Struktur Output Struktur Perekonomian Propinsi Bali 1. Analisis Permintaan dan Penawaran

141

6.2.2. Struktur Output

Pengertian output disini adalah seluruh nilai produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor produksi di propinsi Bali. Analisis struktur output ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran sektor-sektor mana saja yang mampu memberikan sumbangan yang besar dalam perekonomian di propinsi Bali. Strukur output propinsi Bali dapat dilihat pada Lampiran 5 pada kolom output lokal. Total nilai produksi barang dan jasa yang produksi oleh sektor produksi di propinsi Bali mencapai Rp. 30 956.1 milyar rupiah. Pada Tabel 22. disajikan lima sektor produksi terbesar menyumbangkan nilai output sebesar Rp. 18 387.2 milyar setara dengan 59.4 persen dari nilai produksi total propinsi Bali. Selanjutnya besarnya nilai output kelima sektor besar tersebut pada perekonomian Bali secara berurutan adalah sebagai berikut: sektor Hotel dan restoran senilai Rp.6 588.4 milyar atau setara dengan 21.3 persen dari nilai produksi total, sektor Angkutan Udara senilai Rp.3 354.5 milyar atau setara 10.8 persen dari nilai produksi total, sektor Perdagangan senilai Rp.3 401.6 milyar atau setara 11.0 persen dari nilai produksi total, sektor Jasa-jasa lainnya senilai Rp.2 789.6 milyar atau setara dengan 9.0 persen dari nilai total, dan sektor Peternakan dan hasilnya senilai Rp.2 253.1 milyar atau setara dengan 7.3 persen dari nilai produksi total. Berbeda dengan perekonomian Jawa Timur yang lebih menonjol pada sektor sekunder industri, perekonomian Bali lebih dominan pada sektor tersier jasa-jasa terutama yang berkaitan dengan jasa pariwisata. Kemudian, apabila dilihat dari besarnya output yang dihasilkan kelima sektor besar di propinsi Bali, yang menguasai 59.4 persen dari total nilai output, sektor-sektor tersebut merupakan ‘leading sector” di propinsi Bali yang perlu untuk diperhatikan dalam rangka pengembangan perekonomian daerah Bali. 142 Tabel 22. Lima Sektor Produksi Terbesar Menurut Peringkat Output di Propinsi Bali Nilai No. Sektor Produksi Milyar Rp 1 23 Hotel dan restoran 6 588.4 21.3 2 26 Angkutan Udara 3 354.5 10.8 3 22 Perdagangan 3 401.6 11.0 4 30 Jasa-jasa lainnya 2 789.6 9.0 5 4 Peternakan dan hasilnya 2 253.1 7.3 Jumlah 18 387.2 59.4 6 Lainnya 12 568.9 40.6 Total Bali 30 956.1 100.0 6.2.3. Struktur Nilai Tambah Bruto Seperti halnya di propinsi Jawa Timur, nilai tambah bruto adalah balas jasa terhadap faktor produksi yang tercipta karena adanya kegiatan produksi di propinsi Bali. Dalam tabel I-O multiregional ini, nilai tambah dirinci lagi menurut: 1 upah dan gaji, 2 surplus usaha sewa, bunga dan keuntungan, 3 penyusutan dan 4 pajak tidak langsung. Besarnya nilai tambah di tiap-tiap sektor ditentukan secara bersamasama oleh besarnya output besarnya nilai produksi yang dihasilkan dalam proses produksi dan jumlah biaya yang dikeluarkan dalan proses produksi. Oleh karena itu, suatu sektor yang memiliki nilai output besar belum tentu memiliki nilai tambah yang juga besar, karena masih tergantung pula dari berapa besar biaya produksi yang dikeluarkan. Struktur nilai tambah bruto pada sektor produksi di propinsi Bali secara lengkap disajikan pada Lampiran 7. Lima sektor produksi di propinsi Bali yang memberikan nilai tambah bruto terbesar secara berturut-turut lihat Tabel 23 adalah : sektor Hotel dan restoran dengan nilai Rp 3 630 milyar setara dengan 18.7 persen dari total nilai tambah bruto, sektor Jasa-jasa lainnya dengan nilai Rp 2 671 milyar setara dengan 13.8 persen dari total nilai tambah bruto, sektor Perdagangan dengan nilai Rp 2 642 milyar setara dengan 13.6 persen dari total nilai tambah bruto, sektor Angkutan Udara dengan nilai Rp 1 259 milyar setara dengan 6.5 persen, dan sektor 143 Pemerintahan umum dan pertanahan dengan nilai Rp 1 240 milyar setara dengan 6.4 persen. Tabel 23. Lima Sektor Produksi Terbesar Menurut Nilai Tambah Bruto di Propinsi Bali Nilai No. Sektor Produksi Milyar Rp 1 23 Hotel dan restoran 3 630 18.7 2 30 Jasa-jasa lainnya 2 671 13.8 3 22 Perdagangan 2 642 13.6 4 26 Angkutan Udara 1 259 6.5 5 29 Pemerintahan umum dan pertanahan 1 240 6.4 Jumlah 11 442 59.0 6 Lainnya 7 979 41.0 Total Propinsi Bali 19 421 100 Selanjutnya pada Tabel 24. disajikan nilai tambah bruto propinsi Bali menurut komponen-komponennya. Komponen upah dan gaji meyumbangkan nilai tambah sebesar Rp.6 444 milyar atau setara dengan 33 persen dari total nilai tambah propinsi Bali, komponen surplus usaha meyumbangkan nilai tambah sebesar Rp.11 084 milyar atau setara dengan 57 persen dari total nilai tambah propinsi Bali, komponen penyusutan meyumbangkan nilai tambah sebesar Rp.1 270 milyar atau setara dengan 6.5 persen dari total nilai tambah propinsi Bali, komponen pajak tak langsung meyumbangkan nilai tambah sebesar Rp.695 milyar atau setara dengan 3.5 persen dari total nilai tambah propinsi Bali, sedangkan komponen subsidi bernilai negatif - Rp. 74 milyar. Tabel 24. Komposisi Nilai Tambah Bruto Menurut Komponennya di Propinsi Bali Nilai No. Keterangan Milyar Rp 1. Upah dan Gaji 6 444 33 2. Surplus Usaha 11 084 57 3. Penyusutan 1 270 6.5 4. Pajak Tak Langsung 695 3.5 5. Subsidi 74 Jumlah 19 421 100 144 Seperti halnya propinsi Jawa Timur, apabila kita perhatikan nilai dari komponen nilai tambah bruto, maka komponen surplus usaha memberikan sumbangan terbesar urutan pertama, sedangkan komponen upah dan gaji ada di urutan kedua. Padahal upah dan gaji adalah satu-satunya komponen nilai tambah yang langsung diterima dibawa pulang oleh pekerja. Sebaliknya, komponen surplus usaha adalah merupakan nilai tambah yang diterima oleh pengusaha entrepreneurship nilainya lebih besar hampir mencapai 200 persen bila dibandingkan dengan upah dan gaji. Surplus usaha belum tentu dapat langsung dinikmati oleh oleh masyarakat, karena surplus usaha tersebut sebagian ada yang simpan atau ditanam di perusahaan dalam bentuk laba ditahanretained earnings.

6.2.4. Struktur Permintaan Akhir