91
mempunyai skor antara 1 dan 2, yang menunjukkan apakah unsur yang dinilai rendah 1 dan tinggi 2. Skor trend investasi berkisar antara 0 dan 1 yang berarti
bahwa trend yang buruk 0 dan trend yang baik 1. Jumlah tenaga kerja mempunyai rentang skor 1 hingga 3 yang mana skor 1 menunjukkan kurangnya
tenaga kerja; 2 cukup tenaga kerja dan 3 kelebihan tenaga kerja. Risiko kecelakaan mempunyai skor antara 0 hingga 2 yang berarti bila tingkat
kecelakaan dalam proses produksi mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi 0; sedang 1 dan kurang 3. Skor untuk jarak daerah penangkapan terdiri dari jarak
yang jauh 1, tidak berubah 2 dan dekat 3. Laju eksploitasi mempunyai skor 1 untuk laju eksploitasi yang tinggi dan 2 untuk laju eksploitasi yang tinggi.
Komposisi tangkapan yang beragam mempunyai skor 0, cukup beragam 1 dan kurang beragam 3. Skor budaya bahari terdiri dari 0 untuk masyarakat yang
tidak peduli dan 1 untuk yang peduli.
5.1.3 Indikator kinerja kunci perikanan tuna di tingkat perusahaan
Indikator ini digunakan untuk mengakses beberapa aspek yang berperan dalam implementasi dan kinerja operasional perusahaan. Longlist indikator
kinerja kunci perikanan tuna tingkat perusahaan disajikan dalam Tabel 20. Indikator kinerja input tingkat perusahaan terdiri dari rasio likuiditas, rasio
leverage , rasio debt service, biaya produksi dan kapasitas pemanfaatan. Rasio
likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan satu perusahaan untuk melunasi utang jangka pendek yang jatuh tempo dengan uang tunai atau kas yang
dikumpulkan. Rasio leverage ukuran utang terhadap kapitalisasi total satu perusahaan. Bila rasio ini semakin tinggi, maka utang yang ada berlebihan dan
menandakan kemungkinan perusahaan tidak mampu menghasilkan laba untuk memenuhi kewajiban. Rasio debt service adalah perbandingan antara arus kas
yang tersedia dan pembayaran utang pokok serta bunga dalam periode tertentu guna menilai apakah satu perusahaan cukup untuk memenuhi kewajibannya.
Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan atau dibebankan untuk membuat barang atau produk meliputi bahan baku, upah dan biaya tidak langsung.
92
Tabel 20
Longlist indikator kinerja kunci perikanan tuna di tingkat perusahaan
Indikator Kinerja di Tingkat Perusahaan Input:
Rasio likuiditas Rasio leverage
Rasio debt service Biaya produksi
Kapasitas pemanfaatan
Output:
Total asset turnover Pendapatan karyawan
Tingkat kesejahteraan karyawan Nilai penjualan
Outcome:
Persepsi dan kepuasan terhadap hasil Pengembangan investasi
Internal rate of return
Process
Penggunaan teknologi Pelatihan ABK
Penggunaan hasil-hasil penelitian Sistem program appraisal
Sumber : Hasil kajian pustaka Kapasitas pemanfaatan adalah jumlah maksimal kerja yang dapat
dihasilkan oleh satuan produksi atau perusahaan. Indikator output terdiri dari total asset turnover, pendapatan karyawan,
tingkat kesejahteraan karyawan dan nilai penjualan. Total asset turnover adalah kemampuan asset perusahaan untuk memperoleh pendapatan; makin cepat asset
perusahaan berputar, maka makin besar pendapatan perusahaan tersebut. Pendapatan karyawan adalah pembayaran untuk jasa yanbg biasanya dibayar
dalam satuan waktu tertentu seperti hari, minggu, dan bulan. Tingkat kesejahteraan karyawan adalah satu aspek manajemen yang memperhatikan
kesejahteraan, baik fisik maupun emosi dari para pekerja. Perusahaan beranggapan bahwa dengan memperhatikan kesejahteraan para pekerja, maka
mereka akan lebih produktif. Pandangan ini bertitik tolak dari filsafat manajemen partisipatif bahwa pekerja bukan hanya sebagai alat, tapi merupakan asset utama
93
perusahaan. Nilai penjualan adalah jumlah total barang yang terjual oleh perusahaan dalam jangka waktu tertentu.
