Permasalahan usaha budidaya rumput laut di Dusun Wael a Aspek penataan kawasan

budidaya rumput laut bahkan kadang dengan meggunakan bom dan potasium, akibatnya rumput laut disekitarnya menjadi rusak. b Aspek teknis, panen dan pascapanen Penguasaan terhadap teknologi budidaya oleh pembudidaya masih terbatas hanya pada metode budidaya sedangkan aspek lain seperti pemeliharaan dan teknik budidaya yaitu pemakaian bibit dan waktu panen yang belum efektif, penggunaan bibit yang sangat heterogen baik itu berat bibit maupun bagian thalus, sedangkan pemanenan dalam waktu yang sama. Semuanya ini belum dipandang sebagai bagian yang penting dari teknologi budidaya rumput laut. Permasalahan yang muncul adalah rendahnya kapasitas produksi rumput laut. Penguasaan terhadap teknologi panen dan pascapanen juga masih rendah. Panen dan pascapanen dilakukan seadanya saja, belum memperhatikan cara-cara panen dan pascapanen yang benar. c Hama dan penyakit Hama yang biasa menyerang rumput laut adalah ikan beronang, penyu dan lain-lain. Selain itu yang menjadi salah satu kendala terhadap perkembangan usaha budidaya rumput laut di Dusun Wael adalah adanya penyakit ice-ice. Akibat dari penyakit ice-ice, dapat membuat kerusakan rata-rata 70-75 rumput laut yang ada di Dusun Wael. Biasanya penyakit ice-ice ini muncul pada musim pancaroba baik pada saat pancaroba pertama pada Maret sampai Mei, maupun pancaroba kedua pada September sampai Nopember.

4.2 Faktor Lingkungan Perairan a Suhu permukaan laut

Pengaruh suhu terhadap sifat fisiologi organisme perairan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi fotosintesis disamping cahaya dan konsentrasi fosfat Odum 1971. Perbedaan suhu terjadi karena adanya perbedaan energi matahari yang diterima oleh perairan. Suhu akan naik dengan meningkatnya energi matahari yang masuk ke dalam perairan. Hal ini dapat meningkatkan kecepatan fotosintesis sampai pada radiasi tertentu. Hasil pengukuran suhu permukaan laut di lokasi penelitian berkisar antara 28-30 o C. Sulistijo 1994 menyatakan kisaran suhu perairan yang baik untuk rumput laut Eucheuma adalah 27–30 o C. Kisaran suhu yang baik untuk pertumbuhan Eucheuma cottonii adalah 24-31 o C Sugiarto 1984 diacu dalam Eidman 1991. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kondisi suhu perairan di Dusun Wael Desa Piru Kabupaten Seram bagian barat Provinsi Maluku, sesuai untuk pertumbuhan rumput laut Eucheuma cottonii. b Kecepatan arus Rumput laut merupakan organisme yang memperoleh makanan melalui aliran air yang melewatinya. Gerakan air yang cukup akan membawa nutrien yang cukup pula dan sekaligus mencuci kotoran yang menempel pada thalus. Besarnya kecepatan arus yang ideal antara 15-50 cmdet Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya 2005. Kecepatan arus selama penelitian berkisar antara 22-48 cmdet. Pergerakan air mempengaruhi bobot, bentuk thalus dan produksi bahan-bahan hidrokoloid Eucheuma Doty 1987. Dengan demikian maka kecepatan arus selama penelitian cukup baik untuk pertumbuhan Eucheuma cottonii. Arus dan ombak yang berkekuatan besar dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman seperti patah, atau terlepas dari tali pengikat atau substratnya. Selain itu penyerapan unsur hara kurang optimal karena belum sempat diserap oleh rumput laut telah dibawa kembali oleh arus. Arus dan ombak yang besar di perairan pantai juga menyebabkan perairan menjadi keruh sehingga mengganggu proses fotosintesis tanaman. Kecepatan arus yang lambat dapat menyebabkan kotoran yang menempel pada thalus tidak seluruhnya dapat dibersihkan, dan pasokan unsur hara semakin terhambat karena pergerakan air yang kurang optimal. c Salinitas Eucheuma cottonii adalah rumput laut yang bersifat stenohaline, yaitu tidak tahan terhadap fluktuasi salinitas yang tinggi. Salinitas yang baik berkisar antara 30-37 ppt Kadi dan Atmaja 1988. Penurunan salinitas akibat masuknya air tawar dari sungai dapat menyebabkan pertumbuhan rumput laut Eucheuma sp. menurun. Salinitas hasil pengukuran di lokasi penelitian berkisar antara 33-35 ppt. Berdasarkan hal ini, maka perairan Dusun Wael Desa Piru Kabupaten Seram bagian barat Propinsi Maluku sesuai untuk pembudidayaan rumput laut