Analisis Dampak Metode Analisis

100 s i = b 11 AA + b 12 AA + b 11 AB + b 12 AB s i = Σ j b ij penjumlahan baris dimana : s i = jumlah dampak sektor-i akibat perubahan yang terjadi pada seluruh sektor b ij = dampak yang terjadi pada input sektor-i akibat perubahan permintaan akhir sektor-j. S i pada persamaan di atas disebut juga sebagai jumlah derajat kepekaan , yaitu besaran yang menjelaskan dampak yang terjadi terhadap output suatu sektor sebagai akibat dari perubahan permintaan akhir pada masing-masing sektor perekonomian. Oleh karena ini menjelaskan pembentukan output di suatu di suatu sektor yang dipengaruhi oleh permintaan akhir masing-masing sektor perekonomian, maka ukuran ini dapat digunakan untuk melihat keterkaitan ke depan forward linkage. Untuk keperluan perbandingan antar sektor, dengan menggunakan logika yang serupa dengan pembahasan daya penyebaran, maka persamaan s i dinormalkan menjadi : ∑ ∑ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ∑ = i j j ij i bij n b 1 β dimana β i = indeks derajat kepekaan atau lebih sering disebut sebagai derajat kepekaan saja. Nilai β i 1 artinya bahwa derajat kepekaan sektor i lebih tinggi dari rata-rata kepekaan seluruh sektor. Nilai β i 1 artinya bahwa derajat kepekaan sektor i lebih rendah dari rata-rata kepekaan seluruh sektor; dan nilai β i =1 artinya bahwa derajat kepekaan sektor i sama dengan rata-rata kepekaan seluruh sektor.

4.4.3. Analisis Dampak

Analisis dampak yang terkait dengan penelitian ini adalah : 1 analisis dampak output yang bertujuan untuk menganalisis dampak perubahan permintaan akhir terhadap pembentukan output sektoral didalam region ataupun lintas region; 2 analisis dampak nilai tambah bruto yang berfungsi untuk menganalisis dampak perubahan permintaan akhir terhadap terhadap perubahan input primer nilai 101 tambah bruto; dan 3 dampak terhadap penyerapan tenaga kerja yang berfungsi untuk menganalisis dampak perubahan permintaan akhir terhadap kebutuhan tenaga kerja. 1. Analisis Dampak Output Dalam model I-O, output memiliki hubungan timbal balik dengan permintaan akhir dan output tersebut. Artinya jumlah output yang dapat diproduksi tergantung dari jumlah permintaan akhirnya. Namun demikian dalam keadaan tertentu, output justru yang menentukan jumlah permintaan akhirnya. Output dalam model I-O dapat dihitung dengan rumus : X = I-A -1 F Dimana : X = Output I-A -1 = multiplier output matriks invers Leontief F = Permintaan akhir. Dalam analisis Input –Output multiregional, perubahan pada permintaan akhir di suatu region, misalnya di propinsi Bali, tidak hanya berpengaruh pada produksi output di propinsi Bali saja, tetapi juga berpengaruh terhadap pembentukan output di propinsi NTB dan Jawa Timur. 2. Analisis Dampak Nilai Tambah Bruto Nialai tambah bruto adalah input primer yang merupakan bagian dari input secara keseluruhan. Sesuai dengan asumsi dasar yang digunakan dalam penysunan tabel I-O, maka hubungan antara nilai tambah bruto dengan output bersifat linier. Artinya, kenaikan atau penurunan output akan diikuti secara proporsional oleh kenaikan dan penurunan input primer nilai tambah bruto. Hubungan tersebut dapat dinyatakan dalam persamaan matematika sebagai berikut : X v V ~ = 102 dimana : V = matriks nilai tambah bruto, ~ v = matrik diagonal koefisien nilai tambah bruto, dan X = I-A -1 F. 3. Analisis Dampak Kebutuhan Tenaga Kerja Dalam analisis ini dapat memberikan estimasi kebutuhan atau daya serap tenaga kerja sektoral di region-region propinsi-propinsi yang terkait dalam studi ini, apabila terjadi kenaikan pada output sektoral yang dipengaruhi oleh komponen-komponen permintaan akhir. Perhitungan analisis ini menggunakan rumus sebagai berikut : L = ĹI-A -1 F dimana : L = kebutuhan tenaga kerja yang dipengaruhi oleh permintaan akhir. Ĺ = Matriks diagonal kebutuhan tenaga kerja I-A -1 F = Output yang dipengaruhi oleh permintaan akhir.

4.4.4. Metode Penetapan Sektor Unggulan