186
Tabel 50. Dampak Pertumbuhan Sektor Perdagangan di Propinsi Jawa Timur Sebesar 8.09 Persen, Terhadap Pertumbuhan Output di Propinsi Jawa
Timur, Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Rest of Indonesia
Pertumbuhan No. Sektor Produksi di Masing-masing
Propinsi Output
Juta Rp Juta Rp
I. Propinsi Jawa Timur
361 735 134 2 880 664
0.796 22
Perdagangan 51 333 787
2 225 286 4.335
30 Jasa-jasa lainnya
30 000 192 213 582
0.712 28
Lembaga Keuangan 9 867 370
70 390 0.713
23 Hotel dan restoran
18 630 029 62 131
0.333 20
Listrik, gas dan air bersih 6 279 229
54 317 0.865
Sub total 5 besar 116 110 607
2 625 706 2.261
Sektor lainnya 25 sektor 245 624 527
254 958 0.104
II Propinsi Bali
39194294 5768
0.015 23 Hotel dan Restoran
7952248 1956
0.025 26 Angkutan Udara
6601439 1069
0.016 22 Perdagangan 4313625
506 0.012
30 Jasa-jasa lainnya 3724978
417 0.011
4 Peternakan dan hasilnya 2449977
339 0.014
Sub total 5 besar 25042267
4287 0.017
Sektor lainnya 25 sektor 14152027
1481 0.010
III Propinsi Nusa Tenggara Barat
20 265 404 1 072
0.005 8
Pertambangan batubara, biji logam,dan penggalian lainnya.
5 230 708 379
0.007 10 Industri MMT
2 372 411 107
0.005 22 Perdagangan
1 950 426 67
0.003 1 Padi
1 414 551 63
0.004 2 Tan. bahan makanan lainnya
1 149 994 51
0.004 Sub total 5 besar
12 118 090 667
0.006 Sektor lainnya 25 sektor
8 147 314 405
0.005 IV
Rest of Indonesia 2 282 970 137
234 294 0.010
7.3.2. Dampak Terhadap Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto
Dampak pertumbuhan permintaan akhir sektor perdagangan sebesar 8.09 persen di propinsi Jawa Timur terhadap pertumbuhan nilai tambah bruto di
propinsi Jawa Timur sendiri, di propinsi Bali, propinsi Nusa Tenggara Barat, dan rest of indonesia, disajikan pada Tabel 51. Di propinsi Jawa Timur total
pertumbuhan nilai tambah bruto, akibat pertumbuhan sektor perdagangan di Jawa Timur sebesar 8.09 persen, besarnya Rp. 1 785 196 juta atau sebesar 0.909 persen
187
dari nilai tambah bruto propinsi Jawa Timur yang besarnya Rp. 196 350 344 juta. Lima sektor produksi mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 1 627 235 juta 2.36
persen, sedangkan 25 sektor lainnya hanya mengalami bertumbuhan sebesar Rp. 157 961 juta 0.124 persen.
Tabel 51. Dampak Pertumbuhan Sektor Perdagangan di Propinsi Jawa Timur Sebesar 8.09 Persen, Terhadap Pertumbuhan Nilai Tambah Bruto di
Propinsi Jawa Timur, Propinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Rest of Indonesia
Pertumbuhan No. Sektor Produksi di Masing-masing
Propinsi Output
Juta Rp Juta Rp
I. Propinsi Jawa Timur
196 350 344 1 785 196
0.909 22
Perdagangan 31 812 410
1 379 047 4.335
30 Jasa-jasa lainnya
19 667 896 1 32 361
0.673 28
Lembaga Keuangan 7 668 777
43 662 0.569
23 Hotel dan Restoran
7 698 583 38 504
0.500 20
Listrik,gas, dan air bersih 2 110 304
33 661 1.595
Sub total 5 besar 68 957 970
1 627 235 2.360
Sektor lainnya 25 sektor 127 392 374
157 961 0.124
II Propinsi Bali
19 421 327 3 547
0.018 23 Hotel dan Restoran
3 630 217 1 212
0.033 26 Angkutan Udara
1 259 513 663
0.053 22 Perdagangan
2 642 282 314
0.012 30 Jasa-jasa lainnya
2 671 282 259
0.010 4 Peternakan dan hasilnya
1 165 475 210
0.018 Sub total 5 besar
11 368 769 2 658
0.023 Sektor lainnya 25 sektor
8 052 558 889
0.011 III
Propinsi Nusa Tenggara Barat 12 461 556
523 0.004
8 Pertamb batubara,biji logam,
dan penggalian 3 904 187
235 0.006
10 Industri
MMT 280
859 67 0.024
22 Perdagangan 1 211 712
42 0.003
1 Padi 1 187 661
39 0.003
2 Tanaman bahan makanan lain 998 317
32 0.003
Sub total 5 besar 7 582 736
415 0.005
Sektor lainnya 25 sektor 4 878 820
108 0.002
IV Rest of Indonesia
1 100 852 548 145 196
0.013
188
Lima sektor produksi yang mengalami pertumbuhan terbesar adalah : 1 sektor perdagangan sendiri yang tumbuh sebesar Rp. 1 379 047 juta 4.335
persen, 2 sektor jasa-jasa lainnya, tumbuh sebesar Rp. 132 361 juta 0.673 persen, 3 sektor lembaga keuangan, mengalami pertumbuhan sebesar Rp.
