Aspek Strategi Pengelolaan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman

78

5.3.1. Aspek

Terdapat 3 tiga aspek yang harus diperhatikan untuk dapat mencapai strategi yang optimal dalam pengelolaan Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman berbasis Ekososiosistem, yaitu : 1 Keberlanjutan Ekologi, 2 Keberlanjutan Ekonomi, 3 Keberlanjutan Sosial Budaya. Berdasarkan hasil analisis dari pendapat beberapa aspek yang dapat memberikan kontribusi terhadap tujuan yang ingin dicapai adalah tertera pada Tabel 16. Tabel 16. Skala Prioritas Aspek No Aspek Bobot Persentase Prioritas 1 Keberlanjutan ekologi 0,633 0,63 1 2 Keberlanjutan ekonomi 0,186 0,18 2 3 Keberlanjutan sosial-budaya 0,181 0,18 3 Sumber : diolah dari data primer Dari hasil analisis persepsi responden pakar, aspek keberlanjutan Ekologi merupakan aspek yang paling utama di dalam penentuan strategi pengelolaan Tahura WAR dengan bobot sebesar 0,633 63, diikuti dengan aspek keberlanjutan ekonomi dengan bobot sebesar 0,186 19, dan aspek yang terakhir adalah keberlanjutan sosial budaya dengan bobot sebesar 0,181 18. Dalam pengelolaan Tahura Wan Abdul Rachman yang berkelanjutan, aspek keberlanjutan ekologi sangat diutamakan, mengingat kawasan tahura ini merupakan kawasan hutan yang telah mengalami degradasi dan dikhawatirkan akan semakin parah akibat adanya kegiatan-kegiatan dari masyarakat sekitar yang cendrung merusak seperti perambahan hutan dan ilegal logging serta kegiatan lainnya yang merusak. Ditambah lagi dari segi pengelolaan kawasan tersebut yang tidak terintegratif dengan permasalahan di lapangan seperti minimnya sumberdaya dan sarana-prasarana, sehingga kawasan tahura semakin menyusut. Apabila proses pengelolaannya tidak mengutamakan aspek keberlanjutan ekologi, dapat diramalkan hanya beberapa tahun ke depan kawasan Tahura Wan Abdul Rachman akan hilang dari kelompok kawasan konservasi. Menurut salah seorang petugas UPTD Tahura, bahwa selama kurun waktu 3 tiga tahun 79 masyarakat telah mengubah hutan primer seluas 10 ha atau lebih yang berada di puncak ketinggian di atas 700 mdpl menjadi areal perkebunan bahkan berubah menjadi semak belukar yang dibiarkan begitu saja.

5.3.2. Sasaran