Pertemuan Pertama 28 Maret 2016 Pertemuan Pertama

95 dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya. Pada tahapan akhir, guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam.

b. Pertemuan Kedua 14 April 2016

1 Kegiatan Pendahuluan Seperti pada pertemuan sebelumnya, pada awal kegiatan pembelajaran guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, yang kemudian dilanjutkan dengan pengecekan kehadiran siswa. Sebelum memasuki kegiatan inti pembelajaran, guru berusaha mengkondisikan siswa, baik secara fisik dan psikis, dengan tujuan agar para peserta didik siap untuk menerima pelajaran, melakukan apersepsi, bertanya seputar materi pembelajaran atau tugas yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya, mengaitkan topik pembelajaran dengan materi sebelumnya, serta menyampaikan tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan praktik membatik, guru mempersiapkan alat serta bahan yang dibutuhkan dalam kegiatan praktik membatik, seperti halnya mempersiapkan kompor dan wajan serta memanaskan lilin, sehingga pada saat kegiatan membatik dimulai peserta didik dapat langsung membuat karya batik. Hal ini dilakukan karena adanya keterbatasan waktu yang dialokasikan, yaitu 2 jam pelajaran untuk setiap pertemuan 2 x 40 menit. 2 Kegiatan Inti Setelah para peserta didik memahami materi mengenai batik, kegiatan selanjutnya yang dilakukan adalah kegiatan praktik. Kegiatan praktik membatik 96 meliputi kegiatan membentuk pola dan menjiplak motif batik yang telah ditentukan sebelumnya, yaitu motif batik Sasambo yang berasal dari Nusa Tenggara Barat. a Kegiatan Elaborasi Tahapan ini merupakan tahapan lanjutan setelah masing-masing peserta didik memilih beberapa motif batik Sasambo yang mereka sukai, untuk dijadikan patokan dalam menciptakan karya batik dengan penerapan motif batik Sasambo NTB. Guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk mengembangkan kreativitas serta berkreasi, sehingga motif yang telah ada dapat dikembangkan menjadi motif yang unik dan menarik. Selain itu, guru juga menyiapkan beberapa contoh pola motif batik Sasambo yang telah dibuat sebelumnya. Peserta didik diizinkan untuk menggunakan pola motif tersebut, dengan syarat peserta didik harus dapat mengembangkan ide dan kreatifitasnya, tidak hanya terpatok dengan pola yang telah ada. b Kegiatan Eksplorasi Setiap peserta didik menyiapkan masing-masing kain primisima dengan ukuran 50cm x 50cm. Sesuai dengan Kompetensi Dasar untuk materi Batik Nusantara pada semester genap Tahun Ajaran 2015 2016, tugas yang diberikan pada peserta didik adalah masing-masing membuat sebuah slayer dengan motif luar Yogyakarya, yaitu motif batik Sasambo NTB yang dilakukan secara mandiri. Selanjutnya, para peserta didik diberikan kebebasan untuk memilih motif batik Sasambo, untuk kemudian dijiplak ke atas kain primisima. Untuk kegiatan menjiplak, peserta didik menyiapkan kain primisima, penggaris, pensil dan 97 penghapus. Penggaris digunakan oleh peserta didik untuk membuat garis pinggir pada kain primisima agar terlihat lebih rapi. Kegiatan menjiplak yang dilakukan oleh peserta didik cukup lama,karena tidak semua peserta didik disiplin dalam mengerjakan tugas. Pola motif batik yang akan dijiplak diletakkan dibagian bawah kain, hal ini dilakukan untuk mempermudah peserta didik ketika menjiplak. Selama kegiatan menjiplak motif, guru berkeliling untuk memeriksa pekerjaan para peserta didik, membantu, serta mengarahkan para peserta didik yang mengalami kesulitan. Selain itu, guru juga memberikan pengarahan dan masukan apabila hasil pekerjaan para peserta didik kurang rapi. Gambar XXXVI: Kegiatan menjiplak pola ke atas kain Dokumentasi Nurul Wahdaniah April, 2016 Pada saat kegiatan membuat pola serta memindahkan pola ke atas kain, hampir seluruh peserta didik mengerjakan semua tugas dengan tepat waktu, meskipun terdapat pula beberapa peserta didik yang bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas yang telah diberikan. Selain itu, peserta didik juga tidak sungkan untuk bertanya atau sekadar meminta masukan kepada guru maupun teman ketika mengalami kesulitan. Hal tersebut dikarenakan adanya komunikasi 98 baik yang terjalin antara guru dan para peserta didik. Sebisa mungkin guru menjadi pendidik sekaligus teman bagi para peserta didik. Berdasarkan wawancara halaman 124 yang dilakukan dengan para peserta didik pada tanggal 28 Maret 2016, ketika menyampaikan materi di kelas, Ibu Suharyanti selaku guru pengampu Mata Pelajaran Seni Budaya dalam menyampaikan materi cukup menarik dan tidak membosankan, hal ini dikarenakan di dalam kegiatan pembelajaran terkadang diselingi dengan bercanda, namun tidak keluar dari materi pelajaran, sehingga para peserta didik tidak merasa bosan dan tetap fokus dengan materi pelajaran yang disampaikan. Selama kegiatan pembelajaran, guru selalu memberi arahan dengan tujuan agar kegiatan pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tidak jarang pula guru memberikan inspirasi, motivasi, bimbingan, serta masukan kepada para peserta didik, seperti halnya memberi masukan serta sharing berkonsultasi mengenai gambar motif yang dibuat oleh peserta didik. Guru memberikan ruang seluas-luasnya bagi para peserta didik untuk berekspresi dan berkreativitas dalam berkarya batik. Tidak lupa pula guru selalu menanamkan sikap disiplin, tepat waktu, bertanggungjawab, dan menghargai karya orang lain selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Guru selalu melihat setiap tahap perkembangan para peserta didik, yaitu dengan cara berkeliling untuk mengecek satu persatu pekerjaan peserta didik.