Perumusan Masalah Pembatasan Masalah Kerangka Konsep

sejumlah kepala-kepala bagian yang saling membantu dan bekerjasama dengan baik. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti “Sejauhmanakah pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada pegawai PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan di Jalan Gatot Subroto?”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang tealah dikemukankan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pada pegawai PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan di Jalan Gatot Subroto?”.

1.3 Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah ditujukan agar ruang lingkup penelitian dapat lebih jelas dan terarah sehingga tidak dapat mengaburkan penelitian. Maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun itu yaitu: 1. Penelitian ini bersifat koresional, yaitu menganalisis pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pegawai. 2. Objek penelitian ini adalah pegawai PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3. Iklim komunikasi organisasi yang dimaksud adalah kepercayaan baik dari atasan-bawahan, bawahan-atasan, keterlibatan dalam pembuatan keputusan bersama, dukungan dari karyawan dan organisasi, keterbukaan informasi dan perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi. 4. Kepuasan kerja yang dimaksud adalah kepuasan kerja terhadap sistem promosi yang diberikan perusahaan, hubungan dengan rekan kerja, gaji dan kondisi lingkungan kerja. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh iklim komunikasi organisasi terhadap tingkat kepuasan kerja pegawai di PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Secara akademis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memperkaya sumber bacaan, referensi serta bahan penelitian di lingkungan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khususnya berkaitan dengan kajian studi Ilmu Komunikasi, khususnya mengenai kajian iklim komunikasi organisasi. 3. Secara praktis, melalui penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan bagi peneliti serta menjadi masukan bagi PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan.

1.5 Kerangka Teori

Setiap penelitian memerlukan kejelasan titik tolak atau landasan berfikir dalam memecahkan atau meyoroti masalah. Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memuat poko pikiran yang menggambarkan dari mana sudut mana akan disoroti Nawawi, 2001:39. Menurut Kerlinger teori merupakan sekumpulan konstruk konsep yang saling terkait menghadirkan suatu pandangan yang sistematis tentang fenomena dengan menetapkan hubungan diantara beberapa variabel, dengan maksud menjelaskan dan meramalkan fenomena Rakhmat, 2004:6. Teori ini berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan pandangan terhadap suatu permasalahan.

1.5.1 Teori S-O-R

Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan adalah teori S-O- R Stimulus-Organism-Response. Teori ini mengemukakan bahwa tingkah laku sosial dapat dimengerti melalui suatu analisis dari stimulus yang diberikan dan dapat mempengaruhi reaksi yang spesifik dan didukung oleh hukuman maupun UNIVERSITAS SUMATERA UTARA penghargaan sesuai dengan reaksi yang terjadi. Dengan kata lain, menurut Effendy 2003:254 efek yang ditimbulkan sesuai dengan teori S-O-R yang merupakan reaksi yang bersifat khusus terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Prinsip teori ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu. Dengan demikian, seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu kaitan yang erat antara pesa-pesan media dan reaksi audiens. Dalam proses perubahan sikap, maka sikap komunikan hanya dapat berubah apabila stimulus yang menerpanya melebihi apa yang pernah dialaminya. Prof. Dr. Mar’at Effendy, 2003:255 dalam bukunya “Sikap manusia, Prubahan Serta Pengukurannya” mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang menyatakan bahwa dalam menelaah sikap baru, ada tiga variabel penting yaitu: a. Perhatian b. Pengertian c. Penerimaan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 1 Model S-O-R Sumber: Effendy, 2003:255 Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang stimulus yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi sources misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menetukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok atau masyarakat. Pendekatan teori S-O-R lebih mengutamakan cara-cara pemberian imbalan yang lebih efektif agar komponen konasi dapat diarahkan pada sasaran yang dikehendaki. Sedangkan pemberian informasi penting untuk dapat berubahnya komponen kognisi. Komponen koginsi itu merupakan dasar untuk memahamai dan mengambil keputusan agar dalam keputusan itu terjadi keseimbangan. Kesimbangan inilah yang merupakan sistem dalam menentukan arah dan tingkah Stimulus Organism  Perhatian  Pengertian  penerimaan Respons UNIVERSITAS SUMATERA UTARA laku seseorang. Dalam penetuan arah itu terbentuk pula motif yang mendorong terjadinya tingkah laku tersebut. Dinamikan tingkah laku disebabkan pengaruh internal dan eksternal. Dalam teori S-O-R, pengaruh eksternal ini dapat menjadi stimulus dan memberikan rangsangan sehingga berubahnya sikap dan tingkah laku seseorang. Untuk keberhasilan dalam mengubah sikap maka komunikator perlu tambahan stimulus penguatan agar penerima berita mau mengubah sikap. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti dengan pemberian imbalan atau hukuman. Dengan cara demikian ini penerima informasi akan mempersepsikan sebagai suatu arti yang bermanfaat bagi dirinya dan adanya sanksi jika hak ini dilakukan atau tidak. Dengan sendirinya penguatan ini harus dapat dimengerti, dan diterima sebagai hal yang mempunyai efek langsung terhadap sikap. Untuk tercapainya ini perlu cara penyampaian yang efektif dan efisien. Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin diterima atau mungkin ditolak. Komunikasi akan berlangsung jika ada perhatian dari komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan komunikan inilah yang melanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk mengubah sikap. Bila dikaitkan dengan penelitian ini, sejauhmanakah iklim komunikasi organisasi tehadap tingkat kepuasan kerja pada pegawai PT. Jasa Raharja Pesero cabang Medan, ada tiga variabel penting dalam menelaah sikap yang dirumuskan dalam teori S-O-R yakni: UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Stimulus : Iklim Komunikasi Organisasi Organism : Pegawai PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan Response : Kepuasa kerja pegawai PT. Jasa Raharja Persero cabang Medan

