PENGARUH KOMPETENSI GURU DALAM MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSEDUR PENGADAAN PERALATAN KANTOR KELAS X SMK

(1)

i

PENGARUH KOMPETENSI GURU DALAM

MENGAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

KOMPETENSI DASAR MELAKUKAN PROSEDUR

PENGADAAN PERALATAN KANTOR KELAS X

SMK NEGERI 1 PURWODADI TAHUN 2011/2012

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Lutfi Didik Pratama NIM 7101408196

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2013


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Jum’at

Tanggal : 7 Desember 2012

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Nanik Suryani, M. Pd. Ismiyati, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19560421 198503 2 001 NIP. 19800902 200501 2 002

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi

Dra. Nanik Suryani, M. Pd. NIP. 19560421 198503 2 001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan didepan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 17 Januari 2013

Penguji

Drs. Ade Rustiana, M.Si NIP. 19680102 199203 1 002

Anggota I Anggota II

Dra. Nanik Suryani, M. Pd. Ismiyati, S.Pd., M.Pd.

NIP. 19560421 198503 2 001 NIP. 19800902 200501 2 002 Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. S. Martono, M.Si NIP. 19660308 198901 1 001


(4)

iv

PERN YATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau keseluruhan. Pendapat serta temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain.

Semarang, Desember 2012

Lutfi Didik Pratama NIM. 7101408196


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto :

Seseorang yang kompeten adalah

seseorang yang mampu memotivasi

dirinya untuk meraih pretasi

yang tinggi (Lutfi Didik Pratama)

Persembahan:

1. Untuk Bapak dan Ibu 2. Untuk seluruh keluarga 3. Untuk almamater UNNES


(6)

vi

PRAKATA

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam atas segala nikmat yang telah diberikan kepada makhuk-Nya karena dengan kehendak-Nya penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Mengajar, dan Motivasi Belajar Sis wa Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Pe ralatan Kantor Kelas

X SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012”. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W yang telah memberikan pencerahan dan inspirasi kepada umat manusia menuju jalan yang benar.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak yang mendukung sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang memberi kesempatan menuntut ilmu di Fakultas Ekonomi UNNES.

2. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi, dan Dosen Pembimbing I yang telah memberi ijin penelitian, memberikan bimbingan, arahan serta saran selama penyusunan skripsi ini.

3. Ismiyati, S.Pd, M.Pd, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran selama penyusunan skripsi ini.


(7)

vii

5. Drs. Murmanto, M.M, Kepala SMK Negeri 1 Purwodadi yang memberikan ijin untuk mengadakan penelitian di SMK Negeri 1 Purwodadi.

6. Bapak dan Ibu guru di SMK Negeri 1 Purwodadi yang telah membantu pelaksanaan penelitian.

7. Siswa-siswi kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 1 Purwodadi atas kerjasama dan kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung dan berperan dalam membantu penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya dunia pendidikan.

Semarang, Desember 2012


(8)

viii

SARI

Pratama Lutfi Didik. 2012. “Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Siswa Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor Kelas X SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Pembimbing II. Ismiyati, S.Pd, M.Pd.

Kata Kunci : Kompetensi Guru, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar

Berdasarkan hasil observasi awal melalui wawancara dengan guru mata pelajaran perlatan kantor di SMK Negeri 1 Purwodadi diperoleh informasi bahwa siswa pada saat mengikuti pelajaran dalam kondisi siap, kompetensi mengajar guru yang sudah baik, hal ini terlihat dari kompetensi guru pada saat mengajar. Kenyataannya masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM pada pelajaran peralatan kantor.

Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa?, (2) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa?, (3) untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa?, dan (4) untuk mengetahui besarnya pengaruh kompetensi guru dalam mengajar, dan motivasi belajar siswa, terhadap prestasi belajar belajar siswa?.

Populasi penelitian ini adalah siswa kelas X di SMK Negeri 1 Purwodadi berjumlah 113 siswa. Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh sampel sejumlah 88 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda dan analisis deskriptif persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis regresi linier berganda diperoleh persamaan: Y = 8.423 + 0,439X1 + 0,489X2. Uji F yang diperoleh Fhitung = 39.778, sehingga H3 diterima. Secara parsial (uji t) kompetensi guru dalam mengajar (X1) diperoleh thitung = 3.902, sehingga H1 diterima. Variabel motivasi belajar (X2) diperoleh thitung= 2.928, sehingga H2 diterima. Secara simultan (R2) kompetensi guru dalam mengajar, dan motivasi belajar siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa sebesar 47,1%.

Simpulan penelitian ini adalah kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa, berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa baik secara simultan maupun parsial. Saran penelitian ini adalah guru hendaknya meningkatkan kembali kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional. Siswa tekun dalam belajar baik itu di sekolah maupun di rumah, berusaha mengerjakan soal sendiri dan teliti dalam menyelesaikan tugas.


(9)

ix

ABSTRACT

Pratama Didik Lutfi. 2012. "The Effect of Teacher Competence in Teaching and Student Motivation to the Student Achievement of Basic Competence in Performing the Office Equipment Procurement Procedure at Grade X of SMK N 1 Purwodadi in the Academic Year of 2011/2012". Final Project. Department of Economics Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor I. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Advisor II. Ismiyati, S.Pd, M.Pd.

Keywords: Teache r Competency, Motivation, Learning Achievement

Based on the initial observations through interviewing the teachers of office equipment the subject at SMK N 1 Purwodadi, it is obtained that the students attended the classes are always at the ready condition, and the competence of teachers are good. In fact, there are many students got mark under the KKM of office equipment.

The purposes of the study are: (1) to know whether there are influences of

the teacher’s competence in teaching towards the achievement of students in learning, (2) to know whether there are influences of students learning motivation towards the achievement of students in learning, (3) to know whether there are influences of teacher’s competence in teaching and students learning motivation towards the achievement of students in learning, and (4) to know how much the teacher’s competence in teaching and the student learning motivation influence the achievement of students in learning?.

This reseach population is 113 students of grade X at SMK N 1 Purwodadi. For having 88 students as the sample, Slovin Formulation is implemented. The methods of collecting the data are questionnaires, documentation, and observation. The analysis of the data uses multiple regression analysis and descriptive analysis of percentage is used for the analyzing the data.

The results show that the multiple linear regression analysis is obtained by applying following the equation: Y = 8423 + 0.439 X1+ 0.489 X2 . Next by having F test, it is obtained that Fcount = 39,778, so that H1 is acceptable. Partially (t test), the teacher’s competence in teaching (X1) is obtained through tcount = 3902, so that H1 is accepted. The variable of learning motivation (X2) has obtained tcount = 2928, so that H 2 is accepted. Simultaneously (R2), the teacher's competence in teaching and the students learning motivation affect the achievement of students learning, 47.1%.

The conclusion of this study is the teacher’s competence in teaching and the students learning motivation, influence the achievement of students learning simultaneously and partially. The suggestions after conducting this research are the teachers should increase their pedagogical and professional competence, the students should be diligent in learning at school and home, the students should try to do the homework by themselves and be carefull in doing their tasks.


