Analisis Frekuensi Relatif Analisis Prioritas

52 penggambaran keberhasilan satu organisasi. Indikator-indikator ini selanjutnya disesuaikan untuk perikanan tuna terpadu.

3.4 Metode Analisis Data

Hasil penilaian sebelum dan sesudah FGD ditabulasi dan dianalisis menggunakan metode frekuensi relatif, untuk mendapatkan urutan prioritas indikator kinerja kunci perikanan tuna terpadu dan analisis prioritas untuk menetapkan prioritas kinerja.

3.4.1 Analisis Frekuensi Relatif

Analisis frekuensi relatif dilakukan untuk mengevaluasi apakah terdapat` perbedaan yang signifikan dari frekuensi pilihan sebelum FGD dan frekuensi pilihan setelah dilakukan FGD yaitu dengan menggunakan uji t berpasangan, dengan persamaan: n d d n i i 1 n i i d d d n S 1 2 1 1 1 dimana: d i = pasangan data ke i Sd = standard deviasi n = jumlah sampel Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu peserta FGD dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda, yaitu Frekuensi pilihan sebelum FGD didasarkan pada pilihan individu sebelum dilakukan FGD, dan frekuensi pilihan sesudah FGD adalah hasil pilihan oleh individu setelah dilakukan diskusi.

3.4.2 Analisis Prioritas

Analisis prioritas bertujuan untuk menetapkan prioritas kinerja berdasarkan bobot pilihan penilaian. Analisis prioritas dilakukan dengan 53 mengikuti cara penilaian yang dikemukakan oleh Gonzalez 2006. Penilaian ini dipisahkan ke dalam 5 bobot band untuk tiap kinerja Tabel 8. Tabel 8 Presentase kinerja menurut bobot penilaian dalam perikanan tuna terpadu Kinerja berada pada: bobot Dinyatakan sebagai: Dibawah 10 1 Sangat di bawah rata-rata 10 hingga kurang dari 30 2 Dibawah rata-rata 30 hingga kurang dari 70 3 Rata-rata 70 hingga kurang dari 90 4 Diatas rata-rata 90 hingga 100 5 Secara signifikan di atas rata-rata Sumber : Gonzales 2006 Dalam menentukan skor indikator total SIT digunakan persamaan sebagai berikut: 5 1 i i i B f SIT 3 dimana : f i = Frekuensi bobot pilihan pakar dan stakeholder perikanan tangkap ke i B i = Band bobot penilaian ke i i = 1,2,...,5 Setelah bobot prioritas IKK diperoleh, baik dari hasil sebelum dan sesudah FGD, selanjutnya dilakukan analisis untuk menentukan pendapat pakar dan praktisi perikanan yang diprioritaskan dalam penentuan indikator kinerja perikanan tangkap tuna terpadu, dimana persamaan prioritas kinerja Pk dihitung dengan: n SIT Pk 4 dimana : n = Jumlah responden yang memberikan pilihan Indikator kinerja yang diprioritaskan selanjutnya disusun dalam satu shortlisting IKK berdasarkan dimensi finansial, ekonomi, sosial, pemerintah dan ekologi menurut tingkat nasional dan tingkat sektor perikanan tuna terpadu, 54 sedangkan di tingkat perusahaan shortlisting IKK didasarkan pada input, output, outcome dan process. Setiap IKK didefinisikan danatau diberi batasan, kemudian diuraikan cara menghitung dan mengukur tiap kriteria untuk mendapatkan kriteria keputusan. Prioritas indikator kinerja berdasarkan kriteria keputusan ini selanjutnya dibuat menjadi shortlisted Lampiran 7 untuk diuji pada perusahaan-perusahaan melalui formulasi IKK pada perikanan tangkap terpadu.

3.4.3 Analytical Hierarchy Process AHP