81 rekreasi. Dalam pembahasan sebelumnya bahwa masyarakat yang berada di
dalam kawasan adalah masyarakat yang sebelumnya tidak memiliki pekerjaan, namun mereka dituntut untuk menghidupi keluarga mereka sehingga yang mereka
lakukan adalah melakukan kegiatan yang ilegal dan cenderung merusak ekologi hutan di kawasan tahura itu sendiri.
Tabel 19. Skala Prioritas Sasaran keberlanjutan Sosial Budaya
No Sasaran Bobot Persentase
Prioritas 1 Penyerapan
tenaga kerja
0,439 43,9 1
2 Rekreasi 0,212
21,2 3 3
Perubahan pola hidup Masyarakat 0,349
34,9 2
Sumber : diolah dari data primer Dengan demikian diharapkan adanya strategi kebijakan yang mampu
memberikan harapan baru bagi masyarakat sekitar untuk mendapatkan pekerjaan yang layak bagi mereka, sehingga ketergantungan masyarakat terhadap kawasan
semakin berkurang.
5.3.3. Alternatif Strategi yang dipilih
Strategi yang dirumuskan dalam pengelolaan Tahura Wan Abdul Rachman yang berbasis ekososiosistem terdiri dari: 1 Strategi Ekowisata, 2
Agroforestry, dan 3 gabungan antara Ekowisata dan Agroforestry. Strategi tersebut dipilih karena dianggap dapat memenuhi beberapa aspek tujuan yang
diinginkan yaitu dapat menciptakan lingkungan atau ekologi yang lestari, ekonomi masyarakat dan daerah sekitar terjamin, dan dapat menunjang sosial
budaya yang sehat dan beradab.
5.3.3.1 Strategi yang dipilih oleh masing-masing responden.
Dalam penelitian ini ada 10 sepuluh responden yang dianggap pakar dan mengetahui keadaan Tahura Wan Abdul Rachman, yaitu 1 Keluarga Pecinta
Alam Lampung Watala, 2 Wahana Lingkungan Hidup Daerah Lampung Walhi, 3 Bapedalda Propinsi Lampung, 4 Bappeda Propinsi Lampung, 5
Dinas Kehutanan Propinsi lampung, 6 DPRD Propinsi Lampung, 7 Unit
82 Pelayanan Teknis Dinas Tahura Wan Abdul Rachman, 8 Perguruan Tinggi
Universitas Lampung, 9 Tokoh Masyarakat dekat kawasan, dan 10 Kelompok Kerja Relawan Pengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan KKR-PSDAL.
Dari hasil analisis dengan menggunakan Analisys Hierarchy Process AHP dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Pilihan Strategi Pengelolaan Tahura WAR pilihan Responden
No Responden Agroforestry Ekowisata Ekowsata
Agroforestry Index
consist Prioritas
1 Watala 0.323
0.332 0.346
0.03 Ekowisata+Agro 2 Walhi
0.207 0.295
0.207 0.08 Ekowisata+Agro
3 UPTD Tahura
0.084 0.656 0.261 0.02 Ekowisata 4 Bapedalda
0.240 0.339
0.420 0.10 Ekowisata+Agro
5 Bappeda 0.173
0.481 0.346
0.08 Ekowisata
6 DPRD 0.441
0.227 0.332
0.04 Agroforestry
7 PT Unila
0.491 0.131
0.379 0.04
Agroforestry 8 Dishut
0.078 0.647
0.275 0.02
Ekowisata 9 KKRPSDAL
0.176 0.485
0.339 0.08
Ekowisata 10 Masyarakat
0.114 0.481
0.405 0.04
Ekowisata Sumber : diolah dari data primer
Dari Tabel 17 ada 5 lima responden pakar yang memilih strategi untuk melakukan ekowisata dalam pengelolaan kawasan Tahura Wan Abdul Rachman
yang terdiri dari UPTD Tahura, Bappeda, Dinas Kehutanan Propinsi Lampung, KKRPSDAL, dan tokoh masyarakat di sekitar kawasan. Kemudian, yang
memilih Agroforestry adalah 2 dua responden pakar yang terdiri dari DPRD Propinsi Lampung dan Perguruan Tinggi Universitas Lampung. Sedangkan yang
memilih strategi gabungan dari keduanya ada 3 tiga responden pakar, yakni berasal dari LSM Watala dan Walhi dan Bapedalda Propinsi Lampung.
5.3.3.2. Strategi Pendapat Gabungan.
Setelah dilakukan perhitungan dari pendapat gabungan para responden menunjukkan besarnya kontribusi yang diberikan terhadap alternatif yang ingin di
capai pada Strategi pengelolaan kawasan tahura Wan Abdul Rachman berbasis ekososiosistem seperti pada Tabel 21 berikut.
83
Tabel 21. Skala Prioritas Strategi No Sasaran Bobot
Persentase Prioritas
1 Agroforestry 0,212
21,2 3
2 Ekowisata 0,402
40,2 1
3 Agroforestry + Ekowisata
0,386 38,6
2 Sumber : Diolah dari data primer
Synthesis of Lef Nodes with respect to GOAL
Ideal Mode OVERALL INCONSISTENCY INDEX = 0,01
Gambar 21. Grafik skala prioritas stratgei pengelolaan tahura WAR
0,386 Agroforestry +
Ekow isata 0,402
Ekow isata 0,212
Agrof orestry
Tabel 21 menunjukkan bahwa hasil dari pendapat gabungan para responden pakar, strategi yang lebih diutamakan adalah Ekowisata dengan bobot
sebesar 0,402 40,2, kemudian gabungan antara agroforestry dan ekowisata dengan bobot sebesar 0,396 39,6, setelah itu strategi yang terakhir adalah
agroforestry dengan bobot sebesar 0,212 21,2.
5.3.4. Sintesis Strategi