d. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat
kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar ia berhasil melaksanakan tugas mengajar. Kompetensi profesional
merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata
pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi
keilmuannya.
2.2.3. Peranan Kompetensi Guru dalam Mengajar
Keberhasilan guru melaksanakan perananya dalam bidang pendidikan
sebagian besar
terletak pada
kemampua nnya melaksanakan berbagai peranan yang bersifat khusus dalam situasi
mengajar dan belajar. Peranan tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Guru sebagai Demonstrator Guru senantiasa menguasai bahan atau ma teri pelajaran
yang akan diajarkanya serta mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya, dalam hal ilmu yang dimilikinya
karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
b. Guru sebagai Pengelola Kelas Guru mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar
serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi.
c. Guru sebagai Mediator dan Fasilitator Sebagai mediator guru memiliki pengetahuan dan
pemahaman tentang
media pendidikan
dan memiliki
keterampilan memilih dan menggunakan serta mengusahakan media itu dengan baik.
d. Guru sebagai Evaluator Proses belajar mengajar guru hendaknya menjadi seorang
evaluator yang baik. Guru mampu dan terampil melaksanakan penilaian karena dengan penilaian, guru dapat mengetahui
prestasi yang dicapai oleh siswa setelah ia melaksanakan proses belajar Usman, 2011:9.
Berdasarkan pandangan adams Dickey dalam Hamalik 2008:48, dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak terdapat 13
peranan guru di dalam kelas dalam studi be lajar mengajar, tiap peranan menuntut berbagai kompetensi atau keterampilan mengajar.
a. Guru sebagai pengajar menguasai materi Menyampaikan ilmu pengetahuan, perlu memiliki keterampilan
memberikan informasi kepada siswa di kelas. b. Guru sebagai pemimipin kelas menguasai pengelolaan kelas
Perlu memiliki keterampilan cara memimpin kelompok- kelompok murid.
c. Guru sebagai pembimbing mengarahkan dan mendorong siswa Memiliki keterampilan cara mengarahkan dan mendorong
kegiatan belajar siswa. d. Guru sebagai pengatur lingkungan mampu menyediakan
media Memiliki keterampilan mempersiapkan dan menyediakan alat
dan bahan pelajaran.
e. Guru sebagai pertisipan Memiliki keterampilan cara memberikan saran, mengarahkan
pemikiran kelas, dan memberikan penjelasan. f.
Guru sebagai ekspeditur mampu memberikan bahan ajar dengan contoh-contoh yang benar
Memiliki keterampilan menyelidiki sumber-sumber masyarakat yang akan digunakan.
g. Guru sebagai perencana mempunyai ketermpilan memilih bahan ajar
Memiliki ketermpilan cara memilih dan meramu bahan pelajaran secara profesional.
h. Guru sebagai supervisor menjaga ketertiban kelas Memiliki keterampilan mengawasi kegiatan anak dan ketertiban
kelas. i.
Guru sebagai motivator Memiliki keterampilan mendorong motivasi belajar siswa.
j. Guru sebagai penanya dapat mengaktifkan siswa
Memiliki keterampilan cara bertanya yang merangsang kelas berfikir dan cara memecahkan masalah.
k. Guru sebagai pengganjar memberikan penghargaan kepada anak berprestasi
Memiliki keterampilan cara memberikan penghargaan kepada anak-anak berprestasi.
l. Guru sebagai evaluator menilai secara objektif
Memiliki keterampilan cara menilai anak-anak secara objektif, kontinu, dan komprehensif.
m. Guru sebagai konselor Memiliki keterampilan cara membantu anak-anak yang
mengalami kesulitan tertentu Hamalik 2008:48-49.