(10)

x

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 7

1.3Tujuan Penelitian ... 8

1.4Manfaat Penelitian... 9

BAB 2 LANDASAN TEORI ... .. 11

2.1Prestasi Belajar ... 11


(11)

xi

2.3Motivasi Belajar Siswa ... 22

2.4Kerangka Berfikir... 27

2.5Penelitian Terdahulu yang Relevan... 29

2.6Hipotesis Penelitian ... 31

BAB 3 METODE PENELITIAN ... ... 32

3.1Metode Penentuan Obyek penelitian... 32

3.1.1. Populasi Penelitian ... 32

3.1.2. Sampel Penelitian ... 32

3.1.3. Variabel Penelitian ... 35

3.2Metode Pengumpulan Data ... 37

3.2.1. Metode Angket atau Kuesioner ... 37

3.2.2. Metode Dokumentasi ... 38

3.2.3. Metode Observasi... 38

3.3Uji Coba Instrumen Penelitian ... 39

3.4Metode Analisis Data ... 41

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... .... 47

4.1Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Gambaran Umum ... 47

4.1.2 Uji Asumsi Klasik ... . 50

4.1.3 Analisis Regresi Linear Berganda... 53

4.1.4 Uji Hipotesis ... 55

4.1.5 Deskripsi Variabel Penelitian... 59

4.2Pembahasan ... ... 71

4.2.1 Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Mengajar Terhadap Prestasi Belajar ... 71

4.2.2 Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi belajar Siswa ... 74

4.2.3 Pengaruh Kompetensi Guru Dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Pestasi Belajar Siswa ... 78


(12)

xii

BAB 5 PENUTUP... 80

5.1. Kesimpulan ... 80

5.2. Saran... 81


(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

1.1. Rincian Hasil Belajar Siswa ... 5

3.1 Populasi Penelitian... 32

3.2 Menentukan Masing-Masing Sampel Fraction (fi) dengan Metode Cluster Sampling ... 35

3.3 Interval dan Kategori ... 46

4.1 Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 47

4.2 Sarana dan Prasarana ... 48

4.3 Data Siswa ... 49

4.4 Hasil Uji Normalitas ... 50

4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ... 52

4.6 Analisis Regresi Linier Berganda ... 54

4.7 Hasil Analisis Uji Simultan ... 55

4.8 Hasil Analisis Uji Parsial ... 56

4.9 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Simultan (R²) ... 57

4.10 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Parsial (uji r²) ... 58

4.11 Kategori Tentang Variabel Kompetensi Guru dalam Mengajar ... 59

4.12 Kategori Tentang Kompetensi Pedagogik ... 61

4.13 Kategori Tentang Kompetensi Kepribadian ... 62

4.14 Kategori Tentang Kompetensi Sosial ... 63

4.15 Kategori Tentang Kompetensi Profesional... 64

4.16 Kategori Tentang Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 65

4.17 Ketegori Tentang Tekun Menghadapi Tugas ... 66

4.18 Kategori Tentang Ulet Menghadapi Kesulitan ... 67

4.19 Kategori Tentang Menunjukkan Minat Terhadap Mata Pelajaran ... 68

4.20 Kategori Tentang Dapat Mempertahankan Pendapatnya ... 69


(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.

2.1 KerangkaBerpikir ... ... 30 4.1 Grafik Normal P-Plot ... 51 4.2 Grafik Scatter plot ... 53 4.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Kompetensi Guru

dalam Mengajar ... 60 4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Variabel Motivasi Belajar


(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal.

1. Daftar Nilai Ulangan Harian Siswa... 85

2. Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen ... 91

3. Angket Uji Coba Penelitian... 94

4. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 100

5. Angket Penelitian ... 103

6. Tabulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 109

7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 113

8. Rangkuman Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 126

9. Penentuan Interval Variabel ... 128

10. Tabulasi Hasil Penelitian... 131

11. Tabulasi data Deskriptif Persentase Per-Indikator ... 140

12. Uji Asumsi Klasik ... 148

13. Analisis Regresi Berganda ... 150

14. Uji Hipotesis... 151

15. Koefisien Determinasi (Uji R) ... 152

16. Lembar Dokumentasi ... 153

17. Surat Ijin Penelitian ... 154


(16)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan Nasional adalah usaha secara sadar dan berencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kebiasaan, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Pasal 1 UU no. 20 tahun 2003). Sebagai salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara formal, sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui kegiatan pembelajaran. Pendidikan mempunyai fungsi yang harus diperhatikan, seperti dapat dilihat pada UU No.2 tahun 2003 menyebutkan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk perkembanganya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat ilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Kualitas pendidikan pada suatu sekolah salah satunya dapat dilihat dari hasil belajar para siswanya, jika hasil belajar siswa baik maka kualitas pendidikan sekolah tersebut baik, begitu pula seba liknya. “Belajar sendiri merupakan suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi


(17)

dengan lingkungan” (Hamalik, 2008:37). Belajar memegang peranan

penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian dan bahkan persepsi manusia. Jadi belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dari jenjang pendidikan. Hal ini berarti berhasil atau tidak pembelajaran tergantung pada proses belajarnya, dimana proses belajar menentukan prestasi belajar siswa.

Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Selain itu prestasi belajar juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemampuan dan kualitas siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi belajar siswa yang bersangkutan. Guru perlu mengadakan evaluasi hasil belajar untuk mengetahui prestasi belajar siswa, malalui evaluasi hasil belajar tersebut, maka dapat dilihat prestasi belajar siswa yang dicapai selama mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi belajar yang tinggi akan sangat bermanfaat sebagai landasan untuk siswa ketika siswa akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau memasuki dunia kerja. Siswa harus berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh prestasi belajar yang tinggi guna melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan memasuki dunia kerja tersebut.


(18)

Menurut Purwanto (2007:102), bahwa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar dan prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan:

Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang disebut faktor individual, dan faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial. Yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan / pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Sedangkan yang termasuk faktor sosial antara lain faktor keluarga / keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Proses belajar dan hasil belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur dan isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar mereka dan membimbing mereka. Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan lebih mampu mengelola kelas nya sehingga belajar para siswa berjalan dengan baik dan lancar.

Faktor ekstern yang penting dalam pendidikan formal salah satunya adalah guru, karena guru terlibat langsung dalam pembentukan dan pengembangan intelektual dan kepribadian siswa. Guru sering dijadikan tokoh teladan bahkan dijadikan tokoh identitas diri, dengan demikian guru harus memiliki perilaku, keterampilan, dan kemampuan yang memadai untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Baik tidaknya kualitas pendidikan akan terlihat dari kinerja dan kompetensi guru sebagai pendidik yang melaksanakan proses pembelajaran. Menurut Mariyana (2012)

disebutkan bahwa, “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,


(19)

pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Guru sebaiknya menghayati dan memahami para siswa yang dibinanya, karena kondisi siswa pada setiap saat tidak akan sama, ini disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berhasil tidaknya suatu proses belajar mengajar dapat diketahui dari hasil belajar mengajar tersebut pada umumnya dikaitkan dengan tinggi rendahnya nilai yang dicapai siswa, daya serap siswa pada prestasi siswa yang berupa nilai hasil rapot.

Selain faktor ekstern, ada pula faktor intern yang mempengaruhi potensi perkembangan anak dalam pencapaian prestasi belajar salah satunya adalah motivasi. Mediawati (2010:135) menyatakan bahwa:

Motivasi belajar akan mendorong seseorang untuk me lakukan sesuatu sehingga mencapai tujuan. Jika siswa terdorong untuk melakukan belajar maka akan terjadi suatu pembelajaran yang efektif yang pada akhirnya akan menghasilkan prestasi belajar yang baik.

Seseorang yang mempunyai motivasi dalam belajar akan berusaha mencurahkan segenap kemampuannya untuk menguasai ilmu yang dipelajari agar mencapai hasil belajar yang optimal. Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang baik dan kuat akan memperbesar usaha dan kegiatannya mencapai prestasi tinggi.

Adanya motivasi belajar yang kuat membuat siswa belajar dengan tekun yang pada akhirnya terwujud dalam hasil belajar siswa tersebut. Motivasi belajar hendaknya ditanamkan pada diri siswa agar dengan demikian ia akan dengan senang hati mengikuti materi pelajaran yang


(20)

diajarkan oleh guru di sekolah. Perlu ditanam pada diri siswa bahwa dengan belajarlah akan mendapatkan pengetahuan yang baik, siswa akan mempunyai bekal menjalani kehidupannya di kemudian hari.

Siswa akan memiliki motivasi belajar tinggi, jika keinginan untuk sukses benar-benar berasal dari dalam diri siswa itu sendiri. Siswa ini tetap berusaha keras baik dalam situasi bersaing dengan orang lain, maupun dalam bekerja sendiri. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan belajar lebih lama dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Kegagalan yang dialami oleh siswa, diartikan sebagai kurangnya usaha, bukan merupakan faktor eksternal, untuk itu siswa yang memiliki motivasi tinggi cenderung mengalami kesuksesan dalam mengerjakan tugas-tugas belajar dan berprestasi di sekolah.

