Distribusi kerang darah A. granosa

berubah dengan cepat, dan distribusi kadar amonia semakin tinggi menuju ke arah perairan pantai atau muara sungai. Meningkatnya kadar ammonia di laut terkait dengan masuknya bahan organik yang mudah terurai baik yang mengandung unsur nitrogen maupun tidak. Penguraian bahan organik yang mengandung unsur nitrogen akan menghasilkan senyawa nitrat, nitrit yang seterusnya akan menjadi amoniak.

2.9. Distribusi kerang darah A. granosa

Moluska termasuk hewan yang sangat berhasil menyesuaikan hidup di beberapa tempat dan cuaca Dharma 1988. Distribusi A. granosa meliputi daerah di Indo-Pasifik Barat, dari Afrika timur sampai Polynesia, Jepang dan Australia serta Laut Mediterrania FAO 2004. Sedangkan menurut Vongpanick 1999 kerang A. mozambica juga ditemukan tersebar di terdistribusi di wilayah timur Afrika Broom 1985 menemukan kepadatan kerang tertinggi adalah di hamparan lumpur pantai dan tidak terletak di daerah mulut atau muara sungai. Hal ini diperkuat dengan hasil identifikasi Dharma 1992 yang menunjukkan bahwa keempat jenis kerang yaitu : A. antiquata, A. granosa, B. decussata dan S.pilula hidup pada laut dangkal yang berlumpur dan mudah diketemukan dalam jumlah banyak, kerang-kerang tersebut juga dapat dikonsumsi. Menurut Thanomkiat and Pawaputanom 1997 A. granosa juga tetap ditemukan pada substrat pasir berlumpur, tetapi densitas tertinggi selalu ditemukan pada daerah intertidal dengan substrat lumpur halus yang berbatasan dengan daerah hutan mangrove. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Mubarak 1987 bahwa A. granosa juga ditemukan pada lumpur berpasir tetapi jumlah dan ukurannya tidak sebaik di lumpur halus. Dalam suatu ekosistem sebaran suatu populasi terjadi karena adanya seleksi habitat, predasi dan kompetisi terhadap spesies lainnya serta faktor lingkungan baik secara fisik maupun kimia Krebs 1985. Selain itu melimpahnya biota disuatu daerah menurut Odum 1993 dapat dijadikan indikator kesesuaian habitat tersebut terhadap kehidupannya. Lebih lanjut Afiati 2005b menyatakan bahwa umumnya pola distribusi dan keadaan tubuh biota makrofauna bentik dipengaruhi oleh substrat dasar dari tempat hidupnya. Terjadinya predasi atau kompetisi yang ditandai dengan hadirnya spesies lain yang menghuni di tempat sama dapat juga mempengaruhi distribusi spesies. Mereka saling berkompetisi memperebutkan ruang atau tempat, makanan serta faktor yang lainnya Leimena et al. 2005. Faktor lain yang dapat mempengaruhi distribusi spesies dan populasi baik secara langsung maupun tidak langsung adalah aktivitas manusia BCOM 2003. Pemanfaatan kerang tanpa memperhatikan kelestariannya akan merusak dan menghilangkan populasi kerang. Demikian juga kerusakan habitat alaminya akibat berbagai aktivitas manusia turut serta mempengaruhi usaha regenerasi kerang. Distribusi organisme dalam suatu habitat akan membentuk suatu pola, dan pola distribusi organisme secara garis besar menurut Odum 1993 terbagi atas tiga tipe yaitu pola distribusi acak, homogen dan berkelompok. Pola penyebaran secara acak relatif jarang terjadi secara alami dan biasanya terjadi hanya bila kondisi lingkungan sangat beragam dan tidak ada tekanan terhadap populasi. Penyebaran secara seragam terjadi apabila kompetisi atau persaingan antar individu-individu sangat kuat sehingga terjadi pembagian wilayah yang sangat merata antar setiap individu. Pola penyebaran mengelompok merupakan bentuk penyebaran yang paling umum terjadi di alam. Hal ini disebabkan karena setiap individu dalam populasi cenderung membentuk kelompok dalam berbagai ukuran. Pola mengelompok terjadi sebagai akibat dari adanya perbedaan respon terhadap perbedaan habitat secara lokal.

2.10. Kepadatan dan keragaman Kerang