tidak ada beban
dengan jujur hidup kita akan menjadi tenang
17
bisa melatih kejujuran
kalau jujur jauh lebih baik 18
tidak ada beban
karena orang bekerja yang dibutuhkan kejujuran
19
agar hidup lebih nyaman
karena untuk tujuan hidup di masa depan
20
lebih merasa lega kejujuran kalau dilanggar
tidak akan berguna lagi 21
bisa dipercaya
orang lain dengan jujur pasti bisa
dipercaya orang lain
22
lebih dipercaya orang lain
dari kejujuran kita bisa dihargai orang dan
dipercaya
23
lebih dipercaya orang lain
bisa lebih dipercaya 24
lebih tenang, lebih
lega dengan jujur, bisa saling
menghargai dan terbuka 25
tidak ada beban
batin, relax kejujuran adalah yang
terpenting dalam bekerja
No Ya Tidak Alasan Pentingnya Bersikap Jujur
Siklus I Siklus II
26
dapat terlatih hidup baik
dengan jujur, orang tidak akan sungkan berteman
dengan kita
27
hati menjadi enak dan nyaman
dengan jujur kita akan mendapat kepercayaan dari
teman
28
tidak terbebani karena jujur masuk surga
29
tidak dihantui kebohongan
kalau tidak jujur akan dosa 30
dengan jujur akan
hidup nyaman dengan jujur akan hidup
nyaman 31
membawa
keberuntungan suatu kejujuran akan
membawa keberuntungan 32
merasa nyaman,
tentram karena di sekitar kita orang
jujur sudah langka 33
hati menjadi
tenang jika tidak jujur akan
terbayang rasa bersalah 34
merasa lega
jujur membuat kita dekat dengan Tuhan
Tabel di atas menunjukkan hasil refleksi siswa kelas XC dengan pertanyaan panduan sebagai berikut: Apakah menurutmu
kejujuran itu penting untuk dimiliki setiap orang? Jelaskan alasanmu Terlihat dari jawaban semua siswa di atas menunjukkan bahwa
kejujuran itu sangat penting untuk dimiliki setiap orang. Dapat dilihat pula pada alasan siswa, hampir sebagian siswa menuliskan alasan
pentingnya kejujuran adalah agar memperoleh manfaat yang positif, misalnya: hidup akan tenang, akan mendapatkan kepercayaan dari
orang lain, akan membawa keberuntungan, bisa dihargai orang lain, akan merasa aman karena tidak bohong, dan sebagainya. Dengan
demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran
PPR aspek conscience dengan nilai kejujuran sudah mulai berkembang pada siswa.
Sedangkan untuk hasil aksi siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.21 Hasil Aksi Siswa pada Aspek
Conscience No
Siklus I Siklus II
1 Akan bersikap jujur dalam
menghadapi segala masalah Selalu bersikap jujur, apa
adanya dan tidak menutupi kebenaran dengan alasan
yang dibuat-buat
2 Meningkatkan kejujuran dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
Semakin menumbuhkan rasa kejujuran itu
3 Bersikap jujur dengan orang
lain Bersikap jujur dalam sehari-
hari walaupun cukup susah 4
- Lebih jujur dan melakukan segala sesuatu dengan
jujur - Akan memperbaiki sikap
dalam kehidupan sehari- hari
Menerapkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari
5 Akan selalu berbuat jujur
Berusaha untuk terus jujur 6
Bersikap jujur kepada semua orang
Kerja sama dalam lingkungan
7 Saya akan berusaha selalu
bersikap jujur dalam segala hal
Akan berusaha selalu jujur dalam hal apapun
8 Jujur tidak berbohong
Berbuat jujur 9
Akan selalu jujur pada semua orang
Lebih jujur dalam mengerjakan sesuatu
10 Tidak berbohong lagi
Tidak berbohong lagi 11
Membuat prinsip dalam hidup
Akan bersikap jujur dan apa adanya terhadap sesama
