49
Sulawesi Utara dengan ib u kota Manado terletak antara 0°15‘ – 5°34‘ Lintang
Utara dan antara 123°07‘ – 127°10‘ Bujur Timur, yang berbatasan dengan Laut Sulawesi, Republik Philipina dan Laut Pasifik disebelah utara serta Laut Maluku
di sebelah timur. Batas sebelah selatan dan barat masing-masing adalah Teluk Tomini dan Provinsi Gorontalo Lampiran 1.
Adapun tempat penelitian terdiri dari 2 kota dan 3 Kabupaten di provinsi Sulawesi Utara, yaitu Kota Bitung, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara,
Kabupaten Minahasa Selatan, dan Kabupaten Minahasa Tenggara. Lokasi kegiatan lapangan berpusat di Kota Bitung.
Penelitian ini diawali dengan serangkaian kegiatan persiapan yang berlangsung selama bulan April sampai dengan Juli 2008. Kegiatan Focus Group
Discussion FGD dilakukan pada bulan Agustus 2008. Survei lapangan di
perusahaan perikanan kota Bitung dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2008. Selanjutnya proses pengolahan dan analisis data dilakukan di
Kota Manado dan Bogor.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Data yang dihimpun untuk melandasi penalaran dalam mencapai tujuan penelitian ini, terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer yang telah
dikumpulkan mencakup indikator kinerja kunci pada perikanan tuna dan kegiatan aktual dari perusahaan perikanan di kota Bitung. Data sekunder dihimpun
bersumber dari data di Dinas Perikanan dan Kelautan, Badan Pusat Statistik BPS di daerah dan instansi lainnya.
Berkenaan dengan pengumpulan data, serangkaian kegiatan telah dikerjakan dalam bentuk FGD dan survei. Mengacu pada kuesioner, dalam
kegiatan ini dilakukan FGD, wawancara dan dokumentasi tentang objek perikanan tuna di Sulawesi Utara. Mengenai data dan informasi, pengumpulannya
dikerjakan melalui pencarian di internet dan studi pustaka longlist, diskusi dan wawancara shortlisting dan hasil penilaian ahli danatau peneliti shortlisted.
Indikator-indikator tersebut disiapkan dan disusun dalam satu daftar isian kuesioner untuk verifikasi lapangan.
50
Dalam hubungan dengan proses penyusunan formulasi pembangunan perikanan tuna terpadu yang berkelanjutan, selain data sekunder dikumpulkan
juga data primer melalui observasi dan wawancara. Tabel 6
Data dan analisis
Tujuan Data
Analisis
1
Merumuskan IKK ditinjau dari segi
ekonomi, finansial, sosial, ekologi dan
pemerintah Data sekunder melalui
kajian pustaka dan browsing
internet Data primer melalui
FGD Focus Group Discussion
Tabulasi
Analisis frekuensi relatif Analisis prioritas
2
Menentukan kinerja perikanan tuna terpadu
Data sekunder berupa IKK perikanan tuna di
Sulawesi Utara
Data primer melalui obervasi dan
wawancara pada perusahaan perikanan
tuna AHP Analitycal
Hierarchy Process
AKPI Augmented Key Performance Indicators
3
Memformulasikan IKK sebagai standar
formulasi
3.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dimulai dengan melakukan kajian pustaka tentang IKK menurut dimensi finansial, ekonomi, sosial, teknologi, biologi dan lingkungan.
IKK hasil kajian pustaka selanjutnya disusun dalam bentuk longlist yang disesuaikan dengan kondisi industri perikanan tangkap terpadu di Sulawesi Utara.
Setiap dimensi dibatasi 20 indikator untuk mendapatkan kinerja kunci pada industri perikanan tangkap terpadu.
Proses penilaian IKK dalam longlist dilakukan melalui FGD focus group discussion
dengan pendekatan kualitatif. Peserta FGD terdiri dari beberapa
unsur, seperti disajikan pada Tabel 7.
51
Tabel 7 Peserta FGD No
Mewakili unsur Jumlah
1 Peneliti
1 2
Akademisi 3
3 Pengusaha perikanan tangkap
2 4
Pengusaha pengolahan ikan tuna 2
5 Dinas Perikanan 3 Kabupaten dan 2 kota
10 6
Lembaga Swadaya Masyarakat 2
Jumlah 20
Pemilihan peserta FGD didasarkan pada kemampuan dan komitmen dari peserta dalam memajukan dan mengembangkan perikanan tuna yang ada di
Sulawesi Utara. Peneliti diundang dari PRPT Jakarta, Akademisi berasal dari dosen-dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi
yang telah lebih dari 15 tahun menjadi staf pengajar dan telah meraih gelar Strata 3. Pengusaha perikanan tangkap dan pengusaha pengolahan ikan tuna berasal dari
pengusaha yang telah menekuni bidangnya masing-masing minimal 10 tahun. Lembaga swadaya masyarakat yang dipilih adalah LSM yang mempunyai
kepedulian terhadap konservasi lingkungan laut. Lima Dinas Perikanan dan Kelautan kabupaten dan kota masing-masing diikuti oleh kepala dinas dan
seorang kepala bidang. Dipilihnya para kepala dinas karena dianggap yang paling tahu akan keadaan perikanan di daerahnya dan sebagai pengambil keputusan yang
berhubungan dengan perikanan dan industri dia daerahnya masing-masing. Sebelum pelaksanaan FGD, setiap peserta dibagikan longlist aspek dan
indikator untuk memberikan penilaian awal tentang prioritas indikator perikanan tuna terpadu. IKK dalam longlist aspek dan indikator perikanan tuna terpadu
selanjutnya dibahasdidiskusikan dalam bentuk FGD untuk mendapatkan penilaian para pakar dan praktisi perikanan tuna tentang prioritas dan ketepatan
IKK pada industri perikanan tangkap terpadu. Pembahasandiskusi dimulai dengan pertanyaan terfokus. Pertanyaan terfokus adalah pertanyaan yang telah ada
pada longlist. Longlist disusun berdasarkan hasil kajian pustaka tentang indikator kinerja pada beberapa industri yang telah menggunakan IKK sebagai
52
penggambaran keberhasilan satu organisasi. Indikator-indikator ini selanjutnya disesuaikan untuk perikanan tuna terpadu.
3.4 Metode Analisis Data