diserap oleh rumput laut semakin banyak baik sebagai air bebas maupun air terikat, sehingga jumlah air pada umur panen 55 hari lebih tinggi jika
dibandingkan dengan umur panen 50, 45 dan 40 hari. Meningkatnya kandungan air rumput laut berkorelasi positif dengan meningkatnya kandungan air karaginan.
Kandungan air pada karaginan yang dihasilkan diduga merupakan air terikat fisik dan kimia, sedangkan air bebas kemungkinan telah menguap. Kadar air yang
dihasilkan pada penelitian ini masih memenuhi standar mutu karaginan yang ditetapkan oleh FAO yaitu maksimum 12.
Interaksi berat bibit 50 g dan umur panen 55 hari menghasilkan kadar air tertinggi. Hal ini dapat diduga bahwa semakin kecil berat bibit dan semakin lama
rumput laut berada di perairan akan semakin banyak kadar air yang diserap oleh rumput laut untuk mensintesis karbohidrat, sehingga menyebabkan kadar air pada
karaginan dalam rumput laut cenderung lebih tinggi.
4.6.5 Kadar abu
Abu merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Kadar abu berhubungan dengan mineral suatu bahan. Nilai kadar abu suatu bahan
pangan menunjukkan besarnya jumlah mineral yang terkandung dalam bahan pangan tersebut Apriyantono et al. 1989. Rata-rata kadar abu karaginan yang
dihasilkan dari penelitian ini berkisar antara 12,89-21,43. Kadar abu karaginan hasil ekstraksi masih memenuhi standar yang
ditetapkan oleh FAO, EU dan ECC yaitu sekitar 15–40, sedangkan FCC menetapkan kadar abu maksimum 35. Pengaruh bagian thalus, berat bibit dan
umur panen terhadap kadar abu karaginan Eucheuma cottonii yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 17.
5 10
15 20
25
40 45
50 55
Umur panen hari K
a d
a r
a b
u
Berat bibit 50 g Berat bibit 100 g
Berat bibit 150 g
a Thalus ujung
5 10
15 20
25
40 45
50 55
Umur panen hari K
a d
a r
a b
u
Berat bibit 50 g Berat bibit 100 g
Berat bibit 150 g
b Thalus Pangkal Gambar 17. Kadar abu karaginan Eucheuma cottonii pada berbagai
bagian thalus, berat bibit, dan umur panen. Semakin tua umur panen kadar abu karaginan semakin meningkat. Hal ini
disebabkan karena semakin lama rumput laut berada dalam suatu perairan, maka semakin banyak kandungan garam-garam mineral yang diserap oleh rumput laut
yang dapat menyebabkan kadar abu karaginan juga meningkat. Suryaningrum et
al. 1991 menyatakan bahwa tingginya kadar abu karaginan karena sebagian besar berasal dari garam dan mineral lainnya yang menempel pada rumput laut,
seperti K,
Mg, Ca,
Na dan
ammonium galaktosa
serta kandungan
3,6-anhidrogalaktosa. Faktor lain yang menyebabkan tingginya kadar abu, diduga disebabkan oleh air hujan dan air dari sungai yang masuk ke perairan tempat
budidaya. Ahmadi 2004 mengatakan bahwa kadar abu karaginan yang diperoleh terutama terdiri dari kalium, natrium, magnesium dan kalsium, karena karaginan
merupakan hidrokoloid yang terutama terdiri dari ester sulfat, kalium, natrium, magnesium,
kalsium dan
amonium dari
galaktosa, dan
3,6 anhidro-D-galaktosa.
4.7 Karakteristik Karaginan Terbaik