1.5.2 Teori Dua-Faktor

Penggagas teori ini adalah Frederick Herzberg. Prinsip teori ini adalah bahwa kepuasan dan ketidakpuasan kerja merupakan dua hal yang bebeda. Berdasarkan penelitian yang ia lakukan, Herzberg membagi situasi yang mempengaruhi sikap seseorang terhadap pekerjaannya menjadi dua kelompok yaitu kelompok satisfiers dan kelompok dissatisfiers. Satisfiers atau motivator adalah faktor-faktor atau situasi yang dibuktikan sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari prestasi, pengakuan, wewenang, tanggungjawab dan promosi. Dikatakan tidak adanya kondisi-kondisi ini bukan berarti membuktikan kondisi sangat tidak puas , tetapi kalau ada, akan membentuk motivasi kuat yang menghasilkan prestasi kerja yang baik. Dissatisfiers adalah faktor-faktor yang terbukti menjadi sumber ketidakpuasan, terdiri dari gaji, insentif,pengawasan, hubungan pribadi, kondisi kerjadan status. Keberadaan kondisi-kondisi ini tidak selalu menimbulkan kepuasan bagi pegawai, tetapi ketidakberadaannya dapat menyebabkan ketidakpuasan bagi pegawai. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.5.3 Kepuasaan Kerja

Kepuasan kerja job satisfaction adalah nilai emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan Martoyo, 2000:142. Menurut Wikipedia, ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja http:id.wikipedia.orgwikiKepuasan_Kerja diakses pada tanggal 03 maret 2012. Antara lain: 1. Pekerjaan itu sendiri Work It self,Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidang nya masing-masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan kerja. 2. AtasanSupervision, atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur ayahibuteman dan sekaligus atasannya. 3. Teman sekerja Workers, Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara pegawai dengan atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis pekerjaannya. 4. PromosiPromotion,Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama bekerja. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5. GajiUpahPay, Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan hidup pegawai yang dianggap layak atau tidak.

1.5.4 Human Relation

Suatu organisasi tidak lepas kaitannya dengan hubungan manusiawi human relation, dimana hubungan manusiawi tidak lepas dengan aspek-aspek pendekatan komunikasi melalui teknik-teknik komunikasi dengan orang lain, antara pimpinan dalam mendekatkan diri dengan bawahan begitu pun sebaliknya dengan tujuan menciptakan suasana yang harmonis di perusahaan. Haloran mengatakan bahwa studi Human Relations adalah studi tentang interaksi antarmanusia dalam organisasi, untuk mencegah, mengurangi terjadinya konflik dalam lingkungan kerja. Kunci sukses dalam bisnis adalah memuaskan kebutuhan perusahaan dan kebutuhan personal. Dengan asumsi bahwa kalau manajer dan pekerjanya mempunyai pandangan dan melaksanakan secara baik human relation maka kebutuhan psikologis, sosiologis dan ekonomi mereka di lingkungan kerja itu terpenuhi. Oleh karena itu studi human relation dalam bisnis maupun industri merupakan studi bagaimana orang dapat bekerja secara efektif dalam kelompok untuk memuaskan: tujuan organisasional dan tujuan personal Liliweri, 2004:239. R.F. Maier mengatakan hubungan manusiawi dapat dilakukan untuk menghilangkan hambatan-hambatan komunikasi, meniadakan salah pengertian dan mengembangkan segi konstruktif sifat tabiat manusia Effendy, 2003:141. Dalam kegiatan hubungan manusiawi terdapat dua jenis konseling, bergantung UNIVERSITAS SUMATERA UTARA pada pendekatan yang dilakukan. Kedua jenis konseling tersebut ialah directive counseling, yakni konseling langsung terarah dan non-directive counseling yaitu konseling langsung yang tidak terarah. Peneliti juga menambahkan beberapa teori dasar dalam komunikasi dan komunikasi organisasi.

1.5.5 Komunikasi

Manusia merupakan makhluk sosial yang mempunyai kemampuan untuk melakukan interaksi yang telah menyebabkannya berbeda dengan makhluk lainnya. Dalam prosesnya, terjadinya pertukaran informasi dan adanya saling ketergantungan. Sementara penyampaiannya dilakukan secara langsung maupun media. Kata komunikasi atau commuication dalam bahas inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico, communication atau communicare yang berarti “membuat sama”. Istilah pertama communis adalah istilah yang paling sering dipakai sebagai asal-usul komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata lain yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan yang dianut secara sama Mulyana, 2005:41. Komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk mencapai suatu tujuan komunikasi yang dapat dilihat dari berbagai kegiatan. Tujuan komunikasi itu adalah untuk perubahan sikap attitude change, perubahan pendapat opinion UNIVERSITAS SUMATERA UTARA change, perubahan perilaku behavior change , perubahan sosial social change Bungin, 2006:26.

1.5.6 Komunikasi Organisasi

Redding dan Sanborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama leveltingkatnya dalam organisasi, keterampilan dalam berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis dan komunikasi evaluasi program Muhammad, 2009:65. Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang terjadi didalam organisasi itu sendiri dan bersifat orientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas dan berbagai pekerjaan lainnya. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih individual. Setiap organisasi memerlukan koordinasi masing-masing bagian agar memudahkan pembagian kerja. Dalam sebuah teori tentang komunikasi organisasi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dikemukakan bahwa keputusan-keputusan yang diambil oleh anggota organisasi untuk melakukan pekerjaan secara efektif, untuk bersikap jujur kepada organisasi, untuk meraih semnagt dalam organisasi, untuk melaksanakan tugas secara kreatif dan untuk menawarkan gagasan-gagasan yan inovatif bagi penyempurnaan organisasinya adalah dipengaruhi oleh komunikasi. Dapat dikatakan komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling bertukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling ketergantungan satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Defenisi ini mengandung tujuh kunci yaitu proses, pesan, jaringan, saling ketergantungan, hubungan, lingkungan dan ketidakpastian. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Sebagai salah satu bidang komunikasi, komunikasi organisasi memiliki komponen utama, yakni kepuasan organisasi, iklim organisasi, kualitas media, kemudahan memanfaatkan komunikasi, penyebaran informasi, muatan informasi, kemurnian pesan dan budaya organisasi Umar, 2002:66.

1.5.7 Arus informasi dalam organisasi

Arusjaringan komunikasi terbagi atas jaringan komunikasi formal dan jaringan komunikasi informaal. Jaringan komunikasi formal lebih mengaraj kepada runag lingkup pekerjaan mulai dari seseorang yang memiliki otoritas yang tinggi kepada orang yang otoritas yang lebih rendah – komunikasi ke bawah atasan kepada bawahan, informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi – komunikasi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ke atas bawaham-atasan dan informasi yang bergerak diantara orang-orang dan jabatan-jabatan yang sama tingkat otoritasnya – komunikasi horizontal. Jaringan komunikasi informal mengarah pada hubungan individu secara pribadi di luar dari hubungan dalam organisasi dan pekerjaan. Dalam hubungan informal bersifat tidak memperlihatkan adanya status jabatan antara atasan-bawahan dan sebaliknya. Jaringan informal ini biasanya menciptakan suatu hubungan yang akrab anatar individu yang berkomunikasi.

1.5.8 Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan kerja yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota-anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko, mendorong mereka dan memberikan mereka tanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas mereka, menyediakan informasi yang terbuka dan cukup tentang organisasi, mendengarkan dengan penuh perhatian serta memperoleh infomasi yang dapat dipercaya dan terus terang dari anggota organisasi, secara aktif memberi penyuluhan kepada anggota organisasi sehingga mereka dapat melihat bahwa keterlibatan mereka penting bagi keputusan-keputusan dalam organisasi dan menaruh perhatian pada pekerjaan yang bermutu tinggi dan memberikan tantangan Pace, 2005:154. Secara lebih ringkas iklim komunikasi organisasi adalah persepsi mengenai seberapa jauh anggota organisasi merasa bahwa organisasi dapat dipercaya, mendukung, terbuka terhadap, menaruh perhatian kepada, dan secara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA aktif meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang baik. Gerald M. Goldhaber dalam buku Organizional Communication menyatakan iklim komunikasi organisasi terdiri dari lima faktor. Pertama, dukungan. karyawan memandang hubungan komunikasi dengan atasan dapat membangun dan meningkatkan kesadaran diri tentang makna dan kepentingan perannya. Kedua, kesertaan dalam proses keputusan. Kesadaran bahwa komunikasi dengan atasan mempunyai manfaat dan pengaruh didengarkan dan digunakan. Ketiga, kejujuran, percaya diri dan keandalan. Sumber pesanperistiwa-peristiwa komunikasi dianggap dapat dipercaya. Keempat, terbuka dan tulus. Dalam komunikasi formal maupun informal terdapat keterbukaan dan ketulusan dalam berkata dan mendengar. Kelima, tujuan kinerja yang tinggi. Tingkat kejelasan uraian dan penjelasan tentang tujuan-tujuan kinerja sebagaimana dirasakan oleh para karyawan Kriyantono, 2008:122. Berdasarkan tinjauan teori diatas, maka indikator iklim komunikasi organisasi adalah: 1. Kepercayaan 2. Pembuatan keputusan bersama 3. Dukungan 4. Keterbukaan 5. Perhatian atas tujuan kinerja yang tinggi UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

1.6 Kerangka Konsep

Konsep adalah penggambaran secara tepat fenomena yang hendak diteliti yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial Singarimbun, 1995:33. Kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional merupakan uraian yang bersifat kritis dan memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang dicapai dan dapat mengantarkan penelitian pada rumusan hipotesa Nawawi, 1995:40. Jadi kerangka konsep adalah hasil pemikiran yang rasional dalam menguraikan rumusan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari masalah yang diuji kebenarannya. Agar konsep-konsep dapat dileliti secara empiris, maka konsep-konsepnya dapat disederhanakan dengan mengubahnya menjadi variabel. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel bebas Independent Variable Variabel bebas adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur lain Nawawi, 1995:56. Variabel yang diduga sebagai UNIVERSITAS SUMATERA UTARA penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain Rakmat, 2007:12. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklim komunikasi organisasi. 2. Variabel terikat Dependent Variable Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atau ditentukan oleh adanya variabel bebas Nawawi, 1995:57. Variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya disebut sebagai variabel terikat Rakhmat, 2007:13. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat kepuasan kerja pegawai. 3. Karakteristik Responden Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seseorang yang membedakan dengan orang lain Umar, 2006:61, karakteristik responden dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, pendidikan dan lama bekerja.

1.7 Model Teoritis

Dokumen yang terkait

Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)

3 47 103

Iklim Komunikasi Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Terhadap Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang Medan II)

0 46 112

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Medan Iskandar Muda)

11 105 141

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja(Studi Korelasional Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai, Medan Sumatera Utara)

6 45 143

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja ( Studi Korelasional Tentang Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Di Kalangan Karyawan Bank Sumut Cabang Medan Sukaramai, Medan Sumatera Utara )

1 28 143

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI KASUS TENTANG PERANAN IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN DI PT. INTAN PARIWARA KLATEN)

23 196 195

Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)

0 0 11

Iklim Komunikasi Dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Terhadap Kerja Karyawan PT. CIMB Niaga Auto Finance Cabang Medan II)

0 0 13

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

0 0 11

Iklim Komunikasi Organisasi Dan Kepuasan Kerja Studi Korelasional Pengaruh Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai PT. Jasa Raharja (Persero) cabang Medan

0 0 11