Identifikasi Masalah Prioritas 1 Alternatif solusi untuk Kota Semarang

4.2.2. Identifikasi Permasalahan dan Alternatif Solusi untuk Memperkuat Pelaksanaan LKB di Kota Semarang

4.2.2.1. Identifikasi Masalah Prioritas 1

Aspek disain Dari hasil diskusi, disepakati bahwa yang menjadi prioritas permasalahan di Kota Semarang dari aspek disain adalah 1. Belum semua dokter dan paramedis memahami LKB; 2. Rumah sakit rujukan LKB belum melibatkan dan bekerjasama dengan komponen LKB lainnya. 2 Aspek layanan Berbagai permasalahan terkait layanan LKB di Kota Semarang adalah 1. Kapasitas tenaga medis dalam hal klinis HIV dan infeksi opportunistik IO masih kurang; 2. Pemahaman tentang LKB juga masih kurang; 3. Belum ada pengembangan puskesmas rujukan untuk inisiasi ARV. 3 Aspek koordinasi Prioritas masalah dari aspek koordinasi di Kota Semarang adalah 1. Belum ada koordinasi rutin antara LSM, kader, puskesmas dan rumah sakit. 2. Belum ada tools untuk melakukan monev. Dari diskusi pemilihan prioritas masalah, dapat disimpulkan bahwa permasalahan utama dari ketiga aspek tersebut adalah : 1. Koordinasi komponen LKB yang belum berjalan optimal; 2. Layanan belum optimal karena pemahaman LKB dan kapasitas SDM LKB yang masih kurang; 3. Belum terdapat puskesmas rujukan inisiasi ARV. 60 Prosedur Pengobatan pada Layanan Komprehensif HIV-AIDS Berkesinambungan LKB di Kota Yogyakarta dan Kota Semarang

4.2.2.2. Alternatif solusi untuk Kota Semarang

Penentuan alternatif solusi dilakukan melalui diskusi kelompok dan disepakati bahwa yang menjadi usulan intervensi dari permasalahan tersebut adalah: 1. Pertemuan koordinasi sebanyak 3 kali dengan focal pointnya adalah Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2. Pengembangan kapasitas tenaga medis berupa pelatihan. Peserta pelatihan untuk peningkatan kapasitas tenaga medis dan non medis di Kota Semarang diperluas untuk tenaga-tenaga medis dari beberapa rumah sakit lain, disamping puskesmas atau rumah sakit rujukan LKB. 3. Pengembangan puskesmas rujukan inisiasi ARV diusulkan berupa kesepakatan yang dibangun dalam bentuk dokumen. Pengembangan puskesmas rujukan inisiasi ARV akan didiskusikan dan dikoordinasikan lebih lanjut antara Dinas Kesehatan Kota Semarang dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Termasuk dalam hal penentuan puskesmas yang sudah siap untuk menjadi inisiasi rujukan ARV. Rencananya puskesmas terpilih dapat menjadi satelit dari salah satu rumah sakit CST, sehingga dalam pelaporan tergabung dengan rumah sakit tersebut. Pengembangan lebih lanjut terkait dengan intervensi selanjutnya disepakati akan dilakukan pada pertemuan FGD II, yang direncanakan pada tanggal 15 September 2014.

4.2.3. Pengembangan disain intervensi Kota Semarang