Analisis Komparasi tentang HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

kerja sama kelompok sehingga membuat siswa dapat belajar menghargai pendapat teman. Hambatan yang dijumpai pada siklus I melalui pembelajaran PPR dapat diperbaiki pada siklus II ini. Terlihat kerja sama siswa dengan kelompok lebih baik jika dibandingkan dengan siklus I. Hanya saja suasana kelas yang kurang kondusif masih terlihat di pembelajaran siklus II ini. Namun secara keseluruhan aspek competence, conscience, dan compassion dapat tercapai dan lebih meningkat dibandingkan dengan siklus I.

B. Analisis Komparasi tentang

Competence, Conscience, dan Compassion 3C Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR 1. Hasil Penelitian a. Aspek Competence Berdasarkan data yang diperoleh mulai dari pra penelitian sampai akhir siklus II, pembelajaran dengan menggunakan PPR dapat meningkatkan aspek competence, consceince, dan compassion. Perkembangan rata-rata nilai aspek competence mata pelajaran ekonomi siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.15 Rata-Rata Skor Aspek Competence Siklus Rata-rata Skor Kenaikan Persentase Kenaikan Pre test Post test I 27,94 34,41 6,47 23 II 37,59 58,12 20,53 54 Rata-rata 32,76 46,26 13,5 41 Dari tabel 5.15 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai kelas mengalami peningkatan. Pada awal siklus I, rata-rata nilai kelasnya 27,94 dan pada akhir siklus I meningkat menjadi 34,41. Demikian juga pada siklus II, terjadi peningkatan rata-rata nilai pada awal siklus II sebesar 37,59 menjadi 58,12 di akhir siklus II. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran ekonomi dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dapat meningkatkan aspek competence sebesar 41 yaitu dari 32,76 pada awal siklus menjadi 46,26 di akhir siklus. b. Aspek Conscience Dalam penelitian ini aspek conscience yang dikembangkan adalah nilai kejujuran. Namun selain itu, aspek conscience didukung pula dengan pengukuran sikap dan minat siswa. Aspek conscience diukur mnggunakan kuesioner yang diberikan pada pra penelitian dan akhir siklus. Kuesioner menggunakan pengukuran dengan skala lima. 1 Penilaian Moral Kejujuran Moral berkaitan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang dilakukan diri sendiri. Dalam penelitian ini, nilai moral yang dikembangkan adalah nilai kejujuran. Nilai moral diukur menggunakan kuesioner dengan 10 pernyataan lampiran 30. Berikut ini adalah hasil rata-rata skor siswa pada penilaian moral kejujuran: Tabel 5.16 Rata-rata Skor Penilaian Moral Kejujuran Saat Pengukuran Rata- rata Skor Rerata Skor Sebelum dan sesudah Awal Siklus I sebelum penerapan PPR 3,53 3,53 Akhir Siklus I sesudah penerapan PPR 3,62 3,63 Akhir Siklus II sesudah penerapan PPR 3,64 2 Penilaian Sikap Penilaian sikap adalah penilaian yang dilakukan untuk mengetahui sikap siswa terhadap mata pelajaran, kondisi pembelajaran, guru, dan sebagainya. Dalam penelitian ini, penilaian sikap siswa diukur menggunakan kuesioner dengan 15 pernyataan lampiran 28. Hasil rata-rata skor penilaian sikap siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.17 Rata-rata Skor Penilaian Sikap Saat Pengukuran Rata- rata Skor Rerata Skor Sebelum dan sesudah Awal Siklus I sebelum penerapan PPR 3,73 3,73 Akhir Siklus I sesudah penerapan PPR 3,76 3,77 Akhir Siklus II sesudah penerapan PPR 3,77 3 Penilaian Minat Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, minat atau keinginan adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap minat siswa dilakukan menggunakan kuesioner dengan 15 pernyataan lampiran 29. Data hasil rata-rata skor penilaian minat siswa adalah sebagai berikut: Tabel 5.18 Rata-rata Skor Penilaian Minat Saat Pengukuran Rata- rata Skor Rerata Skor Sebelum dan Sesudah Awal Siklus I sebelum penerapan PPR 3,36 3,36 Akhir Siklus I sesudah penerapan PPR 3,39 3,44 Akhir Siklus II sesudah penerapan PPR 3,49 Berdasarkan hasil pengukuran nilai moral kejujuran, sikap, dan minat yang diperoleh dari para siswa, maka ketiga hasil tersebut dapat digabungkan menjadi hasil aspek conscience siswa yang dirata-rata menjadi skor antara sebelum dan sesudah penerapan PPR. Adapun hasil akhir dari aspek conscience siswa adalah sebagai berikut: Tabel 5.19 Rata-Rata Skor Aspek Conscience Saat Pengukuran Rata- rata Skor Rerata Skor Sebelum dan Sesudah Awal Siklus I sebelum penerapan PPR 3,54 3,54 Akhir Siklus I sesudah penerapan PPR 3,59 3,61 Akhir Siklus II sesudah penerapan PPR 3,63 Pada tabel 5.19 dapat dilihat bahwa hasil pengukuran aspek conscience pada awal siklus sebesar 3,54, pada akhir siklus I meningkat menjadi 3,59, kemudian meningkat lagi pada akhir siklus II menjadi 3,63. Dapat juga disimpulkan bahwa terjadi peningkatan skor pada aspek conscience dari sebelum penerapan PPR sebesar 3,54 menjadi 3,61 sesudah penerapan PPR. Apabila hasil data tersebut dikonversikan ke data kualitatif, maka skor antara sebelum dan sesudah diterapkan PPR akan termasuk dalam kriteria baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan PPR dapat meningkatkan aspek conscience siswa, meskipun dalam jumlah angka yang kecil dan masih dalam kriteria yang sama. Aspek conscience juga terlihat pada hasil refleksi dan aksi siswa yang menunjukkan adanya kemampuan dalam menemukan nilai kejujuran. Berikut disajikan tabel hasil refleksi siswa: Tabel 5.20 Hasil Refleksi Siswa pada Aspek Conscience No Ya Tidak Alasan Pentingnya Bersikap Jujur Siklus I Siklus II 1  memberikan rasa puas kalau kita jujur akan mendapatkan kepuasan 2  membuat hati kita tenang kejujuran menumbuhkan rasa kasih 3  terbebas dari korupsi jujur membuat hati tenang dan tidak berdosa 4  nyaman dalam beraktivitas hari-hari kita akan terasa nyaman dan tenang 5  mendapatkan imbalan karena jujur itu baik No Ya Tidak Alasan Pentingnya Bersikap Jujur Siklus I Siklus II 6  hati merasa damai tapi zaman sekarang kejujuraan adalah hancur 7  akan merasa tenang dengan jujur kita akan merasa aman tidak merasa takut 8  masuk surga kejujuran salah satu kunci untuk masuk surga 9  dengan jujur kita akan selalu tenang kejujuran dibutuhkan dimana saja 10  tidak ada beban dan pikiran jika jujur tidak dihantui rasa bohong 11  jujur akan membawa hikmah jujur itu benar dan tidak akan menambah dosa 12  akan tercipta saling mengasihi orang akan belajar untuk saling mengasihi 13  nama baik tidak tercoreng kalau kita jujur, hidup kita akan aman, damai 14  akan disukai orang lain kejujuran dapat diterapkan dalam hidup sehari-hari 15  rasanya lega kejujuran dalah kunci dari keberhasilan 16  hidup tidak ada beban dengan jujur hidup kita akan menjadi tenang 17  bisa melatih kejujuran kalau jujur jauh lebih baik 18  tidak ada beban karena orang bekerja yang dibutuhkan kejujuran 19  agar hidup lebih nyaman karena untuk tujuan hidup di masa depan 20  lebih merasa lega kejujuran kalau dilanggar tidak akan berguna lagi 21  bisa dipercaya orang lain dengan jujur pasti bisa dipercaya orang lain 22  lebih dipercaya orang