Uji Normalitas Uji Asumsi

Berdasarkan tabel 17 dapat dilihat bahwa hasil Korelasi Spearman’s rho menunjukkan bahwa variabel pembelian impulsif secara online berkorelasi secara positif, lemah, dan signifikan dengan persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online N = 262, r = 0,351, p = 0,000 0,01. Hal ini menunjukkan semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif secara online maka semakin tinggi persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online, sebaliknya semakin rendah kecenderungan pembelian impulsif secara online maka semakin rendah persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online.

E. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecenderungan pembelian impulsif secara online dan persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online pada dewasa awal. Berdasarkan hasil analisis menggunakan teknik Korelasi Spearman’s rho diperoleh korelasi sebesar 0,351 dengan nilai signifikansi 0,000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif, rendah, dan signifikan antara kecenderungan pembelian impulsif secara online dan persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online r = 0,351, p = 0,000 0,01. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kecenderungan pembelian impulsif secara online maka semakin tinggi persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online, sebaliknya semakin rendah kecenderungan pembelian impulsif secara online maka semakin rendah persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tingkat korelasi yang rendah r = 0,351 menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang rendah antara persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online dan kecenderungan pembelian impulsif secara online. Hal ini menunjukkan bahwa dewasa awal yang memiliki persepsi tampilan visual yang tinggi akan menyebabkan kecenderungan untuk melakukan pembelian produk secara online dengan membuat keputusan untuk membeli dengan cepat dan segera. Hal ini selaras dengan pernyataan Dholakia dalam Dawson Kim, 2009 bahwa konsumen mengalami dorongan untuk membeli secara impulsif ketika secara visual konsumen dihadapkan pada tampilan visual yang ada di situs web atau aplikasi belanja. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian memiliki pembelian impulsif yang relatif tinggi. Hal ini dapat dilihat dari nilai mean empiris yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean teoritik 33,83 30. Selain itu, hasil kategori skor pembelian impulsif secara online menunjukkan bahwa 48,09 subjek termasuk dalam kategori skor pembelian impulsif secara online sedang, 45,42 subjek termasuk dalam kategori skor kecenderungan pembelian impulsif secara online tinggi, dan 6,49 termasuk dalam kategori kecenderungan pembelian impulsif secara online rendah. Kecenderungan pembelian impulsif secara online yang tinggi diakibatkan oleh persepsi tampilan visual yang dimiliki oleh konsumen terhadap aplikasi belanja online tergolong tinggi. Kecenderungan pembelian impulsif secara online yang tinggi menunjukkan bahwa konsumen melakukan pembelian tanpa pertimbangan yang matang sehingga konsumen cenderung untuk mengabaikan konsekuensi negatif dari keputusan yang diambil untuk melakukan kegiatan pembelian. Hal ini selaras dengan karakteristik kecenderungan pembelian impulsif secara online yang didasari dengan spontanitas, kurangnya perencanaan dan pertimbangan dengan tidak mempedulikan akibat yang ditimbulkan Verplanken dan Herabadi, 2009. Penelitian juga menunjukkan bahwa subjek dalam penelitian memiliki persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online yang tinggi. Hal ini dapat dilihat nilai mean empiris yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai mean teoritik 27,37 20. Selain itu, hasil kategori skor persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online menunjukkan bahwa 87,79 subjek termasuk dalam kategori skor persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online tinggi dan 12,21 subjek termasuk dalam kategori skor persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online sedang. Persepsi tampilan visual pada aplikasi belanja online yang tinggi menunjukkan bahwa konsumen memiliki pengalaman yang optimal untuk membentuk kesan citra visual.