Berdasarkan observasi awal di SMK N 1 Purwodadi diperoleh Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai untuk Kompetensi Dasar Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor di SMK N 1 Purwodadi adalah 75. Adapun hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1. Ketuntasan Belajar Sis wa

Kelas Jumlah

Krite ria

Tuntas Tidak tuntas

Jumlah % Jumlah %

X AP 1 38 12 31,58% 26 68,42%

X AP 2 38 4 10,53% 34 89,47%

X AP 3 37 13 35,14% 24 64,86%

Jumlah 113 29 25,66% 84 74,34%


(21)

Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas X AP sejumlah 84 siswa (74,34%) dalam kriteria tidak tuntas dan sejumlah 29 siswa (25,66%) dalam kriteria tuntas. Perinciannya adalah: 1) X AP 1 sejumlah 12 siswa (31,58%) dalam kriteria tuntas dan sejumlah 26 siswa (68,42%) dalam kriteria tidak tuntas; 2) X AP 2 sejumlah 4 siswa (10,53%) dalam kriteria tuntas dan sejumlah 34 siswa (89,47%) dalam kriteria tidak tuntas dan 3) X AP 3 sejumlah 13 siswa (35,14%) dalam kriteria tuntas dan sejumlah 24 siswa (64,86%) dalam kriteria tidak tuntas.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata diklat mengelola peralatan kantor dan pengamatan di kelas pada saat proses pembelajaran dapat dilihat bahwa dalam mengajar guru menyampaikan materi dengan lancar dan jelas. Pada saat siswa mengalami kesulitan dalam belajar guru dapat memberikan jalan keluar terhadap permasalahan tersebut. Pada proses pembelajaran guru juga memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa agar siswa lebih termotivasi untuk belajar secara lebih aktif.

Wawancara dengan beberapa siswa dan data-data dari sekolah menunjukkan bahwa siswa dalam mengerjakan tugas kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor dapat diselesaikan tepat waktu. Siswa apabila mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal atau tugas dari guru berusaha untuk mencari solusi atau memecahkan permasalahan tersebut. Pengamatan di kelas menunjukkan sebagian besar siswa apabila diberikan tugas siswa berusaha untuk mengerjakan tugas-tugas tersebut secara berkelompok. Data presensi siswa menunjukkan


(22)

bahwa kehadiran siswa pada pelajaran mengelola peralatan kantor jarang menjumpai siswa yang absen atau membolos.

Berdasarkan permasalahan diatas diketahui bahwa kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa sudah cukup baik akan tetapi prestasi belajar siswa masih dibawah KKM, karena dalam kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor hasil belajar yang tunjukkan dalam prestasi belajar. Hal tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kompetensi Guru dalam Mengajar dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Sis wa Kompetensi Dasar

Melakukan Prosedur Pengadaan Peralatan Kantor Kelas X SMK Negeri 1 Purwodadi Tahun 2011/2012”.

1.2. Rumusan Masalah

1. Adakah pengaruh antara kompetensi guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012?

2. Adakah pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012?


(23)

3. Adakah pengaruh antara kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012?

4. Seberapa besar pengaruh antara kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi siswa belajar kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kompetensi guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012. 3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kompetensi gur u dalam

mengajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012.

4. Untuk mengetahui besarnya dan mendeskripsikan pengaruh antara kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa terhadap


(24)

prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor di SMK N 1 Purwodadi Tahun 2011/2012.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis

Kegunaan penelitian tentang pengaruh kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa, yang dilakukan oleh penulis adalah sebagai sarana untuk menambah referensi dan bahan kajian dalam khasanah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan. Penelitian ini juga untuk penelitian lanjutan mengenai pengaruh kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa yang belum dikaji dalam penelitian ini serta mengembangkan pemahaman teoritis yang diperoleh selama di bangku kuliah dalam pembelajaran di dalam kelas.

2. Kegunaan Praktis 1. Bagi Guru

Guru dapat mengetahui bagaimana cara mengajar yang tepat agar siswa lebih mudah mengerti materi yang diajarkan. Selain itu guru dapat membentuk suatu lingkungan belajar yang lebih baik bagi siswa agar dapat memperoleh prestasi belajar yang lebih baik.


(25)

2. Bagi Peneliti

Menerapkan pemahaman teoritis yang diperoleh selama di bangku kuliah dalam pembelajaran di dalam kelas dan juga sebagai bahan masukan yang nantinya dapat dimanfaatkan sebagai referensi dalam penelitian.


(26)

11

LANDASAN TEORI

2.1. Prestasi Belajar

2.1.1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Tu’u (2004:75) adalah penguasaan, pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru.

Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang mampu mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dengan prestasi belajar siswa yang memuaskan. Mulyasa (2002:49) menyatakan

bahwa “ prestasi belajar yang memuaskan merupakan hal yang

didambakan oleh setiap siswa dalam pembelajaran”. Anni (2007:2) berpendapat “ belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil kecakapan atau kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat pemahaman yang dapat diukur dengan tes. Penilaian ini dapat berupa angka, huruf, dan kalimat. Menurut Tu’u (2004:75) prestasi belajar dapat dirumuskan sebagai berikut:


(27)

a. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

b. Prestasi belajar siswa tersebut terutama dinilai aspek kognitifnya karena bersangkutan dengan kemampuan siswa dalam pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi.

c. Prestasi belajar di buktikan dan ditunjukkan melalui nilai atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan- ulangan atau ujian yang ditempuhnya.

Berdasarkan rumusan prestasi belajar diatas, dalam penelitian ini prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang dicapai ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah yang diutamakan dalam aspek kognitif dan ditunjukkan dengan nilai yang berupa angka hasil ulangan harian siswa.

2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Purwanto (2007:102), bahwa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar dan prestasi belajar yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut faktor individual.

b. Faktor yang ada di luar individu yang kita sebut faktor sosial. Faktor individual diatas antara lain termasuk faktor kematangan/pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. Faktor sosial diatas antara lain faktor keluarga /keadaan rumah tangga, guru, dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial.


(28)

Menurut Tu’u (2004:78) ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain:

a. Faktor kecerdasan

Kecerdasan atau intelegensi adalah kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, dan mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat.

b. Faktor bakat

Bakat adalah kemampuan yang ada pada seseorang yang dibawa sejak lahir yang diterima sebagai warisan dari orang tua. Kemampuan itu berpotensi akan terealisasikan menjadi kecakapan yang nyata.

c. Faktor minat dan perhatian

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun setuju pada suatu objek atau sekumpulan objek.

d. Faktor motif

Motif adalah dorongan yang ada dalam individu untuk melakukan sesuatu. Motif erat kaitanya dengan tujuan yang akan dicapai siswa.

e. Faktor cara belajar

Cara belajar yang efisien memungkinkan mencapai prestasi belajar yang lebih dibanding cara cara belajar yang tidak efektif. Cara belajar yang efisien mempunyai ciri:

1) Berkonsentrasi sebelum dan saat pelajaran.

2) Segera mempelajari kembali bahan yang telah diterima. 3) Membaca dengan teliti dan baik bahan yang sedang

dipelajari.

4) Mencoba menyelesaikan dan melatih soal-soal yang diberikan oleh guru di sekolah.

f. Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.

g. Faktor sekolah

Selain keluarga, sekolah adalah lingkaran khusus yang berperan besar memberi pengaruh pada prestasi belajar siswa. Sekolah merupakan lingkungan pendidikan yang sudah terstruktur, memiliki sistem dan organisasi yang baik bagi penanaman modal, etika, moral, mental, spiritual, disiplin, dan pengetahuan.


(29)

Menurut Slameto (2010:54) faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Faktor Intern

Di dalam faktor intern ini dibedakan menjadi tiga faktor yaitu: 1) Faktor jasmaniah

Faktor ini meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor psikologis

Faktor ini meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

3) Faktor kelelahan

Faktor ini dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis)

b. Faktor Ekstern

Di dalam faktor ekstern dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu:

1) Faktor keluarga

Faktor ini meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah

Faktor ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat

Faktor ini meliputi mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.

