sejumlah kepala-kepala bagian yang saling membantu dan bekerjasama dengan baik.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Sejauhmanakah pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan
kerja pada pegawai PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan di Jalan Gatot Subroto?”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang tealah dikemukankan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
“Sejauhmanakah pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada pegawai PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan di Jalan
Gatot Subroto?”.
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak dapat mengaburkan penelitian. Maka peneliti
membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun itu yaitu: 1.
Penelitian ini bersifat koresional, yaitu menganalisis pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pegawai.
2. Objek penelitian ini adalah pegawai PT. Jasa Raharja Persero cabang
Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Iklim komunikasi organisasi yang dimaksud adalah kepercayaan baik dari
atasan-bawahan, bawahan-atasan, keterlibatan dalam pembuatan keputusan bersama, dukungan dari karyawan dan organisasi, keterbukaan
informasi dan perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi. 4.
Kepuasan kerja yang dimaksud adalah kepuasan kerja terhadap sistem promosi yang diberikan perusahaan, hubungan dengan rekan kerja, gaji
dan kondisi lingkungan kerja.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pegawai di PT. Jasa
Raharja Persero cabang Medan.
1.4.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1.
Secara akademis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperkaya sumber bacaan, referensi serta bahan penelitian di
lingkungan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
khususnya berkaitan dengan kajian studi Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai kajian iklim komunikasi organisasi.
3. Secara praktis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan, wawasan bagi peneliti serta menjadi masukan bagi PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan.
1.5 Kerangka Teori
Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau meyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka
teori yang memuat poko pikiran yang menggambarkan dari mana sudut mana akan disoroti Nawawi, 2001:39.
Menurut Kerlinger teori merupakan sekumpulan konstruk konsep yang saling terkait menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena
dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan fenomena Rakhmat, 2004:6. Teori ini berfungsi
untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan pandangan terhadap suatu permasalahan.
1.5.1 Teori S-O-R
Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan adalah teori S-O- R Stimulus-Organism-Response. Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku
sosial dapat dimengerti melalui suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy 2003:254 efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang
merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan
reaksi komunikan. Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu.
Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang erat antara pesa-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses
perubahan sikap, maka sikap komunikan hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya melebihi apa yang pernah dialaminya.
Prof. Dr. Mar’at Effendy, 2003:255 dalam bukunya “Sikap manusia, Prubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly
yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting yaitu:
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 1 Model S-O-R
Sumber: Effendy, 2003:255 Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan
perilaku tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi sources misalnya
kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menetukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat.
Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang lebih efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang
dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen koginsi itu merupakan dasar untuk memahamai
dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Kesimbangan inilah yang merupakan sistem dalam menentukan arah dan tingkah
Stimulus Organism
Perhatian
Pengertian
penerimaan
Respons
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
laku seseorang. Dalam penetuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamikan tingkah laku disebabkan pengaruh
internal dan eksternal. Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini dapat menjadi stimulus dan
memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu tambahan
stimulus penguatan agar penerima berita mau mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman.
Dengan cara demikian ini penerima informasi akan mempersepsikan sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hak ini dilakukan
atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya ini
perlu cara penyampaian yang efektif dan efisien. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan
inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap.
Bila dikaitkan dengan penelitian ini, sejauhmanakah iklim komunikasi organisasi tehadap tingkat kepuasan kerja pada pegawai PT. Jasa Raharja Pesero
cabang Medan, ada tiga variabel penting dalam menelaah sikap yang dirumuskan dalam teori S-O-R yakni:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Stimulus : Iklim Komunikasi Organisasi
Organism : Pegawai PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan
Response : Kepuasa kerja pegawai PT. Jasa Raharja Persero cabang
Medan
1.5.2 Teori Dua-Faktor
Penggagas teori ini adalah Frederick Herzberg. Prinsip teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang bebeda.
Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Herzberg membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok
yaitu kelompok satisfiers dan kelompok dissatisfiers. Satisfiers atau motivator adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikan sebagai sumber kepuasan kerja
yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi. Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi
sangat tidak puas , tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Dissatisfiers adalah faktor-faktor yang
terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, terdiri dari gaji, insentif,pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerjadan status. Keberadaan kondisi-kondisi ini tidak
selalu menimbulkan kepuasan bagi pegawai, tetapi ketidakberadaannya dapat menyebabkan ketidakpuasan bagi pegawai.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.5.3 Kepuasaan Kerja
Kepuasan kerja job satisfaction adalah nilai emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan
perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan Martoyo, 2000:142.
Menurut Wikipedia, ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja http:id.wikipedia.orgwikiKepuasan_Kerja diakses pada tanggal 03 maret
2012. Antara lain: 1.
Pekerjaan itu sendiri Work It self,Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar
tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau
mengurangi kepuasan kerja. 2.
AtasanSupervision, atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur
ayahibuteman dan sekaligus atasannya. 3.
Teman sekerja Workers, Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik
yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya. 4.
PromosiPromotion,Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama
bekerja.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5. GajiUpahPay, Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai
yang dianggap layak atau tidak.
1.5.4 Human Relation
Suatu organisasi tidak lepas kaitannya dengan hubungan manusiawi human relation, dimana hubungan manusiawi tidak lepas dengan aspek-aspek
pendekatan komunikasi melalui teknik-teknik komunikasi dengan orang lain, antara pimpinan dalam mendekatkan diri dengan bawahan begitu pun sebaliknya
dengan tujuan menciptakan suasana yang harmonis di perusahaan. Haloran mengatakan bahwa studi Human Relations adalah studi tentang
interaksi antarmanusia dalam organisasi, untuk mencegah, mengurangi terjadinya konflik dalam lingkungan kerja. Kunci sukses dalam bisnis adalah memuaskan
kebutuhan perusahaan dan kebutuhan personal. Dengan asumsi bahwa kalau manajer dan pekerjanya mempunyai pandangan dan melaksanakan secara baik
human relation maka kebutuhan psikologis, sosiologis dan ekonomi mereka di lingkungan kerja itu terpenuhi. Oleh karena itu studi human relation dalam bisnis
maupun industri merupakan studi bagaimana orang dapat bekerja secara efektif dalam kelompok untuk memuaskan: tujuan organisasional dan tujuan personal
Liliweri, 2004:239. R.F. Maier mengatakan hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk
menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia Effendy, 2003:141.
Dalam kegiatan hubungan manusiawi terdapat dua jenis konseling, bergantung
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pada pendekatan yang dilakukan. Kedua jenis konseling tersebut ialah directive counseling, yakni konseling langsung terarah dan non-directive counseling yaitu
konseling langsung yang tidak terarah. Peneliti juga menambahkan beberapa teori dasar dalam komunikasi dan
komunikasi organisasi.
1.5.5 Komunikasi
Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai kemampuan untuk melakukan interaksi yang telah menyebabkannya berbeda dengan makhluk
lainnya. Dalam prosesnya, terjadinya pertukaran informasi dan adanya saling ketergantungan. Sementara penyampaiannya dilakukan secara langsung maupun
media. Kata komunikasi atau commuication dalam bahas inggris berasal dari
bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico, communication atau communicare yang berarti “membuat sama”. Istilah pertama communis adalah
istilah yang paling sering dipakai sebagai asal-usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata lain yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu
pikiran, suatu makna atau suatu pesan yang dianut secara sama Mulyana, 2005:41.
Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mencapai suatu tujuan komunikasi yang dapat dilihat dari berbagai kegiatan. Tujuan komunikasi itu
adalah untuk perubahan sikap attitude change, perubahan pendapat opinion
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
change, perubahan perilaku behavior change , perubahan sosial social change Bungin, 2006:26.
1.5.6 Komunikasi Organisasi
Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang
termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari
atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang
sama leveltingkatnya dalam organisasi, keterampilan dalam berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program
Muhammad, 2009:65. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi didalam organisasi itu sendiri
dan bersifat orientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan lainnya. Misalnya: memo,
kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada
organisasi, tetapi lebih individual. Setiap organisasi memerlukan koordinasi masing-masing bagian agar
memudahkan pembagian kerja. Dalam sebuah teori tentang komunikasi organisasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dikemukakan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan secara efektif, untuk bersikap jujur kepada organisasi,
untuk meraih semnagt dalam organisasi, untuk melaksanakan tugas secara kreatif dan untuk menawarkan gagasan-gagasan yan inovatif bagi penyempurnaan
organisasinya adalah dipengaruhi oleh komunikasi. Dapat dikatakan komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan
saling bertukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling ketergantungan satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu
berubah-ubah. Defenisi ini mengandung tujuh kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling ketergantungan, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Suatu organisasi
terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Sebagai salah satu
bidang komunikasi, komunikasi organisasi memiliki komponen utama, yakni kepuasan organisasi, iklim organisasi, kualitas media, kemudahan memanfaatkan
komunikasi, penyebaran informasi, muatan informasi, kemurnian pesan dan budaya organisasi Umar, 2002:66.
1.5.7 Arus informasi dalam organisasi
Arusjaringan komunikasi terbagi atas jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informaal. Jaringan komunikasi formal lebih mengaraj
kepada runag lingkup pekerjaan mulai dari seseorang yang memiliki otoritas yang tinggi kepada orang yang otoritas yang lebih rendah – komunikasi ke bawah
atasan kepada bawahan, informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi – komunikasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ke atas bawaham-atasan dan informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya – komunikasi horizontal. Jaringan
komunikasi informal mengarah pada hubungan individu secara pribadi di luar dari hubungan dalam organisasi dan pekerjaan. Dalam hubungan informal bersifat
tidak memperlihatkan adanya status jabatan antara atasan-bawahan dan sebaliknya. Jaringan informal ini biasanya menciptakan suatu hubungan yang
akrab anatar individu yang berkomunikasi.
1.5.8 Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan kerja yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota-anggota organisasi
bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberikan mereka
tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh
perhatian serta memperoleh infomasi yang dapat dipercaya dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada anggota organisasi
sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi dan menaruh perhatian pada pekerjaan
yang bermutu tinggi dan memberikan tantangan Pace, 2005:154. Secara lebih ringkas iklim komunikasi organisasi adalah persepsi
mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka terhadap, menaruh perhatian kepada, dan secara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang baik.
Gerald M. Goldhaber dalam buku Organizional Communication menyatakan iklim komunikasi organisasi terdiri dari lima faktor. Pertama,
dukungan. karyawan memandang hubungan komunikasi dengan atasan dapat membangun dan meningkatkan kesadaran diri tentang makna dan kepentingan
perannya. Kedua, kesertaan dalam proses keputusan. Kesadaran bahwa komunikasi dengan atasan mempunyai manfaat dan pengaruh didengarkan dan
digunakan. Ketiga, kejujuran, percaya diri dan keandalan. Sumber pesanperistiwa-peristiwa komunikasi dianggap dapat dipercaya. Keempat,
terbuka dan tulus. Dalam komunikasi formal maupun informal terdapat keterbukaan dan ketulusan dalam berkata dan mendengar. Kelima, tujuan kinerja
yang tinggi. Tingkat kejelasan uraian dan penjelasan tentang tujuan-tujuan kinerja sebagaimana dirasakan oleh para karyawan Kriyantono, 2008:122.
Berdasarkan tinjauan teori diatas, maka indikator iklim komunikasi organisasi adalah:
1. Kepercayaan
2. Pembuatan keputusan bersama
3. Dukungan
4. Keterbukaan
5. Perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.6 Kerangka Konsep
Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak
kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:33.
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang
dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa Nawawi, 1995:40.
Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah
yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat dileliti secara empiris, maka konsep-konsepnya
dapat disederhanakan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Variabel bebas Independent Variable
Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor
atau unsur lain Nawawi, 1995:56. Variabel yang diduga sebagai
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain Rakmat, 2007:12. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi.
2. Variabel terikat Dependent Variable
Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas
Nawawi, 1995:57. Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut sebagai variabel
terikat Rakhmat, 2007:13. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan kerja pegawai.
3. Karakteristik Responden
Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang membedakan dengan orang lain Umar, 2006:61, karakteristik
responden dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan dan lama bekerja.
1.7 Model Teoritis