mungkin  menyediakan  pengalaman  langsung  mengenai  nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Untuk itu siswa difasilitasi dengan pengalaman
yang  tidak  langsung.  Pengalaman  tidak  langsung  dapat  diciptakan, misalnya  dengan  membaca  cerita  atau  melihat  tayangan  video  yang
berkaitan dengan nilai kemanusiaan. Selanjutnya guru dapat mengajak siswa  untuk  membayangkan  cerita  tersebut.  Dengan  demikian  siswa
dapat  mengalami  sendiri  meskipun  secara  tidak  langsung,  dan memperoleh  pengalaman  mengenai  nilai  kemanusiaan,  bukan  karena
mendapat informasi Modul Tim PPR, 2010.
c. Refleksi
Refleksi  merupakan  kekhasan  dari  proses  pembelajaran berbasiskan  Paradigma  Pedagogi  Reflektif.  Pada  dasarnya  refleksi
berarti  meninjau  kembali  pengalaman  yang  sudah  diperoleh  oleh siswa.  Guru  memfasilitasi  dengan  pertanyaan  agar  siswa  terbantu
untuk merefleksikan. Siswa dapat diajak untuk diam dan hening untuk meresapi apa yang baru saja dibicarakan. Melalui refleksi siswa dapat
memahami,  mendalami  dan  meyakini  makna  nilai  yang  terkandung dalam  pengalamannya.  Diharapkan  siswa  membentuk  pribadi  mereka
sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pengalamannya itu. Refleksi  merupakan  suatu  proses  yang  memunculkan  makna
dalam  setiap pengalamannya. Hal  ini dapat dilakukan dengan  melalui cara-cara berikut Modul Tim PPR, 2010:
1  Memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik. 2  Mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami.
3  Memperdalam implikasi-implikasi yang telah dimengerti. 4  Mengusahakan  mencapai  makna  untuk  diri  pribadi  tentang
kejadian-kejadian,  ide-ide,  kebenaran  atau  pemutarbalikan dari kebenaran.
5  Memulai  memahami  siapa  dirinya  dan  bagaimana seharusnya bersikap.
d. Aksi
Aksi  merupakan  hasil  dari  pelaksanaan  pembelajaran.  Aksi mengacu  pada  kebutuhan  batin  manusia  yang  didasarkan  pada
pengalaman yang sudah direfleksikan. Aksi dalam PPR dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Refleksi akan menjadi mentah apabila
hanya  menghasilkan  pemahaman  dan  reaksi-reaksi  afektif  saja. Refleksi  akan  berkembang  kalau  menghasilkan  tekad  maupun
keputusan untuk bertindak secara konkret. Guru  memfasilitasi  siswa  dengan  pertanyaan  aksi  agar  siswa
terbantu  untuk  membangun  niat  dan  bertindak  sesuai  dengan  hasil refleksinya.  Dengan
membangun niat  dan  berperilaku  dari
kemauannya  sendiri,  siswa  membentuk  pribadinya  agar  nantinya lama-kelamaan
menjadi pejuang
bagi nilai-nilai
yang direfleksikannya
Modul Tim PPR, 2010.
e. Evaluasi
Penilaian  merupakan  bagian  penting  dalam  proses  belajar. Dengan  penilaian,  akan  diketahui  sejauh  mana  kemajuan  yang  telah
dicapai  selama  proses  belajar.  Evaluasi  merupakan  tinjauan  untuk mengetahui  kemajuan  yang  dicapai  dalam  pembelajaran  baik  siswa
maupun  guru.  Namun  sering  kali  penilaian  hanya  digunakan  untuk
mengukur  kemajuan  akademik.  Dalam  PPR,  fokus  penilaian  tidak hanya  dalam  hal  kemajuan  akademik,  tetapi  lebih  integral  lagi  yaitu
memperhatikan  pada  pertumbuhan  siswa  secara  menyeluruh  sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial.
Jadi  dengan  adanya  evaluasi  siswa  dapat  memperhatikan pertumbuhan  dan  perkembangan  kepribadiannya  secara  menyeluruh
mencakup  pemahaman,  sikap,  prioritas-prioritas  dan  kegiatan  yang selaras  dengan  menjadi  manusia  demi  diri  sendiri  dan  orang  lain.
Adapun bagi guru, evaluasi bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana proses  belajar  yang  disampaikan  membantu  para  siswa  dapat
memahami  dan  menilai  pengalaman  mereka,  pembentukan  nilai-nilai, dan  menjadi  pelaku  perubahan  pola  pikir,  sikap  dan  tindakan  sosial
Modul Tim PPR, 2010.
6. Kekuatan Paradigma Pedagogi Reflektif