Menurut Arifin (2012:12), prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan.

d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik.


(30)

Menurut Anni (2007:14), seperangkat faktor yang memberikan kontribusi belajar adalah:

a. kondisi internal

Kondisi internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; psikis seperti, kemampuan intelektual, emosional; dan kondisi sosial seperti, kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

b. Kondisi eksternal

Beberapa faktor eksternal seperti antara lain variasi dan derajat kesulitan materi (stimulus) yang dipelajari (direspon), tempat belajar, iklim, suasana lingkunagan dan budaya belajar masyarakat akan mempengaruhi kesiapan, proses dan hasil belajar.

2.2. Kompetensi Guru dalam Mengajar

2.2.1. Pengertian Kompetensi Guru dalam Mengajar

a. Kompetensi Guru

Slameto (2010:97), “menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan”.

Masalah kompetensi profesional guru merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh setiap guru dalam jenjang pendidikan apapun. Kompetnsi-kompetensi lainnya adalah Kompetnsi-kompetensi kepribadia n dan

kompetensi kemasyarakatan”. (Hamalik, 2008:34). Oleh karena itu kompetensi guru dalam proses belajar mengajar mutlak diperlukan untuk proses belajar mengajar yang efektif.

Kompetensi guru penting dalam hubungan dengan kegiatan dan prestasi belajar siswa. Proses belajar dan prestasi


(31)

belajar para siswa bukan saja ditentukan oleh sekolah, pola, struktur, dai isi kurikulumnya, akan tetapi sebagian besar ditentukan oleh kompetensi guru yang mengajar dan membimbing mereka. “Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyenangkan dan akan lebih mampu mengelola kelasnya, sehingga belajar para siswa berada pada tingkat optimal”. (Hamalik 2008:36). b. Mengajar

Mengajar adalah usaha untuk mengetahui ilmu pengetahuan. Menurut Nasution (2000:4) menyebutkan 3 definisi mengajar:

1) Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada anak. 2) Mengajar adalah menyampaikan budaya pada anak.

3) Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengukur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.

Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang cukup kuat. Mengajar merupakan perbuatan atau pekerjaan yang bersifat unik, tetapi sederhana dikatakan unik karena hal itu berkaitan dengan manusia yang belajar, yakni siswa, dan yang mengajar, yakni guru dan berkaitan dengan manusia di dalam masyarakat yang semuanya menunjukkan keunikan dikatakan sederhana ka rena mengajar dilaksanakan dalam keadaan praktis dalam kehidupan sehari- hari, mudah dihayati oleh siapa saja (Usman, 2011:6).

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah usaha guru menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.


(32)

Melihat pengertian dari kompetensi guru dan pengertian mengajar diatas, sehingga dapat diartikan kompetensi guru dalam mengajar adalah kecakapan dan keteladalan guru dalam menjelaskan dan menghantarkan ilmu kepada siswa sebagai usaha menciptakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar.

2.2.2. Macam-macam Kompetensi Guru

Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14 tahun 2005 dan PP No. 19/2005 dalam Khoiri (2010:37) menyatakan, kompetensi guru dibagi menjadi empat, yaitu:

a. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik meliputi pemahaman guru terhadap siswa, perencanaan dan pelaksanaan pemebelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Pedagogik juga merupakan suatu ilmu, sehingga ilmu pedagogik ilmu yang membicarakan masalah- masalah pendidikan dan kegiatan-kegiatan mendidik, antara lain tujuan pendidikan, alat pendidikan, cara menyelenggarakan pendidikan, siswa, guru, dan sebagainya.

b. Kompetensi Kepribadian

Kompetensi kepribadian tercantum dalam penjelasan PP Nomor 14 Tahun 2005. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi siswa dan berakhlak mulia. Karakteristik kepribadian guru yang tugas utamanya adalah mengajar, sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Karakteristik kepribadian yang berkaitan dengan keberhasilan guru dalam menggeluti profesinya, meliputi fleksibilitas kognitif dan keterbukaan psikologis.

c. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua/wali siswa, dan masyarakat sekitar.


(33)

d. Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia berhasil melaksanakan tugas mengajar. Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.

2.2.3. Peranan Kompetensi Guru dalam Mengajar

Keberhasilan guru melaksanakan perananya dalam bidang pendidikan sebagian besar terletak pada kemampua nnya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi mengajar dan belajar. Peranan tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Guru sebagai Demonstrator

Guru senantiasa menguasai bahan atau ma teri pelajaran yang akan diajarkanya serta mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya, dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

b. Guru sebagai Pengelola Kelas

Guru mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.

c. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator

Sebagai mediator guru memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang media pendidikan dan memiliki keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik.

d. Guru sebagai Evaluator

Proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik. Guru mampu dan terampil melaksanakan penilaian karena dengan penilaian, guru dapat mengetahui prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar (Usman, 2011:9).


(34)

Berdasarkan pandangan adams & Dickey dalam Hamalik (2008:48), dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdapat 13 peranan guru di dalam kelas (dalam studi be lajar mengajar), tiap peranan menuntut berbagai kompetensi atau keterampilan mengajar. a. Guru sebagai pengajar (menguasai materi)

Menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan memberikan informasi kepada siswa di kelas.

b. Guru sebagai pemimipin kelas (menguasai pengelolaan kelas) Perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok-kelompok murid.

c. Guru sebagai pembimbing (mengarahkan dan mendorong siswa) Memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong kegiatan belajar siswa.

d. Guru sebagai pengatur lingkungan (mampu menyediakan media)

Memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat dan bahan pelajaran.

e. Guru sebagai pertisipan

Memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan.

f. Guru sebagai ekspeditur (mampu memberikan bahan ajar dengan contoh-contoh yang benar)

Memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.

g. Guru sebagai perencana (mempunyai ketermpilan memilih bahan ajar)

Memiliki ketermpilan cara memilih dan meramu bahan pelajaran secara profesional.

h. Guru sebagai supervisor (menjaga ketertiban kelas)

Memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan ketertiban kelas.

i. Guru sebagai motivator

Memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa. j. Guru sebagai penanya (dapat mengaktifkan siswa)

Memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas berfikir dan cara memecahkan masalah.

k. Guru sebagai pengganjar (memberikan penghargaan kepada anak berprestasi)

Memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan kepada anak-anak berprestasi.


(35)

l. Guru sebagai evaluator (menilai secara objektif)

Memiliki keterampilan cara menilai anak-anak secara objektif, kontinu, dan komprehensif.

m. Guru sebagai konselor

Memiliki keterampilan cara membantu anak-anak yang mengalami kesulitan tertentu (Hamalik 2008:48-49).

Menurut Usman (2011:16-19), membagi kompetensi guru atas kompetensi pribadi dan kompetensi professional. Kompetensi pribadi atas kemampuan mengembangkan kepribadian, berinteraksi dan berkomunikasi, melaksanakan bimbingan dan penyuluhan, melaksanakan administrasi sekolah, melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Sedangkan kompetensi profesional meliputi kemampuan manguasai landasan pendidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran, melaksanakan program pengajaran, menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.

