4.5.1 Kadar air
Kadar air pada rumput laut merupakan komponen yang penting karena berhubungan dengan mutu rumput laut. Rata-rata kadar air rumput laut kering
Eucheuma cottonii berkisar antara 28,94–33,35 Gambar 10.
5 10
15 20
25 30
35 40
40 45
50 55
Umur panen hari K
a d
a r
a ir
Berat bibit 50 g Berat bibit 100 g
Berat bibit 150 g
a Thalus ujung
5 10
15 20
25 30
35 40
40 45
50 55
Umur panen hari K
a d
a r
a ir
Berat bibit 50 g Berat bibit 100 g
Berat bibit 150 g
b Thalus pangkal Gambar 10. Kadar air Eucheuma cottonii pada berbagai bagian thalus,
berat bibit, dan umur panen. Kadar air rumput laut cenderung mengalami peningkatan dengan
bertambahnya umur panen. Hal ini diduga karena sifat hidrofiliknya sehingga rumput laut dapat menyerap air yang cukup banyak dalam bentuk air terikat,
seiring dengan bertambahnya umur panen. Kadar air hasil penelitian masih
memenuhi standar mutu rumput laut kering yang dikeluarkan oleh SNI 1992 yaitu maksimum 35.
4.5.2 Kadar abu
Kandungan abu menunjukkan
besarnya kandungan
mineral pada
rumput laut kering yang tidak terbakar selama pengabuan. Kadar abu rumput laut terutama terdiri dari garam natrium yang berasal dari air laut
yang menempel pada thalus rumput laut Hirao 1971. Hasil analisis kadar abu pada penelitian ini berkisar antara 6,67-28,81 Gambar 11.
5 10
15 20
25 30
35
40 45
50 55
Umur panen hari K
a d
a r
a b
u
Berat bibit 50 g Berat bibit 100 g
Berat bibit 150 g
a Thalus ujung
5 10
15 20
25 30
35
40 45
50 55
Umur panen hari K
a d
a r
a b
u
Berat bibit 50 g Berat bibit 100 g
Berat bibit 150 g
b Thalus pangkal Gambar 11. Kadar abu Eucheuma cottonii pada berbagai bagian thalus,
berat bibit, dan umur panen. Dengan bertambahnya umur panen, kadar abu rumput laut cenderung
mengalami peningkatan. Hal ini berkaitan dengan semakin lama rumput laut
berada dalam suatu perairan maka semakin besar garam-garam mineral yang diserap oleh rumput laut. Rumput laut dengan perlakuan berat bibit awal 50 g
mengandung lebih banyak kadar abu. Hal ini diduga karena semakin kecil berat
bibit rumput laut maka proses penyerapan garam-garam mineral semakin besar, karena persaingan untuk mendapatkan unsur hara dan garam-garam mineral
semakin rendah. Bobot awal thalus memiliki pengaruh terhadap persaingan antar thalus dalam suatu tanaman, baik dalam memanfaatkan ruang, sinar matahari
maupun zat-zat hara yang diperlukan. Kadar abu hasil penelitian belum memenuhi kisaran yang ditetapkan oleh
FAO, yaitu sebesar 15-40. Kisaran kadar abu yang dihasilkan dari penelitian ini, secara umum pada umur panen 50 dan 55 hari sesuai dengan standar mutu yang
ditetapkan oleh FAO, tetapi pada umur 40 dan 45, masih dibawah standar. Hal ini dapat dijelaskan bahwa diduga rumput laut yang dipanen pada umur 40 dan 45
hari belum banyak menyerap garam-garam mineral baik yang berasal dari air hujan, air dari sungai yang masuk ke laut tempat budidaya ataupun yang ada di
perairan sekitar lokasi budidaya.
4.5.3 Kadar abu tidak larut asam