Hipotesis KERANGKA TEORI 3.1. Kerangka Teori Pembangunan Ekonomi Regional

80

3.4. Hipotesis

Berdasarkan pada rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan pustakan dan kerangka teoritis, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Propinsi Jawa Timur sebagai propinsi yang terbesar, dilihat dari sisi wilayah, penduduk, pendapatan daerah, dan produksi barang dan jasa output dibandingkan dengan propinsi Bali dan Nusa Tenggara Barat, akan memiliki pengaruh yang kuat dalam perdagangan barang dan jasa antar ketiga propinsi tersebut. 2. Pertumbuhan sektor-sektor unggulan di masing-masing propinsi, di Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, akan berdampak pada pertumbuhan sektor-sektor produksi sehingga akan berpengaruh pada pertumbuhan output, pendapatan daerah nilai tambah bruto, dan penyerapan tenaga kerja di masing-masing propinsi, dan propinsi lain yang terkait dalam penelitian ini. 81

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Prosedur Penyusunan Tabel Input-Output Multiregional

Berdasarkan ketersediaan data, maka penyusunan tabel input–output dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Pendekatan langsung atau disebut juga metode survei digunakan apabila seluruh data yang diperlukan dikumpulkan secara langsung melalui survei atau penelitian lapangan, sedangkan pendekatan tidak langsung atau metode non- survei dan semi survei digunakan apabila seluruh atau sebagian data yang diperoleh dari suatu tabel input-output yang sudah ada. Metode survei langsung, walaupun diakui akan menghasikan metode yang paling teliti, dianggap bukan lagi cara yang tepat karena dalam prosesnya membutuhkan sumberdaya tenaga, dana yang besar dan waktu yang lama. Sebuah tabel yang disusun melalui metode survei membutuhkan dana 10 kali lebih besar dan membutuhkan waktu antara 8 dan 10 kali lebih lama dibandingkan metode non-survei, sehingga membuat tabel itu menjadi kadarluasa ketika dipublikasikan Richardson, 1972; Jensen dan West, 1986. Dalam metoda non-survei memang menghemat waktu, tenaga dan biaya. Hanya saja dengan menggunakan metode non–survei dan teknik-teknik “siap-saji” akan menghasilkan tabel I–O yang diragukan ketelitiannya. Selanjutnya dikatakan pula bahwa tabel yang disusun melalui survei jelas lebih mahal, tapi metode non- survei sama sekali tidak teliti Badan Pusat Statistik, 2000. Pendekatan lain yang dapat digunakan dalam menyusun tabel input-output secara tidak langsung, adalah metode semi survei. Metode ini adalah gabungan antara metode non-survei dengan survei, dimana data atau informasi yang diperoleh akan mengisi sel-sel tertentu dalam kuadran pertama tabel input output. Pada metode non-survei kadang-kadang terdapat komposisi atau stuktur input antara yang janggal akibat dari iterasi yang dilakukan. Dengan memasukan data atau informasi baru kedalam sel-sel kuadran pertama akan mengurangi atau menghilangkan keanehan struktur input antara yang diperoleh. Bila metode non-