Pembelajaran IPA di SD

15 e. Apabila tidak dapat menyelesaikan suatu soal, maka soal itu dianggap tidak penting. f. Pada masa ini 6-8 tahun anak menghendaki nilai raport yang baik, tanpa mengingat apakah prestasinya memang diberi nilai baik atau tidak. 2. Masa kelas-kelas akhir sekolah dasar, kira-kira umur 9 atau 10 sampai umur 12 atau 13 tahun. Beberapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai berikut. a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis. b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar. c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli yang mengikuti teori faktor ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor bakat-bakat khusus. d. Sampai kira-kira umur 11 tahun anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya. e. Pada masa ini, anak memandang nilai angka rapor sebagai ukuran yang tepat sebaik-baiknya mengenai prestasi sekolah. 16 f. Anak-anak pada usia ini gemar membentuk kelompok sebaya biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Dalam permainan itu, biasanya anak tidak lagi terikat kepada peraturan permainan yang tradisional yang sudah ada, mereka membuat peraturan sendiri. Pada masa sekolah dasar anak juga masih senang mengamati keadaan sekitar lingkungannya, Wiliam Stern dalam Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh 2005: 115 membagi-bagi pengamatan ke dalam 4 masa, yaitu: a. Masa mengenal nama benda: sampai 8 tahun. Pengamatannya masih bersifat global. Di samping gambar global yang samar-samar ia telah dapat membedakan benda tertentu, seperti manusia dan hewan. b. Masa mengenal perbuatan: 8-9 tahun. Anak telah memperlihatkan perbuatan manusia dan hewan. c. Masa mengenal hubungan: 9-10 tahun. Anak mulai mengenal hubungan antara waktu, tempat, dan sebab akibat. d. Masa mengenal sifat: 10 tahun ke atas. Anak mulai menganalisis anlyse- uraian pengamatannya sehingga ia mengenal sifat-sifat benda, manusia dan hewan. Terkait dengan sifat asli dari anak usia SD yang senang mengamati, Oswald Kroh mengemukakan bahwa mereka juga mempunyai daya fantasi. a. Sintesis Fantasi: 7-8 tahun. Pengamatan masih dipengaruhi fantasinya. Kenyataan dicampurbaurkan dengan fantasi. 17 b. Masa realisme naif: 8-10 tahun. Semua yang diamati diterima begitu saja tanpa ada kecaman atau kritik. Masa ini disebut juga “masa mengumpulkan ilmu pengetahuan”. c. Masa realisme kritis: 10-12 tahun. Anak mulai berpikir kritis, ia mulai mencapai tingkat berpikir abstrak. d. Masa subjektif: 12-14 tahun. Anak berrpaling kepada dunianya sendiri perhatiannya ditujukan kepada dirinya sendiri. Hidupnya mulai gelisah, ragu-ragu, tambah rasa malu, hidup perasaannya tidak harmonis Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, 2005: 115. Sifat anak SD pada kelas tinggi usia 9-12 tahun menurut Kardi dalam Wasty 2006 : 57 adalah sebagai berikut. a. Sifat fisik Anak usia ini senang dan sudah dapat mempergunakan alat-alat dan benda-benda kecil. Hal ini terjadi karena mereka telah menguasai benar koordinasi otot-otot halus. b. Sifat sosial Pada usia ini anak mulai dipengaruhi oleh tingkah laku kelompok, bahkan norma-norma yang dipakai di kelompok dapat menggantikan norma yang sebelumnya diperoleh dari guru atau orang tua, mulai terjadi persaingan antara kelompok laki-laki dan perempuan dan mempunyai idola. c. Sifat emosional Mulai timbul pertentangan antara norma kelompok dan orang dewasa. Dengan begitu, guru harus melibatkan siswa dalam pembelajaran.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Sikap Ilmiah Siswa Pada Materi Larutan Elektrolit Dan Nonelektrolit

0 5 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA DI KELAS V SD SWASTA MUHAMMADIYAH 01 PEMATANGSIANTAR.

0 3 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, SIKAP ILMIAH DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI SISTEM RESPIRASI DI SMA NEGERI 1 AIRBATU.

1 2 27

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PEMBELAJARAN IPA SD MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH.

0 1 36

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri Purworejo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Tahu

0 2 16

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS V SD Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas V SD Negeri Purworejo Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati Tahu

0 0 15

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP SIKAP ILMIAH SISWA KELAS V PADA MATA PELAJARAN IPA DI SDN TRIWIDADI.

0 1 293

PENGARUH MODEL PBL TERHADAP KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

0 0 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH PADA PEMBELAJARAN IPA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SD Negeri Mangkubumen Kidul No. 16 Surakarta Tahun Ajaran 20162017)

0 0 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SEMESTER I SD NEGERI 1 KEBANGGAN TAHUN AJARAN 20112012

0 0 18