48 Tabel.1 Materi
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator 4.
Menghargai keputusan
bersama. 4.2
Mematuhi keputusan
bersama 4.2.1
Membaca teks deskripsi pelaksanaan
keputusan bersama
4.2.2 Membuat
bagan pelaksanaan
keputusan bersama
4.2.3 Mendiskusikan
pelaksanaan keputusan
bersama Berdasarkan tabel di atas, materi tentang pelaksanaan keputusan bersama
dapat disampaikan menggunakan media grafis jenis bagan. Pelaksanaan keputusan bersama dapat diklasifikasikan ke dalam sikap, manfaat pelaksanaan keputusan
bersama, dan akibat tidak mematuhi keputusan bersama. Setiap pengklasifikasian tersebut harus disertakan contohnya. Pembuatan bagan tersebut dilakukan oleh
siswa dengan bimbingan guru.
F. Karakteristik Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Masa usia SD sebagai masa kanak-kanak akhir yang berlangsung dari usia 6 tahun sampai 11 atau 12 tahun. Siswa SD pada tahap usia ini memiliki
karakteristik utama yaitu adanya perbedaan-perbedaan individual dan personal dalam banyak segi dan bidang diantaranya perbedaan dalam kemampuan kognitif
dan bahasa, serta perkembangan kepribadian dan perkembangan fisik. Perbedaan tersebut menjadi suatu pertimbangan guru dalam merencanakan pembelajaran
mencakup seluruh karakteristik siswa yang berbeda-beda. Izzaty, dkk. 2008: 116, juga menyebutkan ciri-ciri khas siswa masa kelas
tinggi Sekolah Dasar yaitu kelas IV, V, VI yang berusia 9-12 tahun adalah: 1.
perhatiannya tertuju kepada kehidupan praktis sehari-hari.
49 2.
ingin tahu, ingin belajar, dan realistis. 3.
timbul minat kepada pelajaran-pelajaran khusus. 4.
anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di sekolah
5. anak-anak suka membentuk kelompok sebaya atau peergroup untuk
bermain bersama, mereka membuat peraturan sendiri dalam kelompoknya
Berdasarkan penjelasan tersebut diketahui bahwa siswa kelas V mempunyai ciri cara berpikir siswa yang konkret, keingintahuan yang besar untuk
mempelajari hal baru yang ditemui. Selain itu masih memandang nilai adalah satu-satunya yang harus dicapai dalam belajar, serta siswa senang berkelompok
sendiri-sendiri dalam hal bermain maupun belajar. Siswa cenderung menyukai pelajaran tertentu, yang membuat tertarik saja.
Hal lain ditambahkan oleh Marsh dalam Izzaty, dkk. 2008: 116 tentang strategi guru yang dapat digunakan dalam pembelajaran pada anak kelas tinggi
yaitu: 1.
menggunakan bahan-bahan yang konkret, misalnya barangbenda
konkret 2.
gunakan alat visual, misalnya OHP, transparan 3.
gunakan contoh-contoh yang sudah akrab dengan anak dari hal yang bersifat sederhana ke yang bersifat kompleks
4. menjamin penyajian
yang singkat dan terorganisasi dengan baik, misalnya menggunakan angka-angka kecil dan butir-butir kunci
5. berilah
latihan nyata dalam menganalisis masalah atau kegiatan, misalnya menggunakan teka-teki, dan curah pendapat.
Siswa akan cenderung tertarik dengan hal yang konkret, menarik, dan sesuatu hal yang sudah akrab dengan dirinya. Disarankan lagi hendaknya menggunakan
alat visual dimana sesuai dengan penelitian ini yaitu menggunakan media grafis atau disebut juga sebagai media visual. Diharapakan media pembelajaran jenis
grafis ini benar-benar sesuai dengan kararkteristik siswa kelas V.
50 Piaget dalam Dalyono, 2009: 40 juga menjelaskan perkembangan kognitif
terjadi dalam empat tahapan sebagai berikut. 1.
Tahap sensorimotor 0-2 tahun Bayi membangun pemahaman lingkungan sekitar dengan mengandalkan
inderanya untuk menangkap objek yang ada ditemui. Namun, pada umur ini belum memiliki konsep yang tetap.
2. Tahap pra-operasional 2-7 tahun
Pada tahap ini anak sudah mengalami pertumbuhan kognitif namjun masih terbatas pada hal yang dijumpai saja. Menjelang usia 2 tahun akhir atau awal 3
tahun anak sudah dapat menangkap simbol maupun nama. Jadi anak sudah mulai mempresentasikan apa yang ditemui di lingkungan sekitar dengan kata
maupun gambar. 3.
Tahap Operasional Konkret usia 7-11 tahun Anak sudah dapat mengartikan simbol-simbol matematika namun belum dapat
menghadapi hal abstrak. 4.
Tahap Operasional Formal usia 11-15 tahun Individu sudah mulai memikirkan pengalaman konkret menjadi secara lebih
abstrak dan pada bentuk yang lebih kompleks. Jadi karekteristik siswa kelas V sekolah dasar berada tahap operasional
konkret, berdasararkan rata-rata umur siswa diantara 10-11 tahun. Pada tahap ini, siswa berpikir atas dasar pengalaman yang konkret atau nyata yang pernah dilihat
dan dialami. Siswa belum bisa berpikir secara abstrak. Siswa pada tahap ini juga mempunyai keingintahuan yang tinggi mengenai sesuatu hal yang baru, berwujud
51 konkret, dan senang belajar, tetapi masih membutuhkan bimbingan dari orang
yang dewasa terutama guru. Selain itu siswa sudah dapat mengartikan simbol- simbol.
Berdasarkan pemaparan beberapa pendapat mengenai karakteristik siswa sebelumnya dapat diketahui jika media grafis ini sesuai dengan karakteristik
siswa kelas atas yaitu kelas IV, V, dan VI. Pada tahap ini anak tertarik dengan hal- hal yang konkret, rasa ingin tahunya besar, serta disarankan pengunaan alat-alat
visual. Dengan demikian media grafis ini tepat digunakan pada kelas V dimana karakteristikik dari media visual sesuai dengan karakteristik siswa kelas V yaitu
media grafis terdapat simbol-simbol yang divisualkan. Hal tersebut disimpulkan karena adanya kesesuaian karakteristik siswa kelas
V dengan karakteristik media grafis itu sendiri. Diharapkan ketepatan dalam penggunaan media pembelajaran dengan karakteristik siswa, dapat membantu
siswa untuk memahami pembelajaran serta dapat melibatkan siswa selama proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran tentunya akan memberikan
kesempatan siswa untuk menjadi lebih aktif selama proses belajar, dengan melibatkan siswa dalam penggunaan media pemebelajaran itu sendiri. Maka
tujuan dari penggunaan media tersebut tepat. Tujuan dari penyelenggaraan proses belajar juga tercapai. Selain itu peran guru dalam mengetahui karakteristik dari
siswa sangatlah penting.
G. Kerangka Pikir