Indikator outcome terdiri dari persepsi dan kepuasan terhadap hasil, pengembangan investasi dan internal rate of return. Persepsi dan kepuasan
terhadap hasil adalah daya untuk memahami sesuatu dengan jelas dan cermat akan hasil yang dicapai. Pengembangan investasi adalah penanaman modal yang
biasanya dalam jangka panjang untuk peningkatan guna mendapatkan pertambahan hasil yang semakin lama semakin besar. Pengembangan investasi
merupakan syarat suatu perusahaan untuk menambah profit. Sektor perikanan secara nasional mempunyai potensi bisnis yang cukup besar, baik bisnis skala
kecil maupun skala besar, karenanya perlu diciptakan iklim investasi yang kondusif. Internal rate return adalah tingkat diskonto dimana nilai sekarang dari
arus kas satu investasi masa datang sama dengan biaya dari investasi. Angka ini ditemukan dengan proses mencoba dan mencoba lagi; jika nilai bersih sekarang
dari arus kas keluar biaya dari investasi dan arus kas keluar laba atas investasi sama dengan nol, maka taraf diskonto yang digunakan adalah tingkat hasil
pengembalian intern. Apabila hal itu lebih besar dari pengembalian yang di persyaratkan-dinamakan tingkat batas dalam penganggaran modal investasi itu
dapat diterima. Dipakai sebagai ukuran untuk memilih beberapa proyek yang diperkirakan akan memberikan tingkat laba tertinggi.
Indikator process terdiri dari penggunaan teknologi, pelatihan ABK, penggunaan hasil-hasil penelitian dan sistem program appraisal. Penggunaan
teknologi adalah penggunaan ilmu pengetahuan terutama penerapannya untuk menggantikan ketrampilan tenaga kerja dengan mesin. Pelatihan ABK adalah satu
proses untuk memperdalam dan meningkatkan ketrampilan dan pengetahuan para ABK lewat bimbingan yang diberikan instruktur melalui penyelesaian tugas dan
latihan. Penggunaan hasil penelitian adalah menggunakan hasil temuan atau penelitian tentang teknologi, pemasaran, operasional dan lainnya yang dapat
membantu meningkatkan profit. Perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat mengharuskan suatu perusahaan untuk mengadopsi hasil penemuan
atau teknologi yang lebih baru untuk efisiensi perusahaan. Sistem program
94
appraisal adalah penilaian tentang apakah satu prosedur atau sistem telah atau
belum memenuhi standar untuk meningkatkan efisiensi. Sebelum FGD, indikator input yang menjadi prioritas adalah biaya
produksi, rasio likuiditas dan rasio debt service. Indikator output terdiri dari pendapatan karyawan, tingkat kesejahteraan karyawan dan nilai penjualan.
Indikator outcome terdiri dari pengembangan investasi, internal rate of return serta persepsi dan kepuasan terhadap hasil. Indikator process terdiri dari
penggunaan teknologi, pelatihan ABK dan penggunaan hasil-hasil penelitian. Setelah dilakukan FGD, prioritas indikator input terdiri dari rasio leverage,
biaya produksi dan rasio likuiditas. Indikator output terdiri dari pendapatan karyawan, tingkat kesejahteraan karyawan dan nilai penjualan. Indikator outcome
terdiri dari pengembangan investasi dan internal rate return. Tabel 21 Indikator kinerja di tingkat perusahaan sebelum dan sesudah FGD
Indikator Tingkat Perusahaan
Sebelum FGD Sesudah FGD
n SIT
Pk Urutan
n SIT
Pk Urutan
Prioritas Prioritas
Input
Rasio likuiditas
19 75
3,95 2
16 72
4,50 3
Rasio leverage
18 68
3,78 5
14 64
4,57 1
Rasio debt service
18 69
3,83 3
16 64
4,00 5
Biaya produksi
18 77
4,28 1
15 68
4,53 2
Kapasitas pemanfaatan
19 72
3,79 4
14 59
4,21 4
Output
Total asset turnover
19 75
3,95 4
16 64
4,00 3
Pendapatan karyawan
19 84
4,42 1
16 80
5,00 1
Tingkat kesejahteraan karyawan
19 83
4,37 2
16 80
5,00 1
Nilai penjualan
19 78
4,11 3
15 67
4,47 2
Outcome:
Persepsi dan kepuasan terhadap hasil
20 80
4,00 3
17 72
4,24 2
Pengembangan investasi
19 79
4,16 1
18 90
5,00 1
Internal rate of return
18 73
4,06 2
18 90
5,00 1
Process
Penggunaan teknologi
19 87
4,58 1
18 90
5,00 1
Pelatihan ABK
19 85
4,47 2
18 90
5,00 1
Penggunaan hasil-hasil penelitian
19 77
4,05 3
18 90
5,00 1
Sistem program appraisal
19 71
3,74 4
18 90
5,00 1
95
Indikator process terdiri dari penggunaan teknologi, pelatihan ABK, penggunaan hasil-hasil penelitian dan sistem program appraisal.