12 Berusaha untuk selalu jujur
Membangun hal kejujuran dan menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari
13 Saya akan melatih diri saya
untuk bersikap jujur Akan memupuk kejujuran
dari yang sederhana hingga kejujuran yang besar
14 Berbuat jujur kepada siapa
Akan bersikap dan
No Siklus I
Siklus II
saja membangun nilai kejujuran
15 Saya akan mengamalkan
kejujuran dalam hidupku Saya akan mengamalkan
nilai kejujuran dalam hidupku
16 - Berusaha jujur
- Tidak menyia-nyiakan apa yang aku punya sekarang
Berusaha menjadi pribadi yang menghargai milik
orang lain bukan milik diri sendiri
17 Berbuat jujur dimana saja
dan kapanpun Jujur kepada siapapun
18 Berusaha untuk jujur
Membangun kejujuran lebih baik
19 Jujur akan menentukan masa
depan Mencoba hidup dan
melangkah dengan kejujuran 20
Ingin selalu bersikap jujur Ingin selalu bersikap jujur
pada semua orang 21
- Jika diberi tanggung jawab dijalani dengan baik dan
jujur - Berkata jujur dalam
perkataan Akan selalu berbuat jujur di
masyarakat
22 Berbuat jujur dalam
mengerjakan sesuatu Berperilaku jujur
23 Jadi jujur pada orang lain
Jujur pada orang lain 24
Lebih bersikap jujur Jujur dalam mengerjakan
ulangan dengan usaha sendiri
25 Selalu bersikap jujur dalam
segala hal Lebih jujur dalam segala hal
26 Berpola hidup jujur,
menanamkan motto hidup Berbuat jujur dalam hal
apapun pahit atau manis harus tetap jujur
27 Mencoba bersikap jujur
misalnya kalau ada teman yang mencontek saat
ulangan diberitahukan kepada guru
Berusaha bersikap jujur terhadap orang lain maupun
diri sendiri
28 Berusaha terus lebih jujur
Bertindak lebih baik daripada sebelumnya
29 Tidak akan bohong lagi
Akan lebih jujur lagi 30
Selalu jujur pada semua orang
Saya akan jujur 31
Berusaha jujur dalam setiap tindakan
Berusaha jujur dalam setiap hal, meskipun hal yang
No Siklus I
Siklus II
sangat kecil sekalipun 32
Berbuat jujur dimana saja dan kapan saja
Saya akan berbuat jujur dimana saja dan kapan saja
33 Berbuuat jujur dengan orang
lain Berbuat jujur sebisa
mungkin untuk orang lain dan diri sendiri
34 Bersikap jujur, apa adanya
Ya bersikap jujur dan hidup lebih baik lagi
Dari tabel 5.18 dapat kita lihat niat-niat atau tindakan siswa yang akan dilakukannya. Terlihat pada tabel tersebut bahwa semua
siswa mempunyai niat akan bersikap jujur untuk kehidupan selanjutnya. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan PPR dapat membangun aspek conscience siswa khususnya dalam nilai kejujuran.
c. Aspek Compassion Dalam penelitian ini, aspek compassion yang dikembangkan
adalah nilai kerja sama. Kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok untuk mendiskusikan
tugas. Pengukuran pada aspek compassion juga menggunakan kuesioner yang diberikan pada awal dan akhir siklus. Kuesioner
menggunakan pengukuran dengan skala lima. Data skor rata-rata kelas pada aspek compassion dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.22 Skor Rata-Rata Aspek
Compassion
Saat Pengukuran Rata-
rata Skor
Rerata Skor Sebelum dan
Sesudah
Awal Siklus I sebelum penerapan PPR 3,85
3,85 Akhir Siklus I sesudah penerapan PPR
3,94 3,95
Akhir Siklus II sesudah penerapan PPR 3,96
Tabel 5.22 menunjukkan hasil dari aspek compassion siswa yang mengalami peningkatan skor dari awal hingga akhir siklus.
Terlihat pada awal siklus I hasil skor sebesar 3,85, sedangkan pada akhir siklus I meningkat menjadi 3,94 dan di akhir siklus II meningkat
lagi menjadi 3,96. Dapat dikatakan adanya peningkatan skor aspek compassion antara sebelum dan sesudah penerapan PPR, yaitu dari
3,85 menjadi 3,95. Hasil skor antara sebelum dan sesudah penerapan PPR jika dikonversikan ke data kualitatif, maka kedua hasil tersebut
akan masuk dalam kriteria baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada aspek compassion, meskipun
kenaikan skor tersebut relatif kecil dan masih dalam kriteria yang sama yaitu baik.
Perkembangan aspek compassion ini juga dapat dilihat pada hasil refleksi dan aksi siswa, dimana melalui refleksi siswa dapat
menemukan manfaat yang diperoleh dari kerja sama. Sedangkan melalui aksi siswa dapat membangun niat-niat yang lebih baik untuk
mewujudkan manfaat dari nilai kerja sama tersebut. Berikut ini disajikan hasil refleksi dan aksi siswa pada aspek compassion:
Tabel 5.23 Hasil Refleksi Siswa pada Aspek
Compassion
No Nilai yang dapat
dipetik dari diskusi kelompok
Manfaat yang diperoleh Siklus I
Siklus II
1 kerja sama,tolong
menolong tugas akan cepat
selesai dapat menambah
wawasan 2
kebersamaan bisa saling
membantu dapat memecahkan
masalah dalam kelompok
3 kerja sama,
kebersamaan meringankan beban
kita meringankan beban
4 kekompakkan, kerja
sama mengerti satu sama
lain mudah
diselesaikan, kerja sama
5 kebersamaan
menguntungkan bisa
mempertimbang- kan jawaban
6 kerja sama,
solidaritas membantu
menangani kesulitan pekerjaan akan
cepat selesai 7
kerja sama, sosialisasi
pekerjaan akan lebih mudah dan cepat
dapat menyelesaikannya
dengan cepat dan mudah
8 kerja sama
senang bisa bekerja sama
dengan baik 9
kerja sama hati akan terasa lega
rasa persahabatan lebih terbangun
10 kekompakkan, kebersamaan
dapat mencari jawaban bersama
lebih mudah mengerjakan
11 kerja sama tugas akan cepat
selesai pekerjaan jadi
cepat selesai 12 kekompakkan
tugas menjadi ringan akan terasa lebih mudah dan kompak
13 kerja sama, peduli, mengasihi
saling membantu, membuka wawasan
dapat membantu hal yang belum
diketahui
14 kerja sama, keharmonisan
bisa mengerti semua hal
bisa menyelesaikan pekerjaan dengan
cepat
15 kebersamaan, kerja sama
mengerjakan suatu hal dengan lebih
mudah dapat mengerjakan
pekerjaan dengan mudah
No Nilai yang dapat
dipetik dari diskusi kelompok
Manfaat yang diperoleh Siklus I
Siklus II
16 saling memahami, bekerjasama
jika belum jelas, dapat bertanya pada
teman pekerjaan akan
menjadi lebih ringan
17 bekerjasama saling memberi ilmu lebih mudah
mengerjakannya 18 kekompakkan,
kebersamaan mencari jawaban
bersama lebih ringan dan
lebih mengerti 19 kebersamaan
memiliki arti persahabatan
rasa kebersamaan, tanggung jawab
20 kebersamaan bisa saling
membantu bisa saling berbagi
tugas 21 kebersamaan,
kekompakkan bisa lebih akrab
dengan teman dapat mengerti cara
mengerjakan soal 22 kebersamaan
soal yang sulit menjadi lebih mudah
lebih mudah mengerjakan
pekerjaan
23 kekompakkan, kerja sama
segala pekerjaan menjadi mudah
pekerjaan jadi lebih mudah
24 dapat bekerjasama dalam kelompok
saling mengisi satu sama lain
lebih kompak, lebih paham
25 kebersamaan tugas lebih cepat
selesai lebih efisien dalam
bekerja 26 nilai sosial
hal yang dikerjakan menjadi ringan
