Kandungan Gizi kerang Pertumbuhan

4. Kaki pipih, bila akan berjalan kaki dijulurkan ke anterior. 5. Didalam rongga tubuhnya terdapat berbagai alat dalam seperti saluran pencernaan yang menembus jantung, alat peredaran, dan alat ekskresi ginjal. Struktur anatomi kerang seperti terlihat pada Gambar 3. Gambar 3. Struktur Anatomi Kerang bivalvia www.answers.comtopicbivalve

2.3. Kandungan Gizi kerang

Kerang merupakan salah satu seafood yang populer karena kelezatan dan kandungan gizi kerang yang bermanfaat. Sama dengan ikan, kerang juga mengandung protein dan mikro mineral yang merupakan makanan sebagai sumber protein yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan. Manfaat kerang sebagai bahan makanan adalah sebagai sumber vitamin B12 cobalamin, nutrisi penting bagi kesehatan kardiovaskular. Vitamin ini berperan dalam menjinakkan homosistein, zat kimia yang dapat merusak dinding pembuluh darah. Menurut Setyono 2006 sebagai sumber gizi, kerang darah A. granosa L, mengandung lemak, vitamin,dan mineral, dan asam amino. Beberapa komponen gizi kerang tersebut dalam komposisi 100 g porsi makanan, masing-masing seperti terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Gizi kerang A.granosa dalam 100 g porsi makanan Kandungan Gizi Komposisi Lemak : Asam lemak jenuh saturated . Asam lemak jenu monounsaturated. Asam lemak tak jenuh polyunsaturated. Kolesterol 0,149 g 0,107 g 0,104 g 85 mg Vitamin : Vitamin C, asam ascorbic Thiamin Riboflavin Niacin Asam Pantothenic Vitamin B-6 Folate Vitamin B-12 Vitamin A Vitamin A, RE Vitamin E 2 mg 0,19 mg 0,10 mg 1,5 mg 3 mg 0,15 mg 5 mcg 0,73 mcg 5 IU 2 mcg_RE 4 mg_ATE Asam Amino : Tryptophan Threonine Isoleucine Leucine Lysine Methionine Cystine Phenylalanine Tyrosine Valine Arginine Histidine Alanine Asam Aspartic Asam Glutamic Glycine Proline Serine 0,192 g 0,736 g 0,744 g 1,204 g 1,278 g 0,386 g 0,224 g 0,613 g 0,547 g 0,747 g 1,248 g 0,328 g 1,034 g 1,650 g 2,326 g 1,070 g 0,698 g 0,766 g Setyono 2006 ; www.asiamaya.comnutrientskeranglaut.htm