Dari Tabel 21, nampak bahwa indikator input sebelum FGD diperoleh prioritas penilaian terhadap biaya produksi sebesar 4,28 akan tetapi setelah
dilakukan diskusi, diperoleh bahwa indikator input ditunjukkan dengan rasio leverage
dengan nilai prioritas kinerja sebesar 4,57. Dengan dasar pemikiran bahwa yang menunjukkan perusahaan berada dalam keadaan sehat jika rasio ini
kecil, yang artinya bahwa utang perusahaan kecil. Pada indikator output, disepakati bahwa pendapatan karyawan sebagai elemen utamanya dengan nilai
prioritas kinerja sebelum 4,42 dan sesudah FGD 5,00. Indikator outcome dengan elemen utama pengembangan investasi dengan nilai prioritas kinerja
sebelum FGD sebesar 4,16 dan setelah FGD sebesar 5. Hal ini berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya. Indikator proses
sebagai bagian dalam kemajuan perusahaan ditunjukkan dengan nilai prioritas kinerja penggunaan teknologi sebesar 4,16 sebelum FGD dan menjadi 5,00
setelah dilakukan FGD. Elemen ini berkaitan dengan laju memproduksi hasil tangkapan tuna sebagai bahan baku utama dalam produk pasar, baik untuk fresh
tuna maupun frozen, bahkan untuk pengolahan ikan kaleng. Uji t Lampiran 11 menunjukkan bahwa semua indikator terdapat pilihan
prioritas yang nyata berbeda P 0,05. Dalam arti kata bahwa prioritas elemen indikator sangat dipengaruhi oleh pelaksanaan FGD, sehingga terjadi perubahan
pilihan yang nyata dari semua indikator yang ada. Hasil analisis AHP diperoleh 9 prioritas indikator kinerja kunci tingkat
perusahaan sebelum pelaksanaan FGD Gambar 30.
96
0,18 0,185
0,19 0,195
0,2 0,205
0,21 0,215
0,22 Biaya produksi
Penggunaan hasil-hasil penelitian Nilai penjualan
Pengembangan investasi Persepsi dan kepuasan terhadap hasil
Tingkat kesejahteraan karyawan Pendapatan karyawan
Pelatihan ABK Penggunaan teknologi
Gambar 30 Prioritas indikator kinerja kunci di tingkat perusahaan sebelum
FGD
Setelah dilakukan FGD diperoleh 8 prioritas indikator kinerja kunci untuk tingkat perusahaan melalui analisis dengan AHP Gambar 31.
0,185 0,19 0,195
0,2 0,205
0,21 0,215
0,22 0,225 0,23
Pendapatan karyawan Tingkat kesejahteraan karyawan
Pengembangan investasi Internal rate of return
Penggunaan teknologi Pelatihan ABK
Penggunaan hasil-hasil penelitian Sistem program appraisal
Gambar 31 Prioritas indikator kinerja kunci di tingkat perusahaan setelah FGD
Indikator tingkat perusahaan dibentuk melalui empat komponen, yaitu komponen input, output, outcome dan process. Berdasarkan penilaian pakar dan
stakeholder perikanan, prioritasnya diitunjukkan pada Gambar 32.
97
1 2
3 4
5 Input
Output
Outcome Process
Gambar 32 Diagram prioritas indikator tingkat perusahaan.
Dalam Gambar 32, nampak bahwa prioritas indikator secara berurut
adalah sebagai berikut: indikator process skor prioritas = 5, indikator outcome skor prioritas 4,75 dan indikator output skor prioritas = 4,62, sedangkan
indikator input prioritasnya lebih rendah dari ketiga indikator sebelumnya. Skor prioritas indikator process menunjukkan bahwa semua elemen yang
ditawarkan adalah penting untuk dijadikan indikator kinerja tingkat perusahaan, yaitu penggunaan teknologi, pelatihan ABK Anak Buah Kapal, penggunaan
hasil-hasil penelitian dan sistem program appraisal Gambar 33. Kesemua elemen ini sangat berpengaruh terhadap kinerja proses dalam perusahaan.