Hal senada dengan pendapat lain bahwa kompetensi guru dapat dibagi menjadi 3 bidang yaitu:

a. Kompetensi bidang kognitif

Artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan menganai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.

b. Kompetensi bidang sikap

Artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaanya, mencintai dan memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk meningkatkan hasil pekerjaanya.

c. Kompetensi perilaku

Artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan atau perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, manila, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat belajar para siswa, keterampilan menyusun/perencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan


(36)

administrasi kelas, dan lain- lain. Perbedaan dengan kompetensi kognitif terletak dalam sifatnya kalau kompetensi kognitif berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi perilaku yang diutamakan adalah praktik/keterampilan melaksanakannya (Uno 2008:67)

Sudjana (2009:19-22) mengemukakan untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan, yakni:

a. Merencanakan program belajar mengajar

Perencanaan program belajar- mengajar merupakan suatu proyeksi atau perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pelajaran itu berlangsung. Kegiatan tersebut secara terinci harus jelas, karena siswa akan dibawa (tujuan), apa yang harus siswa pelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode dan teknik), dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilaian). Tujuan, isi, metode dan teknik serta penilaian merupakan unsure utama yang secara minimal harus ada dalam setiap program belajar- mengajar. Tujuan program atau perencanaan belajar mengajar tidak lain sebagai pedoman bagai guru dalam melaksanakan praktik atau tindakan mengajar. b. Melaksanakan/mengelola proses belajar mengajar

Melaksanakan/mengelola proses belajar- mengajar merupakan tahap pelaksanaan program yang telah dibuat. Kemampuan yang dituntut dalam melaksanakan proses belajar mengajar adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah belajar mengajar dihentikan, ataukah diubah modelnya, apakah mengulang dulu pelajaran yang lalu, manakala siswa belum dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping pengetahuan teori tentang belajar mengajar, tentang pelajar, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik mengajar. Misalnya prinsip-prinsip mengajar, menggunakan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, keterampilan menilai hasil belajar siswa, keterampilan memilih dan menggunakan strategi atau pendekatan mengajar.


(37)

c. Menilai kemajuan proses belajar mengajar

Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang kemajuan yang dicapai para siswa, baik secara iluminatif-observatif maupun secara struktural-objektif. Penilain secara iluminatif-observatif dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa. Penilaian secara struktural-objektif berhubungan dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam rangka penilaian hasil belajar siswa.

d. Menguasai bahan pelajaran

Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian integral dari proses belajar mengajar. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang akan diajarkannya. Adanya buku pelajaran yang dapat dibaca para siswa, tidak berarti guru tidak perlu menguasai bahan, memang guru tidak maha tahu, tetapi guru dituntut pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahlianya atau mata mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

2.3. Motivasi Belajar Siswa

2.3.1. Pengertian Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2007:73) bahwa “motif dapat diartikan

sebagai daya penggerak diri dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan”.

Menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2007:73) “motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya

tujuan”. Berdasarkan pengertian Mc. Donald ini mengandung tiga

elemen penting, yaitu:

a. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia.

b. Motivasi ditandai dengan munculnya rasa atau feeling, afeksi seseorang.


(38)

c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya muncul dari suatu aksi yakni tujuan.

Menurut Mulyasa (2009:195) “motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya perilaku seseorang kearah suatu tujuan tertentu”. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan atau melakukan sesuatu yang

sesuai dengan dorongan dalam dirinya. “Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif “(Sardiman 2007:73). Pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan atau penggerak yang terdapat di dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa adalah dorongan atau penggerak yang berasal dari dalam mapun dari luar diri seseorang siswa untuk berusaha mencari dalam bentuk pengalaman dan latihan yang berpengaruh pada tingkah laku.

2.3.2. Macam-Macam Motivasi

Menurut Sardiman (2007:86) macam- macam motivasi dibagi menjadi empat hal, yaitu:

1) Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya

a. Motif- motif bawaan: motif yang dibawa sejak lahir, motivasi ini ada tanpa harus dipelajari.

b. Motif- motif yang dipelajari: motif- motif yang timbul karena dipelajari. Sering disebut dengan motif yang diisyaratkan secara sosial.

2) Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis


(39)

a. Motif atau kebutuhan organis, misalnya: kebutuhan untuk minum, makan, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.

b. Motif- motif darurat, antara lain: dorongan untuk menyelamatkan diri, dorongan untuk membalas, untuk berusaha, untuk memburu. Motivasi ini timbul karena ada rangsangan dari luar.

c. Motif- motif objektif. Dalam hal ini menyangkut kebutuhan untuk melakukan eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.

3) Motivasi jasmaniah dan rohaniah

Ada beberapa ahli yang menggolongkan motivasi menjadi dua jenis yakni motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Yang termasuk motivasi jasmaniah seperti refleks, insting otomatis, nafsu, sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.

4) Motivasi intrinsik dan ekstrinsik

a. Motivasi intrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b. Motivasi ekstrinsik adalah motif- motif yang berfungsinya

karena adanya perangsangan dari luar.

2.3.3. Ciri-Ciri Motivasi

Menurut Sardiman (2007:83) motivasi yang ada pada diri seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Tekun dalam menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dan dalam waktu yang lama, dan tidak pernah berhenti sebelum selesai).

b. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak mudah puas dengan prestasi yang dicapainya).

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam- macam masalah. d. Lebih senang bekerja mandiri.

e. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang- ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). f. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu)

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.


(40)

Seseorang yang memiliki ciri-ciri tersebut maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri tersebut akan sangat penting pada kegiatan belajar mengajar.

2.3.4. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Menurut Sardiman (2007:85) terdapat tiga fungsi motivasi dalam belajar, yaitu:

a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepas energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan

b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan. c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

2.3.5. Uns ur-Uns ur Motivasi

Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi dalam belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2009:97-98):

Dalam belajar siswa dapat termotivasi belajarnya karena adanya segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya ada kondisi fisiologis siswa dalam proses belajar belajar yang mempengaruhi motivasi belajar siswa. Unsur- unsur itu antara lain: a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan targeet ini tidak sama dengan semua siswa. Target diartikan sebagai tujuan yang dicapai oleh seseorang. Monks (1989:241-260). Schein (1991:87-110). Sigh Gunarsa (1990:183-199) dalam Dimyati dan Mudjiono yang menyatakan bahwa: Dalam meraih keberhasilan belajar unsur yang berpengaruh dalam belajar adalah adanya cita-cita yang dimiliki oleh seorang siswa, timbulnya cita-cita akan dibarengi dengan menumbuhkan cara belajar siswa agar mendapat nilai


(41)

yang baik, keinginan siswa untuk memperoleh masa depan yang lebih baik, timbulnya cita-cita dengan perkembangan moral, kemauan, bahasa, dan nilai- nilai kehidupan. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. b. Kemampuan Belajar

Motivasi belajar timbul karena adanya kemampuan siswa yang akan memperkuat motivasi anak dalam mengerjakan tugas-tugas perkembangannya. Kemampuan siswa terkait dengan perrolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Siswa yang memiliki kemampuan yang tinggi biasanya lebih termotivasi dalam belajar dan lebih sering memperoleh kesuksesan dan memperkuat motivasinya. Kemampuan belajar yang dilakukan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar lebih terfokus pada kemampuan siswa dengan adanya persiapan belajar untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan dari guru dan bertanya apabila ada materi yang belum dipahami, siswa juga dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pelajar, serta dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.

c. Kondisi Siswa

Siswa sebagai makhluk psikofisik, jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan psikologis, misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk, mungkin disebabkan waktu berangkat sekolah siswa belum sarapan, karena sakit, atau begadang. Pengaturan waktu belajar siswa juga dapat mempengaruhinya dalam mengikuti pelajaran dengan baik. Sedangkan koondisi fisik sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Misal: ketika berangkat sekolah ada masalah- masalah dengan orang tua atau sanak keluarga yang menimbulkan kemarahan, kejengkelan ataupun kecemasan yang menyebabkan anak tersebut tidak bergairah dalam menerima pelajaran.

2.4. Kerangka Berfikir

Belajar merupakan proses yang ditandai dengan adanya perubahan secara sadar pada diri seseorang. Setiap siswa pasti ingin mencapai prestasi belajar semaksimal mungkin, karena prestasi yang maksimal merupakan jalan yang tepat untuk memudahkan proses kelanjutan studinya. Semua


(42)

usaha tersebut tidak selalu mudah, banyak siswa yang mengalami hambatan dalam proses belajar, sehingga dapat mengakibatkan kegagalan dalam mencapai prestasi belajar. Pencapaian prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya kompetensi guru.

Kompetensi guru dalam proses belajar mengajar merupakan faktor ekstern yang diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan menjaga kelangsungan proses belajar mengajar. Proses belajar dan hasil belajar para siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagian besar ditentukan oleh adanya konpetensi guru yang mengajar dan membimbing di sekolah yang memiliki peran dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajarannya. Untuk itu, diperlukan adanya tuntutan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar, dimana seorang guru mempunyai kemampuan sesuai kualifikasi, fungs i dan tanggung jawab sebagai guru yang tidak sekedar mengetahui dan memahami saja.