pekerjaan jadi lebih ringan
27 kebersamaan, kerja sama
diskusi menjadi lebih nyaman dan
enak kerja sama dalam
kelompok menyenangkan
28 melatih kerja sama bisa mengerjakan
bersama-sama dapat
mempertimbang- kan jawaban
dengan teman
29 Kebersamaan saling menghargai
suatu hal yang susah akan menjadi
mudah
30 kerja sama saling membantu
lebih gampang, bisa saling
membantu
31 kekeluargaan, kerja sama
tugas menjadi lebih ringan
tugas lebih mudah, dan lebih ringan
No Nilai yang dapat
dipetik dari diskusi kelompok
Manfaat yang diperoleh Siklus I
Siklus II
32 kerja sama saling mengerti,
memahami kerja sama dan
kesatuan dalam kelompok
33 kerja sama, kebersamaan
dapat mudah mengerjakan soal
pekerjaan jadi mudah dikerjakan
34 saling membantu, kebersamaan
timbul rasa kekompakkan
hasilnya lebih optimal
Tabel di atas menunjukkan hasil refleksi siswa pada aspek compassion, dimana terdapat 62 siswa yang sudah dapat menemukan
nilai kerja sama dalam diskusi kelompok. Sedangkan 38 siswa lainnya mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda dalam menemukan
nilai kerja sama. Hal ini membuktikan bahwa rata-rata siswa di kelas XC sudah mulai terlihat perkembangannya dalam aspek compassion
yaitu melalui nilai kerja sama. Berikut disajikan hasil aksi siswa yang merupakan niat-niat
siswa untuk membangun nilai kerja sama dalam kehidupan siswa:
Tabel 5.24 Hasil Aksi Siswa pada Aspek
Compassion No.
Siklus I Siklus II
1 - Selalu bekerjasama dengan
teman - Saling bantu membantu
tentunya dalam artian positif Dalam kegiatan sehari-hari
akan selalu bekerjasama, bantu membantu dan saling
bertoleransi satu sama lain
2 Akan lebih menghargai
kelompok dan pendapat dalam kelompok
Dalam memecahkan masalah yang sulit untuk dimengerti
secara individu kita dapat memecahkan masalah itu
bersama-sama
3 Saling membantu satu sama
lain supaya meringankan beban
Bertanya saat tidak bisa
No. Siklus I
Siklus II
4 Akan lebih mementingkan
kepentingan kelompok daripada diri sendiri
Akan menerapkan kerjasama dalam melakukan suatu
pekerjaan dengan saling melengkapi dalam kelompok
5 Menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari Menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari 6
Membantu orang yang sedang kesulitan dalam masalah
Membantu orang yang sedang kesulitan dalam melakukan
suatu hal
7 Meningkatkan dan lebih
banyak melakukan kerja sama serta komunikasi dengan
orang lain Akan meningkatkan kerja
sama dengan orang lain karena pada hakekatnya
manusia adalah makhluk sosial
8 Bekerja sama
Bekerjasama dengan teman 9
Akan membantu sesama Bekerja bersama-sama agar
hasil pekerjaan bisa maksimal dan cepat beres
10 Jika dalam kelompok bisa
diajak kerja sama Akan lebih aktif dalam
kelompok 11
Selalu bekerjasama Jika ada pekerjaan latihan
yang tidak dapat dikerjakan sendiri dapat meminta teman
untuk membantu mengerjakan
12 Saling tolong menolong
dengan teman Lebih membangun
kekompakan dan solidaritas dengan teman dalam
kehidupan sehari-hari
13 Menciptakan kehidupan yang
damai, saling mengasihi, dan saling membantu
Memupuk rasa kebersamaan antar sesama dan saling
membantu satu sama lain
14 Belajar dengan rajin dan
bekerjasama dengan baik Akan membangun nilai kerja
sama dengan baik 15
Menjalin relasi dan kerja sama yang lebih enak dengan orang
