Program Kota Pusaka di Kawasan Sekitar Kebun Raya Bogor

4.2. Analisis Lanskap Sejarah Perkembangan Kota Bogor

Pembagian masa sejarah Kota Pusaka Bogor berdasarkan Direktorat Jenderal Penataan Ruang 2013, dibagi berdasarkan adanya peristiwa-peristiwa sejarah penting yang membawa pengaruh penting bagi perkembangan kota, terutama secara fisik. Pembagian sejarah tersebut terbagi dalam 5 masa sebelum kemerdekaan dan 3 periode setelah kemerdekaan berdasarkan beberapa kajian yang telah dilakukan yakni; 4.2.1 Masa Kerajaan Pakuan-Padjajaran 1482 -1579 Wilayah Bogor diketahui sebagai Ibukota Kerajaan Padjajaran-Pakuan pada abad ke 8. Nama wilayah Bogor pada masa Kerajaan Pakuan- Padjadjaran adalah Dayeuh yang diperintah oleh seorang rajanya yang paling terkenal, yaitu Sri Baduga Maharaja atau yang diyakini pula sebagai Prabu Siliwangi yang memerintah sejak tanggal 3 Juni 1482 dan dianggap sebagai tahun lahirnya Bogor. Pada tahun 1579, terjadi penyerangan antara penguasa Banten dan Pakuan yang menyebabkan masa ini dianggap sebagai masa berakhirnya Pakuan. Akibatnya, rantai sejarah keberadaan wilayah ini dapat dikatakan hilang sama sekali. Setelah tahun 1579, tidak ada keterangan tertulis lagi mengenai peristiwa yang terjadi di wilayah tersebut Missing Link sampai adanya ekspedisi oleh Scipio dan rombongannya pada tahun 1687, Adolf Winkler pada tahun 1690 dan Abrahan Van Riebeck pada tahun 1703, 1704, dan 1709. Dari laporan- laporan ekspedisi tersebut diketahui beberapa batas kerajaan Pakuan Pajajaran, seperti bahwa wilayah alun-alun Empang ternyata merupakan alun-alun bekas luar jaman Pakuan, dan letak- letak gerbang masuk kerajaan Sarilestari, 2009.  Kondisi Fisik Masa Kerajaan Pakuan-Padjajaran : Wilayah ini diapit oleh Sungai Cisadane dan Sungai Cipakancilan. Sungai Cisadane, Cipakancilan, dan Ciliwung sudah ada sejak masa kerajaan, dimana Sungai Cipakancilan menjadi bagian utama dari kerajaan tersebut Wibisono, 2012. Komponen fisik kota yang terdapat dalam Pakuan terletak di dalam dan di luar benteng Pakuan. Elemen kota yang terdapat di dalam benteng yaitu Keraton dan Alun-alun dalam Kotaraja. Keraton Kerajaan Pajajaran merupakan bangunan megah, indah, dan dihiasi oleh 330 tiang kayu dengan tinggi ± 9,14 m. Keraton ini terletak di sekitar Batutulis, yaitu dimulai dari Jalan Batutulis sebelah barat, Gang Amil sebelah selatan, bekas parit yang telah menjadi perumahan saat ini sebelah timur, dan Benteng Batu yang ditemukan oleh Scipio 1687 sebelum tempat prasasti Batutulis sebelah utara bagian selatan Gang Balekambang Sarilestari, 2009. Sedangkan elemen kota yang terdapat di luar benteng diantaranya Bukit Badigul, Tajur Agung, dan Alun-alun luar Kotaraja. Pada masa tersebut, alun-alun luar memiliki fungsi sebagai medan latihan keprajuritan bagi para laskar Pajajaran. Seluruh kegiatan acara keramaian umum di luar protokol juga dilaksanakan di alun-alun ini. Lalu pada akhirnya alun-alun tersebut menjadi palagan medan pertempuran saat melawan laskar Banten yang ingin menguasai wilayah Pajajaran di Pajajaran ditahun 1579 Danasasmita 1983 dalam Wibisono 2012. Menurut Sarilestari 2009 batas-batas fisik kerajaan Pakuan-Padjajaran adalah sebagai berikut: Sebelah Barat : berupa benteng alam, yaitu dan puncak tebing Cipaku yang curam sampai lokasi Stasiun Kereta Api Batutulis, dan terus membentang sepanjang jalur rel kereta api sampai tebing Cipakancilan setelah melewati lokasi Jembatan Bondongan di Kampung Cincaw. SebelahTimur : berupa benteng yang membentang sejajar dengan Jalan Suryakancana,yaitu dari setelah perpotongan dengan Jalan Suryakancana sampai ke Gardu Tinggi, selanjutnya benteng tersebut mengikuti puncak Lembah Ciliwung melintasi pertemuan antara Jalan Siliwangi dengan jalan Batutulis, dan berlanjut sepanjang puncak Lereng Ciliwung melewati Komplek Perkantoran PAM hingga memotong Jalan Pajajaran. Sebelah Utara : berupa tebing terjal, yaitu dari ujung Iembah Cipakancilan Kampung Cincau tersambung dengan tebing gang beton sampai memotong Jalan Suryakancana. Sebelah Selatan : berupa benteng yang membentang dari setelah perpotongan dengan Jalan Pajajaran menembus Jalan Siliwangi terus memanjang sampai di Kampung Lawang Gintung. Pintu gerbang Pakuan terletak pada bagian utara yang berlokasi di Jembatan Bondongan, dan selatan yang berlokasi di Jalan Siliwangi, Bantar Peuteuy depan Komplek Perumahan LIPI. Gambar 10 Gambar 10 Wilayah Masa Kerajaan Pakuan-Padjajaran 1482 -1579 Sumber : Direktorat Jendral Penataan Ruang 2013