177
waktu tahun 2000 – 2003. Angka ini dipilih untuk melihat dampak maksimum dari pertumbuhan sektor tersebut.
7.2.1. Dampak Terhadap Pertumbuhan Output
Pertumbuhan pada permintaan akhir sektor industri makanan, minuman dan tembakau di propinsi Jawa Timur sebesar 2,81 persen, atau sebesar Rp.1 175
003 juta, berdampak pada pertumbuhan output di Propinsi Jawa Timur sendiri intraregional, propinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat interregional. Dampak
terbesar diterima oleh propinsi Jawa Timur sendiri, kemudian diikuti oleh propinsi Nusa Tenggara Barat dan terakhir propinsi Bali.
Pada Tabel 47. dapat dilihat bahwa dampak pertumbuhan sektor industri makanan dan minuman di propinsi Jawa Timur sebesar 2.81 persen, atau sebesar
Rp.1 175 003 juta, mengakibatkan output di Jawa Timur tumbuh sebesar Rp. 1 774 724 juta, atau 0.49 persen dari total output Jawa Timur yang besarnya Rp.361
735 134. Lima sektor produksi terbesar tumbuh sebesar Rp.1 680 307 juta 0.96 persen. Sedangkan 25 sektor produksi lainnya hanya tumbuh sebesar Rp. 94 417
juta tumbuh sebesar 0.05 persen. Pertumbuhan terbesar terjadi di sektor industri makanan, minuman, dan
tembakau dengan pertumbuhan Rp. 1 387 764 juta 1,98 persen. Selanjutnya diurutan kedua sampai kelima besar secara berurutan adalah: 2 sektor padi, 3
sektor perdagangan, 4 sektor jasa-jasa lainnya, dan 5 sektor tanaman bahan makanan lainnya, dengan nilai pertumbuhan secara berurutan sebesar: Rp.144 636
juta 1.58 persen, Rp. 66 809 juta 0.13 persen, Rp. 61 034 juta 0.20 persen, dan Rp. 20 064 juta 0.14 persen. Dampak pertumbuhan sektor industri makanan,
minuman dan tembakau di Jawa Timur sebesar 2.81 persen, berdampak pada pertumbuhan output di propinsi Bali sebesar Rp. 2 208 juta, atau sebesar 0.006
persen dari total output propinsi Bali yang besarnya Rp. 39 194 294 juta. Lima sektor produksi terbesar di propinsi Bali tumbuh sebesar Rp. 1 512 juta 0.007
persen, sedangkan 25 sektor lainnya tumbuh sebesar Rp. 696 juta 0.004 persen.
178
Lima sektor produksi di Bali yang pertumbuhannya tertinggi secara berturut-turut adalah : 1 sektor angkutan udara, 2 industri makanan, minuman
dan tembakau, 3 sektor hotel dan restoran, 4 sektor perdagangan, dan 5 sektor padi, dengan nilai pertumbuhan secara berturut-turut : Rp. 463 juta 0.007,
Rp. 369 juta 0.020 persen, Rp. 252 juta 0.003 persen, Rp. 216 juta 0.005, dan Rp. 212 juta 0.020 persen.
Tabel 47. Dampak Pertumbuhan Sektor Industri Makanan, Minuman dan Tembakau di Propinsi Jawa Timur Sebesar 2,81 Persen, Terhadap
Pertumbuhan Output di Propinsi Jawa Timur, Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Rest of Indonesia
Pertumbuhan No. Sektor Produksi di Masing-masing
Propinsi Output
Juta Rp Juta Rp
I. Propinsi Jawa Timur
361 735 134 1 774 724
0.49 10
Industri MMT 70 128 436
1 387 764 1.98
1 Padi
9 162 023 144 636
1.58 22
Perdagangan 51 333 787
66 809 0.13
30 Jasa-jasa lainnya
30 000 192 61 034
0.20 2
Tan. bahan makanan lainnya 14 760 268
20 064 0.14
Sub total 5 besar 175 384 706
1 680 307 0.96
Sektor lainnya 25 sektor 186 350 428
94 417 0.05
II Propinsi Bali
39 194 294 2 208
0.006 26
Angkutan Udara 6 601 439
463 0.007
10 Industri MMT
1 857 185 369
0.020 23
Hotel dan Restoran 7 952 248
252 0.003
22 Perdagangan
4 313 625 216
0.005 1
Padi 1 073 784
212 0.020
Sub total 5 besar 21 798 281
1 512 0.007
Sektor lainnya 25 sektor 17 396 013
696 0.004
III Propinsi Nusa Tenggara Barat
20 265 404 2 996
0.015 10 Industri MMT
2 372 411 1 209
0.051 1 Padi
1 414 551 701
0.050 2 Tan. bahan makanan lainnya
1 149 994 437
0.038 22 Perdagangan
1 950 426 142
0.007 3 Tanaman Perkebunan
2 372 411 131
0.006 Sub total 5 besar
9 259 793 2 620
0.028 Sektor lainnya 25 sektor
11 005 611 376
0.003 IV
Rest of Indonesia 2 282 970 137
158 906 0.007
179
Di propinsi Nusa Tenggara Barat, pertumbuhan sektor industri makanan, minuman dan tembakau sebesar 2.81 persen di propinsi Jawa Timur
mengakibatkan pertumbuhan output sebesar Rp. 2 996 juta atau sebesar 0.015 persen. Lima sektor produksi terbesar tumbuh sebesar Rp. 2 620 juta, atau sebesar
0.028 persen. Sedangkan 25 sektor produksi lainnya hanya tumbuh sebesar Rp. 376 juta 0.003 persen.
Lima sektor produksi di Nusa Tenggara Barat yang pertumbuhan tertinggi secara berturut-turut adalah : 1 industri makanan, minuman dan tembakau, 2
sektor padi, 3 sektor tanaman bahan makanan lainnya, 4 sektor perdagangan, dan 5 sektor tanaman perkebunan, dengan nilai pertumbuhan secara berturut-
turut : Rp. 1 209 juta 0.051, Rp. 701 juta 0.050 persen, Rp. 437 juta 0.038 persen, Rp. 142 juta 0.007, dan Rp. 131 juta 0.006 persen.
Sedangkan di luar ketiga propinsi di atas, pada kelompok propinsi-propinsi yang dimasukkan dalam Rest of Indonesia ROI terjadi pertumbuhan output
sebesar Rp.158 906 juta 0.007 persen dari total output sebesar Rp. 2 282 970 131 juta.
7.2.2. Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto