Logam Berat Karakteristik Fisiko-Kimia Karaginan dari Eucheuma cottonii pada Berbagai Bagian Thalus, Berat Bibit dan Umur Panen

Pertambahan umur panen cenderung menyebabkan kadar sulfat karaginan mengalami penurunan. Kandungan sulfat berbanding lurus dengan viskositas karaginan. Rendahnya kadar sulfat pada karaginan dapat menyebabkan viskositas karaginan menurun. Syamsuar 2006 melaporkan bahwa bertambahnya umur panen dapat menurunkan viskositas karaginan, hal ini disebabkan karena penurunan kandungan sulfat. Kadar sulfat yang dihasilkan dari penelitian ini masih memenuhi standar yang ditetapkan oleh EEC dan FAO yaitu berkisar antara 15-40, sedangkan FCC menetapkan 18-40.

4.8 Logam Berat

Dewasa ini pencemaran lingkungan khususnya perairan oleh logam berat bukan hanya menjadi masalah nasional tetapi juga internasional. Pencemaran logam berat dapat berasal dari kegiatan industri maupun alam. Pencemaran air dapat berupa garam dari logam berat dan logam berat yang membentuk senyawa toksik. Logam berat yang sering terdapat dalam pencemaran air adalah Merkuri Hg, Timbal Pb, Kadmium Cd, Tembaga Cu, Kromium Cr, dan Seng Zn dalam bentuk senyawa toksik. Faktor lain sebagai salah satu sumber pencemaran di laut saat ini adalah penggunaan cat antiorganisme penempel antifouling. Ternyata cat antifouling telah menimbulkan pencemaran logam berat yang serius di laut serta sedimen di dok dan tempat sandar kapal. Senyawa yang dikandungnya adalah tembaga, timbal, timah, zink dan air raksa Mukhtasor 2007. Karaginan yang dianalisis logam beratnya adalah karaginan dari kombinasi perlakuan bagian thalus ujung, berat bibit 50 g dan umur panen 50 hari, yang merupakan kombinasi perlakuan terbaik. Hasil pengukuran logam berat timbal, tembaga, dan seng dari karaginan Eucheuma cottonii terbaik dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Kandungan logam berat karaginan Eucheuma cottonii. Jenis logam ppm Karaginan Eucheuma cottonii Timbal Pb 0,0177 Tembaga Cu 0,0076 Seng Zn 0,0266 Karaginan yang dihasilkan mengandung logam berat Timbal, Tembaga dan Seng masing masing sebesar 0,0177 ppm, 0,0076 ppm dan 0,0266 ppm. Dibandingkan dengan unsur logam berat Merkuri dan Kadmium, maka unsur Timbal ini tidak begitu beracun, tetapi unsur ini bersifat kronis dan kumulatif Mukhtasor 2007. Tembaga termasuk dalam kelompok logam esensial dan dalam kadar yang rendah diperlukan oleh mikroorganisme perairan sebagai ko-enzim dalam proses metabolisme tubuh dan sifat racunnya baru muncul dalam kadar yang tinggi. Syamsuar 2006 menyimpulkan bahwa adanya kandungan logam berat Timbal dan Tembaga diperairan menunjukkan adanya pencemaran di lokasi budidaya rumput laut, karena rumput laut mampu menyerap logam berat dari perairan melalui proses absorbsi. Adanya seng dalam karaginan disebabkan oleh akumulasi seng oleh rumput laut melalui absorbsi atau proses pertukaran ion. Proses ini terjadi melalui dinding sel rumput laut, yang kemudian bersenyawa dengan protein dan polisakarida. Kandungan logam berat tepung karaginan hasil penelitian sangat kecil sehingga memenuhi standar mutu karaginan yang ditetapkan oleh EEC untuk Pb maksimum 10 ppm, Cu maksimum 50 ppm, dan Zn maksimum 25 ppm AS Kobenhvns Pektifabrik 1978. 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan