Pengertian Keaktifan Belajar Keaktifan Belajar

8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Keaktifan Belajar

1. Pengertian Keaktifan Belajar

Belajar dapat dikatakan suatu aktifitas, sebab merupakan suatu usaha untuk mendapat pengetahuan. Belajar efektif jika siswa aktif dari fisik, intelektual, dan emosional. Seperti pernyataan Sardiman 2007: 21 yang menyatakan belajar merupakan rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Kegiatan belajar berarti seluruh anggota badan baik fisik maupun rohani melakukan aktivitas belajar. Belajar tidak terbatas pada pengetahuan saja, tetapi suatu bentuk kegitan yang juga berpengaruh terhadap perilaku, dan perasaan. Jadi, dampak dari adanya kegiatan belajar ialah adanya perubahan terhadap tingkah laku. Belajar menuntut adanya kegiatan seluruh anggota badan dan jiwa, tanpa keduanya proses belajar tidak akan maksimal. Oleh karena itu, diperlukan latihan-latihan selama proses belajar tersebut. Latihan-latihan yang dimaksudkan dalam belajar tidak hanya mendengar atau memperhatikan saja, tetapi seluruh kegiatan fisik maupun mental. Kegiatan fisik, misalnya membaca, menulis, mencoba, mendengar, menemukan fakta atau konsep, dan sebagainya. Kegiatan mental berupa seluruh jiwanya difokuskan untuk belajar seperti, menganalisis, mencari solusi pemecahan suatu masalah, memprediksi, menyimpulkan, dan sebagainya. Belajar diartikan oleh Djamarah 2002: 13 ialah sebagai serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil 9 dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Jika seseorang ingin mendapatkan berbagai kecakapan tersebut tentunya diperlukan suatu usaha-usaha dalam bentuk kegiatan atau disebut dengan aktivitas belajar. Aktivitas belajar tentunya seperti halnya mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan. Seseorang dikatakan belajar dapat dilihat dari perubahan yang terjadi setelah memperoleh pengetahuan tentunya perubahan dalam hal pengetahuan atau pemikiran, sikap, dan perilaku. Bagaimana seseorang tersebut dapat mengaplikasikan pengetahuan yang didapat terhadap suatu situasi baru. Pernyataan lain tentang belajar dinyatakan oleh Purwanto 2010: 38 yaitu sebuah proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya. Proses tersebut berupa suatu kegiatan yang mengharuskan adanya proses interaksi antara individu dan lingkungannya. Proses interaksi tersebut diharapkan adanya perubahan terhadap individu tersebut. Berarti belajar perlu adanya sautu usaha yang dilakukan untuk adanya suatu perubahan. Berdasarkan pemaparan beberapa pendapat tentang pengertian belajar dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas dalam bentuk kegiatan, baik fisik maupun mental untuk memperoleh berbagai kecakapan seperti pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Belajar dapat dilihat dari dampaknya seseorang yang melakukan aktivitas belajar tersebut yaitu adanya perubahan. Jadi seseorang dikatakan belajar jika ada perubahan terhadap diri individu tersebut, dari sebelumnya belum mengetahui menjadi mengetahui. 10 Penjelasan sebelumnya mengartikan bahwa belajar merupakan sebuah aktivitas untuk menemukan pengetahuan baru. Dikatakan belajar jika adanya keaktifan dari si pembelajar. Keaktifan terdiri dari kata dasar aktif yang menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia aktif berarti giat bekerja, berusaha, sedangakan keaktifan berarti kegiatan; kesibukan. Dapat diketahui berdasarkan penjelasan tersebut keaktifan merupakan suatu usaha yang dilakukan seseorang dalam bentuk kegiatan. Hal yang sama ditambahkan oleh Sadulloh, dkk 2010: 147 tentang aktif yang berarti giat, baik itu giat secara lahiriah atau giat dalam arti batinnya atau rohaniahnya. Kegiatan yang dilakukan tidak terbatas pada kegiatan fisik saja tetapi rohaninya juga ikut aktif. Ketika melakukan suatu kegiatan apapun itu rohaninya juga ikut aktif yang berarti ikut berfokus pada kegaitan yang dilakukan. Merujuk dari beberapa pendapat tentang keaktifan dapat diperoleh kesimpulan bahwa keaktifan merupakan suatu usaha yang dilakukan dalam bentuk kegiatan baik fisik maupun lahiriyah. Bertujuan untuk melakukan sesuatu hal yang diingikan, atau untuk memperoleh sesuatu. Kegiatan fisik berarti melakukan suatu perbuatan, dan kegiatan lahiriyah ialah baik jiwa dan pikirannya berfokus terhadap sesuatu yang sedang dilakukan. Lebih lanjut mengenai pengertian