c. ketajaman perhatian dalam belajar yang terdiri dari kebiasaan dalam
mengikuti pelajaran, semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar KBM
d. berprestasi dalam belajar yang terdiri dari keinginan untuk berprestasi,
mandiri dalam belajar, penyelesaian tugas atau pekerjaan rumah PR, menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran.
Berdasarkan beberapa uraian tentang motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak berupa dorongan dari
dalam diri sendiri maupun dari luar mempengaruhi perilaku siswa dalam kegiatan belajar dan menimbulkan keinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang
dilakukan secara sistematis, continue dan progresif demi mencapai tujuan pembelajaran. Bentuk motivasi yang diberikan oleh guru kepada anak didik
merupakan upaya agar anak didik terdorong untuk belajar di sekolah dengan cara memberi angka sebagai simbol atau nilai kegiatan di dalam belajar yang
mengarahkan anak didik untuk lebih meningkatkan prestasi.
2. Pengertian Belajar
Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan khususnya untuk mencapai prestasi belajar tertentu. Melalui
proses belajar dapat diperoleh pengetahuan dan pengalaman yang sangat diperlukan bagi seseorang untuk mencapai cita-citanya. Menurut Sardiman
2006: 21 belajar adalah berubah, dalam hal ini yang dimaksud berubah adalah usaha mengubah tingkah laku, karena belajar akan membawa suatu perubahan
pada individu yang belajar. Sedangkan menurut Darsono 2000: 4 belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan
lingkungan yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan sikap. Sugihartono 2007: 74 mendefinisikan pengertian belajar menjadi dua, yaitu belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan, dan
belajar sebagai kemampuan yang relatif langgeng dari hasil latihan yang diperkuat.
Dalam memberi makna belajar, setiap orang memberi arti yang berbeda, sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Slameto 2003: 13
mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku yang diperoleh dari
instruksi. Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan bergantung pada bagaimana cara dan proses belajar peserta
didiknya, baik ketika berada di sekolah maupun berada di rumah. Pemahaman tentang motivasi, tujuan, kebutuhan, dan cara belajar individu perlu diketahui agar
dapat menciptakan kegiatan belajar yang ideal. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman 2006 :28 bahwa tujuan belajar ada tiga macam,
yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman konsep dan pembentukan sikap. Tujuan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan
belajar dengan adanya usaha, motivasi, dan kesadaran untuk mendapatkan ilmu pengetahuan demi kelangsungan hidupnya. Djamarah 2002, 15-16
menyebutkan ciri-ciri belajar yaitu perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan dalam belajar bersifat fungsional, perubahan dalam belajar bersifat aktif dan
positif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, dan perubahan yang mencakup seluruh aspek perilaku.
Bagi guru pembimbing, pentingnya mengetahui tujuan belajar dapat memberikan petunjuk untuk melakukan rancangan pembelajaran, mengalokasikan
waktu, menyiapkan diri untuk mengajar, dan memberikan motivasi kepada siswa. Dengan demikian kegiatan belajar diharapkan dapat membawa perubahan bagi
siswa, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan dan siswa akan terbantu dalam memecahkan permasalahan dalam hidupnya. Tindakan guru untuk
dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa adalah dengan cara menguji hasil belajar siswa tersebut dengan menggunakan tes hasil belajar. Siswa dikatakan
tuntas dalam belajarnya apabila nilai siswa telah mencapai taraf penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap bahan yang dipelajarinya. Suharsimi 2008:
3 menyatakan evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pembelajaran
sudah tercapai.
Badan Standar Nasional Pendidikan 2007: ix menyatakan penilaian pencapaian kompetensi berdasarkan indikator berikut: penilaian diarahkan untuk
mengukur pencapaian kompetensi, penilaian menggunakan acuan kriteria, hasil penilaian menentukan tindak lanjut perbaikan dengan remidi atau pengayaan.
Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai pembelajaran, diantaranya teori belajar menurut Slameto 2003: 9 yaitu teori yang menyatakan bahwa hal penting
dalam belajar adalah memperoleh respone yang tepat untuk memecahkan problem, dan mengerti atau memperoleh insight. Hal ini berarti bahwa berhasil
atau tidaknya tujuan belajar yang telah ditetapkan bergantung bagaimana cara dan proses belajar peserta didiknya.
Berdasarkan definisi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kegiatan tes hasil belajar
dilaksanakan setelah guru pembimbing selesai melaksanakan serangkaian proses pembelajaran berupa pemberian materi dan motivasi belajar kepada siswa. Tes
hasil belajar dapat dilakukan dengan mengadakan ulangan harian, praktik, penugasan, pembentukkan kelompok diskusi besar atau kecil di dalam kelas.
Kegiatan tersebut dilaksakan untuk mengetahui penguasaan dan pengetahuan siswa yang dilakukan selama masa tertentu.
3. Pengertian Kreativitas
Kreativitas memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Setiap individu memiliki potensi kreativitas yang berbeda-beda dalam mencapai
keberhasilan suatu kegiatan. Sebelum membahas kreativitas terlebih dahulu mengetahui bahwa kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks,
yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas dirasa sangat sulit, karena kreativitas
merupakan konsep yang majemuk dan multidimensional. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan para ahli merupakan definisi yang saling
melengkapi. Slameto 2003: 145 menjelaskan bahwa pengertian kreativitas berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu
yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada, dan merupakan sesuatu
yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang guru menciptakan cara mengajar dengan diskusi yang belum pernah ia pakai.
Rachmawati dan Kurniati 2005: 15 mengatakan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun
produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnyakan melekat pada dirinya. Menurut Pamilu 2007: 9 kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk menciptakan sesuatu yang ditandai dengan orisinilitas dalam berekspresi yang bersifat imajinatif. Wijaya 2010: 2 mengungkapkan bahwa
kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang benar-benar baru sama sekali maupun yang merupakan modifikasi atau perubahan
dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Menurut Munandar 2009: 10 ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu ciri non-kognitif non-
aptitude meliputi motivasi, kepribadian, sikap kreatif, dan ciri kognitif aptitude antara lain:
a. Kelancaran berpikir fluency of thinking, yaitu kemampuan untuk
menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat.
b. Keluwesan berpikir flexibility, yaitu kemampuan untuk
memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan- pertanyaan yang bervariasi. Mereka dengan mudah dapat
meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.
c. Elaborasi elaboration, yaitu kemampuan dalam mengembangkan
gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.
d. Originalitas originality, yaitu kemampuan untuk mencetuskan
gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.