Gambar 33 Skor prioritas indikator process di tingkat perusahaan
98
Dari tiga prioritas indikator outcome, terdapat dua indikator dalam menentukan outcome tingkat perusahaan, yaitu Internal Rate of Return IRR dan
pengembangan investasi Gambar 34. Dalam indikator outcome sangat dipengaruhi oleh elemen IRR dan pengembangan investasi yang nilai skor
prioritasnya sebesar 5.
Gambar 34 Skor prioritas indikator outcome di tingkat perusahaan Terdapat empat elemen dalam indikator output, yaitu total asset turnover,
pendapatan karyawan, tingkat kesejahteraan karyawan dan nilai penjualan. Dari keempat elemen ini, terdapat dua elemen yang menjadi prioritas dalam penentuan
indikator kinerja kunci tingkat perusahaan, yaitu pendapatan karyawan skor prioritas = 5 dan tingkat kesejahteraan karyawan skor prioritas = 5 Gambar
35.
99
Gambar 35 Skor prioritas indikator output di tingkat perusahaan.
Kontribusi masing-masing elemen untuk penentuan indikator kinerja kunci tingkat perusahaan, disajikan pada Gambar 36.
Gambar 36 Kontribusi elemen terhadap indikator kinerja perikanan tangkap
tuna terpadu tingkat perusahaan
Elemen yang berkontribusi dalam indikator process adalah sistem program
appraisal yang berkontribusi sebesar 10, penggunaan hasil-hasil penelitian 10, pelatihan ABK 12 dan penggunaan teknologi 10.
Indikator output elemennya merupakan elemen lain dari elemen yang ada pada indikator process dan indikator outcome, yaitu pendapatan karyawan dan tingkat
kesejahteraan karyawan. Kontribusi elemen pada indikator outcome adalah internal
rate of return yang sebesar 10 dan pengembangan investasi sebesar
100
10 serta faktor lain yang berkontribusi sebesar 2,5 yang dalam hal ini terdiri dari persepsi dan kepuasan terhadap hasil produksi Gambar 36.
Elemen-elemen dalam indikator kinerja kunci tingkat perusahaan disajikan dalam shortlisted yang ada dalam Tabel 22, dengan skoring yang dapat dilakukan
untuk menentukan tingkat kinerja perusahaan. Tabel 22 Shortlisted penilaian indikator tingkat perusahaan
Elemen indikator tingkat nasional Skor
Kriteria Baik
buruk Sistem program appraisal
Penggunaan hasil-hasil penelitian Pelatihan ABK
Penggunaan teknologi Pendapatan karyawan
Tingkat kesejahteraan karyawan Internal Rate of Return
Pengembangan investasi Persepsi terhadap hasil produksi
Kepuasan terhadap hasil produksi 0 - 1
0 - 2 0 - 2
0 - 1 0 - 2
0 - 2 0 - 2
0 - 1 0 - 2
0 - 2 1
2 2
1 2
2 2
1 2
2 1
diadopsi dari FAO 2001 Skor penilaian sistem program appraisal berkisar antara 0 tidak ada dan
1 ada. Penggunaan hasil-hasil penlitian berkisar antara 0 tidak pernah, 1 tidak sering dan 2 sering digunakan. Pelatihan ABK mempunyai skor 0 tidak pernah
dilakukan, 1 kadang-kadang dan sering 2. Skor penggunaan teknologi terdiri dari 0 tidak menggunakan dan 1 menggunakan teknologi. Skor pendapatan
karyawan antara 0 kurang dari 50, 1 50 hingga 80 dan 2 lebih dari 80 berasal dari kegiatan perikanan. Tingkat kesejahteraan karyawan mempunyai skor
antara 0 bukan dari kegiatan usaha perikanan, 1 sebagian dari perikanan dan 2 berasal dari kegiatan perikanan. Internal rate of return IRR mempunyai skor
antara 0 IRR 1, 1 IRR = 1 dan 2 IRR 1. Pengembangan investasi mempunyai skor penilaian antara 0 tidak ada pengembangan dan 1 terdapat
pengembangan. Skor penilaian persepsi terhadap hasil produksi berkisar antara 0 tidak baik, 1 baik dan 2 sangat baik. Penilaian kepuasan terhadap hasil
produksi berkisar antara 0 tidak puas, 1 puas, dan 2 sangat puas.
101
5.2 Penilaian kinerja perikanan tuna terpadu di Sulawesi Utara