Pengembangan disain intervensi Kota Semarang

4.2.2.2. Alternatif solusi untuk Kota Semarang

Penentuan alternatif solusi dilakukan melalui diskusi kelompok dan disepakati bahwa yang menjadi usulan intervensi dari permasalahan tersebut adalah: 1. Pertemuan koordinasi sebanyak 3 kali dengan focal pointnya adalah Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2. Pengembangan kapasitas tenaga medis berupa pelatihan. Peserta pelatihan untuk peningkatan kapasitas tenaga medis dan non medis di Kota Semarang diperluas untuk tenaga-tenaga medis dari beberapa rumah sakit lain, disamping puskesmas atau rumah sakit rujukan LKB. 3. Pengembangan puskesmas rujukan inisiasi ARV diusulkan berupa kesepakatan yang dibangun dalam bentuk dokumen. Pengembangan puskesmas rujukan inisiasi ARV akan didiskusikan dan dikoordinasikan lebih lanjut antara Dinas Kesehatan Kota Semarang dengan Dinas Kesehatan Provinsi. Termasuk dalam hal penentuan puskesmas yang sudah siap untuk menjadi inisiasi rujukan ARV. Rencananya puskesmas terpilih dapat menjadi satelit dari salah satu rumah sakit CST, sehingga dalam pelaporan tergabung dengan rumah sakit tersebut. Pengembangan lebih lanjut terkait dengan intervensi selanjutnya disepakati akan dilakukan pada pertemuan FGD II, yang direncanakan pada tanggal 15 September 2014.

4.2.3. Pengembangan disain intervensi Kota Semarang

Melalui pertemuan diskusi kelompok terarah yang diselenggarakan pada tanggal 20 Agustus 2014, dilakukan penyusunan disain intervensi untuk Kota Semarang. Pertemuan ini dihadiri oleh 23 peserta, yang terdiri dari Kabid P2 dan Kasie P2 Dinas Kesehatan Kota Semarang, Staf P2 Dinas Kesehatan Kota Semarang, KPA Kota Semarang, LSM LSM Kalandara, LSM Griya Asa dan LSM Graha Mitra, KDS KDS Tugu, KDS Citarum, kepala puskesmas Puskesmas Halmahera, Puskesmas Poncol, Puskesmas Lebdosari, Puskesmas Bandarharjo dan Puskesmas Ngaliyan sakit CST RS Elizabeth, RS Tugurejo, RS Panti Wiloso, BKPM, RSUD Kota Semarang. Dari tiga prioritas masalah yang ada di Kota Semarang terkait dengan pelaksanaan LKB, yaitu 1 Koordinasi komponen LKB yang belum berjalan optimal, 2 61 Prosedur Pengobatan pada Layanan Komprehensif HIV-AIDS Berkesinambungan LKB di Kota Yogyakarta dan Kota Semarang layanan belum optimal karena pemahaman LKB dan kapasitas SDM LKB yang masih kurang dan 3 belum terdapat puskesmas rujukan inisiasi ARV, selanjutnya disikapi dengan pemberian intervensi yang diharapkan dapat meningkatkan layanan dan cakupan di fasyankes. Tidak jauh berbeda dengan disain intervensi yang diperuntukkan bagi Kota Yogyakarta, untuk Kota Semarang disain intervensinya sebagai berikut :

1. Rapat koordinasi rutin per bulan

Selama periode pelaksanaan intervensi ini, setidaknya dilakukan 3 kali rapat koordinasi dengan dukungan dana dari PKMK FK UGM dan KPA Kota Semarang. Dinas Kesehatan Kota Semarang, belum mempu untuk mengalokasikan sharing biaya pelaksanaan koordinasi, mengingat Dinas Kesehatan sudah tidak memiliki alokasi anggaran hingga akhir tahun 2014. Peserta pertemuan koordinasi ini dari Dinas Kesehatan Kota Semarang, KPA Kota Semarang, LSM, rumah sakit dan puskesmas. Pertemuan koordinasi pertama, dilaksanakan pada tanggal 11 September 2014 di Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk membahas mengenai penentuan mekanisme rujukan, mekanisme pinjam-meminjam sumber daya, dan identifikasi hambatan.

2. Peningkatan kapasitas SDM LKB

Sama halnya dengan kondisi di Kota Yogya, ternyata di Kota Semarang juga masih diperlukan peningkatan kapasitas bagi SDM pelaksana LKB. Materi yang perlu untuk disampaikan sebagai berikut: a Obat ARV dan IO b Efek samping ARV c Skrining cepat penentuan HIV d Penguatan peran kader, yang meliputi teknik komunikasi, trik-trik untuk kader di lapangan, misalnya caranya memobilisasi masyarakatODHA ke layanan e Gizi ODHA. Kegiatan peningkatan kapasitas ini diikuti oleh dokter, perawat atau konselor dan analis dari Puskesmas Lebdosari, Halmahera, Ngaliyan, Poncol dan Bandarharjo dan Rumah Sakit Tugu, RS Panti Wiloso, RS Elizabeth dan RSUD Kota Semarang. Selain itu juga perwakilan dari LSM Kalandara, Griya Asa dan Graha Mitra. Kelompok dukungan sebaya 62 Prosedur Pengobatan pada Layanan Komprehensif HIV-AIDS Berkesinambungan LKB di Kota Yogyakarta dan Kota Semarang terlibat pula sebagai peserta, meliputi KSD Dewi, KDS Tugu dan KDS Citarum. Narasumber dalam kegiatan peningkatan kapasitas ini, semuanya berasal dari Semarang, yaitu : Tabel 2: Daftar materi dan narasumber peningkatan kapasitas SDM LKB Materi Narasumber ARV dan IO 1. Dr. Niam RSUD Kota Semarang 2. Dr. Muklis Sukro RS Karyadi Konselor LKB Mastiko Puskesmas HalmaheraRS Karyadi Penguatan Peran Masyarakat sipil Yoyok Dian LSM Graha Mitra Jejaring HIV Sutini, SKM KPA Kota Sematang Gizi Mita LCC Poltekes Semarang Sosialisasi Rakor Dinkes Semarang

4.2.4. Pelaksanaan intervensi di Kota Semarang