Elemen Bersejarah Identifikasi Lanskap Sejarah di Kawasan Penyangga Kebun Raya Bogor

Tabel 10 Elemen lanskap di sub zona A1 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 4 Panti Asuhan Bina Harapan Kolonial yayasan Mess orang belanda Panti asuhan BCB 5 Rumah sakit salak Perkiraan Tahun 1600- 1735 Pemerintah Asrama Rumah Sakit BCB 6 Kantor Polisi Militer Kolonial Pemerintah Polisi Militer Non BCB Jalan Jalak Harupat 7 Gedung Blenong Kolonial Pemerintah Rumah Tinggal Kantor Badan Pertanahan Nasional BCB 8 Rumah Tinggal Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 9 Rumah Tinggal Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB Tabel 10 Elemen lanskap di sub zona A1 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 10 Wisma Jalak Harupat Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Penginapan Non BCB 11 D’Palma Resto and Café Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Penginapan Non BCB  Gardu PLN Air Mancur Pada awalnya, gardu air mancur ini merupakan sebuah tugu putih white paal dengan tinggi 18m yang membentang lurus dari Istana Bogor ke arah utara Gambar 38. Tugu ini dibangun oleh Gubernur Jenderal De Eerena pada tahun 1839 sebagai titik triangulasi primer bagi seluruh pulau Jawa Sipatahunan 2007 dalam Sarilestari 2009. Menjelang tanggal 20 Mei 1958 Hari Kebangkittan Nasional anggota panitia lokal mengusulkan untuk memusnahkan semua sisa bangunan kolonial Belanda termasuk white paal kecuali Istana Bogor. Usulan ini diterima kemudian white paal dihancurkan dan dibangun gardu listrik PLN pada tahun 1922 yang masih berdiri hingga sekarang. Gambar 38 White paal pada zaman Kolonial Sumber : Disbudpar Kota Bogor  Rumah Sakit Salak Rumah sakit salak memiliki luas 9000 m2, dan dibangun pada awal abad 18 sebagai asrama belanda yang bertugas mengawal peleis istana Bogor Gambar 39 . Setelah Indonesia merdeka, asrama ini kemudian dijadikan unit kesehatan tentara DKT. Dibawah pengelolaan yayasan kemudian dijadikan rumah sakit dengan nama Rumah Sakit Salak.  Panti Asuhan Bina Harapan Bangunan ini terlatak di Jalan Sudirman dengan luas bangunan I 66,90 m 2 yang dipergunakan untuk asrama panti asuhan, bangunan II seluas 382,50 m 2 yang dipergunakan untuk kantor panti asuhan dan luas lahan ±2.849,75 m 2 . bangunan ini awaslya digunakan sebagai asrama mess orang Belanda. Kemudian sejak tahun 1934 bangunan ini digunakan sebagai panti asuhan. Gambar 39 a Rumah Sakit Salak Tahun 1800-an dan b Rumah Sakit Salak Tahun 2015 Sumber: Disbudpar Kota Bogor Dokumentasi Pribadi 2. Sub zona A2 Sub zona A2 merupakan kawasan militer yang memiliki luas 12.0060 ha. Kawasan ini terdiri dari bangunan militer baik yang masih aktif maupun hanya berupa museumnya. Elemen yang terdapat di Kawasan ini dapat dilihat pada Tabel 11.  Museum Peta Museum Peta terletak di jalan Sudirman dengan luas 9400 m2. Museum ini dibangun pada tahun 1745 oleh tentara KNIL dengan gaya bangunan Eropa Inggris. Fungsi awal dari museum ini adalah tempat persinggahan para Jenderal dari Belanda dan kemudian berkembang hingga sekarang menjadi Museum. Adapun kepemilikan museum Peta ini sekarang dipegang oleh Pemerintah dan Dinas Sejarah Angkatan Darat Dirjen PU, 2013. A B  Markas Kodim 0606 Bogor Markas Kodim dahulunya merupakan kantin bataliyon 10 Belanda. Pada tahun 1950, kantin ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia dan dijadikan sebagai balai prajurit. Markas Kodim ini terletak 106 47 47.31 E 6 35 6.57 dengan luas 108,18 3182,55 m2. Tabel 11 Elemen lanskap di sub zona A2 No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang Jalan Sudirman 1 Pusat Pendidikan Zeni 1745 pemerintah Pusat pendidikan zeni BCB 2 Museum PETA 1745 Pemerintah Dinas Sejarah Angkatan Darat Tempat