10 Bahaya Listrik dan Sistem Pengamanannya
c
a koneksi b hubungan alat dan pengguna
c aliran arus
Gambar 1.13 Pengawatan kabel pentanahan
1.3.7 Alat Proteksi Otomatis
Pada saat ini sudah banyak dijumpai alat-alat proteksi otomatis terhadap
tegangan sentuh. Peralatan ini tidak terbatas pada pengamanan manusia
dari sengatan listrik, namun berkem- bang lebih luas untuk pengamanan dari
bahaya kebakaran. 1.3.7.1 Jenis-jenis alat proteksi
otomatis
Jenis-jenis alat proteksi yang banyak dipakai, antara lain adalah: Residual
Current Device RCD, Earth Leakage Circuit Breaker ELCB dan Ground
Fault Circuit Interruptor GFCI. Walau- pun berbeda-beda namun secara prinsip
adalah sama. Yakni, alat ini akan bekerjaaktif bila mendeteksi adanya
arus bocor ke tanah. Karena kemampuan itulah, arus bocor ini di-
analogikan dengan arus sengatan listrik yang mengalir pada tubuh manusia.
1.3.7.2 Prinsip kerja alat pengaman otomatis
Gambar 1.14 menunjukkan gambaran fisik sebuah RCD untuk sistem fasa-
tunggal dan diagram skemanya. Prinsip kerja RCD dapat dijelaskan sebagai
berikut. Perhatikan gambar diagram skematik
Gambar 1.14 b. I
in
: arus
masuk I
out
: arus keluar I
R1
: arus residual yang mengalir ke tubuh
I
R2
: arus residual yang mengalir ke tanah
M
in
: medan magnet yang dibangkit- kan oleh arus masuk
M
out
: medan magnet yang dibangkit- kan oleh arus keluar.
Dalam keadaan terjadi arus bocor : - arus keluar lebih kecil dari arus
masuk, I
out
I
in
; - arus residu mengalir keluar setelah
melalui tubuh manusia atau tanah; - karena I
in
I
out
maka M
in
M
out
- akibatnya, akan timbul ggl induksi pada koil yang dibelitkan pada toroida;
- ggl induksi mengaktifkan peralatan pemutus rangkaian
Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 329
Di unduh dari : Bukupaket.com
Bahaya Listrik dan Sistem Pengamanannya 11
a
b
a Gambaran fisik RCD b diagram skematik RCD
Gambar 1.14 Contoh pengaman otomatis
Skema diagram untuk sistem fasa tiga ditunjukkan pada Gambar 1.15.
Prinsip kerja pengaman otomatis untuk sistem fasa tiga ditunjukkan pada
Gambar 1.15 a. Bila tidak ada arus bocor ke tanah atau tubuh manusia
maka jumlah resultant arus yang mengalir dalam keempat penghantar
sama dengan nol. Sehingga trafo arus CT tidak mengalami induksi dan trigger
elektromagnet tidak aktif. Dalam hal ini tidak terjadi apa-apa dalam sistem.
a
b
c
a Diagram rangkaian b Pemasangan pada beban lokal
c Pemasangan Terpusat Gambar 1.15 RCDELCB Fasa-Tiga
Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 332
Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 332
Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 333
Sumber: Klaus Tkotz, 2006, 332
Di unduh dari : Bukupaket.com
12 Bahaya Listrik dan Sistem Pengamanannya
Namun sebaliknya bila ada arus bocor, maka jumlah resultant arus tidak sama
dengan nol, CT menginduksikan tegangan dan mengaktifkan trigger
sehingga alat pemutus daya ini bekerja memutuskan beban dari sumber
jaringan. Gambar 1.15 b dan c memperlihatkan
pemakaian CRDELCB. Bila peng- amanan untuk satu jenis beban saja
maka RCD dipasang pada saluran masukan alat saja. Sedangkan bila
pengamanan untuk semua alatbeban dan saluran, maka alat pengaman
dipasang pada sisi masukansumber semua beban. Mana yang terbaik,
tergantung dari apa yang diinginkan. Kalau keinginan pengamanan untuk
semua rangkaian, Gambar 1.15 c yang dipilih. Namun perlu dipertimbangkan
aspek ekonomisnya, karena semakin besar kapasitas arus yang harus
dilayani maka harga alat akan semakin mahal pula walaupun dengan batas arus
keamanan bocor yang sama. Untuk alat-alat yang dipasang di meja,
cukup dengan arus pengamanan
D In=
30 mA . Untuk alat-alat yang pema-
kaiannya menempel ke tubuh bath tube, sauna, alat pemotong jenggot, dll
digunakan alat pengaman dengan arus lebih rendah, yaitu
D
In = 10 mA
. Untuk pengamanan terhadap kebakaran
pemasangan terpusat dipasang deng- an
D In= 500 mA
.
1.3.8 Pengaman pada