yang baik, keinginan siswa untuk memperoleh masa depan yang lebih baik, timbulnya cita-cita dengan perkembangan moral,
kemauan, bahasa, dan nilai- nilai kehidupan. Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun ekstrinsik, sebab
tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
b. Kemampuan Belajar Motivasi belajar timbul karena adanya kemampuan siswa
yang akan memperkuat motivasi anak dalam mengerjakan tugas- tugas perkembangannya. Kemampuan siswa terkait dengan
perrolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Siswa yang
memiliki kemampuan yang tinggi biasanya lebih termotivasi dalam belajar dan lebih sering memperoleh kesuksesan dan
memperkuat motivasinya. Kemampuan belajar yang dilakukan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar lebih
terfokus pada kemampuan siswa dengan adanya persiapan belajar untuk memperhatikan dengan sungguh-sungguh penjelasan dari
guru dan bertanya apabila ada materi yang belum dipahami, siswa juga dapat memahami tugas dan tanggung jawabnya sebagai
seorang pelajar, serta dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik.
c. Kondisi Siswa Siswa sebagai makhluk psikofisik, jadi kondisi siswa yang
mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik dan psikologis, misalnya siswa yang kelihatan lesu,
mengantuk, mungkin disebabkan waktu berangkat sekolah siswa belum sarapan, karena sakit, atau begadang. Pengaturan waktu
belajar siswa juga dapat mempengaruhinya dalam mengikuti pelajaran dengan baik. Sedangkan koondisi fisik sangat
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Misal: ketika berangkat sekolah ada masalah- masalah dengan orang tua atau sanak
keluarga yang menimbulkan kemarahan, kejengkelan ataupun kecemasan yang menyebabkan anak tersebut tidak bergairah
dalam menerima pelajaran.
2.4. Kerangka Berfikir
Belajar merupakan proses yang ditandai dengan adanya perubahan secara sadar pada diri seseorang. Setiap siswa pasti ingin mencapai prestasi
belajar semaksimal mungkin, karena prestasi yang maksimal merupakan jalan yang tepat untuk memudahkan proses kelanjutan studinya. Semua
usaha tersebut tidak selalu mudah, banyak siswa yang mengalami hambatan dalam proses belajar, sehingga dapat mengakibatkan kegagalan dalam
mencapai prestasi belajar. Pencapaian prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya kompetensi guru.
Kompetensi guru dalam proses belajar mengajar merupakan faktor ekstern yang diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Guru
memegang peranan penting dan strategis untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan menjaga kelangsungan proses belajar mengajar. Proses
belajar dan hasil belajar para siswa baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik sebagian besar ditentukan oleh adanya konpetensi guru yang
mengajar dan membimbing di sekolah yang memiliki peran dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajarannya. Untuk itu, diperlukan
adanya tuntutan kompetensi guru dalam proses belajar mengajar, dimana seorang guru mempunyai kemampuan sesuai kualifikasi, fungs i dan
tanggung jawab sebagai guru yang tidak sekedar mengetahui dan memahami saja.
Selain kompetensi guru salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah motivasi. Motivasi belajar siswa merupakan faktor utama
yang menentukan keberhasilan belajar. Siswa yang mempunyai motivasi untuk berprestasi, mempunyai keberhasilan dan berprestasi aktif dalam
suatu kegiatan. Keberhasilan yang dicapai, dipandang sebagai buah dari usaha dan kemampuan personal yang dicurahkan dalam mengerjakan tugas.
Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai
tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai
kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya dapat
menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai- nilai dan keterampilan.
“Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang
tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik
” Sardiman, 2007:85.
2.5. Penelitian Terdahulu yang Relevan