Menurut Usman 2011:16-19, membagi kompetensi guru atas kompetensi pribadi dan kompetensi professional. Kompetensi
pribadi atas kemampuan mengembangkan kepribadian, berinteraksi dan berkomunikasi, melaksanakan bimbingan dan penyuluhan,
melaksanakan administrasi sekolah, melaksanakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran. Sedangkan kompetensi
profesional meliputi kemampuan manguasai landasan pendidikan, menguasai bahan pengajaran, menyusun program pengajaran,
melaksanakan program pengajaran, menilai hasil dan proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Hal senada dengan pendapat lain bahwa kompetensi guru dapat dibagi menjadi 3 bidang yaitu:
a. Kompetensi bidang kognitif Artinya kemampuan intelektual seperti penguasaan mata
pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan menganai belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan
tentang bimbingan
penyuluhan, pengetahuan
tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil
belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan serta pengetahuan umum lainnya.
b. Kompetensi bidang sikap Artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai
hal yang berkenaan dengan tugas dan profesinya. Misalnya sikap menghargai pekerjaanya, mencintai dan memiliki perasaan
senang terhadap mata pelajaran yang dibinanya, sikap toleransi terhadap teman profesinya, memiliki kemauan yang keras untuk
meningkatkan hasil pekerjaanya.
c. Kompetensi perilaku Artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan
atau perilaku, seperti keterampilan mengajar, membimbing, manila, menggunakan alat bantu pengajaran, bergaul atau
berkomunikasi dengan siswa, keterampilan menumbuhkan semangat
belajar para
siswa, keterampilan
menyusunperencanaan mengajar, keterampilan melaksanakan
administrasi kelas, dan lain- lain. Perbedaan dengan kompetensi kognitif terletak dalam sifatnya kalau kompetensi kognitif
berkenaan dengan aspek teori atau pengetahuannya, pada kompetensi
perilaku yang
diutamakan adalah
praktikketerampilan melaksanakannya Uno 2008:67 Sudjana 2009:19-22 mengemukakan untuk keperluan
analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang banyak hubungannya dengan usaha
meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan, yakni:
a. Merencanakan program belajar mengajar Perencanaan program belajar- mengajar merupakan suatu
proyeksi atau perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan siswa selama pelajaran itu berlangsung. Kegiatan
tersebut secara terinci harus jelas, karena siswa akan dibawa tujuan, apa yang harus siswa pelajari isi bahan pelajaran,
bagaimana cara siswa mempelajarinya metode dan teknik, dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya
penilaian. Tujuan, isi, metode dan teknik serta penilaian merupakan unsure utama yang secara minimal harus ada dalam
setiap program belajar- mengajar. Tujuan program atau perencanaan belajar mengajar tidak lain sebagai pedoman bagai
guru dalam melaksanakan praktik atau tindakan mengajar.
b. Melaksanakanmengelola proses belajar mengajar Melaksanakanmengelola
proses belajar- mengajar
merupakan tahap pelaksanaan program yang telah dibuat. Kemampuan yang dituntut dalam melaksanakan proses belajar
mengajar adalah keaktifan guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana
yang telah disusun dalam perencanaan. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah
belajar mengajar dihentikan, ataukah diubah modelnya, apakah mengulang dulu pelajaran yang lalu, manakala siswa belum
dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping pengetahuan teori tentang belajar mengajar, tentang pelajar,
diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik mengajar. Misalnya prinsip-prinsip mengajar, menggunakan alat bantu
pengajaran, penggunaan metode mengajar, keterampilan menilai hasil belajar siswa, keterampilan memilih dan menggunakan
strategi atau pendekatan mengajar.
c. Menilai kemajuan proses belajar mengajar Setiap guru harus dapat melakukan penilaian tentang
kemajuan yang dicapai para siswa, baik secara iluminatif- observatif maupun secara struktural-objektif. Penilain secara
iluminatif-observatif dilakukan dengan pengamatan yang terus menerus tentang perubahan dan kemajuan yang dicapai siswa.
Penilaian secara struktural-objektif berhubungan dengan pemberian skor, angka atau nilai yang biasa dilakukan dalam
rangka penilaian hasil belajar siswa.
d. Menguasai bahan pelajaran Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bagian
integral dari proses belajar mengajar. Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan yang akan
diajarkannya. Adanya buku pelajaran yang dapat dibaca para siswa, tidak berarti guru tidak perlu menguasai bahan, memang
guru tidak maha tahu, tetapi guru dituntut pengetahuan umum yang luas dan mendalami keahlianya atau mata mata pelajaran
yang menjadi tanggung jawabnya.
2.3. Motivasi Belajar Siswa