Selain kompetensi guru salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi untuk berprestasi, mempunyai keberhasilan dan berprestasi aktif dalam suatu kegiatan. Keberhasilan yang dicapai, dipandang sebagai buah dari usaha dan kemampuan personal yang dicurahkan dalam mengerjakan tugas. Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai


(43)

tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan. “Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik” (Sardiman, 2007:85).

2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan

No Nama Peneliti Judul Penelitian

Responden Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 1. Fatchurrochman

Rudy Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kesiapan Belajar, Pelaksanaan Prakerin dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran Produktif TKR kelas XI

Siswa Kelas XI TKR SMK

N 1

Jatibarang

Motivasi Berprestasi (X1), Kesiapan Belajar (X2) Pelaksanaan Prakerin (X3) dan Pencapaian Kompetensi Mata Pelajaran (Y)

Secara parsial Motivasi Berprestasi mempengaruhi kesiapan

belajar sebesar 61,57%

2. Nahar Syamsu Pengaruh Kompetensi Guru terhadap Hasil Belajar Bahasa Arab Guru Bahasa Arab Madrasah Ulumul Qur’an Langsa Kompetensi Guru (X1) dan Hasil Belajar (Y)

Secara parsial Kompetensi Guru

mempengaruhi Hasil Belajar sebesar 58,6% 3. Anita Dian

Rahmawati

Pengaruh Kompetensi

Siswa Kelas X

Kompetensi Profesional

Secara Simultan


(44)

Profesional Guru dan Motivasi Belajar

terhadap Hasil Belajar KKPI

Kelas X

Administrasi Perkantoran SMK Negeri Kota

Semarang

SMK Negeri Kota Semarang

(X1), Motivasi Belajar (X2) dan Hasil Belajar (Y)

Kompetensi Profesional

Guru dan

Motivasi Belajar

mempengaruhi Hasil Belajar sebesar 24,20%


(45)

Gambar 2.1. Kerangka Berfikir

Kompetensi guru dalam mengajar (X1), indikator:

1. Kompetensi Pedagogik 2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial

4. Kompetensi Profesional Khoiri (2010:37)

Prestasi belajar siswa (Y):

Nilai ulangan harian Motivasi belajar siswa (X2), indikator:

1. Tekun menghadapi tugas 2. Ulet menghadapi kesulitan

3. Menunjukkan minat terhadap mata pelajaran

4. Dapat mempertahankan pendapatnya

5. Senang mencari dan memecahkan soal-soal


(46)

2.6. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hipo yang berati dibawah dan tesis yang berarti kebenaran, jadi hipotesis adalah dibawah kebenaran. Menurut Suharsimi dalam Zuriah (2007:162) “hipotesis dapat diartikan sebagai alternatif suatu jawaban yang dibuat oleh peneliti bagi problematika yang diajukan dalam penelitian”. Berdasarkan uraiain tersebut hipotesis bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti me lalui data yang terkumpul. Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat diambil hipotesis, yaitu:

Ha1: Ada pengaruh positif antara kompetensi guru dalam mengajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Purwodadi.

Ha2: Ada pengaruh positif antara motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Purwodadi.

Ha3: Ada pengaruh positif secara simultan antara kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas X di SMK Negeri 1 Purwodadi.


(47)

32

3.1.1. Populasi Pe nelitian

“Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian peneliti dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan” (Zuriah, 2007:116). “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi, 2010:173).

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X AP 1, X AP 2 dan X AP 3 di SMK Negeri 1 Purwodadi yang berjumlah 113 siswa. Siswa yang berjumlah 113 tersebut perincian sebagai berikut:

Tabel 3.1. Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah Sis wa

1. X AP 1 38

2. X AP 2 38

3. X AP 3 37

Jumlah 113

Sumber: Data Se kolah

3.1.2. Sampel Penelitian

“Sampel merupakan bagian dari populasi” (Zuriah, 2007:119). Menurut Suharsimi (2010:174) “sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti”. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling karena dalam penelitian ini semua subyek dalam populasi dianggap sama. Teknik ini merupakan suatu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi baik secara individu


(48)

maupun bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Untuk menentukan besarnya ukuran sampel digunakan rumus Slovin (Umar, 2003:141).

Rumus : Keterangan:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = persen kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditaksir atau di inginkan 5%

Kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir penulis menggunakan 5% sebagai kelonggaran ketidak telitian, karena peneliti menginginkan taraf kepercayaan penelitian 95%. Berdasarkan keterangan tersebut maka dapat diperoleh sampel sebagai berikut:

N = 113


(49)

Sampel penelitian ini adalah 88,11 (dibulatkan menjadi 88 siswa), kemudian disebar secara acak/random pada 3 kelas yang ada. Ukuran sampel yang ada telah diketahui, selanjutya peneliti akan menentukan perwakilan dari tiap kelas, dengan asumsi bahwa setiap orang memiliki kesempatan yang sama berdasarkan pada karakterisristik yang dimiliki oleh siswa.

Pelaksanaan teknik pengambilan sampel dilaksanakan dengan cara undian, dengan asumsi bahwa setiap orang memiliki kessempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Pengambilan sampel secara undian adalah layaknya orang melaksanakan undian.

Prosedur untuk menentukan besarnya sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan metode tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan: fi = sampel fraction Ni = sub populasi N = ukuran populasi


(50)

Untuk menentukan sampel subpopulasi kelas adalah sebagai berikut:

f1 = f2 = f3 =

Tabel 3.2. Menentukan Ukuran Masing-Masing Sampel Fraction

(fi) dengan Metode Cluster Sampling

No. Nama Kelas

Sub

Populasi fi

Sampel

(ni) Jumlah Kelas (N) (Ni/N) (fi x 88)

1. X AP 1 38 0,34 29,58 30

2. X AP 2 38 0.34 29,58 30

3. X AP 3 37 0,33 28,81 28

Jumlah 88

3.1.3. Variabel Penelitian

“Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian” (Suharsimi, 2010:161). Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Adapun variabel-variabel yang digunakan untuk mengetahui pengaruh kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa kompetensi dasar melakukan prosedur peralatan kantor kelas X AP SMK Negeri 1 Purwodadi, meliputi :


(51)

a. Variabel Terikat

Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa. Indikator untuk mengetahui prestasi siswa adalah nilai ulangan siswa.

b. Variabel Bebas

Variabel bebas yaitu variabel yang tidak terpengaruh/terikat oleh variabel yang lain. Dalam penelitian ini terdapat 2 (dua) variabel bebas, yaitu:

1. Kompetensi Guru dalam Mengajar (X1) Indikator kompetensi guru, adalah: 1. Kompetensi Pedagogik

2. Kompetensi Kepribadian 3. Kompetensi Sosial

4. Kompetensi Profesional (Khoiri 2010:37) 2. Motivasi Belajar Siswa (X2), indikator:

a) Tekun menghadapi tugas b) Ulet menghadapi kesulitan

c) Menunjukkan minat terhadap mata pelajaran d) Dapat mempertahankan pendapatnya

e) Senang mencari dan memecahkan soal-soal (Sardiman, 2007:83)


(52)

3.2. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh bahan-bahan keterangan atau kenyataan yang benar untuk mengungkapkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, baik data pokok maupun data penunjang. Guna mendapatkan data tersebut, dapat digunakan beberapa metode pengumpulan data, dimana masing- masing metode tidak berdiri sendiri melainkan saling mendukung dan melengkapi hasil dari temuan metode lainya. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah :

3.2.1. Metode angket atau kuesioner

“Metode angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang dipergunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal- hal yang

diketahuinya” (Suharsimi, 2010:194). Angket atau kuesioner ini untuk mendapatkan data mengenai pengaruh kompetensi guru dalam mengajar dan motivasi belajar siswa.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa sejumlah pernyataan tertulis yang disediakan dengan alternatif jawaban. Bentuk angket yang digunakan adalah bentuk tertutup dengan 4 (empat) alternatif jawaban, dimana responden tinggal memilih salah satu jawaban yang menurut responden jawaban tersebut sesuai dengan kondisi keadaan yang dihadapi atau dialami responden.