lain dari kejujuran kita bisa dihargai orang dan dipercaya 23  lebih dipercaya orang lain bisa lebih dipercaya 24  lebih tenang, lebih lega dengan jujur, bisa saling menghargai dan terbuka 25  tidak ada beban batin, relax kejujuran adalah yang terpenting dalam bekerja No Ya Tidak Alasan Pentingnya Bersikap Jujur Siklus I Siklus II 26  dapat terlatih hidup baik dengan jujur, orang tidak akan sungkan berteman dengan kita 27  hati menjadi enak dan nyaman dengan jujur kita akan mendapat kepercayaan dari teman 28  tidak terbebani karena jujur masuk surga 29  tidak dihantui kebohongan kalau tidak jujur akan dosa 30  dengan jujur akan hidup nyaman dengan jujur akan hidup nyaman 31  membawa keberuntungan suatu kejujuran akan membawa keberuntungan 32  merasa nyaman, tentram karena di sekitar kita orang jujur sudah langka 33  hati menjadi tenang jika tidak jujur akan terbayang rasa bersalah 34  merasa lega jujur membuat kita dekat dengan Tuhan Tabel di atas menunjukkan hasil refleksi siswa kelas XC dengan pertanyaan panduan sebagai berikut: Apakah menurutmu kejujuran itu penting untuk dimiliki setiap orang? Jelaskan alasanmu Terlihat dari jawaban semua siswa di atas menunjukkan bahwa kejujuran itu sangat penting untuk dimiliki setiap orang. Dapat dilihat pula pada alasan siswa, hampir sebagian siswa menuliskan alasan pentingnya kejujuran adalah agar memperoleh manfaat yang positif, misalnya: hidup akan tenang, akan mendapatkan kepercayaan dari orang lain, akan membawa keberuntungan, bisa dihargai orang lain, akan merasa aman karena tidak bohong, dan sebagainya. Dengan demikian peneliti dapat menyimpulkan bahwa melalui pembelajaran PPR aspek conscience dengan nilai kejujuran sudah mulai berkembang pada siswa. Sedangkan untuk hasil aksi siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.21 Hasil Aksi Siswa pada Aspek Conscience No Siklus I Siklus II 1 Akan bersikap jujur dalam menghadapi segala masalah Selalu bersikap jujur, apa adanya dan tidak menutupi kebenaran dengan alasan yang dibuat-buat 2 Meningkatkan kejujuran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari Semakin menumbuhkan rasa kejujuran itu 3 Bersikap jujur dengan orang lain Bersikap jujur dalam sehari- hari walaupun cukup susah 4 - Lebih jujur dan melakukan segala sesuatu dengan jujur - Akan memperbaiki sikap dalam kehidupan sehari- hari Menerapkan sikap jujur dalam kehidupan sehari-hari 5 Akan selalu berbuat jujur Berusaha untuk terus jujur 6 Bersikap jujur kepada semua orang Kerja sama dalam lingkungan 7 Saya akan berusaha selalu bersikap jujur dalam segala hal Akan berusaha selalu jujur dalam hal apapun 8 Jujur tidak berbohong Berbuat jujur 9 Akan selalu jujur pada semua orang Lebih jujur dalam mengerjakan sesuatu 10 Tidak berbohong lagi Tidak berbohong lagi 11 Membuat prinsip dalam hidup Akan bersikap jujur dan apa adanya terhadap sesama 12 Berusaha untuk selalu jujur Membangun hal kejujuran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari 13 Saya akan melatih diri saya untuk bersikap jujur Akan memupuk kejujuran dari yang sederhana hingga kejujuran yang besar 14 Berbuat jujur kepada siapa Akan bersikap dan No Siklus I Siklus II saja membangun nilai kejujuran 15 Saya akan mengamalkan kejujuran dalam hidupku Saya akan mengamalkan nilai kejujuran dalam hidupku 16 - Berusaha jujur - Tidak menyia-nyiakan apa yang aku punya sekarang Berusaha menjadi pribadi yang menghargai milik orang lain bukan milik diri sendiri 17 Berbuat jujur dimana saja dan