Kompetensi profesional termasuk dalam kategori kurang baik yang dibuktikan dengan hanya penguasaan materi yang dimiliki guru
sehingga siswa merasa paham dan jelas terhadap materi pelajaran. Guru selalu memberikan jawaban yang jelas ketika ada salah seorang
siswa yang
bertanya. Kurangnya
mengembangkan media
pembelajaran dan metode belajar secara bervariasi menjadi penghambat tercapainya prestasi belajar yang tinggi. Guru juga hanya
menggunakan buku paket sekolah tidak menggunakan buku referensi dari sumber lain. Hasil ini didukung dengan sebanyak 39 34 dari 88
siswa termasuk kategori kurang baik berdasarkan analisis deskriptif persentase.
Melihat pemaparan pembahasan diatas mengenai pengaruh kompetensi guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa dapat
di katakan bahwa kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru tergolong dalam kategori kurang baik, sedangkan kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial guru tergolong dalam kategori baik.
4.2.2. Pengaruh Motivasi Belajar Sis wa Terhadap Prestasi Belajar
Siswa
Berdasarkan hasil
penelitian, motivasi
belajar siswa
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi belajar siswa pada kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan
peralatan kantor kelas X di SMK Negeri 1 Purwodadi Tahun
20112012. Hasil tersebut dilihat dari koefisien determinasi parsial r² yang didapatkan dari penghitungan yaitu sebanyak 9,2 berdasarkan
tabel coefficients lampiran 15 halaman 152. Berdasarkan penjelasan di atas maka keadaan yang berada di
lapangan sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Slameto 2010:54:
Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah,
faktor psikologis dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah dan cacat tubuh. Faktor psikologis meliputi intelegensi siswa,
perhatian siswa, minat siswa, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan siswa
.
Peningkatan motivasi belajar siswa ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat siswa dalam menerima pelajaran dan
memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa diharapkan dapat lebih mudah menyerap dan menguasai materi yang
diajarkan oleh guru di sekolah. Pada lampiran 9 tentang hasil belajar pada halaman 135 siswa
yang memperoleh nilai 75 ke atas masuk dalam kriteria tuntas dan sis yang memperoleh nilai kurang dari 75 masuk dalam kriteria tidak
tuntas. Motivasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Purwodadi tergolong baik. Hasil tersebut dibuktikan dengan banyaknya jawaban responden
yang menyatakan bahwa motivasi belajar siswa termasuk kategori baik. Berdasarkan data deskriptif persentase tingkat variabel motivasi
belajar siswa sebanyak 46,6 41 siswa dari 88 siswa yang menyatakan bahwa motivasi belajarnya tergolong kategori baik. Hasil
ini dapat dilihat dari persentase masing- masing indikator yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya motivasi belajar siswa.
Indikator tekun menghadapi tugas hendaknya diperbaiki agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dengan cara berusaha mengerjakan
tugas sendiri tanpa bantuan dari orang lain serta teliti dalam mengerjakan tugas. Berbeda dengan indikator ulet menghadapi
kesulitan, menunjukkan minat terhadap materi pelajaran, dapat mempertahankan pendapatnya dan senang mencari dan memecahkan
soal-soal termasuk kategori sangat baik dan baik .
Tekun menghadapi tugas dibuktikan dengan sikap siswa yang kurang tekun dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah.
Kurangnya kesadaran dalam mengerjakan soal sendiri. Mudah puas dengan prestasi yang sudah diraih. Kurang teliti dalam menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh guru sehingga menyebabkan kurang maksimal dalam meraih prestasi. Hasil ini didukung dengan sebanyak
36 32 dari 88 siswa termasuk kategori kurang baik berdasarkan analisis deskriptif persentase.
Ulet menghadapi kesulitan ditunjukkan dengan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah. Siswa senantiasa mengerjakan latihan
soal secara terus menerus. Tidak mudah puas terhadap hasil belajar dan aktif mencari sumber belajar lain selain materi yang diberikan
oleh guru. Hasil ini didukung dengan sebanyak 45 40 dari 88
siswa termasuk kategori sangat baik berdasarkan analisis deskriptif persentase.
Menunjukkan minat terhadap mata pelajaran termasuk kategori sangat baik, yaitu kehadiran siswa pada setiap pertemuan jarang
dijumpai siswa yang sering membolos. S iswa selalu mempelajari kembali materi yang disampaikan oleh guru. Siswa juga mempelajari
materi jauh-jauh hari sebelum ulangan dilaksanakan agar lebih siap dalam menempuh soal-soal ulangan. Hasil ini didukung sebanyak
51 45 dari 88 siswa termasuk kategori sangat baik berdasarkan analisis deskriptif persentase.
Siswa dapat mempertahankan pendapatnya ditunjukkan dengan antusias siswa ketika guru mengutarakan pertanyaan siswa
berusaha menjawab pertanyaan tersebut. siswa juga mampu mempertahankan pendapatnya ketika ada teman yang menyangkal.
Ketika merasa belum paham siswa sering bertanya kepada gur u. Hasil ini didukung dengan sebanyak 38 33 dari 88 siswa termasuk
kategori baik berdasarkan analisis deskriptif persentase. Senang mencari dan memecahkan soal-soal ditunjukkan
dengan sikap siswa yang selalu mengarjakan latihan soal dalam LKS sebelum guru menyuruh untuk mengerjakan. Berusaha mengerjakan
soal di depan kelas apabila guru memberikan soal. Siswa saling mengajari satu sama lain ketika ada siswa yang belum bisa
mengerjakan tugas. Hasil ini didukung dengan sebanyak 41 36 dari
88 siswa termasuk kategori sangat baik berdasarkan analisis deskriptif persentase.
Melihat pemaparan pembahasan di atas mengenai pengaruh motivasi siswa terhadap prestasi belajar dapat dikatakan bahwa
ketekunan siswa dalam menghadapi tugas tergolong dalam kategori kurang baik, sedangkan keuletan siswa dalam menghadapi kesulitan,
minat siswa terhadap mata pelajaran dan kesenang siswa dalam mencari dan memecahkan soal-soal tergolong dalam kategori sangat
baik. Serta siswa dapat mempertahankan pendapatnya tergolong dalam kategori baik.
4.2.3. Pengaruh Kompetensi Guru dalam Mengajar dan Motivasi