Kawasan Sekitar Kebun Raya Bogor

Karena keberadaan KRB yang memiliki nilai penting dan nilai sejarah, maka sesuai UU No. 11 Tahun 2010 Pasal 73 ayat 3 KRB membutuhkan suatu kawasan penyangga. Menurut Direktorat Jenderal Penataan Ruang dalam Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka P3KP 2013, KRB ditetapkan sebagai pusat Kota Pusaka di Kota Bogor terutama dikaitkan dalam Program Kota Pusaka. Karena penetapan tersebut, maka dalam upaya pelestariannya, KRB memerlukan kawasan yang mampu menyangga keberadaannya. Kawasan penyangga memiliki peranan penting untuk melindungi KRB dari ancaman pembangunan yang dapat mengurangi nilai sejarah KRB. Kawasan penyangga KRB juga telah ditetapkan sebagai kawasan yang perlu dilestarikan sesuai dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan RTBL Kota Bogor. Kawasan penyangga KRB meliputi kawasan sekitar KRB yang berada di Jl. Sudirman, Jl. Sawojajar, Jl. Dewi Sartika, Jl. Kapten Muslihat, Jl. Pengadilan, Jl. Jalak Harupat, Jl. Paledang, Jl. Ir.H. Juanda, Jl. R. Saleh Bustaman, Jl. Otto Iskandardinata, Jl. Pajajaran, serta kawasan komplek IPB dan Baranangsiang.

III. METODE

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kawasan sekitar Kebun Raya Bogor yang berada di sebagian Kecamatan Bogor Tengah dan Bogor Timur Gambar 2. Penetapan tapak berdasarkan Rencana Penataan Kawasan Pusaka RPKP Kota Bogor yang terbagi menjadi dua zona yaitu A dan B. Zona A berada di Jl. Sudirman, Jl. Sawojajar, Jl. Dewi Sartika, Jl.Kapten Muslihat, Jl. Pengadilan dan Jl. Jalak Harupat. Zona A terbagi menjadi 4 sub zona yaitu sub zona A1, A2, A3, dan A4. Untuk Zona B berada di Jl. Kapten Muslihat, Jl. Paledang, Jl. Ir.H. Juanda, Jl. R. Saleh Bustaman, Jl. Otto Iskandardinata, Jl. Pajajaran serta kawasan komplek IPB dan Baranangsiang. Zona B sendiri terbagi menjadi 4 sub zona yaitu sub zona B1, B2, B3 dan B4. Waktu penelitian dan penyusunan skripsi dilakukan pada bulan Maret hingga Agustus 2015. Peta Kota Bogor Peta Kawasan Bersejarah di Kota Bogor Peta kawasan penyangga KRB Gambar 2 Lokasi tapak Sumber: Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka P3KP - Kota Bogor Tahun 2013

3.2. Alat dan Bahan

Alat yang akan digunakan pada penelitian ini adalah kamera digital, papan jalan, alat tulis, alat gambar. Sedangkan bahan yang akan digunakan adalah peta dasar Kota Bogor, data fisik, data biofisik dan data sosial budaya. Penelitian ini juga akan menggunakan beberapa software pendukung diantaranya Microsoft Word 2007, Microsoft office Excel 2007, AutoCAD 2011, dan Adobe Photoshop CS4.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan yaitu, inventarsisasi data, identifikasi, analisis dan sintesis.

3.3.1. Inventarisasi Data

Tahap inventarisasi berupa pengumpulan data primer dan sekunder. Data primer didapatkan dari survei lapang, wawancara dengan narasumber dan penyebaran kuisioner terkait pengelolaan dan pelestarian tapak Lampiran 1 dan Lampiran 2. Sedangkan data sekunder didapatkan dari studi pustaka, data-data yang bisa didapatkan dari RTRW yang bersumber dari Pemda Kota Bogor, dan sumber-sumber terkait yang berhubungan langsung dengan penelitian. Berikut ini adalah data yang nantinya akan dikumpulkan pada penelitian Tabel 2. Tabel 2 Jenis, bentuk dan sumber data Jenis data Bentuk data Sumber data Kondisi Umum a Letak Geografis - Batas administratif - Luas wilayah Deskriptif spasial Deskriptif spasial Bappeda  Bappeda b Kondisi Lanskap c Demografi - Bogor dalam angka d RTRW e Penggunaan Lahan f Program Kota Pusaka di Kawasan Penyangga Deskriptif Deskriptif spasial Deskriptif spasial Deskriptif spasial Deskriptif spasial Survey lapang Bappeda Bappeda Bappeda Bappeda Disbudpar Elemen Fisik a Pola lanskap b Pola sirkulasi c Struktur bangunan d Jenis dan pola vegetasi e Elemen Bersejarah Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif Deskriptif spasial Survei lapang studi pustaka Survei lapang studi pustaka Survei lapang studi pustaka Survei lapang studi pustaka Survei lapang, Bappeda Disbudpar Elemen Non Fisik a Sejarah Perkembangan Kota Pusaka Bogor b Aktivitas Sosial Budaya c Aktivitas Ekonomi Deskriptif spasial Deskriptif Deskriptif Disbudpar studi pustaka  Wawancara  Wawancara Persepsi Masyakarat terhadap Pelestarian di Kawasan Penyangga Deskriptif  Wawancara kuisioner Pengelolaan di Kawasan Penyangga Deskriptif  Wawancara Bappeda

3.3.2. Identifikasi

Identifikasi dilakukan terhadap elemen lanskap yang berpotensi sebagai penanda dan penguat karakteristik Kota Pusaka. Elemen ini diidentifikasi dengan