2.4. Pertumbuhan

Pertumbuhan diartikan sebagai perkembangan yang mencakup suatu peningkatan besarnya organisme Helm dan Bourne 2004. Sedangkan menurut Effendie 1992 pertumbuhan individu adalah pertambahan ukuran panjang atau bobot dalam suatu ukuran waktu, dan pertumbuhan populasi adalah pertambahan jumlah individu. Menurut Panggabean dan Kasijan 1997 ada dua laju pertumbuhan yang terjadi pada biota yaitu 1 pertumbuhan nisbi adalah perbedaan ukuran pada waktu akhir interval dengan ukuran pada waktu awal interval dibagi dengan ukuran pada waktu awal interval, 2 pertumbuhan mutlak adalah perubahan ukuran baik berat ataupun panjang yang sebenarnya diantara dua umur atau dalam waktu satu tahun. Pertumbuhan pada organisme dapat terjadi secara sederhana dengan peningkatan jumlah sel-selnya. Pertumbuhan dapat terjadi juga sebagai akibat peningkatan ukuran sel. Semua jaringan dan organ badan hewan ikut serta dalam pertumbuhan. Meskipun demikian semuanya tidak tumbuh dengan laju yang sama Kimball 1983. Demikian pula halnya yang terjadi pada kerang, pertumbuhan dimensi cangkang tidak selalu sebanding dengan pertumbuhan berat kerang tersebut. Oleh sebab itu, kerang memiliki sifat pertumbuhan yang bervariasi baik isometri maupun allometri. Pada saat pertumbuhan dimensi cangkang sebanding atau konstan dengan pertumbuhan beratnya maka kerang tersebut mempunyai pertumbuhan yang bersifat isometri sedangkan pada saat pertumbuhan dimensi cangkang tidak sebanding dengan pertumbuhan beratnya maka kerang tersebut mempunyai pertumbuhan yang bersifat allometri Gimin et al. 2004; Natan 2008. Menurut Effendie 1992 secara umum pertumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi keturunan, jenis kelamin , umur, dan penyakit. Sedangkan faktor luar meliputi jumlah dan ukuran makanan yang tersedia di dalam perairan serta kualitas perairan. Laju pertumbuhan organisme perairan tergantung kepada kondisi lingkungan dan ketersediaan makanan di dalam perairan. Panjang berat merupakan dua komponen dasar dalam mempelajari biologi spesies pada tingkatan individu dan populasi. Hubungan panjang berat sangat penting untuk pendugaan yang tepat dan pengelolaan dalam perikanan, juga dapat digunakan untuk menduga bivalvia yang dieksploitasi secara intensif Park and Oh 2002. Sedangkan Jamabo et al. 2009 menjelaskan bahwa hubungan panjang berat dari suatu organisme penting untuk mengetahui biologi perikanan dan dinamika populasi dan dapat digunakan untuk mengkonversi persamaan pertumbuhan dalam panjang terhadap pertumbuhan dalam berat melalui model pendugaan stok, pendugaan biomasa dari pengamatan panjang dan dari pendugaan kondisi organisme. Semua parameter lingkungan dapat mempengaruhi pertumbuhan, reproduksi juga distribusi. Variabel klorophyl a merupakan indikator biomassa fitoplankton yang diketahui sebagai sumber makanan bivalvia sangat tinggi berkorelasi dengan faktor kondisi. Semakin baik kondisi kerang merupakan indikator adanya akumulasi nutrient, khususnya kandungan glikogen dan protein serta untuk perkembangan gonad Aldrich and Crowley 1986. Salah satu parameter untuk mengetahui populasi secara lebih mendalam adalah pola pertumbuhan organisme tersebut. Data sebaran frekuensi panjang digunakan untuk penentuan kelompok ukuran dalam populasi, struktur populasi, ukuran pertama kali matang gonad, dan lamanya hidup. Sebaran data frekuensi panjang yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk pendugaan umur. Berdasarkan data panjang tersebut dapat ditentukan panjang kerang maksimum L ∞ dan kecepatan pertumbuhannya K. Hubungan umur dengan panjang kerang dapat diduga melalui data komposisi panjang yang dapat dikonversi untuk mendapatkan data komposisi umur. Selanjutnya data komposisi umur digunakan dalam pendugaan parameter pertumbuhan Sparre dan Venema 1999. Menurut Broom 1982 kepadatan dan lamanya pemaparan exposure merupakan faktor utama yang mengontrol pertumbuhan A. granosa. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan adalah kemiringan dan temperatur. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa densitas yang lebih tinggi dan kemiringan yang lebih rendah akan menghambat pertumbuhan. Beukema et al. 1977 in Broom 1982 melaporkan bahwa variasi kecepatan pertumbuhan K dari Macoma balthica di area intertidal Dutch Waddensea berkorelasi dengan lamanya waktu yang tersedia untuk makan dan tersedianya suplai makanan dalam bentuk produksi dan biomassa mikroalgae benthik, sehingga pertumbuhan seringkali lebih cepat pada kemiringan yang tinggi dibandingkan dengan kemiringan yang rendah. Sedangkan Green 1973 in Broom 1982 menemukan bahwa populasi M. balthica dari perairan Arktik tumbuh lebih cepat pada elevasi yang lebih besar dengan rata-rata temperatur yang tinggi. Rendahnya kecepatan tumbuh K A. granosa di Sungai Buloh Malaysia, dikarenakan rendahnya elevasi. Hal ini diduga disebabkan oleh fluktuasi salinitas dan kekeruhan yang ekstrim pada daerah pasang surut yang dapat mengurangi waktu makan. Sedangkan untuk panjang kerang maksimum L ∞ ada peningkatan yang jelas sehubungan dengan penurunan densitas. Kurva kecepatan pertumbuhan memberikan beberapa asumsi antara lain: penurunan elevasi tidak akan meningkatkan kecepatan waktu makan kerang, dan aktivitas metabolik akan membantu mempertahankan pertumbuhan dalam menghadapi tekanan lingkungan, tetapi ada juga kemungkinan bahwa penurunan kecepatan pertumbuhan secara cepat dengan tekanan lingkungan bukan dikarenakan oleh kematian organisme tetapi karena pengaruh faktor lain seperti tekanan panas Broom 1982.

2.5. Karakteristik Biometrika Kerang