(53)

Penggunaan angket diharapkan akan memudahkan bagi responden dalam memberikan jawaban. Pada item soal disediakan 4 (empat) pilihan jawaban, yaitu SS, S, KS, dan TS. Setiap jawaban diberi bobot nilai atau skor yaitu:

SS = Sangat Setuju skor 4 S = Setuju skor 3

KS = Kurang Setuju skor 2 TS = Tidak Setuju skor 1 (Widoyoko, 2012:105)

3.2.2. Metode Dokumentasi

“Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal- hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya” (Suharsimi, 2010:274). Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar kompetensi dasar melakukan prosedur pengadaan peralatan kantor kelas X AP SMK N 1 Purwodadi, selain itu metode dokumentasi digunakan untuk mengetahui jumlah, daftar nama dan daftar nilai siswa kelas X AP SMK N 1 Purwodadi yang menjadi responden dalam penelitian.

3.2.3. Metode Observasi

“Mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan,

penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Apa yang dikatakan


(54)

Metode observasi ini digunakan sebagai pendukung untuk memperkuat data dalam penelitian mengenai kompetensi guru dalam mengajar.

3.3. Uji Coba Instrumen

3.3.1. Validitas

“Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner” (Ghozali, 2011:52). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran validitas yang dimaksud.

Uji validitas terhadap instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen yang dipergunakan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Pengujian validitas untuk instrumen kompetensi guru dalam mengajar (X1) dan motivasi belajar (X2) menggunakan uji validitas dengan melakukan korelasi bivariate antara masing- masing skor indikator dengan total skor konstruk dengan program SPSS for windows release 18.

Butir dinyatakan valid apabila r hitung> r tabel dengan taraf signifikansi 5% dan apabila r hitung< r tabel maka butir dinyatakan

tidak valid. “Hasil analisis korelasi bivariate dengan melihat output


(55)

adalah identik karena keduanya mengukur hal yang sama” (Ghozali, 2011:55).

“Jumlah anggota sampel yang digunakan sekitar 30 orang”

(Sugiyono, 2010:177). Berdasarkan penghitungan hasil uji validitas instrumen menunjukkan bahwa dari 49 butir yang diujicobakan kepada 30 responden terdapat 6 butir soal yang tidak valid, karena memiliki rhitung < rtabel = 0,361, yaitu nomor 4, 14, 16, 23, 40 dan 48 pada lampiran 8 halaman 126. Berdasarkan hasil uji validitas dari 43 butir yang valid, penomorannya diurutkan kembali dan digunakan untuk pengambilan data.

3.3.2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011:47). Menurut Nunnally (1994) dalam Ghozali (2011:48) menarik simpulan bahwa “uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan program SPSS 18 dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha> 0,70. Nilai Alpha yang < 0,70 mengindikasikan ada beberapa responden yang menjawab tidak konsisten dan harus melihat satu persatu jawaban responden yang


(56)

tidak konsisten harus dibuang dari analisis dan Alpha akan

meningkat”.

Hasil penghitungan menunjukkan hasil nilai Cronbach’s Alpha pada masing- masing variabel sebesar 0,888 dan 0,858 pada lampiran 8 halaman 126. Berdasarkan hasil penghitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk penelitian.

3.4. Metode Analisis Data

Pada metode analisis data ini menggunakan analisis deskriptif persentase dan analisis linear regresi berganda.

3.4.1. Uji Asumsi Klasik

Evaluasai ekonometrika digunakan untuk mengetahui apakah model regresi yang diperoleh mengelami penyimpangan terhadap asumsi klasik atau tidak. Evaluasi ekonometrika yang digunakan adalah:

1. Uji Normalitas

“Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal” (Ghozali 2011:160). Penelitian ini menggunakan uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel independen dan variabel dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data normal atau mendekati normal. Normalitas dilihat dari grafik normal p-plot


(57)

dengan bantuan program SPSS 16. Data dapat dikatakan berdistribusi normal apabila titik mendekati garis diagonal.

2. Uji Multikolinearitas

“Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)” (Ghozali 2011:105). Untuk mengetahui adanya multikolinearitas dapat dilakukan melalui:

1) nilai Tolerance, mengukur variabilitas variabel independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai Tolerance > 0,10 maka dapat dikatakan tidak terdapat multikolinearitas dalam penelitian. Sebaliknya jika nilai tolerance < 0,10, dalam penelitian tersebut terjadi multikolinearitas

2) VIF (Varians Inflation Factor), yaitu dan VIF > 10 maka dapat dikatakan terdapat multukolinearitas dalam penelitian tersebut, jika VIF < 10 dapat diartikan bahwa tidak terjadi gangguan pada multikolinearitas pada penelitian tersebut.

3. Uji Heteroskedastisitas

“Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain” (Ghozali, 2011:139). Untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas dilakukan dengan mengamati gambar scatter plot. Dasar pengambilan apabila


(58)

sebaran nilai residual terstandar tidak membantu pola tertentu namun tampak random dikatakan bahwa model regresi bersifat homogen atau tidak mengandung heteroskedastisitas.

3.4.2. Analisis Regresi Berganda

Metode ini digunakan untuk mengetahui persamaan regresi pengaruh kompetensi guru dalam mengajar, dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui besarnya pengaruh antar variabel bebas digunakan rumus:

Y = α + b1 X1 + b2 X2 (Sugiyono, 2010:267) Keterangan:

α : Konstanta

b1 : koefisien regresi untuk X1 b2 : koefisien regresi untuk X2 X1 : kompetensi guru

X2 : motivasi belajar Y : prestasi belajar

3.4.3. Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Uji Simultan (Uji F)

“Uji pengaruh simultan digunakan untuk mengetahui

apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen” (Ghozali, 2011:177). Penggunaan hipotesis (uji F) dalam penelitian ini menggunakan


(59)

bantuan program SPSS. Cara yang digunakan untuk uji F yaitu dengan melihat probabilitas signifikansi dari nilai f pada tingkat signifikansi sebesar 5%.

Penggunaan uji F dapat dihitung dengan menggunakan bantuan program SPSS release 18. Dasar keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis apabila:

1. Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Uji Parsial (Uji t)

“Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh

masing- masing variabel independen terhadap variabel

dependen” (Ghozali, 2011:178).Penggunaan hipotesis (uji t)

menggunakan bantuan program SPSS for windows release 18, yaitu dengan membandingkan signifikansi hitung masing-masing variabel bebas terhadap variabel α = 5%.

Kaidah pengambilan keputusan dalam uji t dilakukan dengan SPSS apabila:

1. Probabilitas > taraf signifikan (5%), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

2. Probabilitas < taraf signifikan (5%), maka Ho ditolak dan Ha diterima.


(60)

3. Koefisien Determinasi Simultan( R2)

“Uji Koefisien determinasi digunakan untuk menguju

goodness-fit dari model regresi” (Ghozali, 2011: 177). Koefisien determinasi R2= 0, berarti variabel bebas tidak mempunyai pengaruh sama sekali (0%) terhadap variabel tidak bebas. Sebaliknya, bila koefisien determinasi R2= 1, berarti variabel

tidak bebas 100% dipengaruhi oleh variabel bebas. Letak R2

berada dalam selang atau interval antara 0 dan 1 (0 ≤ R2≤ 1).

Cara mengetahui besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat, maka perlu dicari koefisien determinasi secara keseluruhan. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS. Hasil perhitungan adjusted R2 keseluruhan mendekati 0 (nol) maka semakin lemah variasi variabel bebas menerangkan variabel terikat.

4. Koefisien Determinasi Parsial (r2) “Nilai R2

yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel-variabel

dependen amat terbatas” (Ghozali, 2011:97). Teori tersebut

mengandung arti Uji koefisien determinasi parsial digunakan untuk mengetahui berapa besar kontribusi yang diberikan masing- masing variabel independen yang mempengaruhi variabel dependen secara parsial.


