c. Menilai kemajuan proses belajar mengajar Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang
kemajuan yang dicapai para siswa, baik secara iluminatif- observatif maupun secara struktural-objektif. Penilain secara
iluminatif-observatif dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa.
Penilaian secara struktural-objektif berhubungan dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam
rangka penilaian hasil belajar siswa.
d. Menguasai bahan pelajaran Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian
integral dari proses belajar mengajar. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang akan
diajarkannya. Adanya buku pelajaran yang dapat dibaca para siswa, tidak berarti guru tidak perlu menguasai bahan, memang
guru tidak maha tahu, tetapi guru dituntut pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahlianya atau mata mata pelajaran
yang menjadi tanggung jawabnya.
2.3. Motivasi Belajar Siswa
2.3.1. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Sardiman 2007:73 bahwa “motif dapat diartikan sebagai daya penggerak diri dalam dan di dalam subjek untuk
melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”.
Menurut Mc. Donald dalam Sardiman 2007:73 “motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”. Berdasarkan pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen penting, yaitu: a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada
diri setiap individu manusia. b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi
seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya muncul dari suatu aksi yakni tujuan.
Menurut Mulyasa 2009:195 “motivasi adalah tenaga
pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya perilaku seseorang kearah suatu tujuan tertentu
”. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan atau melakukan sesuatu yang
sesuai dengan dorongan dalam dirinya. “Motivasi adalah daya penggerak yang tel
ah menjadi aktif “Sardiman 2007:73. Pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
dorongan atau penggerak yang terdapat di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa adalah dorongan atau penggerak yang berasal dari dalam mapun dari luar
diri seseorang siswa untuk berusaha mencari dalam bentuk pengalaman dan latihan yang berpengaruh pada tingkah laku.
2.3.2. Macam-Macam Motivasi
Menurut Sardiman 2007:86 macam- macam motivasi dibagi menjadi empat hal, yaitu:
1 Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya a. Motif- motif bawaan: motif yang dibawa sejak lahir, motivasi
ini ada tanpa harus dipelajari. b. Motif- motif yang dipelajari: motif- motif yang timbul karena
dipelajari. Sering disebut dengan motif yang diisyaratkan secara sosial.
2 Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis, misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk
beristirahat. b. Motif- motif
darurat, antara
lain: dorongan
untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk
berusaha, untuk memburu. Motivasi ini timbul karena ada rangsangan dari luar.
c. Motif- motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk
menaruh minat. 3 Motivasi jasmaniah dan rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi
rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, insting otomatis, nafsu, sedangkan yang termasuk motivasi
rohaniah adalah kemauan.
4 Motivasi intrinsik dan ekstrinsik a. Motivasi intrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang berfungsinya karena adanya perangsangan dari luar.
2.3.3. Ciri-Ciri Motivasi