lain Saya akan mengamalkan nilai
kerja sama yang erat dalam hidupku
16 Saling membantu dalam hal
apapun Niat menyadari betul arti
saling ketergantungan, tolong menolong, kebersamaan
17 Lebih bisa bekerjasama
dengan orang lain Bekerjasama dengan teman
No. Siklus I
Siklus II
18 Tidak egois
- Membangun kerja sama lebih baik
- Lebih kompak dalam kelompok
- Aktif dalam kelompok 19
Menjalani hidup dengan bekerjasama
Hidup dalam kerja sama 20
Saling membantu, saling memahami
Ingin selalu terus bekerjasama dengan orang lain agar dapat
hidup adil dan makmur
21 Selalu aktif dalam kerja sama
Akan menolong orang yang kesusahan
22 Lebih bisa menghargai orang
lain Lebih bisa menghargai orang
lain dalam kehidupan sehari- hari
23 Bekerjasama dengan orang-
orang untuk mengerjakan hal- hal yang sulit
Lebih aktif dalam kerja kelompok
24 - Membantu orang lain
- peduli Saling membantu, lebih
kompak, saling menghargai satu sama lain
25 Setiap pekerjaanku harus
dilakukan dengan baik - Lebih giat dalam belajar
- Menghargai teman 26
- Berganti hari merubah diri jadi lebih baik,
- lebih mengerti orang lain Saling tolong menolong,
bahu- membahu
27 Mencoba bekerjasama dengan
baik dalam kelompok Saling tolong menolong dan
bekerjasama dalam kelompok 28
Berusaha berbuat lebih baik daripada sebelumnya
Menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat
29 Akan lebih menghargai orang
lain Akan bekerjasama dengan
teman-teman lain 30
Selalu menanamkan sikap solidaritas
Kalau kita tidak bisa, meminta bantuan teman yang bisa
31 Menerapakan nilai-nilai
positif yang saya dapatkan dalam kelompok
Berusaha untuk lebih mampu berinteraksi, beradaptasi dan
bersosialisasi dengan lingkungan orang lain
32 Saya akan membantu
masyarakat setempat selagi saya masih bisa
Jika ada orang yang membutuhkan bantuan dari
saya maka saya siap untuk membantu
No. Siklus I
Siklus II
33 Saling membantu satu dengan
yang lain Akan membantu satu sama
lain 34
- Menumbuhkan rasa kebersamaan
- Menghargai pendapat orang lain
Menjalin kerja sama yang baik dengan teman, keluarga,
masyarakat
2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, tampak bahwa
pembelajaran ekonomi dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat mengembangkan aspek competence, conscience, dan
compassion siswa. Hal ini dapat dibuktikan pada tabel di bawah ini mengenai hasil skor dari ketiga aspek tersebut:
Tabel 5.25 Hasil Perbandingan Aspek
Competence, Conscience, serta
Compassion antara Sebelum dan Sesudah
Competence Conscience
Compassion Sebelum
Sesudah Sebelum
Sesudah Sebelum
Sesudah
32,76 46,26
3,54 3,61
3,85 3,95
Tabel di atas menunjukkan adanya hasil skor dari masing-masing aspek yang mengalami peningkatan mulai dari sebelum hingga sesudah
diterapkannya PPR dalam pembelajaran ekonomi. Hasil peningkatan skor tersebut kiranya diperoleh dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan
saat proses pembelajaran berlangsung. Dimulai dengan tahap menggali pengalaman dan pengetahuan siswa yang biasa disebut tahap konteks
dalam pembelajaran PPR. Dalam tahap ini guru mencoba untuk menggali seberapa jauh siswa mengetahui tentang materi yang akan dipelajari. Hal
ini bertujuan agar siswa tidak merasa asing dengan materi pendapatan
nasional, karena materi ini dirasa belum pernah dipelajari oleh siswa sebelumnya.
