157
Tabel 32. Lima Sektor Terbesar Menurut Peringkat Output di Propinsi Nusa Tenggara Barat
Nilai No. Sektor Produksi
Milyar Rp 1 8
Pertamb.batubara,biji logam,
dan penggalian lainnya
4 373.3 27.5
2 10 Industri makanan, minuman dan tembakau
2 156.8 13.5
3. 29 Pemerintahan umum dan pertanahan
1 378.1 8.6
4. 1 Padi
1 256.4 7.9
5. 21 Bangunan
1 134.6 7.1
Jumlah 10 299.2
64.6 6 Lainnya
5 626.0 25.4
Total Nusa Tenggara Barat 15 925.2
100 Kemudian, apabila dilihat dari besarnya output yang dihasilkan kelima sektor
besar di propinsi Nusa Tenggara Barat, yang menguasai 64.6 persen dari total nilai output, sektor-sektor tersebut merupakan leading sector di propinsi Nusa
Tenggara Barat yang perlu untuk diperhatikan dalam rangka pengembangan perekonomian Nusa Tenggara Barat.
6.3.3. Struktur Nilai Tambah Bruto
Nilai tambah bruto propinsi Nusa Tengagra Barat adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi di
propinsi Nusa Tenggara Barat. Seperti halnya di Propinsi Jawa Timur dan Bali, nilai tambah bruto dirinci lagi menurut : upah dan gaji, surplus usaha sewa,
bunga dan keuntungan, penyusutan dan pajak tidak langsung. Besarnya nilai tambah di tiap-tiap sektor ditentukan secara bersama-sama oleh besarnya output
besarnya nilai produksi yang dihasilkan dalam proses produksi dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalan proses produksi. Oleh karena itu, suatu sektor yang
memiliki nilai output besar belum tentu memiliki nilai tambah yang juga besar, karena masih tergantung pula dari berapa besar biaya produksi yang dikeluarkan.
Struktur nilai tambah bruto sektor produksi di propinsi Bali secara lengkap disajikan pada Lampiran 12.
158
Lima sektor produksi di propinsi Nusa Tenggara Barat yang memberikan nilai tambah bruto terbesar secara berturut-turut, sebagaimana disajikan pada
Tabel 33, adalah : sektor pertambangan batubara, biji logam dan penggalian lainnya, dengan nilai Rp 3 904 milyar setara dengan 31.3 persen dari total nilai
tambah bruto propinsi Nusa Tenggara Barat, sektor pemerintahan umum dan pertanahan dengan nilai Rp 1 378 milyar setara dengan 11.1 persen dari total
nilai tambah bruto, sektor Perdagangan dengan nilai Rp 1 212 milyar setara dengan 9.7 persen dari total nilai tambah bruto, sektor Padi dengan nilai Rp 1.187
milyar setara dengan 9.5 persen dari nilai tambah bruto, dan sektor tanaman bahan makanan lainnya dengan nilai Rp 998 milyar setara dengan 8.0 persen.
Selanjutnya pada Tabel 34. disajikan nilai tambah bruto di propinsi Nusa Tenggara Barat menurut komponen-komponennya. Komponen upah dan gaji
meyumbangkan nilai tambah bruto sebesar Rp.4 318 milyar atau setara dengan 34.7 persen dari total nilai tambah bruto propinsi Nusa Tenggara Barat,
komponen surplus usaha meyumbangkan nilai tambah sebesar Rp.6 936 milyar atau setara dengan 55.7 persen dari total nilai tambah bruto, komponen
penyusutan meyumbangkan nilai tambah sebesar Rp.758 milyar atau setara dengan 6.0 persen dari total nilai tambah bruto, komponen pajak tak langsung
meyumbangkan nilai tambah sebesar Rp.461 milyar atau setara dengan 3.7 persen dari total nilai tambah bruto, sedangkan komponen subsidi bernilai negatif
- Rp. 11 milyar.
Tabel 33. Lima Sektor Produksi Terbesar Menurut Nilai Tambah Bruto di Propinsi Nusa Tenggara Barat
Nilai No. Sektor Produksi
Milyar Rp 1 8
Pertb.batubara,biji logam dan penggalian lainnya
3 904 31.3
2 29
Pemerintahan umum dan pertanahan 1 378
11.1 3 22 Perdagangan
1 211 9.7
4 1 Padi 1
187 9.5 5
2 Tanaman bahan makanan lainnya
998 8.0
Jumlah 8 678
69.6 6 Lainnya
3 784
30.4 Total Propinsi Nusa Tenggara Barat
12 462 100.0
159
Sama halnya dengan propinsi Jawa Timur dan propinsi Bali, nilai tambah bruto di propinsi Nusa Tenggara Barat pada komponen surplus usaha memberikan
sumbangan terbesar urutan pertama, sedangkan komponen upah dan gaji ada di urutan kedua. Padahal upah dan gaji adalah satu-satunya komponen nilai tambah
yang langsung diterima dibawa pulang oleh pekerja. Sebaliknya, komponen surplus usaha adalah merupakan nilai tambah yang diterima oleh pengusaha
entrepreneurship nilainya lebih besar dari 50 persen bila dibandingkan dengan upah dan gaji. Surplus usaha belum tentu dapat langsung dinikmati oleh oleh
masyarakat, karena surplus usaha tersebut sebagian ada yang simpan atau ditanam di perusahaan dalam bentuk laba ditahan retained earnings.
Tabel 34. Komposisi Nilai Tambah Bruto Menurut Komponennya di Propinsi Nusa Tenggara Barat
Nilai No. Keterangan
Milyar Rp 1.
Upah dan Gaji 4 318
34.7 2.
Surplus Usaha 6 936
55.7 3. Penyusutan
758 6.0
4. Pajak Tak Langsung
461 3.6
5. Subsidi 11
Jumlah 12.461
100
6.3.4. Struktur Permintaan Akhir