43 662 juta 0.562 persen, 4 sektor hotel dan restoran, mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 38 504 juta 0.5 persen, dan 5 sektor listrik, gas dan air bersih
mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 33 661 juta 1.595 persen. Dampak pertumbuhan sektor perdagangan sebesar 8.09 persen di propinsi
Jawa Timur, mengakibatkan nilai tambah bruto di propinsi Bali tumbuh sebesar Rp. 3 547 juta, atau sebesar 0.018 persen dari total nilai tambah bruto propinsi
Bali sebesar Rp. 19 421 327 juta. Lima sektor produksi yang mengalami pertumbuhan nilai tambah bruto terbesar, tumbuh sebesar Rp. 2 658 juta 0.023
persen, sedangkan 25 sektor lainnya tumbuh sebesar Rp. 889 juta 0.011 persen. Lima sektor produksi di propinsi Bali yang mengalami pertumbuhan nilai tambah
bruto terbesar, adalah : 1 sektor hotel dan restoran, yang tumbuh sebesar Rp. 1 212 juta 0.033 persen, 2 sektor angkutan udara, mengalami pertumbuhan
sebesar Rp. 663 juta 0.053 persen, 3 sektor perdagangan, mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 314 juta 0.012 persen, 4 sektor jasa-jasa lainnya
tumbuh sebesar Rp. 259 juta 0.010 persen, dan 5 sektor peternakan dan hasil- hasilnya, mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 210 juta 0.018 persen.
Dampak pertumbuhan sektor perdagangan sebesar 8.09 persen di propinsi Jawa Timur, mengakibatkan nilai tambah bruto di propinsi Nusa Tenggara Barat
mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 523 juta, atau sebesar 0.004 persen dari total nilai tambah bruto propinsi Nusa Tenggara Barat sebesar Rp. 12 461 556
juta. Lima sektor produksi yang mengalami pertumbuhan nilai tambah bruto terbesar, tumbuh sebesar Rp.415 juta 0.005 persen, sedangkan 25 sektor lainnya
tumbuh sebesar Rp. 108 juta 0.002 persen. Lima sektor produksi di propinsi Nusa Tenggara Barat yang mengalami
pertumbuhan nilai tambah bruto terbesar, adalah : 1 sektor pertambangan batu bara, biji logam, dan penggalian tumbuh sebesar Rp. 235 juta 0.006 persen, 2
sektor industri makanan, minuman, dan tembakau, yang tumbuh sebesar Rp. 67
189
juta 0.024 persen, 3 sektor perdagangan, tumbuh sebesar Rp. 42 juta 0.003 persen, 4 sektor padi, mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 39 juta 0.003
persen, dan 5 sektor tanaman bahan makanan lainnya, mengalami pertumbuhan sebesar Rp. 32 juta 0.003 persen.
Di luar ketiga propinsi di atas, yaitu kelompok propinsi rest of indonesia, terjadi kenaikan nilai tambah bruto sebesar Rp. 145 196 juta, atau sebesar 0.013
persen dari total nilai tambah bruto rest of indonesia yang besarnya Rp. 1 100 852 548 juta.
7.3.3. Dampak Terhadap Pertumbuhan Tenaga Kerja