kapanpun Jujur kepada siapapun 18 Berusaha untuk jujur Membangun kejujuran lebih baik 19 Jujur akan menentukan masa depan Mencoba hidup dan melangkah dengan kejujuran 20 Ingin selalu bersikap jujur Ingin selalu bersikap jujur pada semua orang 21 - Jika diberi tanggung jawab dijalani dengan baik dan jujur - Berkata jujur dalam perkataan Akan selalu berbuat jujur di masyarakat 22 Berbuat jujur dalam mengerjakan sesuatu Berperilaku jujur 23 Jadi jujur pada orang lain Jujur pada orang lain 24 Lebih bersikap jujur Jujur dalam mengerjakan ulangan dengan usaha sendiri 25 Selalu bersikap jujur dalam segala hal Lebih jujur dalam segala hal 26 Berpola hidup jujur, menanamkan motto hidup Berbuat jujur dalam hal apapun pahit atau manis harus tetap jujur 27 Mencoba bersikap jujur misalnya kalau ada teman yang mencontek saat ulangan diberitahukan kepada guru Berusaha bersikap jujur terhadap orang lain maupun diri sendiri 28 Berusaha terus lebih jujur Bertindak lebih baik daripada sebelumnya 29 Tidak akan bohong lagi Akan lebih jujur lagi 30 Selalu jujur pada semua orang Saya akan jujur 31 Berusaha jujur dalam setiap tindakan Berusaha jujur dalam setiap hal, meskipun hal yang No Siklus I Siklus II sangat kecil sekalipun 32 Berbuat jujur dimana saja dan kapan saja Saya akan berbuat jujur dimana saja dan kapan saja 33 Berbuuat jujur dengan orang lain Berbuat jujur sebisa mungkin untuk orang lain dan diri sendiri 34 Bersikap jujur, apa adanya Ya bersikap jujur dan hidup lebih baik lagi Dari tabel 5.18 dapat kita lihat niat-niat atau tindakan siswa yang akan dilakukannya. Terlihat pada tabel tersebut bahwa semua siswa mempunyai niat akan bersikap jujur untuk kehidupan selanjutnya. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan PPR dapat membangun aspek conscience siswa khususnya dalam nilai kejujuran. c. Aspek Compassion Dalam penelitian ini, aspek compassion yang dikembangkan adalah nilai kerja sama. Kerja sama yang dimaksud adalah kerja sama yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok untuk mendiskusikan tugas. Pengukuran pada aspek compassion juga menggunakan kuesioner yang diberikan pada awal dan akhir siklus. Kuesioner menggunakan pengukuran dengan skala lima. Data skor rata-rata kelas pada aspek compassion dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5.22 Skor Rata-Rata Aspek Compassion Saat Pengukuran Rata- rata Skor Rerata Skor Sebelum dan Sesudah Awal Siklus I sebelum penerapan PPR 3,85 3,85 Akhir Siklus I sesudah penerapan PPR 3,94 3,95 Akhir Siklus II sesudah penerapan PPR 3,96 Tabel 5.22 menunjukkan hasil dari aspek compassion siswa yang mengalami peningkatan skor dari awal hingga akhir siklus. Terlihat pada awal siklus I hasil skor sebesar 3,85, sedangkan pada akhir siklus I meningkat menjadi 3,94 dan di akhir siklus II meningkat lagi menjadi 3,96. Dapat dikatakan adanya peningkatan skor aspek compassion antara sebelum dan sesudah penerapan PPR, yaitu dari 3,85 menjadi 3,95. Hasil skor antara sebelum dan sesudah penerapan PPR jika dikonversikan ke data kualitatif, maka kedua hasil tersebut akan masuk dalam kriteria baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pada aspek compassion, meskipun kenaikan skor tersebut relatif kecil dan masih dalam kriteria yang sama yaitu baik. Perkembangan aspek compassion ini juga dapat dilihat pada hasil refleksi dan aksi siswa, dimana melalui refleksi siswa dapat menemukan manfaat yang diperoleh dari kerja sama. Sedangkan melalui aksi siswa dapat