Teori Pertumbuhan Neoklasik Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Regional

59 tabungan s yang tinggi; impor m tinggi; ekspor kecil; dan rasio modal-output capital output ratio = COR kecil. Yang dapat diekspor dan diimpor adalah barang konsumsi dan barang modal. Dalam model ini, kelebihan atau kekurangan tabungan dan tenaga kerja dapat dinetralisir oleh arus keluar atau arus masuk dari setiap faktor diatas. Pertumbuhan yang mantap tergantung pada apakah arus modal dan tenaga kerja interregional bersifat menyeimbangkan atau tidak. Pada model ini arus modal dan tenaga kerja searah karena pertumbuhan membutuhkan keduanya secara seimbang. Dalam prakteknya, daerah yang pertumbuhannya tinggi daerah yang telah maju akan menarik modal dan tenaga kerja dari daerah lain yang pertumbuhannya rendah dan hal inilah yang membuat pertumbuhan antar daerah menjadi pincang. Artinya, daerah yang maju akan semakin maju dan yang terbelakang akan semakin ketinggalan. Sehingga pertumbuhan antar daerah mengarah pada heterogenous makin pincang. Teori Harrod-Domar perlu diperhatikan oleh wilayah yang terbelakang dan terpencil atau hubungan keluarnya sangat sulit. Dalam kondisi seperti ini biasanya barang modal sangat langka sehingga sulit untuk melakukan konversi barang modal dan tenaga kerja. Untuk daerah seperti ini, bagi sektor produksi yang hasil produksinya tidak layak atau kurang menguntungkan untuk di ekspor karena biaya angkut tinggi atau produknya tidak tahan lama maka peningkatan produksi mengakibatkan produk tidak terserap oleh pasar lokal dan tingkat harga akan turun drastis sehingga akan merugikan produsen. Oleh karena itu, lebih baik mengatur pertumbuhan berbagai sektor secara seimbang sehingga pertambahan produksi di satu sektor dapat diserap oleh sektor lain yang tumbuh secara seimbang.

3.2.3. Teori Pertumbuhan Neoklasik

Teori pertumbuhan neoklasik dikembangkan oleh Robert M. Solow 1970 dari Amerika Serikat dan T.W. Swan dari Australia 1956. Teori mereka disebut juga dengan istilah teori neoklasik. Model Solow-Swan menggunakan unsur pertumbuhan penduduk, akumulasi kapital, kemajuan teknologi, dan besarnya 60 output yang saling berinteraksi. Perbedaan utama dengan model Harrod-Domar adalah masuknya unsur kemajuan teknologi dalam model Solow-Swan ini. Selain itu, Solow-Swan menggunakan model fungsi produksi yang memungkinkan adanya substitusi anatara kapital K dan tenaga kerja L. Tingkat pertumbuhan menurut mereka berasal dari tiga sumber yaitu : akumulasi modal, bertambahnya penawaran tenaga kerja, dan kemajuan teknologi. Teknologi ini terlihat dari peningkatan skill atau kemajuan teknik sehingga produktivitas meningkat. Dalam model Solow-Swan, masalah teknologi dianggap fungsi dari waqktu. Teori Solow-Swan menilai bahwa dalam banyak hal mekanisme pasar dapat menciptakan keseimbangan sehingga pemerintah tidak perlu terlalu banyak mempengaruhi atau mencampuri pasar. Campur tangan pemerintah hanya sebatas kebijakan fiskal daan kebijakan moneter. Model Solow-Swan secara matematika dapat disajikan sebagai berikut : t L K i f i Y , , = dalam kerangka ekonomi regional, Richardson dalam Sihotang, 1977 menderivasikan rumus di atas menjadi sebagai berikut : T n a k a Y i i i i i + − + = 1 dimana : i Y = besarnya output i k = tingkat pertumbuhan modal i n = tingkat pertumbuhan tenaga kerja T = kemajuan teknologi a = bagian yang dihasilkan dari faktor modal a − 1 = bagian yang dihasilkan oleh faktor di luar modal. Agar faktor produksi selalu berada pada kapasitas penuh full employment perlu mekanisme yang menyamakan investasi I dengan tabungan S. Dengan demikian pertumbuhan mantap steady growth membutuhkan syarat : p K Y a MPK i i i i = = 61 dimana i MPK = marginal productivity of capital. Jika p sudah tertentu, dan a tetap konstan maka Y pertumbuhan pendapatan dan K pertumbuhan modal harus tumbuh dengan tingkat yang sama. Syarat keseimbangan bagi keseluruhan sistem adalah : ∑ = ∑ = = 1 1 1 i i i S I Suatu daerah akan mengimpor modal jika tingkat pertumbuhan modalnya lebih kecil dari rasio tabungan domestik terhadap modal. Dalam pasar persaingan sempurna MPL marginal productivity of labor adalah merupakan fungsi langsung tetapi memiliki hubungan terbalik dengan MPK marginal productivity of capital . Hal ini bisa dilihat dari rasio modal dan tenaga kerja KL. Teori Neoklasik sebagai penerus teori Klasik menganjurkan agar kondisi selalu diarahkan untuk menuju pasar persaingan sempurna. Dalam pasar persaingan sempurna perekonomian bisa tumbuh optimal. Sama halnya dengan model ekonomi klasik, kebijakan yang perlu ditempuh adalah meniadakan berbagai hambatan dalam perdagangan, perpindahan orang, barang dan modal. Harus dijamin kelancaran arus barang, modal, tenaga kerja dan perlunya perluasan informasi pasar. Sarana dan prasarana perhubungan dibangun dengan baik, dan terjaminnya keamanan, ketertiban dan kestabilan politik. Model Neoklasik sangat memperhatikan kemajuan teknologi yang dapat ditempuh melalui melalui peningkatan sumberdaya manusia. Peranan kemajuan teknologi dan inovasi sangat besar dalam memacu pertumbuhan wilayah.

3.2 .4. Teori Pertumbuhan Jalur Cepat