(61)

3.4.4. Metode Analisis Deskriptif Persentase

Metode ini digunakan untuk mendiskripsikan data hasil angket dari variabel bebas kompetensi guru dalam mengajar (X1), dan motivasi belajar (X2) terhadap variabel terikat prestasi belajar siswa (Y), dengan rumus:

Skor % =

(Ali, 1994:184) Keterangan:

n : nilai yang diperoleh

N : jumlah seluruh nilai atau nilai total (skor ideal) Penentuan tabel kategori sebagai berikut:

1) Skor tertinggi = 43 x 4 = 172 2) Skor terendah = 34 x 1 = 43

3) Rentangan dalam skor = 172 – 43 = 129 4) Interval skor = 129 : 4 = 32,25

Tabel. 3.3. Interval dan Kategori

Interval persentase Kategori 139,76 – 172

107,6 – 139, 75 75,26 – 107,5 43 – 75,25

Sangat baik Baik Kurang Sangat Kurang (Sudjana, 2002:47)

Penentuan interval untuk masing- masing variabel maupun indikator dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 128.


(62)

47

HASIL PEN ELITIAN DAN PEMBAHASAN

3.5. Hasil Penelitian

3.1.4. Gambaran Umum SMK Negeri 1 Purwodadi

Secara geografis SMK Negeri 1 Purwodadi berada di Jalan P. Diponegoro No. 24 Purwodadi Kabupaten Grobogan, mempunyai tanah seluas ± 15.450 m2. SMK Negeri 1 Purwodadi juga mudah dijangkau karena letaknya yang stategis yaitu di jalan raya Purwodadi-Solo.

1. Tenaga Pendidik dan Kependidikan

Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Negeri 1 Purwodadi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1. Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMK Negeri 1 Purwodadi

No Jenis Tenaga Jumlah Status

PNS Non PNS

1 Tenaga Pendidik 85 66 19

2 Tenaga Kependidikan 22 5 17

Jumlah 107 71 36

Sumber: Data Pene lit ian

Total tenaga pendidik di SMK Negeri 1 Purwodadi 85 orang, 66 orang diantaranya merupakan pegawai negeri sipil dan 19 orang diantaranya merupakan bukan pegewai negeri sipil. Total tenaga kependidikan adalah 22 orang, 5 orang diantaranya merupakan pegawai negeri sipil dan 17 orang diantaranya merupakan bukan pegawai negeri sipil. Jumlah seluruh pegawai di SMK Negeri 1 Purwodadi adalah sebanyak 107 orang.


(63)

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana seperti gedung dan bangunan yang ada di SMK Negeri 1 Purwodadi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.2. Sarana dan Prasarana SMK Negeri 1 Purwodadi

No Nama Ruang Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang Guru 1

3 Ruang Pelayanan Administrasi 1

4 Ruang Perpustakaan 1

5 Ruang Ibadah 1

6 Ruang Toilet 27

7 Ruang BP/BK 1

8 Ruang OSIS 1

9 Ruang UKS 1

10 Ruang Kelas 36

11 Ruang Lab. Fisika/Biologi/Kimia 1

12 Ruang Lab. Bahasa 1

13 Ruang Praktik Komputer 4

14 Ruang Lab. Multimedia 1

15 Ruang Praktik TKJ 1

16 Ruang Praktik Butik 1

17 Ruang Praktik Akuntansi 1

18 Ruang Praktik Perbankan 1

19 Ruang Praktik Pemasaran 2

Sumber: Data Pene lit ian

Sarana berupa gedung penunjang yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar di SMK Negeri 1 Purwodadi diantaranya adalah ruang kepala sekolah dan wakil 1 (satu), ruang guru 1 (satu), ruang pelayanan administrasi 1 (satu), ruang perpustakaan 1 (satu), ruang Ibadah 1 (satu), ruang Toilet 27 (dua puluh tujuh), ruang BP/BK 1 (satu), ruang OSIS 1 (satu), ruang UKS 1 (satu), ruang kelas 36 (tiga puluh enam), ruang lab. fisika/biologi/kimia 1 (satu), ruang lab. bahasa 1 (satu), ruang praktik komputer 4 (empat), ruang multimedia 1 (satu), ruang


(64)

praktik TKJ 1 (satu), ruang praktik butik 1 (satu), ruang praktik akuntansi 1 (satu), ruang praktik perbankan 1 (satu), ruang praktik pemasaran 2 (dua).

3. Data Siswa

Tabel 4.3. Data Siswa SMK Negeri 1 Purwodadi 2011/2012

No Kelas Jumlah

kelas

Jumlah Persentase

1 X 12 420 31,65%

2 XI 12 451 33,98%

3 XII 12 456 34,37%

Jumlah 36 1327 100%

Sumber: Data Pene lit ian

Siswa SMK Negeri 1 Purwodadi seluruhnya berjumlah 1327 (seribu tiga ratus dua puluh tujuh) siswa yang terbagi menjadi 36 kelas baik kelas X kelas XI dan kelas XII. Kelas X terdiri dari 12 kelas dengan jumlah 420 siswa, kelas XII terdiri dari 12 kelas dengan jumlah 415 siswa dan kelas XII terdiri dari 12 kelas dengan jumlah 456 siswa.


(1)

Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.423 6.719 1.254 .213

Kompetensi_Guru .439 .113 .429 3.902 .000

Moti vasi_Belajar .489 .167 .322 2.928 .004


(2)

Lampiran 14

Uji Hipotesis

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9520.905 2 4760.453 39.778 .000a

Residual 10172.538 85 119.677

Total 19693.443 87

a. Predictors: (Constant), Motivasi_Belajar, Kompetensi_Guru

b. Dependent Variable: Prestasi_Belajar

Uji t

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 8.423 6.719 1.254 .213

Kompetensi_Guru .439 .113 .429 3.902 .000

Moti vasi_Belajar .489 .167 .322 2.928 .004


(3)

Koefisien Determinasi (Uji R)

Uji R Simultan

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .695a .483 .471 10.940

a. Predictors: (Constant), Motivasi_Belajar, Kompetensi_Guru

Uji R Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Correlations B Std. Error Beta Zero-order Partial Part

1 (Constant) 8.423 6.719 1.254 .213

Kompetensi Guru .439 .113 .429 3.902 .000 .657 .390 .304 Moti vasi Belajar .489 .167 .322 2.928 .004 .625 .303 .228 a. Dependent Variable: Prestasi_Belajar


(4)

Lampiran 16

LEMBAR DOKUMENTASI

No.

Data

Ada

Tidak

Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Silabus

RPP

Program Semester (Promes)

Kriteria Ketuntasan Minimal

Daftar Presensi Siswa

Agenda Mengajar

Daftar Tugas Siswa

Daftar Nilai Siswa


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

0 49 123

Pemberitaan Mobil Esemka Dan Motivasi Belajar (Studi Korelasional tentang Pengaruh Pemberitaan Mobil Esemka di TV One Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 2 Medan)

0 28 91

Pengaruh service climate terhadap prestasi belajar siswa melalui kompentensi guru : studi kasus pada mts. madrasah pembngunan jakarta

7 30 150

Hubungan antara kompetensi profesional guru dengan ptrestasi belajar siswa : studi korelasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Legok-Tangerang

0 13 80

Hubungan Kompetensi Sosial Guru dengan Motivasi Belajar siswa si SMK YP IPPI Petojo Jakarta Pusat.

0 13 89

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN PERALATAN KANTOR SISWA KELAS X SMK ANTONIUS SEMARANG

0 11 112

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA ( Kelas X Jurusan Administrasi Perkantoran SMK Negeri 2 Temanggung Kompetensi Dasar Menggunakan Peralatan Kantor)

0 10 114

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Kompetensi Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas Xi Ips Sma Muhammadiyah 1 Sura

0 0 17

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X SMK N I Banyudono TAhun Aj

0 0 15

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X STANDAR KOMPETENSI MENGELOLA PERALATAN KANTOR DI SMK MUHAMMADIYAH 2 BANTUL.

0 2 146