Tinggal Gubernur Jendral Belanda Museum PETA BCB 3 Markas Kodim 0606 Bogor 1950 TNI Angkatan Darat Kantin Batalyon 10 Belanda Markas Kodim 0606 Bogor BCB 3. Sub zona A3 Sub zona A3 merupakan kawasan perdagangan dan pemukiman yang berada di jalan Sawojajar, Jalan Cibalok dan Dewi Sartika. Kawasan ini memiliki luas 19.503 ha. Kawasan ini terdiri dari bangunan-bangunan publik seperti ruko-ruko, café, dan rumah tinggal. Sebagian besar bangunan pada jalan Sawojajar masih merupakan bangunan lama. Bisa dibilang pada kawasan ini unsur kolonialnya masih kuat. Elemen yang terdapat pada sub zona A3 dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Elemen lanksap pada Sub zona A3 No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan fungsi Status Dulu Sekarang Jalan Sawojajar 1 Rumah tinggal Antara 1754-1845 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 2 Bogor Steak Antara 1754-1845 Ibu Susanti Purboyo Gedung Pertemuan Café dan Resto BCB 3 Rumah tinggal Antara 1754-1845 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 4 Rumah tinggal Antara 1754-1845 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 5 Rumah Tinggal Antara 1754-1845 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 6 RSB Sawojajar Antara 1754-1845 Dr. Lukman RSB Sawojajar BCB Tabel 12 Elemen lanskap pada sub zona A3 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang Jalan Cibalok 7 Hotel Efita Antara 1905- 1945 Hotel Non BCB 8 Rumah tinggal Antara 1754- 1845 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 9 Rumah tinggal Antara 1754- 1845 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 10 Rumah tinggal Antara 1754- 1845 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 11 Rumah tinggal Antara 1754- 1845 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 12 Rumah tinggal Antara 1754- 1845 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB Tabel 12 Elemen lanskap di sub zona A3 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 13 Rumah tinggal Antara 1754- 1845 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 4. Sub zona A4 Sub zona A4 merupakan kawasan pemerintahan, perdagangan dan pemukiman. Kawasan ini mencakup Jalan Pengadilan, Jalan Juanda, Jalan Gedong Sawah dan Jalan Dewi Sartika dengan luas 18.171 ha. Kawasan ini terdiri dari bangunan publik seperti sekolah, pertokoan, perkantoran, hotel dan tempat ibadah. Elemen yang terdapat pada sub zona A4 dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Elemen lanskap di sub zona A4 No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang Jalan Pengadilan 1 SDN Pengadilan 1 Kolonial Dinas Pendidikan Sekolah Dasar BCB 2 Gedung Telkom Kolonial Telkom Perkantoran Belanda Tempat Ibadah, Rapat, dan Olahraga Pegawai BCB 3 Dinas Pengawasan Bangunan dan Pemukiman Kolonial Pemerintah Jawatan Gedung-gedung Belanda Kantor Dinas Pengawasan Bangunan dan Pemukiman BCB Tabel 13 Elemen lanskap di sub zona A4 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 4 Gereja Antara 1905- 1942 Gereja Non BCB 5 Pengadilan Bogor Kolonial Pemerinta h Pengadilan Negeri Bogor BCB 7 Regina Pacis Kolonial Yayasan Regina Pacis FMM Sekolah SDSMPSM A Regina Pacis BCB 8 Rumah Tinggal Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB Jalan Gedong Sawah 9 SMPN 2 Bogor 1918 Diknas Bogor Sekolah zaman Belanda SMPN 2 Bogor BCB 10 Rumah Tinggal Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB Tabel 13 Elemen lanskap pada sub zona A4 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 11 Rumah Tinggal Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 12 Hotel Antara 1945- 1965 Pribadi Rumah Tinggal Hotel Non BCB Jalan Ir. H. Juanda 13 Gedung Keresidenan 1908 kantor Pembantu Gubernur Kantor Koordinasi Wilayah Bogor BCB 14 Hotel Salak 1856 PT Anugrah Jaya Agung Hotel Binnenhof Hotel BCB 15 Balaikota 1868 Pemerinta h Kota Bogor Societeit Balaikota Bogor BCB  SMPN 2 Bogor SMPN 2 ini dibangun oleh pemerintah Belanda pada tahun 1918 sebagai sekolah HIS. Setelah Indonesia merdeka tahun 1950, bangunan ini diambil alih oleh Pemerintah Indonesia dan dijadikan sebagai SMPN 2 Bogor.  