120
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  tentang  penerapan  Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk
meningkatkan  competence,  conscience,  dan  compassion  siswa  kelas  XC, maka dapat disimpulkan bahwa:
1.  Dengan menggunakan
Paradigma Pedagogi
Reflektif dalam
pembelajaran ekonomi
materi pendapatan
nasional dapat
meningkatkan  competence  siswa  kelas  XC.  Hal  tersebut  dapat diketahui  dari  nilai  competence  siswa  pra  penelitian  dan  setelah
penelitian.  Untuk  rata-rata  kelas  pra  penelitian  adalah  32,76  dan setelah dilakukan tindakan rata-rata kelas menjadi 46,26.
2.  Penerapan  PPR  dalam  pembelajaran  ekonomi  materi  pendapatan nasional  dapat  meningkatkan  conscience  siswa.  Hal  tersebut  tampak
pada  hasil  penilaian  sikap,  minat,  dan  moral  kejujuran  pada  sebelum dan  sesudah  diterapkannya  PPR.  Aspek  conscience  sebelum
diterapkannya PPR rata-rata kelasnya sebesar 3,54, sedangkan sesudah diterapkannya PPR adalah 3,61.
3.  Penerapan PPR
dalam pembelajaran
ekonomi juga
dapat meningkatkan  compassion  siswa.  Hal  tersebut  tampak  pada  hasil
penilaian moral kerja sama pada sebelum dan sesudah penerapan PPR.
Penilaian  moral  kerja  sama  sebelum  penerapan  PPR  adalah  3,85,  dan sesudah penerapan PPR naik menjadi 3,95.
4.  Dari  penjelasan  di  atas  dapat  dilihat  bahwa  aspek  competence, conscience,  dan  compassion  mengalami  peningkatan,  maka  dapat
disimpulkan  bahwa  penerapan  Paradigma  Pedagogi  Reflektif  dalam pembelajaran
ekonomi materi
pendapatan nasional
dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion.
B. Keterbatasan Penelitian
Selain dari kesimpulan dan saran, penelitian ini juga masih terdapat keterbatasan-keterbatasan.  Adapun  keterbatasan  dalam  penelitian  ini
adalah sebagai berikut: 1.  Alokasi  waktu  yang  kurang  sesuai  dengan  skenario  pembelajaran,
sehingga  pelaksanaan  tindakan  dan  hasil  yang  diperoleh  kurang optimal.
2.  Jarak waktu yang dilakukan antara siklus I dan siklus II terlalu dekat, sehingga  membuat  siswa  bosan  karena  harus  mengisi  banyak
instrumen penelitian dalam waktu yang berdekatan. 3.  Kurangnya  persiapan  yang  lebih  baik  dalam  hal  perangkat
pembelajaran yang digunakan sehingga sedikit menghambat pada saat proses pembelajaran berlangsung.
C. Saran