membangun niat-niat yang lebih baik untuk mewujudkan manfaat dari nilai kerja sama tersebut. Berikut ini disajikan hasil refleksi dan aksi siswa pada aspek compassion: Tabel 5.23 Hasil Refleksi Siswa pada Aspek Compassion No Nilai yang dapat dipetik dari diskusi kelompok Manfaat yang diperoleh Siklus I Siklus II 1 kerja sama,tolong menolong tugas akan cepat selesai dapat menambah wawasan 2 kebersamaan bisa saling membantu dapat memecahkan masalah dalam kelompok 3 kerja sama, kebersamaan meringankan beban kita meringankan beban 4 kekompakkan, kerja sama mengerti satu sama lain mudah diselesaikan, kerja sama 5 kebersamaan menguntungkan bisa mempertimbang- kan jawaban 6 kerja sama, solidaritas membantu menangani kesulitan pekerjaan akan cepat selesai 7 kerja sama, sosialisasi pekerjaan akan lebih mudah dan cepat dapat menyelesaikannya dengan cepat dan mudah 8 kerja sama senang bisa bekerja sama dengan baik 9 kerja sama hati akan terasa lega rasa persahabatan lebih terbangun 10 kekompakkan, kebersamaan dapat mencari jawaban bersama lebih mudah mengerjakan 11 kerja sama tugas akan cepat selesai pekerjaan jadi cepat selesai 12 kekompakkan tugas menjadi ringan akan terasa lebih mudah dan kompak 13 kerja sama, peduli, mengasihi saling membantu, membuka wawasan dapat membantu hal yang belum diketahui 14 kerja sama, keharmonisan bisa mengerti semua hal bisa menyelesaikan pekerjaan dengan cepat 15 kebersamaan, kerja sama mengerjakan suatu hal dengan lebih mudah dapat mengerjakan pekerjaan dengan mudah No Nilai yang dapat dipetik dari diskusi kelompok Manfaat yang diperoleh Siklus I Siklus II 16 saling memahami, bekerjasama jika belum jelas, dapat bertanya pada teman pekerjaan akan menjadi lebih ringan 17 bekerjasama saling memberi ilmu lebih mudah mengerjakannya 18 kekompakkan, kebersamaan mencari jawaban bersama lebih ringan dan lebih mengerti 19 kebersamaan memiliki arti persahabatan rasa kebersamaan, tanggung jawab 20 kebersamaan bisa saling membantu bisa saling berbagi tugas 21 kebersamaan, kekompakkan bisa lebih akrab dengan teman dapat mengerti cara mengerjakan soal 22 kebersamaan soal yang sulit menjadi lebih mudah lebih mudah mengerjakan pekerjaan 23 kekompakkan, kerja sama segala pekerjaan menjadi mudah pekerjaan jadi lebih mudah 24 dapat bekerjasama dalam kelompok saling mengisi satu sama lain lebih kompak, lebih paham 25 kebersamaan tugas lebih cepat selesai lebih efisien dalam bekerja 26 nilai sosial hal yang dikerjakan menjadi ringan pekerjaan jadi lebih ringan 27 kebersamaan, kerja sama diskusi menjadi lebih nyaman dan enak kerja sama dalam kelompok menyenangkan 28 melatih kerja sama bisa mengerjakan bersama-sama dapat mempertimbang- kan jawaban dengan teman 29 Kebersamaan saling menghargai suatu hal yang susah akan menjadi mudah 30 kerja sama saling membantu lebih gampang, bisa saling membantu 31 kekeluargaan, kerja sama tugas menjadi lebih ringan tugas lebih mudah, dan lebih ringan No Nilai yang dapat dipetik dari diskusi kelompok Manfaat yang diperoleh Siklus I Siklus II 32 kerja sama saling mengerti, memahami kerja sama dan kesatuan dalam kelompok 33 kerja sama, kebersamaan dapat mudah mengerjakan soal pekerjaan jadi mudah dikerjakan 34 saling membantu, kebersamaan timbul rasa kekompakkan hasilnya lebih optimal Tabel di atas menunjukkan hasil refleksi siswa pada aspek compassion, dimana terdapat 62 siswa yang sudah dapat menemukan nilai kerja sama dalam diskusi kelompok. Sedangkan 38 siswa lainnya mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda dalam menemukan nilai kerja sama. Hal ini membuktikan bahwa rata-rata siswa di kelas XC sudah mulai terlihat perkembangannya dalam aspek compassion yaitu melalui nilai kerja sama. Berikut disajikan hasil aksi siswa yang merupakan niat-niat siswa untuk membangun nilai kerja sama dalam kehidupan siswa: Tabel 5.24 Hasil Aksi Siswa pada Aspek Compassion No. Siklus I Siklus II 1 - Selalu bekerjasama dengan teman - Saling bantu membantu tentunya dalam artian positif Dalam kegiatan sehari-hari akan selalu bekerjasama, bantu membantu dan saling bertoleransi satu sama lain 2 Akan lebih menghargai kelompok dan pendapat dalam kelompok Dalam memecahkan masalah yang sulit untuk dimengerti secara individu kita dapat memecahkan masalah itu bersama-sama 3 Saling membantu satu sama lain supaya meringankan beban Bertanya saat tidak bisa No. Siklus I Siklus II 4 Akan lebih mementingkan kepentingan kelompok daripada diri sendiri Akan menerapkan kerjasama dalam melakukan suatu pekerjaan dengan saling melengkapi dalam kelompok 5 Menerapkan dalam kehidupan sehari-hari Menerapkan dalam kehidupan sehari-hari 6 Membantu orang yang sedang kesulitan dalam masalah Membantu orang yang sedang kesulitan dalam melakukan suatu hal 7 Meningkatkan dan lebih banyak melakukan kerja sama serta komunikasi dengan orang lain Akan meningkatkan kerja sama dengan orang lain karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial 8 Bekerja sama Bekerjasama dengan teman 9 Akan membantu sesama Bekerja bersama-sama agar hasil pekerjaan bisa maksimal dan cepat beres 10 Jika dalam kelompok bisa diajak kerja sama Akan lebih aktif dalam kelompok 11 Selalu bekerjasama Jika ada pekerjaan latihan yang tidak dapat dikerjakan sendiri dapat meminta teman untuk membantu mengerjakan 12 Saling tolong menolong dengan teman Lebih membangun kekompakan dan solidaritas dengan teman dalam kehidupan sehari-hari 13 Menciptakan kehidupan yang damai, saling mengasihi, dan saling membantu Memupuk rasa kebersamaan antar sesama dan saling membantu satu sama lain 14 Belajar dengan rajin dan bekerjasama dengan baik Akan membangun nilai kerja sama dengan baik 15 Menjalin relasi dan kerja sama yang lebih enak dengan orang lain Saya akan mengamalkan nilai kerja sama yang erat dalam hidupku 16 Saling membantu dalam hal apapun Niat menyadari betul arti saling ketergantungan, tolong menolong, kebersamaan 17 Lebih bisa bekerjasama dengan orang lain Bekerjasama dengan teman No. Siklus I Siklus II 18 Tidak egois - Membangun kerja sama lebih baik - Lebih kompak dalam kelompok - Aktif dalam kelompok 19 Menjalani hidup dengan bekerjasama Hidup dalam kerja sama 20 Saling membantu, saling memahami Ingin selalu terus bekerjasama dengan orang lain agar dapat hidup adil dan makmur 21 Selalu aktif dalam kerja sama Akan menolong orang yang kesusahan 22 Lebih bisa menghargai orang lain Lebih bisa menghargai orang lain dalam kehidupan sehari- hari 23 Bekerjasama dengan orang- orang untuk mengerjakan hal- hal yang sulit Lebih aktif dalam kerja kelompok 24 - Membantu orang lain - peduli Saling membantu, lebih kompak, saling menghargai satu sama lain 25 Setiap pekerjaanku harus dilakukan dengan baik - Lebih giat dalam belajar - Menghargai teman 26 - Berganti hari merubah diri jadi lebih baik, - lebih mengerti orang lain Saling tolong menolong, bahu- membahu 27 Mencoba bekerjasama dengan baik dalam kelompok Saling tolong menolong dan bekerjasama dalam kelompok 28 Berusaha