Instalasi Listrik 79
2.6 PENCAHAYAAN
2.6.1 Sifat Gelombang Cahaya
Sumber cahaya memancarkan energi dalam bentuk gelombang yang merupa-
kan bagian dari kelompok gelombang elektromagnetik. Gambar 2.38 menun-
jukkan sumber cahaya alam dari matahari yang terdiri dari cahaya tidak
tampak dan cahaya tampak.
Gambar 2.38 Kelompok Gelombang Elektromagnetik
Dari hasil percobaan Isaac Newton, cahaya putih dari matahari dapat
diuraikan dengan prisma kaca dan terdiri dari campuran spektrum dari
semua cahaya pelangi.
Gambar 2.39 Warna-warna Spektrum
Pada gambar 2.39 dapat dilihat bahwa sinar-sinar cahaya yang meninggalkan
prisma dibelokkan dari warna merah hingga ungu. Warna cahaya ditentukan
oleh panjang gelombangnya. Kecepatan rambat V gelombang
elektromagnetik di ruang bebas = 3.10
5
kmdet. Jika frekuensi energinya = f dan panjang gelombangnya
Ȝ lambda, ma- ka berlaku :
f V
O
Panjang gelombang tampak berukuran antara 380m
ȝ sampai dengan 780mȝ seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 2.8 Panjang Gelombang
Warna Panjang Gelombang
m ȝ
ungu 380 – 420
biru 420 – 495
hijau 495 – 566
kuning 566 – 589
jingga 589 – 627
merah 627 – 780
Gambar 2.40 menunjukkan gambar grafik energi – panjang gelombang
sebuah lampu pijar 500W.
Gambar 2.40 Energi – Panjang Gelombang – Lampu Pijar 500W
Selain memiliki warna tertentu, setiap panjang gelombang yang memberi
kesamaan intensitas tertentu, dari gambar 2.41 terlihat bahwa mata
manusia paling peka terhadap cahaya dengan
Ȝ = 555mȝ yang berwarna kuning – hijau.
Sumber : www.biofir.com
Di unduh dari : Bukupaket.com
80 Instalasi Listrik
Gambar 2.41 Grafik Kepekaan Mata
2.6.2 Pandangan Silau
Gambar 2.42 Pandangan Silau
Kalau posisi mata kita seperti gambar diatas, dapat kita rasakan bahwa kita
merasakan pandangan yang menyilau- kan karena mata kita mendapatkan :
x cahaya langsung dari lampu listrik, dan
x cahaya tidak langsung pantulan cahaya dari gambar yang kita lihat.
Dengan kondisi ini kita tidak dapat melihat sasaran objek gambar dengan
nyaman. Pandangan silau dapat didefi- nisikan sebagai terang yang berlebihan
pada mata kita karena cahaya langsung atau cahaya pantulan maupun kedua-
nya. Supaya mata kita bisa melihat sasaran
objek dengan nyaman jelas, maka diatur sedemikian rupa agar cahaya
jatuh pada sasaran objek dan bukan pada mata kita.
Untuk memahami pandangan silau mempunyai gerakan penglihatan, kita
perlu mempelajari sedikit tentang be- kerjanya mata manusia gambar di
bawah.
Gambar 2.43 Mata Manusia
Selaput pelangi bekerja sebagai tirai penutup untuk mengendalikan banyak-
nya cahaya yang masuk ke mata. Seperti kita lihat, bahwa cahaya adalah
suatu bentuk energi radiasi yang lewat melalui lensa menuju lapisan saraf peka
yang disebut retina di bagian belakang mata. Kemudian disampaikan oleh saraf
optik ke otak yang menyebabkan pera- saan cahaya. Melihat secara langsung
pada sebuah sumber cahaya, meng- hasilkan suatu kesan yang kuat pada
retina. Untuk mencegah kerusakan pada
bagian mata yang sensitif ini, secara otomatis pelangi berkontraksi. Kondisi
ini mengurangi intensitas bayangan yang diterima. Dengan menutupnya
selaput pelangi ini akan menurunkan banyaknya cahaya yang diterima. Jadi
adanya cahaya terang yang kuat pada posisi yang salah, benar-benar akan
membuat penglihatan tidak nyaman, dan juga akan menimbulkan efek
kelelahan pada mata. Untuk mencegah terjadinya pandangan
silau diperlukan teknik pemasangan sumber cahaya maupun armaturnya
dengan tepat.
lapisan kaca pernis lensa
selaput pelangi selaput mata
Di unduh dari : Bukupaket.com
Instalasi Listrik 81
2.6.3 Satuan-satuan Teknik Pencahayaan