Metode Pembelajaran Persiapan Pembelajaran

85 Selanjutnya, guru menayangkan pula bentuk berbagai alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan membatik. Melalui tayangan tersebut, para peserta didik diharapkan lebih mengenal, menghargai, serta berpikir kritis dalam menyikapi beragam motif batik yang ada di Nusantara. Sebagai kelanjutannya, para peserta didik diharapkan mampu mengembangkan motif-motif tersebut menjadi karya baru yang disesuaikan dengan kreativitas masing-masing peserta didik. Pada kegiatan praktik, media yang digunakan adalah alat-alat dan bahan yang mendukung kegiatan praktik tersebut, dalam hal ini yaitu alat dan bahan membatik. Salah satu fasilitas untuk kegiatan membatik yang tersedia di sekolah adalah canting. Gambar XXVIII: Canting Dokumentasi Nurul Wahdaniah April, 2016 Canting merupakan alat yang digunakan untuk menggoreskan malam di atas kain. Canting terdiri atas tiga bagian, yaitu cucuk, nyamplung, dan pegangan. Cucuk dan nyamplung terbuat dari bahan tembaga, dikarenakan tembaga merupakan material yang baik sebagai penghantar panas. Cucuk berbentuk seperti mata pena, yang berfungsi sebagai ujung keluarnya cairan malam. Nyamplung 86 berfungsi sebagai tempat untuk memasukkan malam, sedangkan pegangan yang terbuat dari bambu berfungsi untuk memegang canting batik. Fasilitas lain yang digunakan di dalam proses membatik, yaitu kompor dan wajan. Wajan yang digunakan untuk memanaskan malam terbuat dari logam dan biasanya berukuran kecil. Pada SMP Negeri 4 Sleman, terdapat 12 set wajan dan kompor yang tersedia untuk kegiatan praktik membatik. Gambar XXIX: Wajan dan Kompor Dokumentasi Nurul Wahdaniah April, 2016 Kain merupakan media yang digunakan dalam kegiatan membatik. Kain yang yang biasa digunakan untuk kegiatan membatik di SMP Negeri 4 Sleman, yaitu kain jenis Primisima. Selain sifatnya yang halus serta mudah meresap, kain jenis ini lebih mudah diperoleh, sehingga tidak mempersulit para peserta didik. Di dalam kegiatan membatik dengan motif batik Sasambo, masing-masing peserta didik ditugaskan untuk mempersiapkan kain primisima dengan ukuran 50cm x 50cm untuk membuat sebuah slayer. 87 Gambar XXX: Kain Primisima Dokumentasi Nurul Wahdaniah April, 2016 Media pembelajaran praktik selanjutnya yang digunakan dalam kegiatan membatik adalah malam. Malam yang digunakan dalam kegiatan membatik terdiri atas 2 dua jenis, yaitu malam klowong yang digunakan untuk menutup bagian kain yang memiliki motif dan malam tembokan yang digunakan untuk menutup bagian kain yang ingin dipertahankan warnanya. Gambar XXXI: Malam Dokumentasi Nurul Wahdaniah April, 2016 Pada proses membatik, digunakan pula ember yang memiliki fungsi sebagai alat penampung air yang di gunakan untuk proses pewarnaan batik.