berbuat lebih baik daripada sebelumnya Menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat 29 Akan lebih menghargai orang lain Akan bekerjasama dengan teman-teman lain 30 Selalu menanamkan sikap solidaritas Kalau kita tidak bisa, meminta bantuan teman yang bisa 31 Menerapakan nilai-nilai positif yang saya dapatkan dalam kelompok Berusaha untuk lebih mampu berinteraksi, beradaptasi dan bersosialisasi dengan lingkungan orang lain 32 Saya akan membantu masyarakat setempat selagi saya masih bisa Jika ada orang yang membutuhkan bantuan dari saya maka saya siap untuk membantu No. Siklus I Siklus II 33 Saling membantu satu dengan yang lain Akan membantu satu sama lain 34 - Menumbuhkan rasa kebersamaan - Menghargai pendapat orang lain Menjalin kerja sama yang baik dengan teman, keluarga, masyarakat 2. Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian yang telah disajikan, tampak bahwa pembelajaran ekonomi dengan menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat mengembangkan aspek competence, conscience, dan compassion siswa. Hal ini dapat dibuktikan pada tabel di bawah ini mengenai hasil skor dari ketiga aspek tersebut: Tabel 5.25 Hasil Perbandingan Aspek Competence, Conscience, serta Compassion antara Sebelum dan Sesudah Competence Conscience Compassion Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah 32,76 46,26 3,54 3,61 3,85 3,95 Tabel di atas menunjukkan adanya hasil skor dari masing-masing aspek yang mengalami peningkatan mulai dari sebelum hingga sesudah diterapkannya PPR dalam pembelajaran ekonomi. Hasil peningkatan skor tersebut kiranya diperoleh dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung. Dimulai dengan tahap menggali pengalaman dan pengetahuan siswa yang biasa disebut tahap konteks dalam pembelajaran PPR. Dalam tahap ini guru mencoba untuk menggali seberapa jauh siswa mengetahui tentang materi yang akan dipelajari. Hal ini bertujuan agar siswa tidak merasa asing dengan materi pendapatan nasional, karena materi ini dirasa belum pernah dipelajari oleh siswa sebelumnya. Selanjutnya tahap pengalaman yang diawali dengan mengembangkan aspek competence. Untuk mengembangkan aspek ini, siswa dibantu melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran seperti diskusi kelompok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, games dalam menyusun rumusan pendapatan nasional. Dari kegiatan tersebut, siswa mendapatkan manfaat untuk belajar memahami materi dengan membangkitkan motivasi dan keaktifan siswa. Dengan begitu pembelajaran PPR ini tidak mengarah pada metode yang membosankan yaitu ceramah oleh guru. Selain itu kegiatan-kegiatan ini juga menjadi dasar sebagai penentu hasil belajar siswa di tahap evaluasi. Tahap pengalaman berikutnya dilakukan untuk mengembangkan aspek conscience siswa. Melalui aspek ini siswa diajak untuk menemukan nilai kejujuran yang terkait dengan materi pendapatan nasional. Setelah dapat menemukan nilai kejujuran tersebut diharapkan siswa dapat mengembangkannya dalam diri siswa masing-masing. Dalam penelitian ini nilai kejujuran tersebut dikembangkan melalui penayangan video. Video yang pertama menceritakan tentang seseorang yang berniat untuk melakukan korupsi, namun setelah ia menyadari bahwa dampak dari korupsi itu adalah merugikan diri sendiri, maka ia memutuskan untuk tidak jadi korupsi. Dengan kata lain video tersebut menceritakan tentang dampak negatif dari sebuah ketidakjujuran. Selanjutnya dalam video kedua menceritakan tentang