Selanjutnya tahap
pengalaman yang
diawali dengan
mengembangkan aspek competence. Untuk mengembangkan aspek ini, siswa dibantu melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran seperti diskusi
kelompok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, games dalam menyusun rumusan pendapatan nasional. Dari
kegiatan tersebut, siswa mendapatkan manfaat untuk belajar memahami materi dengan membangkitkan motivasi dan keaktifan siswa. Dengan
begitu pembelajaran PPR ini tidak mengarah pada metode yang membosankan yaitu ceramah oleh guru. Selain itu kegiatan-kegiatan ini
juga menjadi dasar sebagai penentu hasil belajar siswa di tahap evaluasi. Tahap pengalaman berikutnya dilakukan untuk mengembangkan
aspek conscience siswa. Melalui aspek ini siswa diajak untuk menemukan nilai kejujuran yang terkait dengan materi pendapatan nasional. Setelah
dapat menemukan nilai kejujuran tersebut diharapkan siswa dapat mengembangkannya dalam diri siswa masing-masing. Dalam penelitian
ini nilai kejujuran tersebut dikembangkan melalui penayangan video. Video yang pertama menceritakan tentang seseorang yang berniat untuk
melakukan korupsi, namun setelah ia menyadari bahwa dampak dari korupsi itu adalah merugikan diri sendiri, maka ia memutuskan untuk
tidak jadi korupsi. Dengan kata lain video tersebut menceritakan tentang dampak negatif dari sebuah ketidakjujuran. Selanjutnya dalam video
kedua menceritakan tentang sikap jujur yang dilakukan seorang anak kecil yang alhasil dari kejujurannya itu ia mendapatkan sesuatu yang selama ini
ia inginkan. Dari kedua video tersebut siswa diajak untuk memaknai arti pentingnya bersikap jujur dalam kehidupan. Selain menggunakan video,
siswa juga dibantu untuk mengembangkan aspek conscience melalui sebuah cerita yang merupakan kisah nyata tentang “ Dua Anak Super di
Pinggir Jalan”. Dalam cerita ini terkandung makna bahwa walaupun dalam bekerja tidak mendapatkan penghasilan yang tinggi, namun kejujuran
sangat penting untuk dijunjung tinggi, sehingga siswa dapat diajarkan untuk tidak korupsi dari hal yang terkecil apapun.
Aspek yang ketiga dalam pembelajaran PPR yaitu compassion, yang dikembangkan melalui kegiatan diskusi kelompok. Sama halnya
dengan aspek conscience, dalam aspek compassion ini siswa diajak untuk menemukan dan memaknai nilai kemanusiaan dari kegiatan berkelompok.
Sementara itu nilai yang dapat dikembangkan dari kegiatan diskusi kelompok ini adalah nilai kerja sama. Dari kerja sama siswa diajak untuk
saling menghargai pendapat teman, saling membantu, saling mendukung, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan sebagainya.
Ketiga aspek di atas tentunya tidak cukup jika hanya diketahui secara lisan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui lebih banyak
mengenai manfaat dan makna yang diperoleh siswa dari pengalaman dalam mengembangkan ketiga aspek PPR tersebut. Untuk itu setelah tahap
pengalaman, siswa diajak untuk merefleksikan makna dari aspek PPR dan
mencoba membangun niat-niat positif melalui kegiatan aksi. Dari kegiatan aksi ini diharapkan suatu saat nanti siswa dapat mewujudkan niatnya
tersebut secara konsisten dalam kehidupannya masing-masing. Kembali pada hasil peningkatan skor aspek competence,
conscience, dan compassion, hasil tersebut bukan semata-mata menjadi tolok ukur bagi siswa dalam merubah karakternya setelah penelitian ini
selesai dilakukan. Masih membutuhkan waktu yang lama untuk menjadikan seseorang atau siswa merubah karakternya sesuai dengan niat-
niat dalam aksi yang mereka tuliskan. Hasil skor dari ketiga aspek ini memang belum maksimal. Hal ini dikarenakan siswa merasa menjadi
obyek penelitian yang dianggapnya tidak membantu nilai akhir dalam kenaikan kelas, sehingga menjadikan mereka enggan untuk mengisi segala
alat instrumen peneliti dengan serius. Namun dengan demikian, adanya peningkatan
skor rata-rata
dapat menggambarkan
bahwa ada
perkembangan pada aspek competence, conscience, dan compassion dalam diri siswa meskipun kenaikan skor tersebut relatif kecil dan masih dalam
kriteria yang sama pada data kualitatif.
120
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN