f Kedalaman perairan
Kedalaman perairan
yang baik
untuk budidaya
rumput laut
Eucheuma cottonii adalah 0,3-0,6 m pada waktu surut terendah untuk lokasi yang berarus kencang dan untuk metode lepas dasar, 2-15 m untuk metode rakit apung,
metode rawai longline dan sistem jalur. Kondisi ini untuk menghindari rumput laut mengalami kekeringan dan mengoptimalkan perolehan sinar matahari.
Kedalaman perairan di lokasi penelitian lapangan berkisar antara 7,65 m pada saat surut sampai 9,72 m pada saat pasang. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa kedalaman perairan di lokasi penelitian sangat cocok untuk diterapkan metode longline untuk budidaya Euchema cottonii.
g Substrat dasar perairan
Perairan yang mempunyai dasar pecahan-pecahan karang dan pasir kasar, dipandang baik untuk budidaya Eucheuma cottonii. Kondisi dasar perairan yang
demikian merupakan petunjuk adanya gerakan air yang baik. Jenis dasar perairan dapat dijadikan indikator gerakan air laut.
Kondisi dasar perairan di lokasi penelitian merupakan perairan yang berlumpur pasir dan karang.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kondisi dasar perairan di tempat penelitan, cocok
untuk budidaya dengan sistem longline. Lokasi ini tidak cocok untuk budidaya
dengan metode lepas dasar, mengingat kecerahan perairan maksimum hanya sampai pada kedalaman 5,25 m, sementara itu kedalaman maksimum perairan
9,72 m. Jadi apabila budidaya dengan metode lepas dasar diterapkan pada lokasi ini, pertumbuhan rumput laut akan terganggu sebagai akibat terhambatnya cahaya
matahari sampai ke dasar perairan.
4.3 Laju Pertumbuhan Harian Eucheuma cottonii
Laju pertumbuhan harian Eucheuma cottonii yang dihasilkan pada penelitian ini berkisar antara 3,45-5,82.
Laju pertumbuhan yang dianggap menguntungkan adalah diatas 3 pertambahan berat basah per hari Direktorat
Jenderal Perikanan Budidaya 2005. Laju pertumbuhan harian terendah dan
tertinggi masing-masing diperoleh dari kombinasi perlakuan bagian thalus pangkal, berat bibit 150 g, umur panen 40 hari, dan kombinasi perlakuan bagian
thalus ujung, berat bibit 50 g dan umur panen 50 hari. Bagian thalus, berat bibit,
dan umur panen memberikan pengaruh yang nyata p0,05 terhadap laju
pertumbuhan harian rumput laut Eucheuma cottonii. Laju pertumbuhan harian
Eucheuma cottonii pada berbagai bagian thalus, berat bibit dan umur panen dapat dilihat pada Gambar 8.
5.06 4.34
5.45 5.80
5.82 4.75
4.49 4.16
3.89 4.13
4.19 3.95
1 2
3 4
5 6
7
40 45
50 55
Umur panen hari L
a ju
p e
rt u
m b
u h
a n
Berat bibit 50 g Berat bibit 100 g
Berat bibit 150 g
a Thalus ujung
4.94 5.56
5.47 5.20
4.59 4.28
3.74 4.10
3.76 3.96
3.87 3.45
1 2
3 4
5 6
7
40 45
50 55
Umur panen hari L
a ju
p e
rt u
m b
u h
a n
Berat bibit 50 g Berat bibit 100 g
Berat bibit 150 g
b Thalus pangkal Gambar 8. Laju pertumbuhan harian Eucheuma cottonii pada berbagai
bagian thalus, berat bibit, dan umur panen. Rata-rata laju pertumbuhan harian Eucheuma cottonii pada bagian thalus
ujung dan pangkal menunjukkan peningkatan sampai umur panen 50 hari, kemudian mengalami penurunan pada umur panen 55 hari. Laju pertumbuhan
harian tertinggi terjadi pada umur panen 50 hari, untuk semua berat bibit yang berasal dari bagian thalus ujung maupun bagian thalus pangkal.
Laju pertumbuhan harian Eucheuma cottonii tertinggi diperoleh pada umur panen 50
hari yaitu 5,82, 4,75, dan 4,13 masing-masing berasal dari berat bibit awal 50, 100, dan 150 g, untuk bagian thalus ujung dan 5,56, 4,59, dan 3,96
masing-masing berasal dari berat bibit awal 50, 100, dan 150 g, untuk bagian thalus pangkal.
Laju pertumbuhan harian Eucheuma cottonii pada perlakuan bagian thalus ujung lebih tinggi dibandingkan dengan bagian thalus pangkal. Hal ini disebabkan
oleh bagian thalus ujung mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan bagian thalus pangkal. Bagian paling ujung rumput laut menunjukkan laju
fotosintesis yang paling besar dibandingkan bagian lain yang semakin jauh jaraknya dari ujung Glenn dan Doty 1981.
Hasil penelitian Sulistijo dan Atmadja 1977 melaporkan bahwa bibit bagian ujung merupakan bibit yang
tumbuh lebih cepat dibandingkan bagian lainnya, bibit yang lebih muda tampak memberikan gambaran yang terbaik untuk dijadikan bibit.
Berat bibit awal 50 g mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan berat bibit 100 dan 150 g. Semakin kecil berat bibit awal,
persaingan untuk mendapatkan dan menggunakan unsur hara yang berasal dari perairan di sekitarnya semakin kecil, sehingga pertumbuhannya semakin cepat.
Dengan semakin banyaknya unsur hara yang dikonsumsi oleh rumput laut maka laju pertumbuhannya semakin cepat. Sulistijo dan Atmadja 1977 mengatakan
bahwa bibit awal yang lebih sedikit memberikan pertumbuhan yang lebih cepat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa laju pertumbuhan harian
Eucheuma cottonii yang di budidayakan di Dusun Wael menunjukkan peningkatan laju pertumbuhan sampai pada umur panen 50 hari, kemudian mengalami
penurunan pada umur panen 55 hari. Rumput laut dipanen setelah mencapai
puncak pertumbuhan. Yunizal et al. 2000 melaporkan bahwa rumput laut
dipanen setelah tingkat pertumbuhannya mencapai puncak, yaitu beratnya mencapai ± 600 grumpun.
Lama pemeliharaan tergantung dari lokasi, jenis rumput laut, serta metode penanaman
4.4 Berat Kering Eucheuma cottonii