Standard Mutu Karaginan Waktu dan Lokasi Penelitian

Tabel 3. Beberapa penerapan karaginan dalam produk berbahan dasar susu. Produk Fungsi Jenis Taraf Penggunaan - Desert beku es krim, susu es - Susu pasteurisasi, coklat, citarasa buah - Susu skim - Susu isi - Campuran krim untuk keju ”cotage” - Susu sterilisasi cokelat - Evaporasi - Formulasi susu bayi - Puding dan pengisi pie - ”Whipped cream” - Susu dingin ”Shakes” - Yogurt Mengontrol pencairan Membentuk suspensi stabil Konsistensi Pemantap emulsi, konsistensi Daya lekat Membentuk suspensi stabil, konsistensi Pemantap emulsi Pemantap protein dan lemak Pengontrol gelatinisasi pati Pemantap ”overrun” Pemantap suspensi ”Overrun” Membentuk konsistensi suspensi buah-buahan Kappa Kappa Kappa-Iota Kappa-Iota Kappa Kappa Kappa Kappa Kappa Lambda Lambda Kappa 0,010-0,030 0,025-0,035 0,025-0,035 0,025-0,035 0,020-0,035 0,010-0,035 0,005-0,015 0,020-0,040 0,010-0,20 0,05-0,15 0,10-0,20 0,20-0,50 Sumber: FMC corp 1977 Tabel 4. Beberapa penerapan karaginan dalam produk berbahan dasar air. Produk Fungsi Jenis Taraf penggunaan - Gel desert, - Jeli, berkalori rendah, selai, buah awet - Gel ikan - Sirop - Analog buah-buahan - Salad dressing - Pemutih susu imitasi - Kopi imitasi Pembentukan gel Pembentukan gel Pembentukan gel Pemantap suspensi Pembentukan gel, tekstur Pemantap emulsi Pemantap lemak Pemantap emulsi Kappa-Iota Kappa-iota Kappa Kappa-Lambda Kappa Iota Iota-Lambda Lambda 0,5-1,0 0,5-1,0 0,5-1,0 0,3-0,5 0,5-1,0 0,4-0,6 0,03-0,06 0,1-0,2 Sumber: FMC corp 1977

2.8 Standard Mutu Karaginan

Di Indonesia sampai saat ini belum ada standard mutu karaginan. Standard mutu karaginan yang telah diakui dikeluarkan oleh Food Agriculture Organization FAO, Food Chemicals Codex FCC dan European Economic Community EEC. Spesifikasi mutu karaginan dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Spesifikasi mutu karaginan. Spesifikasi FAO FCC EEC Zat volatil Sulfat Kadar abu Viskositas cP Kadar abu tidak larut asam Logam berat : Pb ppm As ppm Cu ppm Zn ppm Kehilangan karena pengeringan Maks. 12 15-40 15-40 Min. 5 Maks.1 Maks. 10 Maks. 3 - - Maks. 12 Maks. 12 18-40 Maks.35 - Maks.1 Maks. 10 Maks. 3 - - Maks. 12 Maks. 12 15-40 15-40 - Maks.2 Maks. 10 Maks. 3 Maks.50 Maks.25 - Sumber : AS Kobenhvns Pektifabrik 1978 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 12 bulan, mulai Agustus 2007 sampai Agustus 2008, yang terdiri dari dua tahap, yaitu penelitian lapangan dan dilanjutkan dengan analisis laboratorium. Lokasi penelitian lapangan di Dusun Wael Desa Piru Kabupaten Seram bagian barat Provinsi Maluku. Lokasi penelitian lapangan dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar 5. Peta lokasi penelitian Analisis laboratorium dilaksanakan di beberapa laboratoriu Gambar 5. Peta lokasi penelitian. ETI ETI KAWA PIRU MALUKU KU LU MALUKU KAIBOBU KAIBOBU NIWELEHU MURNATEN BUANOUTARA TENGAH MO NENIARI NIKU SERAMBARAT Kotania P.Marsegu Y Wael 10 10 20 Kilometers AMBON P.BURU P.SERAM N E W S 3°8 3°8 3°4 3°4 3°00 3°00 2°56 2°56 2°52 2°52 127°52 127°52 127°56 127°56 128°00 128°00 128°4 128°4 128°8 128°8 128°12 128°12 LokasiPenelitian Sungai P. AMBON P. SERAM

P. BURU

Ekstraksi dan analisis karaginan dilaksanakan di beberapa laboratorium. Ekstraksi karaginan dilakukan di Laboratorium Karakteristik dan Bahan Baku Hasil Perairan dan Laboratorium Biokimia Hasil Perairan Program Studi THP IPB. Pengeringan dan penepungan karaginan dilakukan di Pilot Plan Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB. Analisis karaginan dilakukan di Laboratorium Pengolahan dan Laboratorium Biokimia Pangan dan Gizi Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan IPB yang mencakup analisis kekuatan gel, viskositas, titik jendal, titik leleh, derajat putih, kadar abu tidak larut asam dan kadar sulfat. Laboratorium Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB untuk analisis kadar air dan kadar abu, dan Laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan Program Studi Teknologi Industri IPB untuk analisis logam berat Pb, Cu, dan Zn.

3.2 Bahan dan Alat