Gedung Keresidenan Bogor Gedung ini memiliki luas bangunan sebesar 808 m2 dan luas lahan sebesar 25.120 m2. Gedung Keresidenan ini berdiri pada tahun 1908 yang awalnya memiliki fungsi sebagai kantor pembantu Gubernur dari tahun 1928-1976. Pada tahun 2002, gedung ini diambil alih oleh Pemerintah Daerah Bogor dan dijadikan Kantor Koordinasi Wilayah Bogor.  Balaikota Gedung Balaikota Bogor terletak di 106 47 37.23 E 6 35 42.35 S dengan luas bangunan sebesar 2.639 m2 dan luas lahan sebesar 9.060m2. Gedung Balaikota ini dibangun pada tahun 1868 dengan nama Societeit dan bergaya Kolonial Belanda Bappeda Bogor. Fungsi awal bangunan ini adalah sebagai markas Korem Surya Kencana. Pada tahun 1975, Koren Surya Kencana pindah ke Jalan Merdeka dan bangunnya digunakan sebagai pusat pemerintahan Kota Bogor.  Hotel Salak Hotel Salak merupakan hotel tertua di Kota Bogor dengan luas bangunan 1205 m2 dan luas lahan 8.227 m2. Hotel ini berdiri sejak tahun 1856. Awalnya hotel ini bernama Binnenhof yang dimiliki oleh keluarga Gubernur Hindia Belanda. Pada masa pemerintahan Belanda, hotel ini berfungsi sebagai tempat pertemuan bisnis dan penyelesaian permasalahan administrasi pemerintahan. Ketika jaman penjajahan Jepang, hotel ini dijadikan Markas Militer Jepang Kampeitai. Pada tahun 1948, kepemilikan hotel ini diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah Indonesia. Namanya pun diganti menjadi Hotel Salak karena berada di kaki Gunung Salak. Gambar 40 merupakan Hotel Salak pada zaman kolonial. Gambar 40 Hotel Salak Zaman Kolonial Sumber: Bogor heritage 2013 5. Sub zona B1 Sub zona B1 merupakan kawasan perdagangan, pemukiman, pendidikan, perkantoran dan RTH dengan luas 29.8487 ha. Kawasan ini terdiri dari bangunan public seperti ruko-ruko, sekolah, tempat ibadah, rumah tinggal, gedung pemerintahan dan taman. Berikut adalah elemen yang terdapat pada sub zona B1 Tabel 14 Tabel 14 Elemen lanskap di sub zona B1 No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 1 Lembaga Permasyarakatan Bogor Antara 1845- 1904 Negara Rumah Penjara Lapas Kelas II A BCB 2 Rumah Tinggal Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 3 Rumah Tinggal 22 Antara 1845- 1904 Bapak Muhammad Rumah Tinggal Rumah Tinggal BCB 4 Rumah Tinggal Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 5 Rumah Tinggal Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 6 Rumah Tinggal Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB Tabel 14 Elemen lanskap di sub zona B1 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 7 Rumah Tinggal Kolonial Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 8 Rumah Tinggal Paledang 19 Kolonial Bapak Hendri Rumah tinggal Rumah Tinggal BCB 9 Bogor Rehabilitation Centre Kolonial Rumah Tinggal BCB 10 SMPN 7 Bogor Kolonial Pemerintah SMPN 7 Bogor Non BCB 11 Balai Pendayagunaan sumber daya air Kolonial Pemerintah BCB 12 Rumah Tinggal 29 Antara 1845- 1904 - Rumah Tinggal Rumah Tinggal BCB Tabel 14 Elemen lanskap sub zona B1 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang Jalan Kapten Muslihat 13 Balai Pengobatan Melania Bruderan Kolonial Gedung belajar seminari Balai Pengobata n BCB 14 Seminari Stella Maris Antara 1754 – 1845 Seminari BCB 15 Bank Mandiri Kolonial Pemerintah Rumah Tinggal Bank Mandiri Non BCB 16 Gereja Katedral BMU 1896 Keuskupan Bogor Gereja Gereja BCB Jalan Ir. H. Juanda 17 SMPN 1 Bogor Kolonial Pemerintah Sekolah MULO Sekolah Menengah Pertama BCB 18 Gereja Protestan Zebaoth 1920 Yayasan Gereja Zebaoth Gereja Gereja BCB Tabel 14 Elemen lanskap sub zona B1 lanjutan  Gereja Katedral Katedral berada di jalan Kapten Muslihat No. 2 Bogor. Gereja ini mempunyai nama paroki resmi Santa Parawan Maria. Pada tahun 1881 Mgr. AC. Claessens membeli sebuah rumah dengan pekarangan yang cukup luas sekarang meliputi kompleks Gereja, Pastoran, Seminari, Sekolah, dan Bruderan Budi Mulia. Awalnya, rumah ini digunakan sebagai tempat peristirahatan dan Misa Kudus para tamu dari Jakarta. Tahun ini menjadi awal umat Katolik memisahkan diri dari penggunaan Gereja Simultan ekumene sebelumnya dan pastor MYD. Claessen mulai menetap di Buitenzorg. Kemudian pada tahun 1886, MYD. Claessen memulai karya pastoralnya untuk mendirikan Panti Asuhan untuk anak- anak , yaitu Yayasan Vincentius. Setelah itu pada tahun 1889 Pemerintah Hindia Belanda secara resmi mengakui dan menyatakan bahwa Buitenzorg menjadi Stasi misi tetap Batavia. Lalu pada tahun 1895 Mgr. AC. Claessen meninggal. MYD. Claessens mulai membangun sebuah gedung Gereja megah diatas tanah milik nya pada tahun 1896 yang sekarang kita kenal sebagai Gereja Katedral. Lalu pada tahun 1907 Pastor MYD. Claessens kembali ke Belanda setelah selama 30 tahun beliau berkarya di Buitenzorg. Dan Pada tahun 1934 Pastor MYD. Claessens meninggal dalam usia 82 tahun.  Gereja Zebaoth Gereja ini dikenal dengan nama gereja ayam karena terdapat patung ayam di puncak menaranya. Gereja ini terletak di lingkungan Istana Bogor tempat kediaman Gubernur Jendral Belanda. Kebaktian di gereja ini masih mempergunakan bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar ibadah sehingga disebut Nederlansche spreken gemeente Jemaat berbahasa Belanda. No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 19 Gedung Pustaka Kolonial Pemerintah Perpustakaan Bibliotheek ’s Land Plantentuin te Buitenzorg Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian. BCB 20 Kantor Pos 1845 Pemerintah Gereja Kantor Pos BCB  Kantor Pos Bangunan ini terletak di Jalan Ir.H. Juanda no.5, Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah. Bangunan ini memiliki luas sebesar 1.161 m2 dan luas lahan 2.087 m2. Pada awalnya bangunan ini merupakan gereja pertama di Buitenzorg Bogor yang pemberkatannya dilakukan pada tanggal 13 April 1845. Gereja ini semula digunakan untuk tempat peribadatan umat Protestan dan umat Katolik. Namun pada tahhun 1896 umat Katolik memiliki gereja baru sehingga tidak lagi beribadat di gereja ini. Umat Protestan sendiri melaksanakan ibadahnya di gereja yang mereka dirikan tahun 1920. Lalu kemudian oleh Pemerintahan Belanda, gereja ini dijadikan kantor pos karena letaknya di pinggir jalan pos post weg pada masa itu.  SMPN-SMAN 1 Bogor Bangunan ini memiliki luas bangunan 168 m2 dan luas lahan 3.135 m2. Bangunan ini didirikan sejak jaman Belanda yang digunakan untuk sekolah MULO. Saat ini, dalam kompleks sekolah ini terdapat SMPN 1 dan SMAN 1. 6. Sub zona B2 Sub zona B2 merupakan kawasan perdagangan, perkantoran, permukiman dan RTH dengan luas 14.9207 ha. Kawasan ini mencakup jalan Juanda, Jalan Paledang dan Jalan Otista yang terdiri dari bangunan publik berupa ruko-ruko, gedung kantor, rumah tinggal dan taman. Elemen yang terdapat pada sub zona B2 dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15 Elemen lanskap di sub zona B2 No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang Jalan Paledang 1 Masjid Antara 1945- 1965 Masjid Non BCB 2 Rumah Tinggal Jalan Paledang no. 51 Kolonial Pribadi Rumah tinggal Rumah tinggal BCB Tabel 15 Elemen lanskap di sub zona B2 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 3 Pepino Cafe Kolonial Rumah sakit PMI Café Resto BCB 4 Kantor Dinas Kebersihan Kolonial Pemkot Rumah Tinggal Dinas Kebersihan BCB Jalan K.H Burstaman 5 Ruko Perkiraan Tahun 1845 Pribadi Pertokoan Ruko Non BCB 6 Ruko Perkiraan Tahun 1845-1904 Pribadi Pertokoan Ruko Non BCB 7 Ruko Perkiraan Tahun 1845-1904 Pribadi Pertokoan Ruko Non BCB Jalan Ir. H. Juanda 8 Museum Zoologi 1894 Pemerintah Laboratorium Zoologi Museum Zoologi BCB Tabel 15 Elemen lanskap di sub zona B2 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 9 Balai Besar Industri Agro Kolonial Pemerintah Balai Besar Industri Agro BCB 10 Pusat penelitian tanah dan agroklimat Kolonial Pemerintah Pusat penelitian tanah dan agroklimat BCB 11 Direktorat Pengukuhan , Penatagunaan dan Tenurial Kawasan Hutan Kolonial Pemerintah Direktorat Pengukuhan, Penatagunaan dan Tenurial Kawasan Hutan BCB 12 Kementrian Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Kolonial Pemerintah Kementrian Kehutanan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam BCB 13 pasar Antara 1905- 1942 Pasar Pasar Non BCB  Museum Zoologi Bangunan ini dibangun oleh Dr. J. C. Konigsberger pada tahun 1984. Bangunan ini awalnya hanya berupa sebuah ruangan kecil dan sederhana. Fungsi utama dari bangunan ini semula adalah sebagai laboratorium untuk penelitian hewan pengganggu tanaman pertanian dannamanya waktu itu adalah Landbouw Zoologisch Laboratorium yang termasuk dalam ‘s-landsPlantuin Kebun Raya Bogor. Kemudian pada tahun 1901 didirikan gedung baru yang digunakan sebagai ruang koleksi, ruang kerja, ruang pameran, dan laboratorium. Pada tahun 1926 di lantai atas dibuat sebuah ruangan beratap seng untuk menyimpan koleksi serangga agar tetap kering. Sarilestari, 2009 7. Sub zona B3 Sub zona B3 memiliki luas 13.0155 ha mencakup jalan Otista dan Pajajaran. Kawasan ini merupakan kawasan perdagangan, pendidikan dan permukiman dengan ruko-ruko yang tersebar disepanjang jalan Otto Iskandardinata serta rumah tinggal. Selain itu, pada kawasan ini terdapat Tugu Kujang sebagai landmark dari Kota Bogor. Elemen pada sub zona B3 dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16 Elemen lanskap di sub zona B3 No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang Jalan Otto Iskandar Dinata 1 Tugu Kujang 1983 Pemerintah Landmark Kota Bogor Landmark Kota Bogor Non BCB Jalan Bangka 2 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 3 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB Tabel 16 Elemen lanskap di sub zona B3 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 4 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 5 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 6 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 7 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 8 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 9 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB Tabel 16 Elemen lanskap di sub zona B3 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 10 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 11 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 12 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 13 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 14 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 15 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 8. Sub zona B4 Sub zona B4 merupakan kawasan pendidikan, kesehatan, perdagangan jasa, permukiman dan RTH. Kawasan ini memiliki luas 24.9429 ha mencakup jalan Pajajaran dan sekitarnya. Disekitar kawasan ini terdapat banyak vegetasi peneduh sehingga suasana di kawasan ini cukup sejuk. Adapun vegetasi-vegetasi tersebut banyak yang berumur puluhan tahun. Fasilitas kesehatan pada kawasan ini adalah sebuah rumah sakit yang sudah ada sejak masa kolonial. Elemen yang terdapat pada sub zona B4 dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17 Elemen lanskap di sub zona B4 No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang Jalan Pajajaran 1 IPB Pasca Sarjana 1963 Kampus BCB 2 RS PMI Antara 1945-1965 Pemerintah Rumah Sakit Non BCB Jalan Malabar 3 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 4 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 5 Rumah Tinggal Antara 1905-1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB Tabel 17 Elemen lanskap di sub zona B4 lanjutan No Elemen lanskap Periode pembangunan Pemilikan Fungsi Status Dulu Sekarang 6 Sekretariat PMI Antara 1905- 1942 PMI Rumah Dinas Sekretariat PMI BCB 7 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 8 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 9 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 10 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB 11 Rumah Tinggal Antara 1905- 1942 Pribadi Rumah Tinggal Rumah Tinggal Non BCB Berdasarkan tabel elemen lanskap pada setiap sub zona, terdapat 101 elemen lanskap sejarah yang terdiri dari 40 elemen yang merupakan benda cagar budaya dan 61 benda non cagar budaya. Elemen yang terdapat pada sub zona A1 berupa bangunan publik dan rumah tinggal yang berjumlah 11 elemen. Sub zona A2 hanya terdapat 3 elemen lanskap berupa bangunan militer. Kemudian pada sub zona A3 terdapat 13 elemen yang sebagian besar merupakan rumah tinggal. Sub zona A4 terdiri dari bangunan publik dan pemerintahan yang berjumlah 15 elemen. Lalu pada sub zona B1, terdapat 20 elemen yang sebagian besar merupakan bangunan publik. Kemudian pada sub zona B2 terdapat 13 elemen yang terdiri dari bangunan publik dan bangunan pemerintahan. Berbeda dengan sub zona B1 dan B2, pada sub zona B3 terdiri dari rumah tinggal yang berjumlah 15 elemen. Terakhir pada sub zona B4 terdapat 11 elemen yang terdiri dari bangunan publik dan rumah tinggal. Peta pesebaran elemen-elemen bersejarah pada kawasan sekitar Kebun Raya Bogor dapat dilihat pada Gambar 41. Sesuai dengan hasil survei, diketahui bahwa zona yang memiliki karakter kolonial yang paling kuat adalah sub zona A1, A2 dan A4 dilihat dari segi vegetasi, struktur bangunan dan pola sirkulasinya. Pola vegetasi dijalur sirkulasi pada sub zona A1, A2, dan A4 adalah simetris linear. Vegetasi yang terdapat pada sub zona A1, A2, dan A4 adalah kenari Canarium commune, palem raja Roystonia regia, cemara Cupresus semprevirens , beringin Ficus benjamina dan trembesi Samenea saman. Vegetasi ini merupakan vegetasi eksisting yang memberikan kesan kaku, megah dan simetris yang mencirikan karakter kolonial. Sedangkan sub zona A3 dan B3 karakter kolonialnya terlihat dari struktur bangunanya. Struktur bangunan pada sub zona A3 dan B3 yang merupakan kawasan pemukiman memiliki atap pelana dan jenis bukaan yang terbuat dari material kayu. Hal ini sangat mencirikan karakter kuat kolonial.Selain itu, terdapat vegetasi di jalur sirkulasi dengan pola formal pada kedua sub zona. Vegetasi tersebut seperti kenari Canarium commune, beringin Ficus benjamina dan bungur Lagerstomia sp. Selain itu, pada sub zona B3, daun teh- tehan Acalypha macrophyla dan cemara Cupresus semprevirens membentuk border pada tiap rumah. Pola formal simetris tanaman border pada bangunan BCB ini mencerminkan lanskap kolonial. Untuk sub zona B1, B2 dan B4 karakter kolonialnya mulai memudar karena vegetasi dan struktur bangunan pada ketiga sub zona ini sebagian telah mengalami perubahan. Akan tetapi, vegetasi eksisting yang masih terdapat pada ketiga sub zona ini antara lain kenari Canarium commune dan beringin Ficus benjamina. Gambar 41 Peta Pesebaran Elemen Lanskap Sejarah Kawasan Sekitar Kebun Raya Bogor

4.3.6. Aktivitas Sosial Budaya

Walaupun berasal dari suku bangsa dan golongan etnis yang berbeda heterogen, kekerabatan masyarakat Kota Bogor termasuk pada kawasan sekitar Kebun Raya Bogor sangat tinggi. Karakteristik masyarakat yang periang, ramah- tamah soméah, murah senyum, lemah-lembut dan sangat menghormati orang tua sangat mencerminkan budaya masyarakat sunda yang menjadi mayoritas etnis di kawasan ini. Karakter-karakter tersebut dipengaruhi oleh norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat Sunda-Bogor yaitu silih asah, silih asih, silih asuh dan yang terakhir silih wangi yang artinya saling menyempurnakan atau memperbaiki diri melalui pendidikan dan berbagi ilmu, saling mengasihi mengutamakan sifat welas asih antar manusia dan saling melindungi saling menjaga keselamatan. Hingga saat ini, masyarakat kawasan sekitar Kebun Raya Bogor masih menjaga dan mempertahankan keseimbangan magis dengan cara melakukan upacara-upacara adat sedangkan keseimbangan sosial masyarakat melakukan gotong-royong untuk mempertahankannya. Upacara-upacara adat yang masih dilakukan sebagian besar masyarakat kawasan sekitar Kebun Raya Bogor ini antara lain upacara mengandung 7 bulan Upacara Tingkeuban, upacara turun taneuh, upacara sunatan dan upacara adat perkawinan yang terdiri dari upacara sebelum akad nikah, akad nikah, dan setelah akad nikah. Selain itu, pada setiap perayaan 17 Agustus, masyarakat sekitar masih mengadakan pentas seni sunda berupa seni tari dan wayang golek yang bertujuan untuk melestarikan budaya Sunda yang merupakan warisan leluhur mereka. Selain kegiatan kebudayaan, tahun ini terdapat satu event baru yang diadakan oleh pemerintah Kota Bogor yaitu Bogor Heritage Run. Acara ini selenggarakan pada tanggal 19 April 2015 dalam rangka memperingati World Heritage Day pada tanggal 18 April. Bogor Heritage Run ini merupakan sebuah event lari pertama yang diwujudkan guna menunjukkan komitmen Pemerintah Kota Bogor dalam mendukung sektor pariwisata dari sisi warisan budaya lokal. Selain itu, event ini diselenggarakan dalam rangka penggalangan dana untuk perbaikan situs warisan budaya yaitu Museum Perjuangan yang terletak di Jalan Merdeka. Konsep dari lari marathon ini cukup menarik, yakni peserta berlari sejauh 5,5 kilometer melewati beberapa bangunan dan lokasi bersejarah di Kota Bogor dan berfoto selfie. Beberapa lokasi yang dilewati antara lain Istana Bogor, Balaikota, Museum Zoologi, Kantor Pos, Tugu Kujang, dan Vihara Danagun. Pemerintah Kota Bogor mengharapkan event ini dapat menjadi alat promosi yang efektif guna mempromosikan warisan sejarah dan budaya Kota Bogor. Berikut adalah gambaran dari rute Bogor Heritage Run yang lintasanya juga melalui kawasan sekitar Kebun Raya Bogor Gambar 42. Karena kawasan sekitar Kebun Raya Bogor ini berada di pusat kota, maka hampir semua event penting kota diselenggarakan di kawasan ini. Event lainnya adalah festival buah dan bunga yang rute karnaval nya melewati kawasan sekitar Kebun Raya Bogor. Gambar 42 Peta Rute Bogor Heritage Run Sumber: Official Bogor Heritage Run

4.3.7. Aktivitas Ekonomi

Sebagian besar masyarakat kawasan sekitar Kebun Raya Bogor memiliki mata pencaharian sebagai pedagang dan penjual jasa. Hal ini terlihat dari banyaknya bangunan berupa kios dan ruko-ruko di sekitar kawasan Gambar 43. Sesuai dengan RTRW Kota Bogor tahun 2011-2031, kawasan ini ditetapkan sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Kawasan yang menjadi pusat perdagangan terletak di sekitar jalan Otto Iskandardinata karena yang dahulunya juga merupakan area pasar tradisional. Selain kegiatan perdagangan, pada kawasan ini terdapat perkantoran yang sebagian besar didominasi oleh Bank. Gambar 43 Ruko di sekitar kawasan sekitar Kebun Raya Bogor