Talajan 2012: 58-59 menyebutkan kreativitas mengajar guru dapat diarahkan pada dua komponen pembelajaran di kelas, yaitu:
a. Kreativitas mengelola kelas
Kreativitas mengelola kelas adalah aktivitas guru dalam
mengorganisasikan sumber daya yang ada, serta menyusun perencanaan aktivitas yang dilakukan di kelas untuk mengarahkan
proses pembelajaran yang ideal. Kreativitas guru dalam mengelola kelas dapat diarahkan untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar secara kolaboratif, kooperatif dan menciptkan lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar.
b. Kreativitas pemanfaatan media belajar
Kreativitas pemanfaatan media belajar atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas memiliki fungsi untuk
membantu peserta didik dalam memahami konsep abstrak yang diajarkan, meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar,
mengurangi terjadinya salah pemahaman materi, dan memotivasi guru untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan secara garis besar yang menjadi inidikator kreativitas guru adalah cara guru dalam merencanakan proses
belajar mengajar, cara guru dalam mengajar dan cara guru dalam mengevaluasi. Dengan mengetahui peran dan syarat menjadi pendidik yang profesional, maka
seorang guru berusaha memperoleh kreativitas mengajarnya demi upaya peningkatan kualitas pen
didikan.
5. Prestasi Belajar Seni Musik
Prestasi belajar merupakan hasil akhir dari proses belajar. Bukti keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan pengajaran dapat diketahui
dan dilihat dari prestasi belajarnya pada waktu tertentu. Hasil prestasi belajar seni musik dapat dicapai melalui berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan
sikap. Sardiman 2001: 46 berpendapat bahwa prestasi adalah kemampuan nyata
yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar.
Baharuddin dan
Wahyuni
2007: 13 mengungkapkan bahwa secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.
Menurut Hamzah 2010: 23 belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan
yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Sugihartono 2007: 74 belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalyono 2009: 49 mengungkapkan belajar dapat
didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,
kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Djamarah 2002: 13 mengatakan belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.
Definisi tersebut memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Dalam hal ini, usaha untuk
mencapai semua tujuan merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam mendapatkan kepandaian atau ilmu yang belum didapatkannya. Sehingga
dengan kegiatan belajar, manusia menjadi lebih memahami, mengerti, tentang sesuatu. Prestasi belajar dapat diukur atau dievaluasi untuk mengetahui tingkat
perkembangan dan kemajuan anak didik. Hasil evaluasi akan menunjukkan
sebuah grafik naik atau turun. Jika naik berarti dapat dikatakan bahwa prestasi individu tersebut mengalami peningkatan. Begitu juga jika turun berarti dapat
dikatakan bahwa prestasi individu tersebut mengalami penurunan. Menurut Suryabrata 2007: 297 hasil prestasi belajar merupakan
perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Hal tersebut pada suatu saat tertentu
dapat diukur dengan suatu alat atau tes, seperti tugas harian, ulangan harian, ujian
akhir semester dan lain sebagainya. Apabila seorang siswa ingin memperoleh
prestasi belajar yang baik maka harus mengikuti pelajaran dengan baik dan
memperoleh hasil belajar yang baik. Menurut Anwar 2005, 8-9 tes prestasi
belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu untuk mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tirtonegoro 2001: 43 menyatakan bahwa prestasi belajar adalah
penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai
oleh setiap anak dalam periode tertentu. Pendapat lain juga diungkapkan oleh Tulus 2004 :75 bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa
ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Prestasi belajar memiliki keterkaitan dengan kegiatan belajar siswa, secara umum
faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Slameto 2003: 54 bahwa faktor
internal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor fisiologis yang mencakup kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis yaitu intelegensi,
perhatian, minat, bakat, motif kematangan dan kesiapan. Sedangkan faktor