keaktifan dalam belajar dipaparkan oleh Hasibuan dan Moedjiono 2006: 7 dimana bentuknya beraneka ragam seperti mendengarkan ceramah, mendiskusikan, membuat sesuatu, menulis, memecahkan suatu masalah, menyatakan gagasan dengan bahasa sendiri, dan sebagainya. Siswa dituntut untuk melakukan kegiatan secara langsung, serta 11 mental dan emosinya turut berpusat pada proses belajar. Belajar tidak hanya mengembangkan pengetahuan saja, melainkan sikap dan keterampilan juga harus ada perubahan. Perubahan yang mengarah kepada hal baik setelah memperoleh pengalaman belajar tersebut. Bagaimana aktivitas siswa selama proses pembelajaran seperti halnya aktivitas mental seperti memperhatikan penjelasan guru, bersikap terhadap antar siswa maupun guru seperti halnya menghargai ketika siswa lainnya berpendapat. Dimyati dan Mudjiono 2006: 45 menjelaskan lagi bahwa keaktifan belajar berarti anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Siswa tidak hanya menerima apa saja yang diberikan oleh guru. Jadi sebagai pendidik harus merencanakan sebaik mungkin proses pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara langsung untuk melakukan sendiri belajarnya. Aunurrahman 2010: 119 menambahkan keaktifan belajar ditandai oleh adanya keterlibatan secara optimal, baik intelektual, emosional, dan fisik jika dibutuhkan. Ketika seluruh jiwa dan raga siswa terfokus pada proses pembelajaran, pengetahuan yang akan disampaikan mudah diterima. Dengan demikian pembelajaran akan berjalan lancar, serta kualitas belajar akan baik. Penjelasan lain mengenai keaktifan belajar siswa dinyatakan oleh Slameto 2003: 36 bahwa keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran yaitu seperti siswa menemukan sendiri pengetahuan yang akan dipelajari, mengolah dan menyampaikan pengetahuan yang didapat dengan bahasa sendiri, serta bertanya, mengajukan pendapat, berdiskusi, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, 12 dll. Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa dituntut lebih aktif dalam menemukan sendiri informasi yang dibutuhkan. Siswa melakukan kegiatan fisik dan mental selama proses pembelajaran berlangsung. Sehingga guru hanya berperan sebagai fasilitator. Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan keaktifan merupakan segala bentuk kegiatan fisik dan mental seperti mencari, menemukan, dan mengolah informasi yang telah diperoleh. Dalam pembelajaran maka keaktifan belajar merupakan segala kegiatan fisik, mental, dan emosional siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran. Dengan mengalami sendiri untuk menemukan masalah dan memecahkannya akan memberikan pesan yang bermakna. Pesan yang bermakna tersebut seterusnya akan melekat pada diri siswa. Siswa tidak akan mudah lupa ketika mengalami sendiri proses belajar tersebut.

2. Kriteria Keaktifan Belajar

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penggunaan Media Grafis (Gambar) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan agama islam (Quasi eksperimen di SMP PGRI 1 Ciputat)

2 43 140

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI KELAS V SD NEGERI 101768 TEMBUNG T.A 2013 / 2014.

0 1 24

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA KOMIK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS 5 Efektivitas Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas 5 Sd Negeri 1 Kayen Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 2 16

PENDAHULUAN Efektivitas Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas 5 Sd Negeri 1 Kayen Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 1 8

EFEKTIVBEL Efektivitas Penggunaan Media Komik Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas 5 Sd Negeri 1 Kayen Tahun Pelajaran 2013-2014.

0 1 11

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 BAHOROK.

0 5 22

MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MELALUI METODE GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWER KELAS IV SD NEGERI DAWUNG 2 KECAMATA

0 0 14

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN SOSIOLOGI.

0 0 43

PENGGUNAAN MEDIA MONOPOLI UNTUK MENIGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS KELAS V SD NEGERI GUNUNGSARI

0 0 25

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR RANAH AFEKTIF MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI SISWA SLOW LEARNER KELAS V DI SD NEGERI WIROPATEN SURAKARTA.

0 0 18