31 wawancara, dan dokumentasi. Analisis data menggunakan deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui metode jarimatika mampu meningkatkan kemampuan berhitung permulaan anak. Peningkatan dapat dilihat
pada hasil penelitian pratindakan dengan rata-rata persentase 34,38, setelah dilakukan tindakan pada Siklus I dengan rata-rata persentase 66,25 dan siklus II
dengan persentase rata-rata 84,38, dan sudah memenuhi kriteria keberhasilan indikator yang telah ditetapkan sebesar 80. Jadi dapat disimpulkan bahwa
metode jaritmtika dapat meningkat kemampuan berhitung permulan pada anak Kelompok A di TK Tunas Harapan II Magelang.
Berdasarkan penelitian yang kedua yaitu tentang Meningkatkan Kemampuan Berhitung Permulaan dengan Metode Jaritmatika pada anak
Kelompok A TK Tunas Harapan II Magelang, terdapat kesamaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Kesamaan tersebut adalah variabel
terikatnya adalah kemampuan berhitung permulaan dengan indikator yang difokuskan pada kegiatan membilang dan mengetahui hasil penjumlahan atau
pengurangan bilangan 1-10 sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan ini kemampuan berhitung permulaan yang difokuskan adalah pada kemampuan
mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan. Variabel bebas dalam penelitian kedua ini adalah metode jaritmatika sedangkan dalam penelitian yang
akan dilakukan ini variabel bebasnya adalah media papan flanel.
C. Kerangka Pikir
Berhitung permulaan merupakan kemampuan dasar anak yang berkaitan dengan kemampuan matematika, seperti menghitung benda, mengenal konsep
32 bilangan dan lambang bilangan, hingga meningkat ke tahap pengertian jumlah
seperti penjumlahan dan pengurangan yang dimulai dari hal-hal yang sederhana melalui lingkungan terdekatnya hingga sampai ke tahapan yang lebih kompleks
seiring dengan tahap perkembangan anak. Berdasarkan Permendiknas No 137 Tahun 2014 tingkat pencapaian perkembangan yang perlu dicapai anak dalam
kemampuan berhitung awal pada usia 4-5 tahun terutama pada kaitannya dengan kemampuan mengenal konsep bilangan dan mengenal lambang bilangan, meliputi
mengenal konsep bilangan 1-10 dan mengenal lambang bilangan 1-10. Namun fakta dilapangan menunjukan bahwa kemampuan berhitung permulaan pada anak
Kelompok A belum mencapai tingkat pencapaian yang seharusnya, anak masih
kesulitan dalam mengenal konsep bilangan dan lambang bilangan 1-10.
Menurut tahap perkembangan kognitif Jean Piaget Suciningsih, 2012: 195 anak usia taman kanak-kanak berada pada tahap pra-operasional. Pembelajaran
yang diberikan pada anak perlu didesain dengan benda-benda ataupun metode yang kontekstual, konkret, langsung serta dapat merangsang kemampuan anak
untuk membangun kemampuan mereka sendiri. Sejalan dengan hal tersebut, menurut Ibrahim dan Syaodih 2003: 118 penggunaan benda konkret dapat
memberikan kesempatan kepada anak untuk mengalami situasi yang nyata dan melatih menggunakan alat inderanya sebanyak mungkin. Jadi, pada usia ini
penggunaan benda konkret sangat membantu anak untuk memahami suatu pembelajaran.
Pembelajaran berhitung pada penelitian ini menggunakan media papan flanel. Media papan flanel dipilih karena melalui media ini anak dapat belajar
33 berhitung dengan bantuan gambar benda yang ditempel pada papan tersebut.
Anak dapat melihat, meraba dan menghitung secara langsung benda atau gambar yang ditempelkan pada media tersebut. Selain itu, media papan flanel dapat
didesain secara warna-warni sehingga menarik perhatian anak. Gambar pada papan flanel yang dapat dilepas dan dipasang kembali dapat digunakan untuk
bermain sambil belajar. Hal ini sejalan dengan pendapat Sujiono 2011: 87 bahwa pembelajaran anak usia dini menganut pendekatan bermain sambil belajar
atau belajar sambil bermain. Selain memberikan keuntungan bagi siswa, media papan flanel juga
memiliki keuntungan bagi guru. Media ini dapat dibuat sendiri oleh guru sehingga bentuk gambar yang dibuat dapat disesuaikan dengan tema pembelajaran pada
hari tersebut dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan siswa. Media ini juga dapat digunakan berkali-kali sehingga guru dapat menghemat waktu dan tenaga.
Melalui media ini, guru juga akan lebih mudah dalam menyampaikan materi karena ada benda nyata yang dapat diperlihatkan kepada anak. Hal ini sesuai
dengan pendapat Suyanto 2005: 8 bahwa guru TK hendaknya menggunakan berbagai benda nyata dalam proses pembelajaran pada anak. Berbagai benda nyata
tersebut dapat berupa benda-benda dari alam, alat permainan dan lain sebagainya. Berdasarkan uraian di atas, peneliti bermaksud untuk melakukan suatu
upaya meningkatkan kemampuan behitung permulaan 1-10 melalui media papan flanel pada Kelompok A di TK PKK 106 Merten. Melalui media tersebut, anak
dapat belajar menghitung gambar dan mengenal angka-angka yang ditempelkan pada papan flanel sehingga diharapkan kemampuan berhitung permulan anak
34 dapat meningkat sesuai standar tingkat pencapaian perkembangan anak. Skema
kerja dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar. 1 Skema Kerja Penelitin
D. Hipotesis Penelitian