sikap jujur yang dilakukan seorang anak kecil yang alhasil dari kejujurannya itu ia mendapatkan sesuatu yang selama ini ia inginkan. Dari kedua video tersebut siswa diajak untuk memaknai arti pentingnya bersikap jujur dalam kehidupan. Selain menggunakan video, siswa juga dibantu untuk mengembangkan aspek conscience melalui sebuah cerita yang merupakan kisah nyata tentang “ Dua Anak Super di Pinggir Jalan”. Dalam cerita ini terkandung makna bahwa walaupun dalam bekerja tidak mendapatkan penghasilan yang tinggi, namun kejujuran sangat penting untuk dijunjung tinggi, sehingga siswa dapat diajarkan untuk tidak korupsi dari hal yang terkecil apapun. Aspek yang ketiga dalam pembelajaran PPR yaitu compassion, yang dikembangkan melalui kegiatan diskusi kelompok. Sama halnya dengan aspek conscience, dalam aspek compassion ini siswa diajak untuk menemukan dan memaknai nilai kemanusiaan dari kegiatan berkelompok. Sementara itu nilai yang dapat dikembangkan dari kegiatan diskusi kelompok ini adalah nilai kerja sama. Dari kerja sama siswa diajak untuk saling menghargai pendapat teman, saling membantu, saling mendukung, menumbuhkan rasa kebersamaan, dan sebagainya. Ketiga aspek di atas tentunya tidak cukup jika hanya diketahui secara lisan. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui lebih banyak mengenai manfaat dan makna yang diperoleh siswa dari pengalaman dalam mengembangkan ketiga aspek PPR tersebut. Untuk itu setelah tahap pengalaman, siswa diajak untuk merefleksikan makna dari aspek PPR dan mencoba membangun niat-niat positif melalui kegiatan aksi. Dari kegiatan aksi ini diharapkan suatu saat nanti siswa dapat mewujudkan niatnya tersebut secara konsisten dalam kehidupannya masing-masing. Kembali pada hasil peningkatan skor aspek competence, conscience, dan compassion, hasil tersebut bukan semata-mata menjadi tolok ukur bagi siswa dalam merubah karakternya setelah penelitian ini selesai dilakukan. Masih membutuhkan waktu yang lama untuk menjadikan seseorang atau siswa merubah karakternya sesuai dengan niat- niat dalam aksi yang mereka tuliskan. Hasil skor dari ketiga aspek ini memang belum maksimal. Hal ini dikarenakan siswa merasa menjadi obyek penelitian yang dianggapnya tidak membantu nilai akhir dalam kenaikan kelas, sehingga menjadikan mereka enggan untuk mengisi segala alat instrumen peneliti dengan serius. Namun dengan demikian, adanya peningkatan skor rata-rata dapat menggambarkan bahwa ada perkembangan pada aspek competence, conscience, dan compassion dalam diri siswa meskipun kenaikan skor tersebut relatif kecil dan masih dalam kriteria yang sama pada data kualitatif. 120

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

3 26 221

Analisis implementasi model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berdasarkan unsur competence-conscience-compassion siswa.

0 0 14

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu.

0 1 196

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 223

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu

0 4 194

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 1 254

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 221

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran materi indeks harga dan inflasi untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu - USD Repository

0 0 204

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 17 271

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis Ix Sedayu - USD Repository

0 0 222